Anda di halaman 1dari 7

TERBATAS

KESIAPAN PERWIRA SISWA DALAM


PENEMPATAN JABATAN BARU DI SATUAN YANG BARU

Psikologi sebagai salah satu ilmu pengetahuan tentang manusia yang


memfokuskan pada perilaku manusia memberi sumbangan besar pada
pemahaman terhadap perilaku, sebab-sebab munculnya perilaku, meramalkan
perilaku sampai pada memanipulasi perilaku agar seseorang individu mampu
bertindak sesuai dengan yang diharapkan oleh pengendali perilaku. Interaksi
individu dengan individu lainnya, kelompok maupun organisasi yang lebih luas
merupakan kondisi dinamis yang harus diperhitungkan dalam memahami perilaku
manusia. Aspek-aspek internal individu maupun aspek-aspek eksternal individu
yang mendasari perilaku individu mengalami perkembangan dan perubahan yang
menarik dalam kehidupan seseorang.
Kehidupan Militer sebagai salah satu sistem kehidupan masyarakat
mengalami perkembangan yang pesat sejalan dengan perkembangan peradaban
manusia. Militer bukan sekedar sebagai tempat bagi seseorang untuk
memperoleh pekerjaan, militer sudah menjadi profesi yang menuntut persyaratan
psikologi tertentu. Disisi lain kehidupan militer merupakan salah satu sistem dalam
masyarakat yang memiliki struktur, nilai, perilaku yang khas militer yang mengikat
individu dalam berinteraksi dengan sesama individu lain, kelompok maupun
dengan masyarakat diluar militer.
Kehidupan militer selalu dikaitkan dengan tugas-tugas yang penuh dengan
kekerasan, membahayakan dan mengancam keselamatan anggotanya. Seperti
diketahui bahwa tingkah laku manusia sangat dipengaruhi dan merupakan reaksi
terhadap kondisi lingkungan yang dihadapi. Oleh karena itu anggota militer yang
senantiasa dihadapkan kepada tugas-tugas yang mengancam keselamatan
dirinya, akan menimbulkan berbagai tingkah laku mulai dari yang terkendali
sampai dengan tingkah laku yang abnormal, terutama bila situasi lingkungan yang
mengancamnya begitu kuat dan berlangsung secara terus-menerus dalam waktu
yang relatif lama. Kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam diri
individu sebgai sistem psikofisik yang khas dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pernyataan organisasi yang dinamis mengandung arti bahwa

TERBATAS
TERBATAS
2

kepribadian itu dapat berkembang dan berubah, dan disamping itu adanya
organisasi yang mengikat dan menghubungkan berbagai macam komponen dari
kepribadian. Karena kepribadian merupakan organisasi maka ada kemungkinan
bahwa kepribadian itu mengalami disorganisasi dengan demikian individu juga
dapat mengalami gangguan dalam kepribadiannya. Kepribadian prajurit TNI
adalah keseluruhan sifat, sikap, tingkah laku, ucapan dan tindakan yang
mencerminkan jiwa sebagai insan pejuang/ patriot dan insan prajurit TNI.
Tingkat kematangan kepribadian seseorang dalam peningkatan karir dapat
digambarkan melalui tahap perkembangn kepribadian seseorang sebagai
berikut : pada tahap pertama sebagai tahap permulaan seseorang memasuki
karir pekerjaannya yaitu pada usia 20 – 25 tahun merupakan tahap eksplorasi
dimana seseorang sedang melakukan penyesuaian diri terhadap tugas
pekerjaannya. Pada usia ini tuntutan terhadap kemampuan fisik tergolong tinggi
karena ia harus memiliki kesiapan untuk bergerak keberbagai tempat dengan
tingkat kecepatan yang tinggi. Disisi lain ia harus memiliki kesiapan untuk
melakukan berbagai latihan dalam rangka pembentukan sikap , bekal ketrampilan
serta latihan reaksi motorik yang lentur. Tahap kedua adalah tahap ‘intimasi’
dimana seseorang sudah memiliki kesiapan fisik dan mental untuk menjalin
berbagai kerjasama dengan rekannya tahap ini dimulai sejak usia 25 tahun hingga
30 tahun. Tahap ini akan dilanjutkan dengan tahap kematangan tugas dan tahap
kematangan pribadi hingga seseorang mencapai tingkat kematangan optimal
pada perkembangan karirnya yaitu pada usia 45 tahun. Pada usia 45 tahun
merupakan titik kritis bagi perkembangan karir dan kematangan kepribadian
seseorang. Bila ia mampu membekali dirinya dengan berbagai ketrampilan dan
pengetahuan serta visi pribadi yang terarah maka dirinya akan mengalami tahap
pertumbuhan yang positif sampai ke puncak karirnya. Bila tidak mampu
melakukan peningkatan dan penambahan bekal pribadi maka pada usia 45 tahun
ini akan terjadi stagnasi, dimana seseorang mengalami kemandegan baik dari
segi kemampuan ketrampilan maupun wawasan dirinya. Disisi lain pada individu-
individu yang merasa telah mencapai kemapanan ia cenderung akan melakukan
proses ‘maintenance’ yakni menjaga segala hal yang telah diperolehnya dan
merasa puas dengan apa yang telah dikerjakannya proses maintenance ini akan
dilakukan sampai usia pensiun pada usia 55 -60 - tahun.

