Anda di halaman 1dari 20

TERBATAS

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KEPEMIMPINAN LAPANGAN


PARA UNSUR PIMPINAN BATALYON INFANTERI

TERBATAS
TERBATAS
2
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KEPEMIMPINAN LAPANGAN
PARA UNSUR PIMPINAN BATALYON INFANTERI

Umum.

a. Keberhasilan Unsur pimpinan Batalyon Infanteri dalam melaksanakan tugas, bukan


hanya ditentukan oleh kepemimpinan seorang Komandan tersebut, namun keberhasilan Satuan
tersebut merupakan suatu akumulasi dari semua prajurit yang ada di Satuan itu, mulai dari
pangkat yang terendah sampai dengan yang tertinggi di Satuan itu.

b. Sebagai penggerak untuk mencapai keberhasilan tersebut sangat diperlukan kualitas


kepemimpinan lapangan pada unsur pimpinan Batalyon Infanteri mulai dari unsur pimpinan
Batalyon Infanteri yang terendah sampai unsur pimpinan Batalyon Infanter yang tertinggi di
Satuan tersebut.

c. Kepemimpinan lapangan didapat bukan karena pembawaan sejak lahir, bukan pula
karena keturunan akan tetapi merupakan suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh semua orang
yang pandai memahami, mengaplikasikan serta menerapkan azas, sifat dan prinsip serta tehnik
kepemimpinan dengan sebaik-baiknya.

d. Untuk menentukan tinggi rendahnya kualitas kepemimpinan tersebut ada 3 (tiga) hal
pokok yang dapat dijadikan sebagai ukuran, meliputi kualitas moral,
intelegensi/profesionalisme dan kualitas kemampuan fisik dari semua unsur pimpinan yang ada
di Satuan itu.
e. Kenyataan dilapangan, masih banyak Satuan yang anggotanya melakukan pelanggaran
disiplin maupun pelanggaran pidana, tidak profesional terhadap tugas yang diembannya,
disersi, melawan atasan dan pelanggaran lainnya yang sangat menonjol. Hal ini apabila tidak
segera dibenahi terutama para unsur pimpinannya maka Satuan tersebut akan mengalami
kehancuran.

f. Oleh karena itu pada kesempatan ini kelompok 2 akan memberikan sumbangan pikiran
melalui tulisan yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS
TERBATAS
TERBATAS
3
KEPEMIMPINAN LAPANGAN PARA UNSUR PIMPINAN BATALYON
INFANTERI “ ditingkat Batalyon.

Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Makalah ini dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang
upaya meningkatkan kualitas kepemimpinan para unsur pimpinan ditingkat Batalyon Infanteri.

b. Tujuan. Sebagai sumbangan pikiran kepada komando atas khususnya unsur


pimpinan Batalyon Infanteri dalam upaya meningkatkan kualitas kepemimpinan para
Komandan yang ada di Satuannya.

Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup penulisan ini dibatasi pada masalah-
masalah kepemimpinan lapangan yang dilaksanakan oleh para unsur pimpinan di Batalyon
Infanteri serta pembahasan tentang upaya peningkatannya dan disusun dengan tata urut sebagai
berikut :

a. Pendahuluan.
b. Kualitas kepemimpinan lapangan unsur pimpinan Batalyon Infanteri saat ini.

c. Kualitas kepemimpinan lapangan unsur pimpinan Batalyon Infanteri yang diharapkan.


d. Faktor-faktor yang bempengaruh.
e. Upaya peningkatan kualitas kepemimpinan lapangan para unsur pimpinan Batalyon
Infanteri.
f. Kesimpulan dan Saran.
g. Penutup.

Pendekatan. Penulisan ini menggunakan pendekatan pragmatis, empiris, analisis


melalui pengalaman-pengalaman selama bertugas di Satuan Infanteri.

Pengertian-pengertian.

TERBATAS
TERBATAS
4
a. Kepemimpinan. Kepemimpinan adalah suatu seni dan ilmu
untuk mempengaruhi motivasi orang lain ( bawahan ) sedemikian rupa sehingga orang tersebut
dengan sadar dan tulus iklas mau bekerja sesuai dengan yang dikehendaki oleh pimpinan.

b. Kepemimpinan Militer. Adalah kemampuan dalam mengendali-kan mobilisasi


anak buah serta perlengkapan yang menjadi tanggung jawabnya sedemikian rupa sehingga
tugas pokok dapat dicapai secara efektif.

c. Kepemimpinan Lapangan. Adalah kepemimpinan yang dilakukan dengan ( Face To


Face Leader Ship) tatap muka antara atasan dan bawahan dengan menggunakan tehnik dan seni
sedemikian rupa sehingga mampu menggerakan bawahan dan Satuan tersebut dalam segala
bentuk penugasan sampai mencapai tujuan yang diharapkan.

