Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR JAWABAN TERSTRUKTUR

Nomor : LJ/ /VIII/2022

Prodi : Diklapa II Kecabangan Arhanud


TA 2022 Mata Kuliah : Kejuangan TNI
Bahan Kajian : Psikologi Kepemimpinan Madya

Penugasan untuk Serdik.

a. Latar Belakang.

Prajurit Tentara Nasional Indonesia pada dasarnya


merupakan individu-individu yang memiliki tanggung
jawab besar untuk menjaga keberlangsungan kehidupan
berbangsa dan bernegara, tak terkecuali TNI Angkatan
Dara. Dimana semangat untuk menjaga kedaulatan
bangsa dari ancaman yang datang, baik dari luar
maupun dari dalam, merupakan suatukeharusan dan
syarat utama yang harus dimiliki oleh setiap prajurit TNI,
tak terkecuali prajurit TNI AD.

Setiap prajurit tentunya memiliki watak dan perilaku


yang berbeda. Hal ini disebabkan karena beberapa hal,
misalnya : latar belakang pendidikan, keterampilan, watak
dasar maupun faktor- faktor lainnya dari prajurit itu sendiri.
Pada dasarnya bersifat komplek dan sangat sulit untuk
dipahami karena manusia berbeda dengan mesin dan
peralatan kerja lainnya.

Untuk menjamin terlaksananya kinerja yang positif


pada personil TNI AD, maka stabilitas kejiwaan para
personil merupakan hal yang sangat fundamental. Dalam
penelitiannya, Sherman dkk (2012), menyebutkan bahwa
militer adalah bidang pekerjaan yang paling banyak
menyebabkan stres kepada para personilnya. Sherman
dkk (2012), menyebutkan bahwa dari sepuluh profesi yang
umumnya dipilih oleh masyarakat, profesi militer masuk
diantara lima profesi yang penuh dengan tekanan dan
selalu berhubungan dengan bahaya fisik. Soria dkk
(2014), menyebutkan bahwa profesi sebagai personil
militer merupakan pekerjaan yang paling rentan
mengakibatkan stress pada individu dengan rata-rata skor
sebesar 84,72 (dari 100 yang merupakan gangguan
kejiwaan sempurna), dan berimplikasi pada tindak
perilaku yang membahayakan jiwa.

Stress berhubungan luas dalam bidang kesehatan


mental yang negatif seperti depresi, kecemasan, gejala
fisik, dan bahkan kematian pada kasus-kasus ekstrim
tertentu (Folkman & Moskowitz, 2000). Pada dasarnya,
masalah stress bermula dari tidak terpenuhinya
kebutuhan psikologis dan fisik, termasuk hubungannya
secara sosial. Pemenuhan kebutuhan psikologis
khususnya, berkaitan erat dengan psychological well-
being seseorang, dimana semakin terpenuhinya
kebutuhan psikologis seseorang, maka psychological
well-being pun akan semakin meningkat (Ryan & Deci,
2001).

Indikasi adanya stres kerja antara lain disebabkan


adanya pemberian tugas yang terlalu berat dari pimpinan,
sering mengalami konflik akibat tugas yang tidak sesuai
dengan pekerjaan, sering di beri tugas yang belum di
jelaskan oleh pimpinan, sering mendapat masalah dalam
menjalankan pekerjaan dan harus bertanggung jawab
dengan pekerjaan rekan kerja. Indikasi di atas sangat
rentan terjadi pada prajurit sehingga mengakibatkan
stres.
Beban berlebih secara kualitatif, pada sisi yang lain
terjadi jika prajurit merasa tidak memiliki kemampuan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka atau
standar panampilan yang di tuntut terlalu tinggi. Suatu
stres yang dialami banyak pekerja adalah tidak adanya
pengendalian atas suatu situasi. Langkah kerja, urutan
kerja, pengambilan keputusan, waktu yang tepat,
penetapan standar kualitas karyawan itu sendiri, dan
kendali jadwal adalah penting bagi kebanyakan orang

Dalam perspektif kepemimpinan, kedudukan dan


peran pemimpin tampak dominan dan dapat dianggap
sebagai salah satu faktor determinan dalam proses
manajemen suatu organisasi militer. Peran yang dominan
itu tentu tidak lepas dari karakter dan kapasitasorang
yang berkedudukan sebagai pemimpin serta kondisi para
pihak yang dipimpin dan situasi kepemimpinan di antara
para pihak tersebut. Para pemimpin harus memiliki
kesadaran bahwa dapat berperilaku berbeda pada waktu
berhubungan terhadap prajurit secara individual dengan
berhubungan terhadap prajurit secara keseluruhan. Hal ini
tentu dapat difahami dengan menilai perilaku organisasi
yang telah terinternalisasi menjadi budaya kerja para
anggota organisasi. Perilaku organisasi yang dimaksud
tentu tidak terbatas dalam pengertian individu tetapi
sekaligus juga mencakup pengertian kelompok-kelompok
tertentu dalam organisasi. Misalnya perilaku kerja individu
merujuk pada perilaku kerja perseorangan. Sedangkan
perilaku organisasi kelompok terhimpun dalam suatu unit
kerja tertentu (Bass dkk, 2003).