TERBATAS
TERBATAS
3

/ Peningkatan …..
Peningkatan disiplin anggota TNI AD merupakan seluruh upaya, kegiatan
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi dan
pengendalian untuk menghasilkan suatu tingkat ketangguhan daya tempur dan
daya kerja yang diperlukan satuan untuk mencapai tujuan organisasi sebagai
paduan serasi dari semua pembinaan unsur daya mampu tersebut. Dengan
demikian psikologi mempunyai peranan penting dalam pembinaan upaya
peningkaan disiplin anggota, karena peningkatan disiplin tidak terlepas dari
perilaku individu dalam satuan tersebut. Psikologi mempelajari perilaku manusia
dalam kaitan dengan lingkungannya, untuk mendalami perilaku seorang individu
tampaknya tidak mudah, karena dalam diri individu terdapat berbagai aspek
yang dapat mempengaruhi seseorang dalam bereaksi terhadap stimulus-stimulus
dari lingkungannya, yang antara lain aspek, persepsi, motivasi, emosi, sikap, nilai,
dan lain-lain. Ketika seorang Perwira yang baru selesai mengikuti pendidikan dan
memperoleh penugasan baru dikesatuan yang baru, ia dengan semangat dan
keyakinan diri yang besar serta ingin segera mengimplementasikan segala
kemampuan dan pengetahuannya untuk memperoleh prestasi yang lebih tinggi.
Namun yang dihadapi kondisi satuan saat ini tidak memungkinkan untuk
menerapkan ilmu dari hasil pendidikannya dikarenakan mengalami keterpurukan
dalam berbagai aspek, diantaranya (1) Sarana prasarana dan personel yang tidak
memenuhi syarat; (2) Banyak terjadi pelanggaran disiplin pada anggota; (3) Para
Perwira kurang mampu mengendalikan anggotanya; (4) Masih banyaknya keluhan
dari ibu-ibu Persit karena anak-anak mereka tidak dapat sekolah dengan tenang,
karena jarak letak sekolah yang jauh, kualitas kurang terjamin ; (5) Masih ada
beberapa persoalan yang harus segera diselesaikan, dimana beberapa pasangan-
pasangan muda yang menikah karena desakan tokoh masyarakat setempat.

Dari uraian tersebut, maka dari beberapa permasalahan yang dihadapi oleh
perwira siswa ditempat kesatuannya yang baru bagaimana tindakan apa yang
harus dilakukan oleh perwira siswa sebagai lulusan dari Susreg Seskoad dalam

TERBATAS
TERBATAS
4

menyelesaikan permasalahan tersebut mengingat kredibilitas sebagai lulusan


Susreg dipertaruhkan dalam mengatasi permasalahan seperti ini.