KUALITAS KEPEMIMPINAN LAPANGAN UNSUR PIMPINAN BATALYON INFANTERI


YANG DIHARAPKAN

Umum. Dalam upaya meningkatkan kualitas kepemimpinan Komandan Satuan,


diperlukan beberapa metode agar upaya tersebut secara aplikatif dapat diterapkan dilapangan
seperti metode ketauladanan, metode edukatif, metode presuasif, metode instruktif, metode
pemberian sangsi dan penghargaan serta metode panataran. Sedangkan kualitas kepemimpinan
yang diharapkan dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu :

Kualitas moral. Kepribadian Pancasila, Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan melaksanakan
8 Wajib TNI yaitu :

a. Menjadi insan hamba Tuhan yang menjalankan agama sesuai dengan kepercayaannya
tanpa fanatisme sempit dan selalu menghormati agama-agama lainnya (toleransi kehidupan
beragama).

TERBATAS
TERBATAS
5
b. Menjadi insan yang mempunyai cinta, rasa dan karsa serta menjungjung tinggi hak-
hak asasi manusia.

c. Dapat mengintregrasikan diri dengan rakyat dan melaksanakan 8 Wajib TNI dengan
baik untuk mewujudkan sistem hankamrata dengan menjunjung tinggi dasar demokrasi dan
musyawarah untuk mufakat dalam menggalang kesatuan dan persatuan Bangsa.

/ d. Memiliki …..

d. Memiliki patriotisme yang bertanggung jawab dan pantang menyerah dalam


mendukung dan membela kesatuan dan persatuan Bangsa.

e. Memegang teguh disiplin patuh dan taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap
dan kehormatan prajurit.

f. Mengutamakan keperwiraan dalam melaksanakan tugas serta mempunyai kesiap


sediaan untuk berbakti kepada Negara dan Bangsa.

g. Memiliki sifat-sifat kepemimpinan antara lain, sifat kejujuran, berpengetahuan, berani,


mampu dalam mengambil suatu keputusan, dapat dipercaya, mempunyai inisiatif, tegas dan
bijak sana, dapat menjadi tauladan, loyalitas, tahan uji, tidak mementingkan diri sendiri dan
atusias terhadap tugas yang diembannya.

Kualitas Profesionalisme. unsur pimpinan Batalyon Infanteri iharapkan mempunyai


kemampuan tehnik, taktis dan mampu menerapkan sirkulasi latihan dengan baik serta dapat
mengaplikasikan kepemimpinannya dalam memberi motivasi pada anggotamya, mampu
membuat suatu rencana dan melaksanakannya secara baik, tingkat profesionalisme ini dapat
dilihat dari berbagai peran Unsur pimpinan Batalyonseperti :

a. Unsur pimpinan Batalyon Infanteri mempunyai wawasan dengan pemahaman yang


mendalam tentang SJM dan sirkulasi latihan di Satuannya.
TERBATAS
TERBATAS
6

b. Secara tehnis dapat melaksanakan standart kemampuan sesuai jabatan pada tingkatnya.

/c. Mengerti ......


c. Mengerti tehnik dan taktis Satuan sesuai tingkat Satuan yang dipimpinnya.

d. Mampu mengaplikasikan dan menjabarkan serta melaksanakan program kerja yang


menjadi tanggung jawabnya di Satuan.

e. Menguasai CMI dan mampu menerapkan dengan baik.

f. Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan latihan sesuai dengan tingkat


latihan yang dipimpinnya.

g. Menguasai langkah-langkah P3 (Prosedur Pimpinan Pasukan) dan prosedur hubungan


Komandan dan Staf dalam mekanisme melakukan pekerjaan sehari-hari.

h. Mengetahui bidang Intelijen, Operasional, personel, logistik dan teritorial serta mampu
mengendalikan keuangan yang ada di satuannya.

