Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kenyataan sehari-hari, peran pemimpin tidak pernah lepas dari
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi, mulai dari fungsi-fungsi
manajemen dalam organisasi, mulai dari organisasi Planning termasuk budgeting,
Organizing, Staffing, Actuating or Leadership, Coordinating dan Controlling atau
Evaluation. Akan tetapi, setiap perjalanan operasional suatu organisasi akan menemui
kendala atau masalah akibat dinamika lingkungan Internal dan Eksternal organisasi.
Untuk menyiasati situasi dan kondisi tersebut maka diperlukan seni memimpin yang
cerdas untuk mencapai efektivitas kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif bagi
pemimpin dalam melaksanakan peran pengendalian organisasi memiliki kontribusi
besar bagi keberhasilan orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien.

Seperti yang diajarkan oleh Sun-Tzu dan dijabarkan oleh (Ames, 2002)
“Komandan yang utuh mampu mencapai dan memelihara kendali terhadap situasi
militer dengan cara analogis dengan kendali seorang penguasa yang handal terhadap
situasi sipil dengan kendali seorang petani terhadap panennya : dengan pemahaman
yang tuntas akan kondisi-kondisi yang menentukan situasinya dan memanipulasi
terhadap keadaan-keadaan ini demi tujuannya : ia yang mengenal musuhnya dan
dirinya sendiri tak akan pernah beresiko dalam status pertempuran”. Axelrod (2003)
mengemukakan bahwa manager (pemimpin) yang efektif harus bermain dalam
wilayah kekuatannya, dimana Pemimpin tersebut harus mengerjakan sebanyak
mungkin bisnis di wilayah dan pasar dimana ia mempunyai pengalaman terbanyak
dan sumber daya paling intensif. Sehingga pemimpin harus mengendalikan situasi
dan kondisi pada bidang atau wilayah organisasi yang dipimpinnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana memahami peran pemimpin dalam menjalankan fungsi
manajemen?
- Bagaimana Hubungan tipe atau gaya kepemimpinan dalam menjalankan fungsi
manajemen?
- Bagaimana kekuatan dan kelemahan seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi
manajemen ?

1.3 Tujuan Masalah


- Untuk memahami peran pemimpin dalam menjalankan fungsi manajemen
- Untuk memahami hubungan tipe atau gaya kepemimpinan dalam menjalankan
fungsi manajemen
- Untuk memahami kekuatan dan kelemahan pemimpin dalam menjalankan fungsi
manajemen

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kekuatan Dan Kelemahan Peran Kepemimpinan Dalam Pelaksanaan Fungsi


Manajemen

2.1.1 Peran Kepemimpinan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan
baik, menurut Marquis dan Houston (2015) antara lain:

a. Menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau


penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang
bersangkutan
b.Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan
berkembang
c. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca”situasi

a. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan


dan perkembangan
b. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota
mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan
organisasi.
2.1.1.1 Peran Pemimpin dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Peran utama manajemen (seorang manajer) yakni melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen untuk memperoleh hasil yang ditargetkan perusahaan atau yang
diinginkan oleh pelanggan. Sementara peran pemimpin dengan kepemimpinan
mutunya adalah mengembangkan danmemperbaiki sistem agar program
pengembangan mutu SDM berhasil sesuai harapan. Dalam prakteknya, seorang
manajer di samping melaksanakan fungsi-fungsi manajemen juga harus mampu
menjalankan kepemimpinan mutu SDM dengan efektif secara bersinambung.

3
2.1.1.2 Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan

Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam


setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil
tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika
seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat
menjadi pemimpin. Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku
mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui
baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang
ditimbulkannya, melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya.
Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan,
sehingga:
1. Teori keputusan merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis
situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat
perspektif daripa dadeskriptif
2. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer
memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya,
menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis
data; manajer, secara individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi
informasi terutama informasibisnisnya
3. Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara alternatif-alternatif
tindakan untuk mengatasimasalah.
Dalam prakteknya, seorang manajer di samping melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen juga harus mampu menjalankan kepemimpinan mutu SDM
dengan efektif secara bersinambung.

2.1.1.3 The Vision Role


Sebuah visi adalah pernyataan yang secara relatif mendeskripsikan aspirasi atau
arahan untuk masa depan organisasi. Dengan kata lain sebuah pernyataan visi
harus dapat menarik perhatian tetapi tidak menimbulkan salah pemikiran .

