Anda di halaman 1dari 18

TERBATAS

1
UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME
PRAJURIT ARMED DI SATUAN DALAM MENGHADAPI
TANTANGAN TUGAS DIMASA DEPAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum
a. Era reformasi telah bergulir dimana diikuti dengan tuntutan demokratisasi,
penegakan supermasi hukum, hak asasi manusia dan pembaharuan di segala
sektor kehidupan tidak lepas dari bagian agenda reformasi tersebut. TNI yang
merupakan komponen bangsa tidak lepas dari dampak tuntutan reformasi tersebut,
dengan kondisi tersebut pimpinan TNI telah mencanangkan paradigma baru yang
merupakan jawaban dari tuntutan itu semua, serta memberikan solusi pemecahan
agar TNI menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan bangsa Indonesia
kedepan.
b. Dalam paradigma baru tersebut, peran TNI dititik beratkan pada
profesionalisme prajurit. Oleh karena itu setiap Komandan Satuan Armed dituntut
untuk senantiasa memelihara dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan
prajuritnya sesuai dengan fungsi dan tugas pokok satuan.
c. Kondisi profesionalisme prajurit Armed saat ini masih dirasakan kurang. Hal
ini terbukti masih sering terjadinya kecelakaan pada saat melaksanakan latihan yang
mengakibatkan kerugian personil dan materil, yang disebabkan kesalahan orang
atau sarana dan peralatan. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut dan ini
merupakan tantangan bagi unsur Komandan Satuan Armed untuk mencari solusi
dalam upaya meningkatkan profesionalisme prajurit Armed melalui pembinaan
personel, penerapan manajemen latihan, ketauladanan dan disiplin latihan sehingga
akan mampu menghadapi tantangan tugas di masa depan.

TERBATAS
TERBATAS
2
/ 2 . Maksud . . . . . .
2. Maksud dan Tujuan.
a. Maksud. Memberikan gambaran tentang upaya untuk meningkatkan
profesionalisme prajurit Armed di Satuan sehingga mampu menghadapi tantangan
tugas di masa depan.
b. Tujuan. Sebagai masukan dan sumbang saran ke Komando atas
tentang upaya untuk meningkatkan profesionalisme prajurit Armed di Satuan.

3. Ruang Linkup dan Tata Urut. Tulisan ini dibatasi dalam linkup upaya untuk
meningkatkan profesionalisme prajurit Armed di satuan, yang disusun dengan tata urut
sebagai berikut:
a. Pendahuluan.
b. Kondisi profesionalisme prajurit Armed saat ini.
c. Kondisi profesionalisme prajurit Armed yang di harapkan.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi.
e. Upaya meningkatkan profesionalisme prajurit Armed di Satuan.
f. Kesimpulan dan saran.
g. Penutup.

4. Pendekatan. Dalam penulisan ini menggunakan pendekatan pengalaman


dan analisa praktis di lapangan.

BAB II
KONDISI PROFESIONALISME PRAJURIT ARMED SAAT INI

5. Umum. Secara umum tingkat profesionalisme prajurit Armed saat ini masih
kurang. Hal ini didasarkan pada hasil penilaian uji trampil jabatan perorangan sampai
dengan uji siap tempur dengan titik berat penilaian pada aspek kemampuan, keterampilan
dan kesiapan personel yang meliputi rendahnya nilai kejuangan, kurangnya penguasaan
kemampuan teknis, rendahnya disiplin latihan, tidak tercapainya standar latihan, sarana
dan prasarana yang terbatas.
/ 6. Rendahnya . . . .. .

