TERBATAS
TERBATAS
2
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KEPEMIMPINAN LAPANGAN
PARA UNSUR PIMPINAN BATALYON INFANTERI
Umum.
c. Kepemimpinan lapangan didapat bukan karena pembawaan sejak lahir, bukan pula
karena keturunan akan tetapi merupakan suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh semua orang
yang pandai memahami, mengaplikasikan serta menerapkan azas, sifat dan prinsip serta tehnik
kepemimpinan dengan sebaik-baiknya.
d. Untuk menentukan tinggi rendahnya kualitas kepemimpinan tersebut ada 3 (tiga) hal
pokok yang dapat dijadikan sebagai ukuran, meliputi kualitas moral,
intelegensi/profesionalisme dan kualitas kemampuan fisik dari semua unsur pimpinan yang ada
di Satuan itu.
e. Kenyataan dilapangan, masih banyak Satuan yang anggotanya melakukan pelanggaran
disiplin maupun pelanggaran pidana, tidak profesional terhadap tugas yang diembannya,
disersi, melawan atasan dan pelanggaran lainnya yang sangat menonjol. Hal ini apabila tidak
segera dibenahi terutama para unsur pimpinannya maka Satuan tersebut akan mengalami
kehancuran.
f. Oleh karena itu pada kesempatan ini kelompok 2 akan memberikan sumbangan pikiran
melalui tulisan yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS
TERBATAS
TERBATAS
3
KEPEMIMPINAN LAPANGAN PARA UNSUR PIMPINAN BATALYON
INFANTERI “ ditingkat Batalyon.
a. Maksud. Makalah ini dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang
upaya meningkatkan kualitas kepemimpinan para unsur pimpinan ditingkat Batalyon Infanteri.
Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup penulisan ini dibatasi pada masalah-
masalah kepemimpinan lapangan yang dilaksanakan oleh para unsur pimpinan di Batalyon
Infanteri serta pembahasan tentang upaya peningkatannya dan disusun dengan tata urut sebagai
berikut :
a. Pendahuluan.
b. Kualitas kepemimpinan lapangan unsur pimpinan Batalyon Infanteri saat ini.
Pengertian-pengertian.
TERBATAS
TERBATAS
4
a. Kepemimpinan. Kepemimpinan adalah suatu seni dan ilmu
untuk mempengaruhi motivasi orang lain ( bawahan ) sedemikian rupa sehingga orang tersebut
dengan sadar dan tulus iklas mau bekerja sesuai dengan yang dikehendaki oleh pimpinan.
Kualitas moral. Kepribadian Pancasila, Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan melaksanakan
8 Wajib TNI yaitu :
a. Menjadi insan hamba Tuhan yang menjalankan agama sesuai dengan kepercayaannya
tanpa fanatisme sempit dan selalu menghormati agama-agama lainnya (toleransi kehidupan
beragama).
TERBATAS
TERBATAS
5
b. Menjadi insan yang mempunyai cinta, rasa dan karsa serta menjungjung tinggi hak-
hak asasi manusia.
c. Dapat mengintregrasikan diri dengan rakyat dan melaksanakan 8 Wajib TNI dengan
baik untuk mewujudkan sistem hankamrata dengan menjunjung tinggi dasar demokrasi dan
musyawarah untuk mufakat dalam menggalang kesatuan dan persatuan Bangsa.
/ d. Memiliki …..
e. Memegang teguh disiplin patuh dan taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap
dan kehormatan prajurit.
b. Secara tehnis dapat melaksanakan standart kemampuan sesuai jabatan pada tingkatnya.
h. Mengetahui bidang Intelijen, Operasional, personel, logistik dan teritorial serta mampu
mengendalikan keuangan yang ada di satuannya.