4
Agar visi sesuai dengan tujuan organisasi di masa mendatang, para pemimpin harus
menyusun dan manafsirkan tujuan-tujuan bagi individu dan unit-unit kerja

2.1.1.4 Peran Pembangkit Semangat

Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin
adalah peran membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan
cara memberikan pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk
penghargaan dan insentif. Penghargaan adalah bentuk pujian yang tidak berbentuk
uang, sementara insentif adalah pujian yang berbentuk uang atau benda yang dapat
kuantifikasi. Pemberian insentif hendaknya didasarkan pada aturan yang sudah
disepakati bersama dan transparan. Insentif akan efektif dalam peningkatan
semangat kerja jika diberikan secara tepat, artinya sesuai dengan tingkat kebutuhan
karyawan yang diberi insentif, dan disampaikan oleh pimpinan tertinggi dalam
organisasi , serta diberikan dalam suatu ‘event’ khusus.

2.1.1.5 Peran Menyampaikan Informasi

Informasi merupakan jantung kualitas perusahaan atau organisasi; artinya


walaupun produk dan layanan purna jual perusahaan tersebut bagus, tetapi jika
komunikasi internal dan eksternalnya tidak bagus, maka perusahaan itu tidak akan
bertahan lama karena tidak akan dikenal masyarakat dan koordinasi kerja di
dalamnya jelek. Penyampaian atau penyebaran informasi harus dirancang
sedemikian rupa sehingga informasi benar-benar sampai kepada komunikan yang
dituju dan memberikan manfaat yang diharapkan. Informasi yang disebarkan harus
secara terus- menerus dimonitor agar diketahui dampak internal maupun
eksternalnya. Monitoring tidak dapat dilakukan asal-asalan saja, tetapi harus
betul-betul dirancang secara

5
efektif dan sistemik. Selain itu, seorang pemimpin juga harus menjalankan peran
consulting baik ke ligkungan internal organisasi maupun ke luar organisasi secara
baik, sehingga tercipta budaya organisasi yang baik pula. Sebagai orang yang berada
di puncak dan dipandang memiliki pengetahuan yang lebih baik dibanding yang
dipimpin, seorang pemimpin juga harus mampu memberikan bimbingan yang tepat
dan simpatik kepada bawahannya yang mengalami masalah dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Dari penjelasan mengenai peran seorang pemimpin, dapat disimpulkan
untuk kekuatan seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi manajemen adalah
pengambilan keputusan melalui tinjauan perilaku, dimana mencerminkan karakter
bagi seorang pemimpin. Kekuatan yang dimaksud adalah mampu menganalisi
situasi dalam perencanaan, misalnya kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan
alternatif-alternatif, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-
program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Kekuatan
lainnya yang dimiliki seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi manajemen
antara lain :
a. Mengevaluasi tugas dari anggota
b. Pembagian kerja secara bergantian (antara instrument, asistent dan runner)
sehingga semua anggota harus mampu menguasai semua tugas.
c. Mampu memberi motivasi pada anggotanya dalam setiap pelaksanaan tugas
d. Mampu melakukan semua tugas secara bersama meskipun terdapat
kelompok-kelompok kecil

Adapun kelemahan pemimpin dalam menjalankan fungsi manajemen antara lain :


a. Sifat seorang pemimpin yang profeksionis
b. Pengawasan dari pemimpin hanya bersifat mengontrol, apakah perintah yang
diberikan sudah dijalankan dengan baik oleh anggotanya
c. Manajemen konflik belum bagus,
d. Sifat pemimpin terlihat masih kekanak-kanakan.

2.2.2 Fungsi Manajemen Dalam Keperawatan

Kepala ruangan Sebagai Manager Keperawaatan. Adapun fungsi kepala ruangan


menurut Marquis dan Houston (2015) sebagai berikut:
6
1) Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan,
dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka
panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya
untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan.
2) Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan,
menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang paling
tepat, mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta melakukan peran
dan fungsi dalam organisasi dan menggunakan power serta wewengan dengan tepat.
3) Ketenagaan: pengaturan ketenagaan dimulai dari rekruetmen, interview, mencari,
dan orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan sosialisasi staf.
4) Pengarahan : mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia
seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik, pendelegasian, komunikasi,
dan memfasilitasi kolaborasi.
5) Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika
aspek legal, dan pengawasan professional. Seorang manajer dalam mengerjakan
kelima fungsinya tersebut sehari – sehari akan bergerak dalam berbagai bidang
penjualan, pembelian, produksi, keuangan, personalia dan lain – lain.