Kualitas Kemampuan Fisik. Tingkat kemampuan fisik para unsur pimpinan Batalyon
Infanteri sesuai dengan kriteria penilaian yang ada pada hasil kesemaptaan jasmani, dan Unsur
pimpinan Batalyondapat mengimbangi kemampuan fisik bawahannya yang relatif lebih muda
sehingga unsur pimpinan Batalyon Infanteri dapat memberikan Komando dan pengendalian
pada saat situasi memerlukan kegiatan fisik yang tinggi terutama di daerah latihan maupun
daerah operasi.

Kualitas Peranan Unsur Pemimpin.

a. Sikap yang dituntut dari seorang pemimpin sesuai peranannya adalah :


/1) Seorang .....

TERBATAS
TERBATAS
7
1) Sebagai Komandan. Berpendirian teguh, tegar dan bertanggung jawab
mempunyai keberanian moril, kecakapan tehnis, keterampilan dan kemampuan dalam
mengambil keputusan dan memberi perintah penuh inisiatif, dinamis, bijaksana dalam
menggunakan wewenangnya demi tugas serta memelihara kondisi fisik sebaik-baiknya.

2) Sebagai Pemimpin. Mengetahui kondisi jiwa dan aspirasi yang hidup dalam hati
sanubari orang lain, pandai menilai dan menghargai pendapat dan sikap orang lain,
bijaksana dalam membina kesatuan dan persatuan dalam mencapai tujuan, mampu
memberikan bimbingan/pimpinan tuntunan yang diperlukan, senantiasa berusaha
menjadi contoh, teladan dalam perkataan dan perbuatan, menimbulkan dan memelihara
kewibawaan pimpinan atas dasar kepercayaan, keikhlasan dan kerelaan yang dipimpin
serta mampu melahirkan pemimpin baru.

3) Sebagai Guru. Senantiasa memelihara dan meningkatkan pengetahuan sesuai


dengan perkembangan atau tuntutan pelaksanaan tugas, memelihara kesadaran dan
ketenangan dalam mendidik atau melatih. Kesediaan setiap saat untuk memberikan
bantuan secara perorangan maupun dalam hubungan kesatuan guna mencapai kemajuan
dan keterampilan bekerja, merupakan pelita dan penyuluh yang tak pernah padam.

4) Sebagai Pembina. Menguasai makna fungsi pembinaan yang meliputi


perencanaan, penyusunan, pengajaran dan pengawasan serta senantiasa berusaha
meningkatkan hasil guna dan daya guna untuk pencapaian tujuan.

/5) Sebagai .....


5) Sebagai Bapak. Berperilaku sederhana, mengenal setiap anggota bawahan,
bersikap terbuka dan mengayomi, bijaksana tetapi tegas, adil, mendorong dan berusaha
meningkatkan kesejahteraan anggota bawahan baik material maupun spiritual.

6) Fungsi Teman Seperjuangan. Memiliki kesamaan tekad, rasa senasib


sepenanggungan keikhlasan berkorban demi kepentingan bangsa.

TERBATAS
TERBATAS
8
7) Sebagai hakim. Seorang pemimpin juga bisa bertindak
sebagai hakim yaitu dengan memberikan tindakan yang tepat kepada anak buahnya
yang membuat pelanggaran.

b. Dalam pelaksanaan tugasnya sikap tersebut di atas diwujudkan dalam bentuk sebagai
berikut :

1) Sebagai seorang Komandan. Pada dasarnya mengandung dua contoh


kepemimpinan yaitu otoriter konstruktif dan demokartis konstruktif. Umumnya
yang lebih menonjol adalah corak kepemimpinan otoriter konstruktif, karena seorang
Komandan lebih banyak dihadapkan pada situasi yang memerlukan ketegasan dan
kecepatan bertindak. Seorang Komandan dalam pelaksanaan pelaksanaan tugasnya
sering dituntut untuk mendapatkan loyalitas dari bawahannya serta lebih banyak
berorientasi pada keberhasilan pelaksanaan tugas satuannya.

2) Sebagai seorang pemimpin. Senantiasa memberikan petunjuk,


pengarahan dan pengawasan serta pengendalian terhadap anggota tentang cara
pelaksanaan tugas.
/3) Sebagai .....
3) Sebagai seorang guru. Secara langsung berusaha meningkatkan kemampuan,
keterampilan dan pengetahuan anggotanya baik perorangan maupun hubungan
kelompok.