Kualitas Kemampuan Fisik. Tingkat kemampuan fisik para unsur pimpinan Batalyon
Infanteri sesuai dengan kriteria penilaian yang ada pada hasil kesemaptaan jasmani, dan Unsur
pimpinan Batalyondapat mengimbangi kemampuan fisik bawahannya yang relatif lebih muda
sehingga unsur pimpinan Batalyon Infanteri dapat memberikan Komando dan pengendalian
pada saat situasi memerlukan kegiatan fisik yang tinggi terutama di daerah latihan maupun
daerah operasi.
TERBATAS
TERBATAS
7
1) Sebagai Komandan. Berpendirian teguh, tegar dan bertanggung jawab
mempunyai keberanian moril, kecakapan tehnis, keterampilan dan kemampuan dalam
mengambil keputusan dan memberi perintah penuh inisiatif, dinamis, bijaksana dalam
menggunakan wewenangnya demi tugas serta memelihara kondisi fisik sebaik-baiknya.
2) Sebagai Pemimpin. Mengetahui kondisi jiwa dan aspirasi yang hidup dalam hati
sanubari orang lain, pandai menilai dan menghargai pendapat dan sikap orang lain,
bijaksana dalam membina kesatuan dan persatuan dalam mencapai tujuan, mampu
memberikan bimbingan/pimpinan tuntunan yang diperlukan, senantiasa berusaha
menjadi contoh, teladan dalam perkataan dan perbuatan, menimbulkan dan memelihara
kewibawaan pimpinan atas dasar kepercayaan, keikhlasan dan kerelaan yang dipimpin
serta mampu melahirkan pemimpin baru.
TERBATAS
TERBATAS
8
7) Sebagai hakim. Seorang pemimpin juga bisa bertindak
sebagai hakim yaitu dengan memberikan tindakan yang tepat kepada anak buahnya
yang membuat pelanggaran.
b. Dalam pelaksanaan tugasnya sikap tersebut di atas diwujudkan dalam bentuk sebagai
berikut :
TERBATAS
TERBATAS
9
6) Sebagai teman seperjuangan. Dalam keadaan kritis maupun
dalam keadaan menyenangkan, pemimpin dan bawahannya merasa senasib
sepenanggungan dan saling membantu.
/ BAB IV …..
c. Bagaimana upaya penerapan/aplikasi dari sifat, ciri dan sebelas azas kepemimpinan TNI
dalam rangka pembentukan kepemimpinan lapangan.
a. Pembenahan kualitas personil unsur pimpinan yang ada di Satuan dengan pemilihan
personil yang terbaik setara dengan pangkat dan jabatannya dengan dilibatkan beberapa
pengamat dan hasil penilaian (Dapen) selama yang bersangkutan melaksanakan dengan cara :
/ 1) Untuk …..
TERBATAS
TERBATAS
10
1) Untuk memilih Komandan Kompi dan Perwira Staf dilaksanakan melalui rapat
yang di pimpin Komandan Batalyon yang berdasarkan pengamatan dan penilaian
Komandan Batalyon dan Wakil Komandan Batalyon.
b. Pengadaan seleksi terhadap calon Danki ke atas baik seleksi bidang keterampilan teknis
dan taktis bidang pembuatan Karya Tulis Militer dan Bidang Fisik dengan memakai standart
yang sudah disahkan dengan TNI AD, seleksi ini dilaksanakan pada tingkat Brigade.
d. Setelah terpilih calon pimpinan tersebut diberikan kesempatan untuk berperan seluas-
luasnya secara proporsional untuk mengemban tugas di Satuannya, hal ini dimaksudkan untuk
mengasah yang memberikan pengalaman dalam pengetrapan kepemimpinan dilapangan.
e. Memberikan penilaian secara periodik dan diberikan suatu konseling (dipanggil satu
persatu) untuk diberikan terapi terhadap kekurangan-kekurangan selama yang bersangkutan
memimpin Satuannya sehingga pemimpin tersebut tahu persis kelemahan-kelemahan yang ada
pada dirinya dan berusaha untuk memperbaiki
/ f. Dalam …..
f. Dalam membuat suatu penilaian terhadap Unsur pimpinan Batalyonkendalanya belum
adanya piranti lunak tentang kriteria penilaian seorang Unsur pimpinan Batalyonsesuai dengan
tingkat stratanya.
