--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KASUS :
Seorang mahasiswa kesehatan memiliki impian dan cita-cita menjadi seorang wirausaha,
dan dia merasa saat ini kuliah di program studi kesehatan tersebut tidak sesuai dengan
keinginannya. Mahasiswa tersebut berkuliah di program studi tersebut karena keinginan
orangtuanya, dan tidak merasa nyaman untuk menolak permintaan orangtuanya.
Mahasiswa merasa malas, untuk belajar dan sibuk dengan usaha untuk mencapai
impiannya
PERTANYAAN :
@@@@@@ S e l a m a t m e n g e r j a k a n @@@@@@
NAMA : DENA HARDIANTI
NIM : C.0105.20.162
1. Berikan penjelasan pada mahasiswa tersebut bahwa kita dapat menyelesaikan kedua
nya tanpa meninggalkan kewajiban yang lain, selagi kita menyelesaikan kuliah maka saat ada
waktu senggang kita bisa memulai untuk berwirausahaan secara bersamaan. Menjalankan
usaha yang fleksibel karna bisnis dan kuliah sama-sama penting bagi masa depan,
menjalankan keduanya dengan baik dengan memilih jenis usaha yang fleksibel serta
menghindari buka usaha yang dijaga setiap saat sebaiknya pilih jenis usaha yang bisa
disesuaikan dengan kesibukan perkuliahan contoh nya bisnis online dapat dijalankan
darimana saja dan kapan saja tidak terikat waktu kerja dan tidak akan mengganggu kegiatan
kuliah
3. Gaya-gaya kepemimpinan
Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan ini biasa diterapkan dalam sebuah perusahaan dan akan efektif
apabila setiap karyawan mengikuti setiap alur prosedur dan melakukan tanggung
jawab rutin setiap hari. Tetap saja dalam gaya kepemimpinan ini tidak ada ruang bagi
para anggota untuk melakukan inovasi, karena semuanya sudah diatur dalam sebuah
tatanan prosedur yang harus dipatuhi oleh setiap lapisan.
Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan dan setiap kebijakan,
peraturan, prosedur diambil dari idenya sendiri. Kepemimpinan jenis ini memusatkan
kekuasaan pada dirinya sendiri. Ia membatasi inisiatif dan daya pikir dari para
anggotanya. Pemimpin yang otoriter tidak akan memperhatikan kebutuhan dari
bawahannya dan cenderung berkomunikasi satu arah yaitu dari atas (pemimpin) ke
bawah (anggota). Jenis kepemimpinan ini biasanya dapat kita temukan di akademi
kemiliteran dan kepolisian.
Kepemimpinan Partisipatif
Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide dapat mengalir dari bawah (anggota)
karena posisi kontrol atas pemecahan suatu masalah dan pembuatan keputusan
dipegang secara bergantian. Pemimpin memberikan ruang gerak bagi para bawahan
untuk dapat berpartisipasi dalam pembuatan suatu keputusan serta adanya suasana
persahabatan dan hubungan saling percaya antar pimpinan dan anggota. Jenis
kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila para anggota belum cukup matang
dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan memiliki motivasi tinggi terhadap
pekerjaan. Namun sebaliknya dapat menjadi boomerang bagi perusahaan bila
memiliki karyawan yang bertolak belakang dari pernyataan sebelumnya.
Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan jenis ini cenderung terdapat aksi transaksi antara pemimpin dan
bawahan di mana pemimpin akan memberikan reward ketika bawahan berhasil
melaksanakan tugas yang telah diselesaikan sesuai kesepakatan. Pemimpin dan
bawahan memiliki tujuan, kebutuhan dan kepentingan masing-masing
Kepemimpinan Transformasiona
Hubungan yang terjalin antara pemimpin yang melayani dengan para anggota
berorientasi pada sifat melayani dengan standar moral spiritual. Pemimpin yang
melayani lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi dari para anggota
daripada kepentingan pribadinya.
Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang kuat atas para pengikut oleh
karena karisma dan kepercayaan diri yang ditampilkan. Para pengikut cenderung
mengikuti pemimpin karismatik karena kagum dan secara emosional percaya dan
ingin berkontribusi bersama dengan pemimpin karismatik. Karisma tersebut timbul
dari setiap kemampuan yang memesona yang ia miliki terutama dalam meyakinkan
setiap anggotanya untuk mengikuti setiap arahan yang ia inginkan.
Kepemimpinan Situasional
4. Kepuasan kerja merupakan aspek penting pada diri seseorang karyawan didalam organisasi
karena dengan adanya kepuasan kerja pada diri seseorang karyawan dalam bekerja dan akan
lebih memacu motivasinya dalam setiap kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Bahwa
aspek –aspek kerja yang ber pengaruh terhadap kepuasan kerja adalah komunikasi dan rekan
kerja,promosi,keamanan kerja, gaji, perusahaan dan manajemen pengawasan, faktor-faktor
intrinsik pekerjaan kondisi kerja,aspek social dalam pekerjaan.Sedangkan faktor yang
mempengaruhinya yaitu bahwa aspek –aspek kerja yang berpenganih terhadap kepuasan
kerja adalahpromosi gaji,pekerjaan itu sendiri, supervisi, teman kerja, keamanan kerja,kondisi
kerja, administrasi/ kebijakan,komunikasi,tanggungjawab, pengakuan, prestasi
kerja,dankesempatan untuk berkembang. adanya motivasi kerja akan timbul kepuasan pada
karyawan dimana pada akhirnya akan membuat karyawan menjadi lebih produktif, serta akan
mencegah timbulnya rasa frustasi serta rendahnya kepuasan kerja pada karyawan.,salah
satunya kepuasan kerja yang pada akhirnya akan mendorong karyawan tersebut lebih giat
bekerja untuk lebih baik dan dapat memberikan kontribusinya secara optimal terhadap
pencapaian tujuan perusahaan
Persamaannya adalah:
Perbedaannya adalah:
a.Kepala diangkat oleh kekuasaan/instansi tertentu, pemimpin dipilih oleh anak buahnya
b.Kepala kekuasaannya berasal dari kekuatan peraturan dan kekuasaan atasannya, sedangkan
pemimpin kekuasaannya menurut peraturan dan berlandaskan kepercayaan anak buah.
d.Kepala bertindak sebagai penguasa, sedang pemimpin berperan sebagai pencetus ide
organisator dan koordinator.
e.Kepala tidak merupakan merupakan bagian dari anak buah sedangkan pemimpin
merupakan bagian dari anak buah