4) Sebagai seorang pembina. Senantiasa berusaha agar satuan dalam melaksanakan


tugasnya selalu berhasil guna dan berdaya guna. Dalam usaha pembinaan selalu
diarahkan kepada peningkatan dan pemeliharaan unsur kesatuannya seperti personel,
materiil serta kemampuan operasionalnya.

5) Sebagai seorang bapak. Memberikan dorongan moril, bimbingan dan


pengayoman kepada anggotanya.

TERBATAS
TERBATAS
9
6) Sebagai teman seperjuangan. Dalam keadaan kritis maupun
dalam keadaan menyenangkan, pemimpin dan bawahannya merasa senasib
sepenanggungan dan saling membantu.

7) Sebagai hakim. Dalam menjatuhkan hukuman/ tindakan kepada anak


buahnya harus adil sesuai dengan kesalahan yang dilakukannya, tidak melampaui batas-
batas kewajaran.

/ BAB IV …..

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KEPEMIMPINAN


LAPANGAN UNSUR PIMPINAN BATALYON IFANTERI

Umum. Upaya peningkatan kepemimpinan para Unsur pimpinan Batalyondiperlukan


langkah-langkah pembahasan melalui :

a. Bagaimana upaya penyiapan Unsur pimpinan BatalyonInfanteri ditingkat Batalyon yang


handal sesuai dengan tuntutan perkembangan situasi ?

b. Pengaruh penerapan kepemimpinan lapangan menghadapi perkembangan situasi.

c. Bagaimana upaya penerapan/aplikasi dari sifat, ciri dan sebelas azas kepemimpinan TNI
dalam rangka pembentukan kepemimpinan lapangan.

Penyiapan unsur pimpinan ditingkat Batalyon Infanteri. Secara umum langkah-langkah


penyiapan unsur pimpinan ditingkat Batalyon dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut :

a. Pembenahan kualitas personil unsur pimpinan yang ada di Satuan dengan pemilihan
personil yang terbaik setara dengan pangkat dan jabatannya dengan dilibatkan beberapa
pengamat dan hasil penilaian (Dapen) selama yang bersangkutan melaksanakan dengan cara :

/ 1) Untuk …..
TERBATAS
TERBATAS
10

1) Untuk memilih Komandan Kompi dan Perwira Staf dilaksanakan melalui rapat
yang di pimpin Komandan Batalyon yang berdasarkan pengamatan dan penilaian
Komandan Batalyon dan Wakil Komandan Batalyon.

2) Untuk memilih Danton, Batih KI, Bamin, Bafourir, Ba Manage dilaksanakan


rapat dipimpin Danyon dengan dibantu hasil pengamatan dan penilaian Danki dan Staf
Yon.

b. Pengadaan seleksi terhadap calon Danki ke atas baik seleksi bidang keterampilan teknis
dan taktis bidang pembuatan Karya Tulis Militer dan Bidang Fisik dengan memakai standart
yang sudah disahkan dengan TNI AD, seleksi ini dilaksanakan pada tingkat Brigade.

c. Bagi calon yang sudah diseleksi diberikan penataran-penataran secara terpusat di


tingkat Brigade dengan materi yang sesuai dan dapat mendukung tugas para Danki dan Staf
Yon dan memberi kepemimpinan dengan metode diskusi dan pemecahan suatu masalah yang
sedang aktual saat ini.

d. Setelah terpilih calon pimpinan tersebut diberikan kesempatan untuk berperan seluas-
luasnya secara proporsional untuk mengemban tugas di Satuannya, hal ini dimaksudkan untuk
mengasah yang memberikan pengalaman dalam pengetrapan kepemimpinan dilapangan.

e. Memberikan penilaian secara periodik dan diberikan suatu konseling (dipanggil satu
persatu) untuk diberikan terapi terhadap kekurangan-kekurangan selama yang bersangkutan
memimpin Satuannya sehingga pemimpin tersebut tahu persis kelemahan-kelemahan yang ada
pada dirinya dan berusaha untuk memperbaiki
/ f. Dalam …..
f. Dalam membuat suatu penilaian terhadap Unsur pimpinan Batalyonkendalanya belum
adanya piranti lunak tentang kriteria penilaian seorang Unsur pimpinan Batalyonsesuai dengan
tingkat stratanya.