TERBATAS
TERBATAS
11
Pengaruh penerapan kepemimpinan lapangan menghadapai situasi yang
berkembang. Dalam menerapkan kepermimpinan lapangan sesuai dengan aplikasi dari 11
(sebelas) azas kepemimpinan akan mendapatkan pengaruh yang positif antara lain :
a. Dapat memberikan suatu ketauladanan serta sifat budaya Bangsa Indonesia yang
patriotistik dan sangat menghargai ikatan primordial, ketauladanan dari unsur pimpinan baik
dalam berpikir dan bersikap serta bertindak akan menjadi suatu hal sangat penting pada anggota
bawahannya, karena anggota bawahannya akan senantiasa menirukan para Komandannya,
karena ketauladanan tersebut akan dijadikan modal untuk diikuti para anggotanya, melalui
ketauladanan yang baik akan sangat berpengaruh terhadap sikap prilaku dan tindakan dari
anggota bawahannya.
b. Dapat memberikan instruksi dan perintah yang tegas dan tidak bertele-tele akan
memudahkan Satuan bawah dalam melaksanakan perintah karena tidak terdapat keragu-raguan
di antara anggota bawahan dalam melaksanakan sehingga dalam mengambil langkah dan
tindakan dilapangan tetap mempunyai satu Komando yang dapat dipertanggung jawabkan
dengan jelas.
/ c. Pemimpin …..
d. Menuntut para unsur pimpinan selalu belajar dari perkembangan situasi yang
berkembang. Para Unsur pimpinan Batalyondiharapkan selalu mengetahui perkembangan
situasi saat ini dan mempelajari langkah-langkah yang tepat yang telah dilaksanakan, sehingga
apabila terjadi perkembangan situasi yang sama, minimal Komandan tersebut dapat
TERBATAS
TERBATAS
12
memberikan langkah-langkah keputusan yang tepat yang mempunyai rambu-rambu hukum
yang benar dan tidak menyimpang ataupun melanggar hukum yang berlaku di dalam negeri
maupun hukum internasional.
Penerapan sifat, ciri dan 11 (sebelas) azas kepemimpinan. Dalam upaya penerapan sifat,
ciri dan 11 (sebelas) azas kepemimpinan dapat dilakukan dengan beberapa metode berupa :
a. Ketauladanan. Metode ini diambil dari salah satu azas kepemimpinan yaitu “
ING NGARSO SUNG TULODO “ (memberikan suri tauladan dihadapan anak buahnya).
Secara hirarkis unsur pimpinan yang lebih tinggi harus mampu memberikan contoh yang
baik dalam berpikir, bersikap dan bertindak dalam segala hal pada anggota bawahannya
sehingga anggota dapat melihat langsung apa yang dilakukan pimpinannya dan dapat
digunakan sebagai pedoman. Kita yakin bahwa ketauladanan dalam kepemimpinan lapangan
adalah kepemimpinan tatap muka dan tuntutannya adalah kebersamaan.
c. Metode persuasif. Metode ini diambil dari bagian 11 (sebelas) azas kepemimpinan
yaitu “ PRASOJO “ yang artinya memberikan contoh tingkah laku dan perbuatan yang
sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Metode ini dimaksudkan untuk memotivasi anggota
bawahan bahwa segala sesuatu masalah yang masih dapat diselesaikan secara persuasif tidak
perlu harus dilakukan dengan cara kekerasan atau otoriter sehingga diharapkan anggota apabila
membuat kesalahan atau pelanggaran dan disentuh dengan teguran dari atasan, maka anggota
TERBATAS
TERBATAS
13
segera respek dan memperbaiki kesalahannya. Jika setiap pelanggaran kita
lakukan dengan tindakan kekerasan maka anggota bawahan sudah terbiasa dengan tindakan
tersebut, bila ada atasan yang lemah/tidak menindak anggotanya, maka anggota bawahan akan
menjadi-jadi dalam membuat suatu pelanggaran karena sudah terbiasa dengan tindakan
kekerasan.