TERBATAS
TERBATAS
3
6. Rendahnya Nilai Kejuangan. Kejuangan merupakan pengorbanan, rendah-
nya nilai kejuangan antara lain terlihat dari :
a. Masih adanya para pelatih yang menganggap tugas yang diberikan sebagai
beban sehingga pelaksanaan latihan terkesan asal melaksanakan perintah/jadwal.
b. Adanya sikap masa bodoh dari anggota maupun unsur pelatih dan kurangnya
motivasi diri dalam mengikuti kegiatan latihan sehingga tidak mencapai hasil yang
optimal.
c. Adanya anggapan latihan yang dilaksanakan hanyalah sebuah penyiksaan,
sehingga timbul rasa malas dan tidak serius.
d. Masih belum tertanamnya rasa kebanggaan yang tinggi pada anggota dalam
mengikuti dan melaksanakan tugas-tugas laihan.

7. Rendahnya Disiplin Latihan. Tingkat disiplin latihan masih dirasakan kurang


antara lain terlihat dari :
a. Masih terdapatnya pelaksanaan latihan yang terkesan asal selesai dan hanya
melaksankan program atau perintah yang diberikan.
b. Masih adanya rekayasa laporan-laporan kepada Satuan Atas yang tidak
sesuai dengan hasil latihan.
c. Kurangnya perhatian yang serius dari unsur pimpinan dari kualitas latihan
dan tidak mempedomani standar dan sasaran latihan yang ditentukan.
d. Kurangnya kepatuhan untuk menepati jadwal dan waktu latihan yang telah
diprogramkan, bahkan menyita waktu latihan untuk kegiatan lain yang kurang
mendukung pelaksanaan latihan.

8. Terbatasnya Kemampuan Teknis. Penguasaan kemampuan teknis keca-


bangan di Satuan masih dirasakan kurang, hal ini terbukti dari :
a. Terbatasnya pelatih di Satuan yang memiliki kualifikasi pelatih sehingga
kurang mampu dalam menerapkan sistem dan teknik penyelenggaraan latihan
secara bertahap, bertingkat dan berlanjut, dan terkesan monoton.
b. Keterbatasan pelatih di Satuan baik Perwira maupun Bintara di dalam
penguasaan ilmu teknis kecabangan, sehingga dalam pelaksanaan latihan terkesan

TERBATAS
TERBATAS
4
/ ragu . . . . .
ragu-ragu didalam memberikan instruksi dan koreksi apabila terjadi kesalahan.

c. Masih terdapat anggota yang kurang menguasai teknik kecabangan Armed


sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang terdapat di SJM, padahal anggota
tersebut sudah lama menggeluti bidangnya.
d. Kurangnya daya tangkap anggota didalam menerima materi teknis
kecabangan lebih-lebih materi tersebut tidak sesuai dengan keinginannya, hal ini
akan menghambat dalam pelaksaan latihan.

9. Tidak Tercapainya Standar Latihan. Pencapaian standar latihan dalam setiap


pelaksanaan kegiatan latihan di satuan dinilai sangat kurang sekali, Hal ini dapat dilihat dari
hasil pelaksanaan program latihan dari tingkat perorangan, kelompok sampai tingkat
Baterai yang hasilnya masih dibawah standar yang diharapkan. Ini membuktikan bahwa
belum dikuasainya kemampuan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar
latihan yang diharapkan.

10. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Latihan. Kondisi sarana dan materil di
Satuan yang sudah tua dan belum memenuhi TOP dan DSPP, terbatasnya kemampuan
pemeliharaan materil yang dipertanggumng jawabkan, cadangan spertpart materil yang
sulit di dapat serta prasarana latihan untuk kecabangan Armed yang semakin sulit ,
merupakan kendala dalam meningkatkan profesionalisme prajurit Armed. Dukungan
minimuntuk program latihan yang tidak sesuai dengan rencana latihan menembak senjata
berat, baik jumlah dan kualitasnya merupakan hal yang sering terjadi di satuan dan menjadi
hambatan dalam mewujudkan profesionalisme prajurit Armed.

BAB III
KONDISI PROFESIONALISME PRAJURIT ARMED YANG DIHARAPKAN

TERBATAS
TERBATAS
5
11. Umum. Untuk menciptakan profesionalisme prajurit Armed yang mantap
dalam menghadapi tugas ke depan yang penuh tantangan dan kompleksitas
permasalahan, perlu diwujudkan melalui nilai juang yang tinggi, disiplin latihan yang tinggi,

/ penguasaan . . . . .
penguasaan kemampuan teknis, tercapainya standar latihan, dan terpenuhinya dukungan
sarana dan prasarana latihan.