Pemimpin memiliki tipe atau gaya kepemimpinan dalam menjalankan fungsi


manajemen sehingga terlihat kekuatan dan kelemahan peran pemimpin dalam
menjalankan fungsi manajemen sesuai dengan tipe atau gaya kepemimpinan, adapun
tipe atau gaya kepemimpinan yaitu :

1. Tipe Otoriter (Otokratis, Dominator)


Dalam tipe ini, pemimpin bertindak diktaktor pada bawahannya. Cenderung
melakukan pemaksaan dalam menggerakkan kelompoknya. Disini kewajiban dari
bawahan adalah untuk mengikuti dan menjalankan perintah. Tak boleh ada saran
dan bantahan dari bawahan. Mereka diharuskan patuh dan setia secara mutlak
kepada pemimpinnya. Kendali penuh ada pada pemimpin (bersifat satu arah).
Sehingga pemimpin yang memiliki tipe kepemimpina seperti ini akan tampak
kekuatan dan kelemahan dalam menjalankan fungsi manajmen.
7
Kekuatan :

 Keputusan akan dapat diambil dengan cepat karena mutlak hak pemimpin, tak
ada bantahan dari bawahan
 Pemimpin yang bersifat otoriter pasti bersifat tegas, sehingga apabila terjadi
kesalahan dari bawahan maka pemimpin tak segan untuk menegur
 Mudah dilakukan pengawasan

Kelemahan :

 Suasana kaku, mencekam dan menakutkan karena sifat keras dari pemimpin
 Menimbulkan permusuhan, keluhan dan rawan terjadi perpindahan karena
bawahan tidak merasa nyaman
 Bawahan akan merasa tertekan karena apabila terjadi perbedaan pendapat,
pemimpin akan menganggapnya sebagai pembangkangan dan kelicikan
 Kreativitas dari bawahan sangatlah minim karena tidak diberikan kesempatan
mengajukan pendapat.
 Mudahnya melahirkan kubu oposisi karena dominasi pemimpin yang berlebihan
 Disiplin yang terjadi seakan-akan karena ketakutan dan hukuman bahkan
pemecatan dari atasan
 Pengawasan dari pemimpin hanya bersifat mengontrol, apakah perintah yang
diberikan sudah dijalankan dengan baik oleh anggotanya

2. Tipe Demokratis

Tipe kepemimpinan demokratis adalah kebalikan dari pemimpin otoriter. Disini


pemimpin ikut berbaur dan berada ditengah-tengah anggotanya. Hubungan yang
tercipta juga tidaklah kaku seperti majikan dengan bawahan, melainkan seperti
saudara sendiri. Pemimpin selalu memperhatikan kebutuhan kelompoknya dan
mempertimbangkan kesanggupan kelompok dalam mengerjakan tugas. Pemimpin
juga mau menerima masukan dan saran dari bawahannya.

Kekuatan :
8
 Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan tidak kaku
 Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi sehingga bawahan akan
merasa dihargai dan dibutuhkan peranannya
 Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan pendapat dan
saran
 Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa mengeluarkan
kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya
 Bawahan akan merasa bersemangat karena merasa diperhatikan
 Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan sejalan

Kelemahan :

 Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama karena diambil secara


musyawarah
 Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karna pendapat setiap orang jelas berbeda
 Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dan apabila ego
masing-masing anggota tinggi

3. Tipe Kharismatik

Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki energi dan daya tarik yang luar biasa untuk
dapat mempengaruhi orang lain, maka tidaklah heran apabila memiliki pengikut atau
masa yang jumlahnya besar. Sifat kharismatik yang dimiliki adalah karunia dari tuhan.
Pemimpin kharismatik bisa dilihat dari cara mereka berbicara, berjalan maupun
bertindak.

