Jawab
a. Data/fakta
Kurangnya pengawasan serta Pembinaan Mental Rohani oleh Satuan sehingga Prajurit
TNI AD tersebut melakukan hal – hal diluar norma – norma Keprajuritan antara lain
memiliki Wanita Idaman Lain bahkan Menikah Sirih.
b. Upaya/CB
Dilaksanakannya upaya Pembinaan Mental Rohani Prajurit TNI AD melalui Santi Aji di
Satuan sebagai fungsi pengingat dan dasar seorang Prajurit setiap bulan.
Dilakukannya upaya Pembinaan Disiplin Prajurit melalui Pembinaan Mental Kejuangan
dalam memupuk rasa kecintaan terhadap TNI.
Upaya pencegahan poligami yang dilakukan dengan cara meningkatkan Jam
Komandan, Pembinaan Mental, mendorong keharmonisan rumah tangga setiap
anggota, membantu menyelesaikan permasalah yang dihadapi, melakukan konseling
kepada Prajurit yang menunjukan perilaku yang berbeda dari biasanya dan
menerapkan jiwa korsa yang benar untuk kebaikan bukan untuk melakukan
pelanggaran
Selalu berupaya meningkatkan kemampuan diri melalui penambahan bekal ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan dilandasi disiplin diri yang tinggi dan kemauan yang
keras untuk maju.
Budayakan pemberian reward and punishment secara obyektif dan konsisi terhadap
setiap prajurit, serta dilaksanakan secara pro porsional dan terarah. Ketiga :
Laksanakan pembinaan mental, moril, jasmani, penanaman kesadaran dan penegakan
hukum, disiplin dan tata tertib yang harus dilaksanakan secara simultan dalam
pembinaan satuan.
Melakukan pembinaan keharmonisan keluarga Prajurit TNI dengan melakukan kumpul
bersama di satuan masing – masing untuk mengetahui sejauh mana keharmonisan
rumah tangga prajurit tersebut.
Komandan Satuan agar bergerak cepat dalam menyelesaikan persoalan rumah tangga
Prajurit agar tidak berkelanjutan dan terpeliharanya keharmonisan rumah tangga
Prajurit tersebut.
Satuan melakukan sosialisasi kepada Prajurit dan Istrinya agar tertanam aturan dan
norma – norma yang harus dipatuhi dalam pembinaan keharmonisan rumah tangga
Prajurit.
c. Kesimpulan.
1) Faktor penghambat Pimpinan dalam Pembinaan Disiplin Prajurit diantaranya
supervisi yang tidak berjalan dengan baik, kurangnya dorongan pimpinan agar
mempunyai rasa memiliki terhadap institusi organisasi, pimpinan kurang tegas
dalam melaksanakan usaha pendisiplinan korektif seperti pemberian sanksi,
memberitahukan Prajurit yang melanggar kesalahan apa yang telah diperbuatnya
kepada pimpinan, pembinaan disiplin melalui pelatihan kedisiplinan masih kurang.
4) Perlu adanya pengawasan oleh Satuan terhadap Prajurit TNI yang mempunyai
perilaku lain atau menyimpang dalam hal seks demi cegah dini dan deteksi dini
terkait adanya pelanggaran oleh anggota.
5) Perlu adanya pengawasan terhadap Istri Prajurit yang keluar dari Satuan agar
tidak terjadi pelanggaran atau perselingkuhan dengan prajurit atau masyarakat
sipil.