12. Nilai Juang yang Tinggi. Sikap rela berkorban tanpa pamrih dengan tulus iklas
untuk melaksanakan setiap kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
prajurit, diperlukan langkah nyata dan upaya menanamkan semangat dan nilai juang yang
tinggi bagi setiap prajurit sehingga memiliki jiwa dan semangat sebagai berikut :
a Memiliki jiwa juang yang tinggi, rasa bangga terhadap tugas serta semagat
untuk melaksanakan setiap kegiatan secara serius.
b. Tertanamnya rasa kesadaran yang tinggi dalam setiap kegiatan latihan tanpa
harus melihat waktu, materi dan bentuk latihan.
c. Tertanamnya jiwa korsa dan kebersamaan serta kerja sama team atau
kelompok dalam melaksanakan kegiatan latihan.

13. Disiplin Latihan yang Tinggi. Disiplin latihan harus melekat dalam setiap
pelaksanaan kegiatan latihan, dengan berpedoman pada program dan rencana latihan
yang telah dibuat. Dengan disiplin latihan yang tinggi diharapkan :
a. Pelaksanaan kegiatan latihan harus dipersiapkan secara matang dan cermat
dilaksanakan dengan baik dan semangat, dikontrol dalam pelaksanaannya dengan
koreksi-koreksi bila ada kesalahan dan diberikan evaluasi di akhir latihan. Bila tidak
tercapai sasaran latihan harus diulang sehingga tidak ada kesan asal selesai.
b. Pelaksanaan program latihan harus disesuikan dengan siklus latihan yang
dilaksanakan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut.
c. Waktu pelaksanaan latihan semaksimal mungkin ditepati dan jangan
mengorbankan jam dan waktu latihan untuk kegiatan yang tidak mendukung
program latihan.

TERBATAS
TERBATAS
6
14. Penguasaan Kemampuan Teknis. Profesionalisme prajurit Armed adalah
penguasaan kemampuan teknis Armed dalam mengoperasikan senjata utamanya yang

/ didukung . . . . .
didukung dengan taktik Armednya. Agar penguasaan kemampuan teknis maksimal, dapat
dilaksanakan melalui :
a. Menempatkan pelatih sesuai dengan kualifikasinya didalam memberikan
pelajaran , sehingga mampu menerapkan teknik penyelenggaraan latihan dan
menguasai materi sesuai bidangnya.
b. Tetanamnya rasa kesadaran untuk menambah intensitas waktiu latihan
dengan memanfaatkan waktu-waktu luang yang ada.
c. Memberikan kesempatan kursus sesuai dengan kemampuan dan bakat yang
dimiliki baik melalui pendidikan maupun penataran yang dapat menunjang
kemampuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

15. Tercapainya Standar Hasil Latihan. Untuk mewujudkan prajurit Armed yang
profesional maka setiap bentuk latihan yang dilaksanakan harus terprogram dengan
mengacu standar latihan sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam rencana latihan yang
harus di capai. Oleh karena itu standar hasil latihan harus jelas dan terukur sesuai dengan
program latihan yang sudah di standarisasikan. Dan itu dapat dijadikan tolak ukur sampai
dimana kesiapan Satuan untuk melaksanakan tugas.

16. Terpenuhinya Sarana dan Prasarana. Untuk membentuk prajurit Armed yang
profesional, selain faktor manusia diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, yang
meliputi :

a. Terpenuhinya alat optik (AC, teropong bidik, teropong siku, teropong lapang,
kompas) sesuai standar yang memiliki keakuratan data yang baik.
b. Terpenuhinya alat komunikasi sebagai sarana komunikasi sesuai standar
untuk mendukung kerja sistem dalam operasional Armed.