TERBATAS
TERBATAS
11
Pengaruh penerapan kepemimpinan lapangan menghadapai situasi yang
berkembang. Dalam menerapkan kepermimpinan lapangan sesuai dengan aplikasi dari 11
(sebelas) azas kepemimpinan akan mendapatkan pengaruh yang positif antara lain :

a. Dapat memberikan suatu ketauladanan serta sifat budaya Bangsa Indonesia yang
patriotistik dan sangat menghargai ikatan primordial, ketauladanan dari unsur pimpinan baik
dalam berpikir dan bersikap serta bertindak akan menjadi suatu hal sangat penting pada anggota
bawahannya, karena anggota bawahannya akan senantiasa menirukan para Komandannya,
karena ketauladanan tersebut akan dijadikan modal untuk diikuti para anggotanya, melalui
ketauladanan yang baik akan sangat berpengaruh terhadap sikap prilaku dan tindakan dari
anggota bawahannya.

b. Dapat memberikan instruksi dan perintah yang tegas dan tidak bertele-tele akan
memudahkan Satuan bawah dalam melaksanakan perintah karena tidak terdapat keragu-raguan
di antara anggota bawahan dalam melaksanakan sehingga dalam mengambil langkah dan
tindakan dilapangan tetap mempunyai satu Komando yang dapat dipertanggung jawabkan
dengan jelas.

/ c. Pemimpin …..

c. Pemimpin lapangan harus dapat mengikuti perkembangan keadaan. Perkembangan


situasi di dalam negeri dan luar negeri selalu berubah dengan cepat setiap saat, sebagai seorang
pemimpin tidak bisa mengetrapkan kepemimpinan melalui metode yang sudah ada, namun
harus dapat mengikuti perkembangan situasi baik yang ada di dalam maupun di luar negeri.

d. Menuntut para unsur pimpinan selalu belajar dari perkembangan situasi yang
berkembang. Para Unsur pimpinan Batalyondiharapkan selalu mengetahui perkembangan
situasi saat ini dan mempelajari langkah-langkah yang tepat yang telah dilaksanakan, sehingga
apabila terjadi perkembangan situasi yang sama, minimal Komandan tersebut dapat
TERBATAS
TERBATAS
12
memberikan langkah-langkah keputusan yang tepat yang mempunyai rambu-rambu hukum
yang benar dan tidak menyimpang ataupun melanggar hukum yang berlaku di dalam negeri
maupun hukum internasional.

Penerapan sifat, ciri dan 11 (sebelas) azas kepemimpinan. Dalam upaya penerapan sifat,
ciri dan 11 (sebelas) azas kepemimpinan dapat dilakukan dengan beberapa metode berupa :

a. Ketauladanan. Metode ini diambil dari salah satu azas kepemimpinan yaitu “
ING NGARSO SUNG TULODO “ (memberikan suri tauladan dihadapan anak buahnya).
Secara hirarkis unsur pimpinan yang lebih tinggi harus mampu memberikan contoh yang
baik dalam berpikir, bersikap dan bertindak dalam segala hal pada anggota bawahannya
sehingga anggota dapat melihat langsung apa yang dilakukan pimpinannya dan dapat
digunakan sebagai pedoman. Kita yakin bahwa ketauladanan dalam kepemimpinan lapangan
adalah kepemimpinan tatap muka dan tuntutannya adalah kebersamaan.

/ b. Metode Edukatif …..


b. Metode Edukatif. Metode ini diambil dari salah satu azas kepemimpinan yaitu “
TUT WURI HANDAYANI “ (mempengaruhi dan memberikan dorongan dari belakang
kepada anak buah). Metode ini
dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran dan motivasi serta mendidik anggota bawahan
dalam rangka meningkatkan sikap mental pribadinya. Untuk mencapai tujuan tersebut
dilaksanakan kegiatan- kegiatan jam Komandan, Santi Aji, Ceramah Pembekalan dan
Konseling yang dilaksanakan secara periodik. Dapat pula disentuh lewat sisi ajaran agama
disamping itu perlu diterapkan budaya mendengar dan menghargai pendapat orang lain, budaya
malu apabila membuat suatu pelanggaran dan budaya belajar dan berlatih karena akan dapat
membantu menyempurnakan watak dan prilaku anak buah.

