PENDAHULUAN
Seperti yang diajarkan oleh Sun-Tzu dan dijabarkan oleh (Ames, 2002)
“Komandan yang utuh mampu mencapai dan memelihara kendali terhadap situasi
militer dengan cara analogis dengan kendali seorang penguasa yang handal terhadap
situasi sipil dengan kendali seorang petani terhadap panennya : dengan pemahaman
yang tuntas akan kondisi-kondisi yang menentukan situasinya dan memanipulasi
terhadap keadaan-keadaan ini demi tujuannya : ia yang mengenal musuhnya dan
dirinya sendiri tak akan pernah beresiko dalam status pertempuran”. Axelrod (2003)
mengemukakan bahwa manager (pemimpin) yang efektif harus bermain dalam
wilayah kekuatannya, dimana Pemimpin tersebut harus mengerjakan sebanyak
mungkin bisnis di wilayah dan pasar dimana ia mempunyai pengalaman terbanyak
dan sumber daya paling intensif. Sehingga pemimpin harus mengendalikan situasi
dan kondisi pada bidang atau wilayah organisasi yang dipimpinnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana memahami peran pemimpin dalam menjalankan fungsi
manajemen?
- Bagaimana Hubungan tipe atau gaya kepemimpinan dalam menjalankan fungsi
manajemen?
- Bagaimana kekuatan dan kelemahan seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi
manajemen ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan
baik, menurut Marquis dan Houston (2015) antara lain:
3
2.1.1.2 Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan
4
Agar visi sesuai dengan tujuan organisasi di masa mendatang, para pemimpin harus
menyusun dan manafsirkan tujuan-tujuan bagi individu dan unit-unit kerja
Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin
adalah peran membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan
cara memberikan pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk
penghargaan dan insentif. Penghargaan adalah bentuk pujian yang tidak berbentuk
uang, sementara insentif adalah pujian yang berbentuk uang atau benda yang dapat
kuantifikasi. Pemberian insentif hendaknya didasarkan pada aturan yang sudah
disepakati bersama dan transparan. Insentif akan efektif dalam peningkatan
semangat kerja jika diberikan secara tepat, artinya sesuai dengan tingkat kebutuhan
karyawan yang diberi insentif, dan disampaikan oleh pimpinan tertinggi dalam
organisasi , serta diberikan dalam suatu ‘event’ khusus.
5
efektif dan sistemik. Selain itu, seorang pemimpin juga harus menjalankan peran
consulting baik ke ligkungan internal organisasi maupun ke luar organisasi secara
baik, sehingga tercipta budaya organisasi yang baik pula. Sebagai orang yang berada
di puncak dan dipandang memiliki pengetahuan yang lebih baik dibanding yang
dipimpin, seorang pemimpin juga harus mampu memberikan bimbingan yang tepat
dan simpatik kepada bawahannya yang mengalami masalah dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Dari penjelasan mengenai peran seorang pemimpin, dapat disimpulkan
untuk kekuatan seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi manajemen adalah
pengambilan keputusan melalui tinjauan perilaku, dimana mencerminkan karakter
bagi seorang pemimpin. Kekuatan yang dimaksud adalah mampu menganalisi
situasi dalam perencanaan, misalnya kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan
alternatif-alternatif, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-
program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Kekuatan
lainnya yang dimiliki seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi manajemen
antara lain :
a. Mengevaluasi tugas dari anggota
b. Pembagian kerja secara bergantian (antara instrument, asistent dan runner)
sehingga semua anggota harus mampu menguasai semua tugas.
c. Mampu memberi motivasi pada anggotanya dalam setiap pelaksanaan tugas
d. Mampu melakukan semua tugas secara bersama meskipun terdapat
kelompok-kelompok kecil
Keputusan akan dapat diambil dengan cepat karena mutlak hak pemimpin, tak
ada bantahan dari bawahan
Pemimpin yang bersifat otoriter pasti bersifat tegas, sehingga apabila terjadi
kesalahan dari bawahan maka pemimpin tak segan untuk menegur
Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan :
Suasana kaku, mencekam dan menakutkan karena sifat keras dari pemimpin
Menimbulkan permusuhan, keluhan dan rawan terjadi perpindahan karena
bawahan tidak merasa nyaman
Bawahan akan merasa tertekan karena apabila terjadi perbedaan pendapat,
pemimpin akan menganggapnya sebagai pembangkangan dan kelicikan
Kreativitas dari bawahan sangatlah minim karena tidak diberikan kesempatan
mengajukan pendapat.