TERBATAS
TERBATAS
7
c. Dukungan munisi sesuai kualitas dan kuantitas dalam kegiatan latihan untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan prajurit Armed pada saat latihan
menembak senjata berat.

/ d. Tempat . . . . .
d. Tempat latihan yang ideal untuk pelaksanaan latihan taktik Armed dan latihan
menembak senjata berat maupun latihan-latihan dril.

BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

17. Umum. Upaya untuk meningkatkan profesionalisme prajurit Armed yang


dihadapi pada saat ini dengan tingkat kemampuan yang diharapkan terdapat beberapa
faktor yang berpengaruh baik peluang dan kendala.

18. Peluang. Beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan dalam upaya untuk
meningkatkan profesionalisme prajurit Armed, yaitu sebagai berikut :

a. Tersedianya sumber daya manusia. Tersedianya personel sesuai dengan


struktur organisasi yang ditinjau dari latar belakang pendidikan umum maupun
militer, merupakan peluang untuk membentuk pelatih yang profesional dalam
meningkatkan profesionalisme prajurit Armed di Satuan.
b. Tersedianya piranti lunak. Piranti lunak pada umumnya telah tersedia di
Satuan yang dapat digunakan sebagai nara sumber dan pedoman dalam kegiatan-
kegiatan latihan.
c. Adanya lembaga pendidikan. Tersedianya lembaga pendidikan yang
bermanfaat untuk menyiapkan dan mendidik prajurit Armed yang profesional melalui
kursus-kursus maupun penataran-penataran.

TERBATAS
TERBATAS
8
19. Kendala. Disamping peluang terdapat kendala yang menghambat dalam
meningkatkan profesionalisme prajurit Armed di Satuan, yaitu sebagai berikut :
a. Sarana dan Prasarana. Keterbatasan sarana dan prasarana yang terdapat
di Satuan sangat berpengaruh pada upaya peningkatan profesionalisme prajurit
Armed. Kondisi alat yang sudah tua dan tingkat keakuratan yang sudah tidak
standar dapat berakibat pada kesalahan yang disebabkan karena alat.

/ b Tingkat . . . . .
b. Tingkat Kesejahtraan. Tingkat kesejahtraan prajurit sangat
berpengaruh pada mentalitas dan moril prajurit. Dihadapkan pada tingkat kebutuhan
dan pendapatan yang tidak seimbang berpengaruh pada kondisi mentalitas terlebih
bagi prajurit yang diperkotaan dengan tuntutan ekonomi yang tinggi.
c. Semangat/Motivasi. Masih rendahnya tingkat kesadaran, semangat dan
motivasi untuk meningkatkan kemampuan prajurit sesuai bidang tugasnya masing-
masing, dalam teknis kecabangan.
d. Kepedulian. Tingkat kepedulian unsur Dansat didalam pelaksanaan latihan,
hal ini terlihat kurangnya rahan-arahan yang bersifat teknis, minimnya pengawasan
unsur Dansat dalam melaksanakan kegiatan latihan di lapangan.

BAB V
UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME PRAJURIT ARMED DI SATUAN

20. Umum. Satuan Artileri dalam hal ini pimpinan yang ada di Satuan menyadari
betapa kompleknya permasalahan dan tantangan yang dihadapi untuk meningkatkan
profesionalisme prajuritnya, dimana dalam kegiatan latihan banyak terdapat hambatan-
hambatan yang dihadapi di lapangan. Atas dasar hal tersebut di atas diperlukan langkah-
langkah untuk meningkatkan profesionalisme prajurit baik terhadap subjek maupun
dengan beberapa metoda yang diterapkan sehingga diharapkan prajurit Armed dapat
menjawab tantangan tugas yang dihadapi secara proporsional dan profesional.

TERBATAS
TERBATAS
9
21. Peningkatan Nilai Juang Prajurit Armed.
a. Subjek.
1) Memberikan pembinaan kepada para pelatih agar memiliki motivasi
dan jiwa juang yang tinggi terhadap tugas yang diembannya.
2) Memberikan santiaji dan berupaya untuk menanamkan sikap mental
yang tangguh dalam pelaksanaan latihan baik kepada pelatih maupun yang
dilatih.