c. Metode persuasif. Metode ini diambil dari bagian 11 (sebelas) azas kepemimpinan
yaitu “ PRASOJO “ yang artinya memberikan contoh tingkah laku dan perbuatan yang
sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Metode ini dimaksudkan untuk memotivasi anggota
bawahan bahwa segala sesuatu masalah yang masih dapat diselesaikan secara persuasif tidak
perlu harus dilakukan dengan cara kekerasan atau otoriter sehingga diharapkan anggota apabila
membuat kesalahan atau pelanggaran dan disentuh dengan teguran dari atasan, maka anggota
TERBATAS
TERBATAS
13
segera respek dan memperbaiki kesalahannya. Jika setiap pelanggaran kita
lakukan dengan tindakan kekerasan maka anggota bawahan sudah terbiasa dengan tindakan
tersebut, bila ada atasan yang lemah/tidak menindak anggotanya, maka anggota bawahan akan
menjadi-jadi dalam membuat suatu pelanggaran karena sudah terbiasa dengan tindakan
kekerasan.

/ d. Metode …..

d. Metode Instruktif. Metode ini diambil dari salah satu sifat-sifat kepemimpinan
yaitu mengambil keputusan, dimaksudkan agar setiap Unsur pimpinan Batalyonmempunyai
kemampuan untuk mengambil suatu keputusan yang tepat dan keputusan tersebut ditindak
lanjuti dengan
beberapa instruksi kepada bawahannya. Metode instruktif perlu dikembangkan dan
diterapkan demi tercapainya sasaran kegiatan secara efektif. Penerapan metode ini umumnya
untuk kegiatan latihan yang dipandang perlu seperti dalam melatih Perwira untuk hapal tugas
dan tanggung jawabnya (Job Description) instruksi tentang kesadaran membina fisiknya,
instruksi untuk bisa menulis karangan dan pembaca untuk mendapatkan suatu pengetahuan
yang luas dan sebagainya. Pada hakekatnya manusia apabila tidak ada petunjuk dan aturan
yang jelas yang bersangkutan ingin melemparkan tanggung jawab dan timbul rasa malas, oleh
karena itu perlu adanya metode instruktif sehingga semua kegiatan yang diinginkan digiring
secara ketat untuk mencapai tujuan yang diinginkan

e. Metode pemberian sangsi dan penghargaan (Reward and Punishment).


Metode ini diambil dari salah satu sifat kepemimpinan yaitu “ adil ” jadi siapa saja
yang melanggar hukum dan aturan yang berlaku diberikan hukuman dan siapa saja yang
mempunyai prestasi dan membawa nama baik satuan diberikan hadiah/penghargaan untuk
merangsang anggota lainnya agar ikut melakukan prestasi. Kita menyadari bahwa
bahan baku unsur pimpinan yang ada di Batalyon saat ini tidak semuanya berkualitas baik,
untuk itu perlu penerapan represif agar tujuan yang kita inginkan dapat tercapai dengan baik.
Kepada unsur pimpinan yang tidak melaksanakan instruksi, bermalas-malasan, asal

TERBATAS
TERBATAS
14
melaksanakan perintah, tanpa ada kemauan untuk berbuat yang terbaik perlu
diambil tindakan dan teguran, tindakan disiplin,

/ hukuman …..
hukuman disiplin sampai pada tindakan administrasi dengan tujuan bahwa tindakan tersebut
untuk memperbaiki atau mendidik dan meluruskan para unsur pimpinan bawahan. Agar
metode ini dapat mencapai sasaran dengan efektif perlu diimbangi dengan pemberian
penghargaan kepada unsur pimpinan yang berhasil mencapai prestasi terbaik yang
membawa nama Satuan. Jenis penghargaan tersebut disamping tanda penghargaan berupa
medali, piala, tanda penghargaan juga berupa finansial sehingga ada kebanggaan dikalangan
Satuan dan keluarganya.

f. Metode Penataran. Metode ini diambil dari salah satu sifat kepemimpinan
yaitu “ Berpengetahuan ” diharapkan seorang pemimpin hendaknya mempunyai pengetahuan
yang luas, untuk itu perlu diberikan suatu penataran pada beberapa materi baik materi taktis
dan teknis, materi pengetahuan diluar pelajaran militer dan diskusi antar kelompok sehingga
unsur pimpinan yang ditatar akan mendapatkan bekal pengetahuan yang kompleks dan
mendalam. Tujuan lain kegiatan penataran tersebut adalah dalam rangka mensejajarkan
kemampuan dari unsur pimpinan baik Perwira maupun Bintara. Dengan metode penataran
tersebut, diharapkan peningkatan profesional dalam melaksanakan tugas dan kualitas
kepemimpinannya dapat meningkat sesuai diharapkan diberikan studi kasus.