/ d. Metode …..
d. Metode Instruktif. Metode ini diambil dari salah satu sifat-sifat kepemimpinan
yaitu mengambil keputusan, dimaksudkan agar setiap Unsur pimpinan Batalyonmempunyai
kemampuan untuk mengambil suatu keputusan yang tepat dan keputusan tersebut ditindak
lanjuti dengan
beberapa instruksi kepada bawahannya. Metode instruktif perlu dikembangkan dan
diterapkan demi tercapainya sasaran kegiatan secara efektif. Penerapan metode ini umumnya
untuk kegiatan latihan yang dipandang perlu seperti dalam melatih Perwira untuk hapal tugas
dan tanggung jawabnya (Job Description) instruksi tentang kesadaran membina fisiknya,
instruksi untuk bisa menulis karangan dan pembaca untuk mendapatkan suatu pengetahuan
yang luas dan sebagainya. Pada hakekatnya manusia apabila tidak ada petunjuk dan aturan
yang jelas yang bersangkutan ingin melemparkan tanggung jawab dan timbul rasa malas, oleh
karena itu perlu adanya metode instruktif sehingga semua kegiatan yang diinginkan digiring
secara ketat untuk mencapai tujuan yang diinginkan
TERBATAS
TERBATAS
14
melaksanakan perintah, tanpa ada kemauan untuk berbuat yang terbaik perlu
diambil tindakan dan teguran, tindakan disiplin,
/ hukuman …..
hukuman disiplin sampai pada tindakan administrasi dengan tujuan bahwa tindakan tersebut
untuk memperbaiki atau mendidik dan meluruskan para unsur pimpinan bawahan. Agar
metode ini dapat mencapai sasaran dengan efektif perlu diimbangi dengan pemberian
penghargaan kepada unsur pimpinan yang berhasil mencapai prestasi terbaik yang
membawa nama Satuan. Jenis penghargaan tersebut disamping tanda penghargaan berupa
medali, piala, tanda penghargaan juga berupa finansial sehingga ada kebanggaan dikalangan
Satuan dan keluarganya.
f. Metode Penataran. Metode ini diambil dari salah satu sifat kepemimpinan
yaitu “ Berpengetahuan ” diharapkan seorang pemimpin hendaknya mempunyai pengetahuan
yang luas, untuk itu perlu diberikan suatu penataran pada beberapa materi baik materi taktis
dan teknis, materi pengetahuan diluar pelajaran militer dan diskusi antar kelompok sehingga
unsur pimpinan yang ditatar akan mendapatkan bekal pengetahuan yang kompleks dan
mendalam. Tujuan lain kegiatan penataran tersebut adalah dalam rangka mensejajarkan
kemampuan dari unsur pimpinan baik Perwira maupun Bintara. Dengan metode penataran
tersebut, diharapkan peningkatan profesional dalam melaksanakan tugas dan kualitas
kepemimpinannya dapat meningkat sesuai diharapkan diberikan studi kasus.
Upaya-upaya Lain.
a. Pengawasan dan pengendalian melalui pembuatan buku kerja bagi para Dansat untuk
meningkatkan kepemimpinan lapangan para Komandan Satuan, maka perlu diadakan
pengawasan dan pengendalian secara ketat dan terus-menerus secara berjenjang sesuai dengan
kewenangannya mulai dari Danru, Danton, sampai dengan Danki.
/ Dalam …..