/ 3) Menanamkan . . . . .
3) Menanamkan rasa tanggung jawab dan kebanggaan yang besar
dalam setiap tugas latihan yang dilaksanakannya, sehingga timbul adanya
sadar diri dan sadar latihan yang tinggi.
b. Objek.
1) Dengan pembinaan mental atau santiaji yang mengarah kepada
terciptanya prajurit yang memiliki jiwa juang dan semangat untuk
melaksankan latihan yang serius.
2) Menanamkan jiwa korsa dan rasa kebersamaan dalam melaksanakan
latihan prajurit Armed.
3) Menanamkan rasa kesadaran yang tinggi dalam kegiatan latihan
tanpa harus melihat waktu, materi dan siapa yang melatih.

22. Peningkatan Kemampuan Teknis.


a. Subjek.
1) Dengan memberikan santiaji atau pengarahan tentang pentingnya
masalah latihan.
2) Memberikan perhatian yang serius tentang pelaksanaan latihan dan
menjadikan hasil latihan sebagai persyaratan khusus bagi anggota dalam
meniti jenjang karier berikutnya.
3) Melaksanakan pengawasan terhadap setiap pelaksanaan latihan yang
dilakukan.

TERBATAS
TERBATAS
10
4) Memberikan standar sasaran latihan sebagai pedoman pelaksanaan
latihan bagi semua unsur yang terlibat didalamnya.
5) Menunjuk para pelatih di lapangan yang disesuaikan dengan
spesialisasi jabatan militernya masing-masing terhadap materi yang
diberikan.
6) Menempatkan personel berdasarkan kemampuan yang dimiliki.
7) Melaksanakan pendidikan atau penataran dalam Satuan.
8) Memberikan kesempatan kepada anggota atau pelatih untuk
mengikuti pendidikan atau kursus.
9) Melaksanakan evaluasi terhadap setiap kegiatan latihan.

/ 10) Melaksanakan . . . . .
10) Melaksanakan lomba kemampuan dan keterampilan teknis
kecabangan untuk menggugah semangat dan motivasi berlatih.
11) Menentukan dengan jelas materi apa yang harus diberikan dalam
setiap pelaksanaan latihan.
12) Membuat kreatifitas yang baik dalam menunjang pelaksanaan latihan.
b. Objek.
1) Mengikuti kesempatan pendidikan atau kursus secara serius untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan kepelatihan sesuai dengan
kualifikasinya.
2) Menyiapkan rencana latihan atau rencana mengajar dalam setiap
melaksanakan latihan, sehingga pelaku akan lebih menguasai dan siap.
3) Senantiasa menjaga keterkaiatan dan kesamaan persepsi dari
segenap pelatih ditiap-tiap bagian sehingga tidak terjadi pertentangan
pendapat diantara para pelatih.
4) Membiasakan kepada diri pelatih untuk menyiapkan materi dan
melatih diri lebih awal sebelum memberikan materi dan melatih anggota.
5) Menerapkan materi kepelatihan yang disesuaikan dengan bidang
pada spesialisasi jabatan militer masing-masing, sehingga tidak timbul
keragu-raguan dan “kerancuan latihan”.

TERBATAS
TERBATAS
11
23. Penetapan Standar Hasil Latihan.
a. Subjek.
1) Memberikan dan menentukan standarisasi hasil latihan yang
disesuaikan dengan materi dan bentuk latihan yang dilaksanakan sesuai
dengan tolak ukur yang sudah ditentukan.
2) Memberikan kebijaksanaan untuk mengulang kegiatan latihan dan
tidak melanjutkan ke tingkat latihan yang lebih tinggi apabila latihan tidak
mencapai standarisasi yang telah ditentukan.
3) Memberikan pembinaan latihan secara terus menerus kepada
anggota agar mencapai tingkat standarisasi latihan yang maksimal.
b. Objek.