Mudahnya melahirkan kubu oposisi karena dominasi pemimpin yang berlebihan
Disiplin yang terjadi seakan-akan karena ketakutan dan hukuman bahkan
pemecatan dari atasan
Pengawasan dari pemimpin hanya bersifat mengontrol, apakah perintah yang
diberikan sudah dijalankan dengan baik oleh anggotanya
2. Tipe Demokratis
Kekuatan :
8
Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan tidak kaku
Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi sehingga bawahan akan
merasa dihargai dan dibutuhkan peranannya
Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan pendapat dan
saran
Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa mengeluarkan
kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya
Bawahan akan merasa bersemangat karena merasa diperhatikan
Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan sejalan
Kelemahan :
3. Tipe Kharismatik
Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki energi dan daya tarik yang luar biasa untuk
dapat mempengaruhi orang lain, maka tidaklah heran apabila memiliki pengikut atau
masa yang jumlahnya besar. Sifat kharismatik yang dimiliki adalah karunia dari tuhan.
Pemimpin kharismatik bisa dilihat dari cara mereka berbicara, berjalan maupun
bertindak.
Kekuatan :
9
Bisa mendapatkan pengikut dengan masa yang besar karena sifatnya yang
berkharisma sehingga bisa dipercaya
Menyadari Kekuatannya dengan baik sehingga bisa memanfaatkannya semaksimal
mungkin
Kelemahan :
4. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka menganggap bahwa bawahan tidak
bisa bersifat mandiri dan perlu dorongan dalam melakukan sesuatu. Pemimpin ini selalu
melindungi bawahannya. Pemimpin paternalistik memiliki sifat maha tahu yang besar
sehingga jarang memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengambil keputusan
Kekuatan :
Kelemahan :
Bawahan tidak memiliki inisiatif dalam bertindak karena tidak diberi kesempatan
Keputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah bersama karena
menganggap dirinya sudah melakukan yang benar
Daya imajinasi dan kreativitas para pengikut cukup rendah karena tidak ada
kesempatan untuk mengembangkannya
10
5. Tipe Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik adalah tipe pemimpin yang memiliki disiplin tinggi
dan biasanya menyukai hal-hal yang formal. Menerapkan sistem komando dalam
menggerakkan bawahannya untuk melakukan perintah. Menggunakan pangkat dan
jabatan dalam mempengaruhi bawahan untuk bertindak.
Kekuatan :
Tegas dan tidak memiliki keraguan dalam bertindak dan mengambil keputusan
Bawahan akan memiliki disiplin yang tinggi
Bawahan akan merasa aman dan terlindung
Kelemahan :
6. Tipe Laissez-Faire
Dalam tipe ini, pemimpin tidak memberikan instruksi dan perintah, mereka membiarkan
bawahannya untuk berbuat sekehendaknya. Tak ada kontrol dan koreksi. Tentu saja
dalam kepemimpinan inisangatlah mudah terjadi kekacauan dan bentrokan. Pemimpin
tak menjalankan perannya dengan baik.
Kekuatan :
Keputusan ada di tangan bawahan sehingga bawahan bisa bersikap mandiri dan
memiliki inisiatif
11
Pemimpin tidak memiliki dominasi besar
Bawahan tidak akan merasa tertekan dalam menjalankan tugas
Kelemahan :
Pemimpin membiarkan bawahan untuk bertindak sesuka hati karena tidak ada
kontrol
Mudah terjadi kekacauan dan bentrokan
Tujuan organisasi akan sulit tercapai apabila bawahan tidak memiliki inisiatif yang
tepat dan dedikasi tinggi
BAB III
PENUTUP
12
3.1 Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulannya bahwa peran dan gaya dari seorang pemimpin
mempengaruhi cara seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi manajemen. Apabila
seorang pemimpin memiliki tipe kepemimpinan yang demokratis maka akan tampak
kekuatan dalam menjalankan fungsi manajamen, seperti keputusan dan kebijaksanaan
diambil melalui diskusi sehingga bawahan akan merasa dihargai dan dibutuhkan
peranannya dan mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan
pendapat dan saran. Untuk kelemahan dari peran kepemimpinannya bisa dilihat dari
sifat pemimpin yang tidak asertif. Kadang perfectionis sering kali memicu terjadinya
konflik antar kelompok atau sesama rekan kerja.
3.2 Saran
Diharapkan bagi penulis selanjutnya untuk mengembangkan point-point kelemehan
peran kepemimpinan dalam fungsi manajemen dan lebih spesifik pada materi yang
relevan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Marquis L, Bessie, dkk. 2015. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Teori dan
Aplikasi. Jakarta : EGC.
14
15