Pimpinan perlu melakukan pembinaan yang


sungguh-sungguh terhadap prajurit agar dapat
menimbulkan kepuasan dan komitmen organisasi sehinga
pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja yang tinggi.
Setiap pimpinan organisasi TNI AD, selalu memerlukan
sejumlah prajurit sebagai pembantunya dalam
melaksanakan tugas- tugas yang menjadi volume dan
beban kerja unit masing-masing. Hal ini membawa
konsekuensi bahwa setiap pimpinan berkewajiban
memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk
membina, menggerakkan dan mengarahkan semua
potensi prajurit di lingkungannya agar terwujud volume dan
beban kerja yang terarah pada tujuan.

Seorang pimpinan perlu melakukan pembinaan


terhadap prajuritnya guna meningkatkan kepuasan kerja,
komitmen organisasi dan kinerja yang tinggi. Gaya
kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh
seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang
lain (Marzuki, 2002). Gaya kepemimpinan merupakan
norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku
orang lain. Masing-masing gaya tersebut memiliki
keunggulan dan kelemahan. Seorang pemimpin akan
menggunakan gaya kepemimpinan sesuai kemampuan
dan kepribadiannya.
b. Penugasan.

Berdasarkan uraian di atas, menurut pendapat Pasis


bagaimanakah Pengaruh situasi stress dikaitkan dengan
pendekatan Initiating Structure (tugas) terhadap gaya
kepemimpinan TNI AD. Jelaskan pendapat pasis secara
komprehensif (disertai dengan dasar referensi yang Pasis
gunakan)
Pendahuluan

1. Umum. Tidak dapat dipungkiri bahwa kepemimpinan memegang peranan


sentral dalam pengelolaan organisasi manapun, termasuk TNI yang nyata hadir
dengan perwujudan fungsinya secara berhasil dan berdaya guna dalam
pembangunan bangsa Indonesia. Membahas kepemimpinan, berarti
mengungkap, menganalisis, serta menilai secara komprehensif mengenai kualitas
dan kuantitas interaksi antar figur seseorang dengan kapasitas dan segala yang
dimiliki pribadinya, dengan sekelompok orang yang saling terikat kearah
pencapaian tugas dalam suatu situasi yang melingkupinya. Faktor penting yang
dibahas dalam kepemimpinan, adalah individu pemimpin, kelompok individu yang
dipimpin, jenis tugas, serta situasi. Situasi bisa mewujud dalam bentuk waktu
yang tersedia, dukungan dana/peralatan/logistik, cuaca- medan-musuh,
kesempatan/peluang, karakteristik daerah/masyarakat dan seterusnya. Seorang
pemimpin harus merasa berkepentingan dengan kelompok yang dipimpinnya
dikaitkan dengan tugas dan situasi yang ada. Ada dua hal penting mengenai
kelompok yang dipimpin dalam hal mana perlu dimengerti dan dihayati oleh
pemimpin, yaitu :
a. Kelompok memiliki dikotomi dalam keberadaannya, yakni
menyelesaikan tugas yang dibebankan, dan dipelihara sebagai sistem yang
utuh melalui pemenuhan kebutuhan dari masing-masing anggotanya.
b. Individu sebagai anggota kelompok yang dinyatakan memegang
peranan dalam jabatan penting harus dapat memenuhi dua sasaran yang
disebut dalam butir a. yaitu tugas dan pemeliharaan kelompok. Butir b.
menunjuk pada peran yang diidentifikasi sebagai peran pemimpin. Jika
seorang berhasil dalam mempengaruhi tindakan kelompoknya, maka paling
tidak telah dijamin adanya pemenuhan fungsi hubungan tugas, dan
kemampuannya dalam memelihara kelompok.
Sifat pemimpin Initiating Structure:
a. Ia menugaskan anggota kelompok untuk bekerja
b. Ia memelihara standart kerja
c. Ia meminta anggota kelompok untuk mengikuti dan mentaati
peraturan
2. Pelaksanaan

a. Hipotesa bahwa stress atau tugas yang mendesak maupun


percepatan lainnya akan diikuti dengan peningkatan konsensus kelompok
walaupun mungkin cukup banyak pendapat yang berbeda sebelumnya dan
hal tersebut tentunya disesuaikan dengan kepentingan dari adanya tujuan
tertentu.
b. Dalam keadaan dibawah stress, kelompok akan berkemauan untuk
mengorbankan kemandiriannya, dalam rangka mencapai tujuan yang
diinginkan sebagai upaya untuk mengurangi stress atau kembali pada
situasi status quo. Situasi dibawah stress ini mungkin ideal untuk
kepemimpinan aotokratik (Seseorang dengan pendekatan tugas yang tinggi
atau I.S. yang tinggi). Jika tujuan sudah tercapai, Konsensus mulai
menurun, dan kelompok membutuhkan pendekatan tugas yang rendah.oleh
karena itu mereka membutuhkan pemimpin yang demokratis (I .S nya
rendah).
Jadi pemimpin yang memiliki initiating structure
a. Menurut Field Manual 22-100 (A.S), kepemimpinan dalam militer
adalah proses “mempengaruhi” orang untuk menyelesaikan tugas.

b. Menurut, Harold Koontz, dkk, kepemimpinan sebagai pengaruh,


seni, atau proses mempengruhi orang-orang sehingga mereka akan
berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan sendiri dan
antusias.

c. Menurut Hersey dan Blanchard, kepemimpinan adalah proses


mempengaruhi kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
untuk mencapai tujuan tertentu dalam situasi tertentu.

3. Penutup.

Anda mungkin juga menyukai