/ 1) Berusaha . . . . .
1) Berusaha untuk menguasai kemampuan dan keterampilan teknis
perorangan sesuai tingkat standarisasi dalam spesialisasi jabatan militer.
2) Melaksanakann latihan prajurit secara bertahap, bertingkat dan
berlanjut mulai dari tingkat perorangan sampai dengan tingkat satuan dengan
berpedoman pada pencapaian hasil latihan sesuai standarisasi latihan yang
telah ditentukan.
3) Tertanamnya kesadaran bahwa untuk mencapai standar hasil latihan
hanya dapat tercapai apabila seluruh prajurit melaksanakan latihan dengan
baik.

24. Peningkatan Disiplin Kerja / Latihan.


a. Subjek.
1) Memberikan pujian dan penghargaan kepada anggota yang
berprestasi, sebaliknya memberikan sangsi dan hukuman kepada anggota
yang melanggar atau tidak disiplin.
2) Melaksanakan kegiatan latihan sesuai dengan realita dan jadwal yang
telah ditentukan dengan perencanaan yang matang.
3) Menanamkan disiplin dan tanggung jawab akan setiap tugas yang
diberikan termasuk kegiatan latihan dan hasilnya.

TERBATAS
TERBATAS
12
4) Memberikan sangsi yang tegas terhadap seluruh peserta latihan yang
melaksanakan tindakan atau kegiatan yang menyimpang dari rencana yang
telah ditentukan.
b. Objek.
1) Melaksanakan kegiatan dengan penuh semangat untuk mencapai
hasil dan sasaran yang telah ditentukan.
2) Melaksanakan setiap bentuk kegiatan dan latihan sesuai waktu yang
dijadwalkan.
3) Menanamkan kesadaran bahwa latihan merupakan suatu kebutuhan
pokok bagi seorang prajurit.

/ 4) Menanamkan . . . . .
4) Menanamkan kesadaran yang tinggi bagi setiap peserta latihan,
bahwa kesalahan dan kekurang seriusan yang dilakukan oleh seorang
prajurit akan dapat merugikan diri sendiri dalam tugas-tugas sebenarnya.

25. Metoda Peningkatan Profesionalisme.


a. Ketauladanan.
1) Selalu memberikan contoh bagaimana melaksanakan latihan yang
benar kepada seluruh anggota sebelum memberikan materi-materi tentang
jalannya latihan.
2) Partisapasi secara aktif dalam pelaksanaan latihan sehingga anggota
yang melaksanakan latihan tidak beranggapan bahwa yang latihan hanya
anggota saja, tetapi semua unsur dalam kelompok atau Baterai.
3) Memberikan pengawasan terhadap jalannya latihan dan perintah-
perintah yang bersifat tegas dan bijaksana (keras tetapi tidak kasar).
4) Memberikan evaluasi kepada anggota setelah pelaksanaan latihan
sehingga anggota dapat memperbaiki dan tidak mengulang yang salah atau
tidak benar.

TERBATAS
TERBATAS
13
b. Penerapan Manajemen Latiahan. Dalam penerapan pembinaan
latihan harus menguasai tentang manajemen latihan dengan baik dan benar, karena
tanpa menguasai manajemen latiahan maka penyelenggaraan latihan akan keluar
dari prinsip latihan. Latihan yang dilaksanakan secara profesional ini akan
menunjang efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas.
1) Penyusunan program. Penjabaran program latihan yang diberikan dari
Komando Atas yang dijadikan program binlat Satuan disesuaikan dengan
kualitas dan kuantitas Satuan yang telah ditentukan oleh Komando Atas.
2) Perencanaan latihan. Komandan Satuan bertanggung jawab untuk
menjamin bahwa latihan yang diselenggarakan didalam Satuannya dapat
dilaksanakan sesuai garis kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Satuan
Atas, agar latihan yang dilaksanakan tidak keluar jalur dan agar mencapai
sasaran latihan.