Dalam buku tersebut sudah disiapkan kolom-kolom yang berisi : Nomor, Hari, Tanggal,
Tempat, kegiatan, hasil pelaksanaan dan keterangan. Buku kerja ini memuat rencana kegiatan
Danton dengan Danki dalam satu minggu khusus diluar jam dinas dan diisi sesuai dengan
TERBATAS
TERBATAS
15
rencana kegiatan masing-masing. Buku kerja Danton setiap seminggu sekali di cek oleh
Danki dan sebulan sekali di cek oleh Danyon. Untuk buku kerja Danki setiap dua minggu
sekali di cek oleh Danyon. Dengan demikian akan dapat dipantau dan di evaluasi secara terus
menerus tentang kekurangan yang ditemui dalam penerapan kepemimpinan lapangan di Satuan.
1) Kegiatan apel dilaksanakan secara bertingkat baik apel Kompi maupun dalam
hubungan Batalyon, susunan pasukan harus mulai regu peregu. Danru, Danton dan
Danki memimpin di depan pasukan. Kegiatan laporan dimulai dari Danru ke Danton,
Danton ke Danki dan seterusnya.
/ BAB VI …..
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.
a. Secara umum kepemimpinan lapangan para unsur pimpinan yang ada di jajaran
Batalyon Infanteri telah dapat melaksanakan tugasnya sesuai program kerja yang diberikan
Komando atas, namun apabila dicermati secara teliti di lapangan ternyata banyak ditemui
pelanggaran-pelanggaran, baik itu pelanggaran disiplin, pidana maupun pelanggaran lainnya
yang dilakukan oleh Tamtama, Bintara dan Perwira. Hal ini semua sumbernya karena kualitas
kepemimpinan lapangan unsur pimpinan yang ada di jajaran Batalyon Infanteri masih rendah.
TERBATAS
TERBATAS
16
/ c. Sedangkan …..
TERBATAS
TERBATAS
17
a) Seorang pemimpin atau Unsur pimpinan BatalyonInfanteri harus
mempunyai kemampuan tehnik, taktis dalam mengoperasikan SJM dan mampu
mengeterapkan serta melaksanakan sirkulasi latihan yang ada di satuannya.
1) Metode ketauladanan.
2) Metode edukatif.
3) Metode persuasif.
4) Metode instruktif.
TERBATAS
TERBATAS
18
5) Metode pemberian sangsi hukuman dan penghargaan.
6) Metode penataran.
/ e. Dengan …..
e. Dengan upaya-upaya tersebut di atas diharapkan kualitas kepemimpinan lapangan para
unsur pimpinan di Batalyon Infanteri akan lebih meningkat sehingga pembinaan satuan akan
lebih efekti dan efisien.
Saran. Dalam rangka meningkatkan kualitas kepemimpinan lapangan para unsur pimpinan ndi
Batalyon Infanteri sarankan hal-hal sebagai berikut :
b. Perlunya dibuat buku petunjuk yang pasti untuk membuat suatu penilaian dari tingkat
Danki sampai dengan tingkat Danyon.
c. Perlu peningkatan kesejahteraan pada unsur Komandan di Batalyon Infanteri agar lebih
maksimal dalam melaksanakan tugas karena banyaknya dana yang dikeluarkan demi mencapai
tujuan yang diinginkan dari Komando.
e. Perlu dibuat suatu tanda-tanda khusus seperti Brivet kemampuan untuk menanamkan
suatu kebanggaan dan jiwa korsa
/ BAB VII ……
PENUTUP
Demikian makalah ini dibuat untuk dapat digunakan sebagai sumbangan pikiran dan sekaligus
sebagai masukan bagi para unsur pimpinan di Batalyon Infanteri dan Komando atas dalam
TERBATAS
TERBATAS
19
upaya meningkatkan kualitas kepemimpinan lapangan para unsur pimpinan di
Batalyon Infanteri pada pola pembinaan satuan yang lebih efektif dan efisien. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih sangat sederhana, akan tetapi dari segi ide-ide dan pokok-pokok
pikiran masih dapat dikembangkan.
PENULIS
TERBATAS
TERBATAS
20
TERBATAS