Upaya-upaya Lain.

a. Pengawasan dan pengendalian melalui pembuatan buku kerja bagi para Dansat untuk
meningkatkan kepemimpinan lapangan para Komandan Satuan, maka perlu diadakan
pengawasan dan pengendalian secara ketat dan terus-menerus secara berjenjang sesuai dengan
kewenangannya mulai dari Danru, Danton, sampai dengan Danki.

/ Dalam …..
Dalam buku tersebut sudah disiapkan kolom-kolom yang berisi : Nomor, Hari, Tanggal,
Tempat, kegiatan, hasil pelaksanaan dan keterangan. Buku kerja ini memuat rencana kegiatan
Danton dengan Danki dalam satu minggu khusus diluar jam dinas dan diisi sesuai dengan
TERBATAS
TERBATAS
15
rencana kegiatan masing-masing. Buku kerja Danton setiap seminggu sekali di cek oleh
Danki dan sebulan sekali di cek oleh Danyon. Untuk buku kerja Danki setiap dua minggu
sekali di cek oleh Danyon. Dengan demikian akan dapat dipantau dan di evaluasi secara terus
menerus tentang kekurangan yang ditemui dalam penerapan kepemimpinan lapangan di Satuan.

b. Pendayagunan kemampuan kepemimpinan unsur pimpinan bawahan melalui :

1) Kegiatan apel dilaksanakan secara bertingkat baik apel Kompi maupun dalam
hubungan Batalyon, susunan pasukan harus mulai regu peregu. Danru, Danton dan
Danki memimpin di depan pasukan. Kegiatan laporan dimulai dari Danru ke Danton,
Danton ke Danki dan seterusnya.

2) Budayakan dalam pemberian instruksi-instruksi dari Danyon ke Danki tidak


secara langsung kepada anggota namun melalui unsur-unsur pimpinan secara berjenjang
kebawah dan diadakan pengecekan dalam pelaksanaanya.

3) Buatlah protap-protap hukuman terhadap pelanggaran anggota. Protap yang


dimaksud misalnya apabila salah satu anggota Regu yang melanggar maka disamping
anggota tersebut dihukum oleh Danrunya, unsur pimpinan yaitu Danru dan Danton
diberikan sangsi oleh Danki demikian seterusnya.

/ BAB VI …..
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan.

a. Secara umum kepemimpinan lapangan para unsur pimpinan yang ada di jajaran
Batalyon Infanteri telah dapat melaksanakan tugasnya sesuai program kerja yang diberikan
Komando atas, namun apabila dicermati secara teliti di lapangan ternyata banyak ditemui
pelanggaran-pelanggaran, baik itu pelanggaran disiplin, pidana maupun pelanggaran lainnya
yang dilakukan oleh Tamtama, Bintara dan Perwira. Hal ini semua sumbernya karena kualitas
kepemimpinan lapangan unsur pimpinan yang ada di jajaran Batalyon Infanteri masih rendah.
TERBATAS
TERBATAS
16

b. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas kepemimpinan lapangan


para unsur Komandan bawahan, di karenakan kurangnya unsur pimpinan dapat
mengaplikasikan sifat-sifat 11 Azas Kepemimpinan dan tehnik-tehnik kepemimpinan di
lapangan, lambat dalam mengambil suatu keputusan karena kurang berani mengambil suatu
resiko, kurang berani menegur dan mengoreksi anak buah dan unsur Komandan bawahan yang
salah, kurang profesional terhadap tugas yang diemban, kurang motivasi dan dedikasi dalam
melaksanakan tugasnya serta membina stamina fisiknya. Semua itu bila kita rangkum meliputi
faktor intern dan ekstern yang terdiri dari beberapa aspek yaitu fisik yang rendah, sedang faktor
ekstern yang berpengaruh adalah faktor kondisi satuan dan faktor kondisi lingkungan.