Untuk mendalami perilaku seorang individu tampaknya tidak mudah,


karena dalam diri individu terdapat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi
seseorang dalam bereaksi
/ terhadap …..
terhadap stimulus-stimulus dari lingkungannya, yang antara lain aspek, persepsi,
motivasi, emosi, sikap, nilai, dan lain-lain. Ketika seorang Perwira yang baru
selesai mengikuti pendidikan dan memperoleh penugasan baru dikesatuan yang
baru, ia dengan semangat dan keyakinan diri yang besar ingin segera
menerapkan segala kemampuan dan pengetahuannya untuk memperoleh prestasi
yang lebih tinggi. Dikesatuan baru ia bertemu dengan seniornya yang pernah
mengikuti pendidikan yang sama dan telah beberapa tahun berada dikesatuan
tersebut. Beberapa Perwira senior yang juga lulusan Susreg setelah bertugas
ditempat tersebut mengluh kondisi sarana, prasarana dan personil yang memiliki
persyaratan-persyaratan cukup untuk menyelesaikan tugas.
Penugasan merupakan tindakan dari pimpinan TNI-AD untuk memberikan
wewenang dan tanggung jawab, melalui jabatan kepada seorang perwira TNI-AD.
Potensi ini akan berdampak besar jika tidak tepat dalam menempatkan seorang
perwira TNI-AD dalam jabatan yang tepat. Sehingga masih sering terjadinya
kesalahan-kesalahan prosedural yang seharusnya tidak perlu terjadi. Hal
tersebut dapat terjadi karena seorang perwira TNI-AD menempati suatu jabatan
tertentu yang mungkin tidak sesuai dengan kepribadiannya. Faktor pengetahuan
dan pengalaman dibidang jabatan tersebut juga merupakan penentu akan
keberhasilan seorang perwira TNI-AD dalam menduduki suatu jabatan. Pada saat
ini penilaian jabatan yang sesuai dengan kepribadian seorang perwira TNI-AD,
hanya dilakukan setelah mengikuti pendidikan Seskoad melalui test psykologi.
Akan tetapi hasil test tersebut juga belum dipedomani dalam pembinaan personil
dalam jabatan seorang perwira TNI-AD.

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi ditempat kesatuan yang


baru dengan jabatan yang baru, maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai

TERBATAS
TERBATAS
5

berikut : Pertama, Untuk meminimalkan kesalahan-kesalahan prosedural yang


tidak perlu terjadi maka penempatan seorang perwira TNI-AD dalam jabatan
yang tepat harus dilaksanakan. Karena perwira TNI-AD dalam menempati suatu
jabatan telah disesuaikan dengan pengetahuan, pengalaman dan
kepribadiannya. Penilaian dilakukan sejak awal melalui test psikologi. Kemudian
hasil test tersebut disesuaikan dengan hasil dalam melaksanakan tugas, di
bidang-bidang yang berbeda pada saat menjadi Pama. Dari ke dua penilaian
tersebut dikombinasikan untuk dipedomani dalam pembinaan karier selanjutnya

/ pada …..
pada saat berpangkat Pamen. Sehingga diharapkan akan tercapai suatu
keberhasilan dalam tugas karena didasari akan kemampuan dan kepribadian
perwira TNI-AD. Kedua, Dalam penggunaan atau penugasan perlu penentuan
spesialisasi jabatan. Penempatan orang yang tepat pada jabatan yang tepat harus
diterapkan sepenuhnya, sehingga akan mendorong profesionalisme perwira TNI-
AD di masa mendatang. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahap
penggunaan ini, yaitu : a. Penempatan orang yang tepat pada jabatan yang tepat
harus diterapkan sepenuhnya. Demikian juga mengenai tour of duty dan tour of
area harus diterapkan secara konsisten dalam pembinaan karier; b. Membuat
suatu pola dasar pembinaan personil perwira TNI-AD yang merupakan suatu
rancangan yang menggambarkan secara umum pengembangan karier
seorang perwira TNI-AD, mulai saat pengangkatan sampai akhir masa dinasnya.
Pola dasar tersebut terbagi dalam 4 (empat) periode pengembangan yang
masing-masing mempunyai ciri penonjolan dan kegiatannya sendiri yaitu : 1)
Periode Pengembangan Dasar ( 0-10 tahun/letnan s/d kapten). Pada periode ini
jabatan yang dapat diduduki adalah sampai dengan golongan jabatan VI. Dalam
periode ini seorang Perwira selain akan ditempatkan untuk menguasai taktik,
teknik, senjata dan alat peralatan dari kecabangan dan fungsinya juga diberi
kesempatan bertugas di satuan Komando Kewilayahan. Disinilah ia akan
mengembangkan sifat-sifat kepemimpinan, sikap mental dan kesadaran akan
tanggung jawab terhadap tugas yang diemban; 2) Periode Pengembangan
Profesi (10– 18 tahun / Mayor – Letkol ). Pada periode ini jabatan yang dapat
diduduki adalah golongan V dan VI. Pengarahan pada jabatan disesuaikan