/ 3) Persiapan . . . . .
3) Persiapan latihan. Persiapan dalam latihan harus benar-benar
disiapkan dengan baik yang dilakukan oleh penyelenggara maupun pelaku.
4) Pengorganisasian. Dalam penyelenggaraan latihan perlu adanya
organisasi yang bertanggung jawab dan disusun disesuaikan kebutuhan
latihan yang akan dilaksanakan, sehingga pembagian tugas akan jelas.
5) Pelaksanaan latihan. Latihan bagi prajurit Armed dilaksanakan
secara bertahap, bertingkat dan berlanjut dan masing-masing tahap yang
dilakukan sudah melalui dan mencapai sasaran latihan sesuai standar yang
telah ditentukan.
6) Pengawasan dan pengendalian. Pengawasan dan pengendalian
latihan harus dilakukan dengan baik, terhadap pelaku maupun sasaran
latihan yang harus dicapai. Dan berupaya semaksimal mungkin latihan dapat
berlangsung sesuai realisme yang diharapkan.
7) Laporan dan pencatatan latihan. Hal ini harus dilakukan sebagai
pertanggung jawaban dan laporan kepada pimpinan tentang latihan yang
telah dilakukan. Dan juga untuk tolak ukur sampai dimana latihan ini

TERBATAS
TERBATAS
14
dilaksanakan dengan berhasil atau tidak, sehingga hal ini dijadikan sarana
perbaikan latihan yang akan datang.
c. Penerapan Disiplin Latihan.` Keberhasilan suatu tugas itu tidak
terlepas dari unsur disiplin yang dilakukan, mustahil bisa menciptakan prajurit yang
handal tanpa adanya disiplin latihan. Oleh karena itu penerapan disiplin latihan
dapat dilaksanakan dengan :
1) Tempat waktu pada saat melaksankan latihan.
2) Latihan bagi prajurit Armed yang dilaksanakan sesuai dengan
program, metoda dan pentahapan latihan yang diberikan.
3) Rasa tanggung jawab yang tinggi untuk keberhasilan pelaksanaan
tugas.
4) Melaksanakan latihan dengan memperhatikan teknik
penyelenggaraan latihan, prinsip-prinsip latihan dan penerapan manajemen
latihan dengan baik dan benar.

/ d. Pendekatan . . . . .
d. Pendekatan Kesejahteraan. Masalah kesejahteraan merupakan kebutuhan
pokok setiap manusia. Kesejahtraan yang cukup akan berakibat pada meningkatnya
motivasi tugas. Hal ini bukan jaminan, akan tetapi keduanya merupakan suatu sebab
akibat yang berkoreksi. Pemberian kesejahtraan yang cukup pada prajurit, baik
kesejahteraan materi maupun batin akan menimbulkan motivasi dalam diri prajurit
untuk melaksanakan tugas dengan baik. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
dapat diwujudkan melalui pemberian cuti tahunan, memperhatikan anggota yang
akan sekolah/Dik. Pelayanan kesehatan Satuan, pelayanan koperasi Satuan, tidak
adanya pemotongan hak-hak anggota dan sebagainya. Dengan kesejahtraan yang
cukup maka diharapkan akan membentuk mentalitas, jiwa juang, motivasi dan
semangat berlatih yang optimal.
e. Kepedulian. Adanya kepedulian dari unsur pimpinan terhadap setiap
pelaksanaan kegiatan latihan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara mendukung
secara maksimal kebutuhan latihan, melaksanakan dan membudayakan

TERBATAS
TERBATAS
15
pengawasan yang melekat setiap kegiatan latihan, dan berusaha untuk selalu hadir
dalam setiap pelaksanaan latihan di lapangan.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
26. Kesimpulan.
a. Minimnya tingkat profesionalisme prajurit Armed saat ini disebabkan oleh
rendahnya nilai juang, terbatasnya kemampuan teknis, kurangnya standar latihan
yang dicapai dan rendahnya disiplin latihan. Hal ini merupakan tantangan bagi
Unsur dan Dansat yang harus dijawab dalam meningkatkan profesionalisme prajurit
Armed.
b. Untuk mengatasi atau mengeliminir faktor-faktor yang mempengaruhi
rendahnya tingkat profesionalisme prajurit Armed maka perlu adanya peningkatan
nilai juang prajurit, mengoptimalkan penguasaan teknis kecabangan, pencapaian
standar hasil latihan dan meningkatkan disiplin dalam setiap kegiatan latihan melalui
metoda ketauladanan, menerapkan manajemen latihan yang baik, pendekatan

/ kesejahteraan . . . . .
kesejahtraan anggota dan meningkatkan kepedulian unsur Komandan Satuan.