/ c. Sedangkan …..

c. Sedangkan tuntutan kualitas kepemimpinan lapangan yang diharapkan adalah :

1) Pada aspek moral.

a) Pemimpin harus berkepribadian Pancasila, Sapta Marga, Sumpah


Prajurit dan dapat menerapkan 8 Wajib TNI di lingkungan masyarakat.

b) Memiliki sifat-sifat kepemimpinan dan mengaplikasi-kan 11 Azas


Kepemimpinan dan tehnik-tehnik kepemimpinan.

c) Memiliki sifat patriotisme pantang menyerah dalam mendukung dan


membela persatuan dan kesatuan bangsa, memegang teguh disiplin dan
melaksanakan tugasnya serta mengutamakan keperwiraan di dalam
melaksanakan tugasnya.

2) Pada aspek intelektual/profesional.

TERBATAS
TERBATAS
17
a) Seorang pemimpin atau Unsur pimpinan BatalyonInfanteri harus
mempunyai kemampuan tehnik, taktis dalam mengoperasikan SJM dan mampu
mengeterapkan serta melaksanakan sirkulasi latihan yang ada di satuannya.

b) Mampu untuk membuat suatu rencana latihan dan melaksanakan secara


baik serta dapat mengendalikan, mengawasi dan mengevaluasi terhadap
pelaksanaan latihan tersebut.
/ c) Komandan …..
c) Unsur pimpinan Batalyon Infanteri harus mempunyai pengetahuan yang
luas di luar taktik dan tehnik militer dan tanggap terhadap perkembangan situasi
yang sedang berkembang dan mampu bertindak yang dapat dipertanggung
jawabkan.

3) Pada aspek kemampuan fisik.

a) Unsur pimpinan Batalyon Infanteri harus mempunyai kesiapan fisik


minimal dapat mengimbangi kegiatan-kegiatan yang ada di lapangan dengan
anak buahnya.

b) Dengan kesadaran dapat membina dan menjaga stamina fisiknya setiap


saat.

c) Dapat memerintahkan atau menginstruksikan pada bawahannya untuk


melaksanakan kegiatan fisik yang terencana, terprogram sehingga mencapai
tujuan.

d. Upaya Peningkatan Kualitas Kepemimpinan lapangan dan Para Unsur pimpinan di


Batalyon Infanteri dilaksanakan dengan beberapa metode yaitu :

1) Metode ketauladanan.
2) Metode edukatif.
3) Metode persuasif.
4) Metode instruktif.
TERBATAS
TERBATAS
18
5) Metode pemberian sangsi hukuman dan penghargaan.
6) Metode penataran.

/ e. Dengan …..
e. Dengan upaya-upaya tersebut di atas diharapkan kualitas kepemimpinan lapangan para
unsur pimpinan di Batalyon Infanteri akan lebih meningkat sehingga pembinaan satuan akan
lebih efekti dan efisien.

Saran. Dalam rangka meningkatkan kualitas kepemimpinan lapangan para unsur pimpinan ndi
Batalyon Infanteri sarankan hal-hal sebagai berikut :

a. Perlunya pembenahan terhadap sistim seleksi calon Unsur pimpinan di Batalyon


Infanteri mulai dari tingkat Danki sampai dengan tingkat Komandan Batalyon melalui tes
kemampuan.

b. Perlunya dibuat buku petunjuk yang pasti untuk membuat suatu penilaian dari tingkat
Danki sampai dengan tingkat Danyon.

c. Perlu peningkatan kesejahteraan pada unsur Komandan di Batalyon Infanteri agar lebih
maksimal dalam melaksanakan tugas karena banyaknya dana yang dikeluarkan demi mencapai
tujuan yang diinginkan dari Komando.

d. Perlu diadakan kembali lomba antar satuan seperti Ton Tangkas.

e. Perlu dibuat suatu tanda-tanda khusus seperti Brivet kemampuan untuk menanamkan
suatu kebanggaan dan jiwa korsa
/ BAB VII ……

PENUTUP

Demikian makalah ini dibuat untuk dapat digunakan sebagai sumbangan pikiran dan sekaligus
sebagai masukan bagi para unsur pimpinan di Batalyon Infanteri dan Komando atas dalam
TERBATAS
TERBATAS
19
upaya meningkatkan kualitas kepemimpinan lapangan para unsur pimpinan di
Batalyon Infanteri pada pola pembinaan satuan yang lebih efektif dan efisien. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih sangat sederhana, akan tetapi dari segi ide-ide dan pokok-pokok
pikiran masih dapat dikembangkan.

Nabire, Oktober 2018

PENULIS

Oky Darmawan Putra


Letda Chb NRP 11170027800194

TERBATAS
TERBATAS
20

TERBATAS

Anda mungkin juga menyukai