Kekuatan :

 Dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas


 Dapat membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja lebih giat

9
 Bisa mendapatkan pengikut dengan masa yang besar karena sifatnya yang
berkharisma sehingga bisa dipercaya
 Menyadari Kekuatannya dengan baik sehingga bisa memanfaatkannya semaksimal
mungkin

Kelemahan :

 Para pemimpin kharismatik mudah mengambil keputusan yang beresiko


 Pemimpin kharismatik cenderung memiliki khayalan bahwa apa yang dilakukan
pasti benar karena pengikutnya sudah terlanjur percaya
 Ketergantungan yang tinggi sehingga regenerasi untuk pemimpin yang berkompeten
sulit

4. Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka menganggap bahwa bawahan tidak
bisa bersifat mandiri dan perlu dorongan dalam melakukan sesuatu. Pemimpin ini selalu
melindungi bawahannya. Pemimpin paternalistik memiliki sifat maha tahu yang besar
sehingga jarang memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengambil keputusan

Kekuatan :

 Pemimpin pasti memiliki sifat yang tegas dalam mengambil keputusan


 Bawahan akan merasa aman karena mendapat perlindungan

Kelemahan :

 Bawahan tidak memiliki inisiatif dalam bertindak karena tidak diberi kesempatan
 Keputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah bersama karena
menganggap dirinya sudah melakukan yang benar
 Daya imajinasi dan kreativitas para pengikut cukup rendah karena tidak ada
kesempatan untuk mengembangkannya

10
5. Tipe Militeristik

Tipe kepemimpinan militeristik adalah tipe pemimpin yang memiliki disiplin tinggi
dan biasanya menyukai hal-hal yang formal. Menerapkan sistem komando dalam
menggerakkan bawahannya untuk melakukan perintah. Menggunakan pangkat dan
jabatan dalam mempengaruhi bawahan untuk bertindak.

Kekuatan :

 Tegas dan tidak memiliki keraguan dalam bertindak dan mengambil keputusan
 Bawahan akan memiliki disiplin yang tinggi
 Bawahan akan merasa aman dan terlindung

Kelemahan :

 Suasana cenderung kaku karena lingkungan yang formal


 Pemimpin sukar dalam menerima kritikan dan saran dari bawahan
 Bawahan akan merasa tertekan dan tidak nyaman karena banyak aturan dan sifat
keras dari pemimpin

6. Tipe Laissez-Faire

Dalam tipe ini, pemimpin tidak memberikan instruksi dan perintah, mereka membiarkan
bawahannya untuk berbuat sekehendaknya. Tak ada kontrol dan koreksi. Tentu saja
dalam kepemimpinan inisangatlah mudah terjadi kekacauan dan bentrokan. Pemimpin
tak menjalankan perannya dengan baik.

Kekuatan :

 Keputusan ada di tangan bawahan sehingga bawahan bisa bersikap mandiri dan
memiliki inisiatif
11
 Pemimpin tidak memiliki dominasi besar
 Bawahan tidak akan merasa tertekan dalam menjalankan tugas

Kelemahan :

 Pemimpin membiarkan bawahan untuk bertindak sesuka hati karena tidak ada
kontrol
 Mudah terjadi kekacauan dan bentrokan
 Tujuan organisasi akan sulit tercapai apabila bawahan tidak memiliki inisiatif yang
tepat dan dedikasi tinggi

BAB III
PENUTUP

12
3.1 Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulannya bahwa peran dan gaya dari seorang pemimpin
mempengaruhi cara seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi manajemen. Apabila
seorang pemimpin memiliki tipe kepemimpinan yang demokratis maka akan tampak
kekuatan dalam menjalankan fungsi manajamen, seperti keputusan dan kebijaksanaan
diambil melalui diskusi sehingga bawahan akan merasa dihargai dan dibutuhkan
peranannya dan mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan
pendapat dan saran. Untuk kelemahan dari peran kepemimpinannya bisa dilihat dari
sifat pemimpin yang tidak asertif. Kadang perfectionis sering kali memicu terjadinya
konflik antar kelompok atau sesama rekan kerja.

3.2 Saran
Diharapkan bagi penulis selanjutnya untuk mengembangkan point-point kelemehan
peran kepemimpinan dalam fungsi manajemen dan lebih spesifik pada materi yang
relevan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Danim, S. 2004. Motivasi dan efektivitas kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.

George. R. Terry. 2013. Prinsip prinsip manajemen. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Marquis L, Bessie, dkk. 2015. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Teori dan
Aplikasi. Jakarta : EGC.

Swanburg, C, Russel. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk


Perawat Klinis. Jakarta:EGC.

14
15

Anda mungkin juga menyukai