27. Saran.
a. Mohon dukungan dan penyediaan sarana latihan secara optimal baik kualitas
maupun kuantitasnya (munisi, AC, teropong bidik, teropong, kompas, alkom).
b. Mohon adanya program latihan menembak senjata berat di daerah Batu Raja
setiap tiga tahun sekali.

BAB VII
PENUTUP

28. Demikian tulisan tentang upaya meningkatkan profesionalisme prajurit Armed di Satuan
dalam menghadapi tantangan tugas dimasa depan, semoga bermanfaat.

TERBATAS
TERBATAS
16

Dibuat di : Cimahi
Pada Tanggal : 20 September 2001

PENYUSUN

_ BUDI SUWANTO, S. Sos _


KAPTEN ART NRP 11930087350271

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1. Umum............................................................................................. 1
2. Maksud dan Tujuan........................................................................ 2
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut........................................................ 2
4. Pendekatan.................................................................................... 2

BAB II. KONDISI PROFESIONALISME ARMED SAAT INI


5. Umum............................................................................................. 2
6. Rendahnya Nilai Kejuangan........................................................... 3
7. Rendahnya Disiplin Latihan............................................................ 3
8. Terbatasnya Kemampuan Teknis................................................... 3
9. Tidak Tercapainya Standar Latihan................................................ 4
10. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Latihan.................................. 4

BAB III. KONDISI PROFESIONALISME PRAJURIT ARMED YANG DIHARAPKAN


11. Umum............................................................................................. 4

TERBATAS
TERBATAS
17
12. Nilai Juang yang Tinggi.................................................................. 5
13. Disiplin Latihan yang Tinggi............................................................ 5
14. Penguasaan Kemampuan Teknis................................................. 5
15. Tercapainya Standar Latihan......................................................... 6
16. Terpenuhinya Sarana dan Prasarana............................................ 6

BAB IV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


17. Umum............................................................................................. 7
18. Peluang.......................................................................................... 7
19. Kendala.......................................................................................... 7

BAB V. UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME PRAJURIT ARMED DI


SATUAN
20. Umum............................................................................................. 8
21. Peningkatan Nilai Juang ................................................................ 8
22. Peningkatan Kemampuan Teknis................................................... 9
23. Penetapan Standar Hasil Latihan................................................... 10
24. Peningkatan Disiplin Kerja/Latihan................................................. 11
25. Metoda Peningkatan Profesionalisme............................................ 12

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN


26. Kesimpulan..................................................................................... 14
27. Saran.............................................................................................. 15

BAB VII PENUTUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Budi Suwanto, S. Sos.


2. Pangkat/Nrp : Kapten Art / 11930087350271
3. Tmp/ tgl Lahir : Madiun, 21 Februari 1971
4. Satuan : Yon Armed 4/105 GS
5. Alamat : Jl. Kebon Rumput No. 3 KPAD Yon Armed 4/105 GS
6. Pengalaman Jabatan :
a. Pajau Rai B Yon Armed 4/105 GS
b. Pamu Rai B Yon Armed 4/105 GS

TERBATAS
TERBATAS
18
c. Kasi-2/Ops Yon Armed 4/105 GS
d. Danrai C Yon Armed 4/105 GS
e. Pabung-4 Yon Armed 4/105 GS
7. Pengalaman Operasi :
- Opster Tim-Tim 1998-1999

TERBATAS

Anda mungkin juga menyukai