TERBATAS
TERBATAS
6

dengan keahlian dan bakat sesuai hasil test psykologi pada saat Selapa. Dalam
periode ini penekanan diletakkan pada hal-hal sebagai berikut :a) Pengembangan
kecakapan taktis dan teknis, serta memadukan pengetahuan dengan kecakapan;
b) Penugasan sebagai Gumil/Dosen pada periode ini dapat dilakukan secara
bergantian pada periode ini. Penugasan diluar struktur juga dapat berlangsung
pada periode ini, mengingat bahwa perwira yang bersangkutan telah cukup
memiliki dasar kepemimpinan, sikap mental, kemampuan berkomunikasi,
kesadaran akan tugas dan tanggung jawab, diharapkan dapat mengembangkan
dan memantapkan dirinya dalam penugasan diluar struktur; c) Seleksi untuk
jabatan-jabatan yang lebih selektif antara lain sebagai Danyon dan Dandim
(sesuai hasil psikotes pengarahan jabatan); d) Jenis pendidikan yang dapat
ditempuh pada periode ini antara lain : (1) Seskoad dan yang setingkat; (2)
Pendidikan atau kursus spesialisasi jabatan /kejuruan/keahlian yang
diperlukan; (3) Bagi yang berprestasi dan terpilih dapat mengikuti pendidikan
Sesko TNI dan yang setingkat. 3) Periode Bhakti dan Pengembangan Lanjutan
(18 – 28 tahun / Kolonel ke atas). Pada periode ini jabatan yang dapat diduduki
adalah golongan jabatan IV ke atas. a) Periode ini ditandai dengan makin
bertambahnya proporsi penugasan yang bersifat bukan teknis kecabangan murni
serta memerlukan kecakapan dalam bidang-bidang fungsional Staf Umum dan
fungsional lainnya dimana ia ditugaskan; b) Dalam periode inilah seorang
Perwira akan memberikan dharma bhaktinya secara maksimal, dengan
menerapkan bakat dan kemampuan yang telah dikembangkan selama kariernya
pada masalah-masalah strategi Pertahanan Nasional dan memprakarsai
kebijakan untuk TNI keseluruhannya. Dalam periode ini mulai diutamakan
kemampuan untuk memandang lingkup kemiliteran sebagai keseluruhan peran
TNI-AD/TNI dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.
Periode ini mengutamakan cara berpikir, menilai dan memandang masalah secara
keseluruhan, di samping mengatur dan memberikan arah serta memegang
kepemimpinan pada suatu bagian kecil dari keseluruhan tadi; c) Pada akhir
periode ini para Perwira yang terpilih diharapkan telah memiliki kualifikasi
pendidikan Lemhannas sebagai bekal dalam periode Dharma Bhakti pada tataran-
tataran yang lebih tinggi diling-kungan Mabes TNI/ Departemen Pertahanan; d)
Pola penugasan harus dipilih yang mengarah pada pemanfaatan daya

TERBATAS
TERBATAS
7

kemampuan atau titik kuat dan potensi yang dimiliki Perwira yang bersangkutan.
Pada hakekatnya periode ini merupakan pengembangan pemimpin - pemimpin
masa depan untuk kesiapan mengemban tanggung jawab yang lebih besar pada
masa yang akan datang; e) Dalam periode ini penempatan/pengarahan jabatan
disesuaikan dengan pengalaman, pendidikan dan prestasi yang telah
diperlihatkannya antara lain : (1) Danbrig/setingkat; (2) Asisten Kodam/Divisi; (3)
Danrindam, Danrem; (4) Paban Suad; (5) Penugasan Staf dilingkungan Dinas,
Pusat, Direktorat dan penu-gasan sebagai Gumil Utama dan Dosen Gol IV serta
penugasan diluar struktur; (6) Jabatan Panglima Komando Utama; (7) Jabatan
Staf pada tingkatan Mabes TNI-AD atau Mabes TNI; (8) Jabatan Dan/Dir/Ka
Puscabfung.

Dari uraian tersebut diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
untuk mewujudkan Perwira TNI AD yang profesional pada bidang dan jabatannya,
maka perlu ditentukan arah jabatan dari seorang Perwira TNI AD pada saat
setelah selesai mengikuti pendidikan sesuai bakat dan kemampuan dari penilaian
kerja dan hasil psikotest. Dalam menghadapi situasi penempatan tugas di satuan
yang baru dengan jabatan yang baru maka Perwira dituntut memiliki kemampuan
yang handal baik kemampuan pada aspek kepemimpinan, intelektual, mental
spiritual, manajemen, dan kemampuan fisik yang memadai. Sehingga dapat
mengayomi dan menggerakkan anggotanya dalam usaha membangun kehidupan
satuan yang lebih baik.

Bandung, 15 Pebruari 2007


PERWIRA SISWA

HENDI SUHENDI
MAYOR KAV NOSIS. 45025

TERBATAS

Anda mungkin juga menyukai