ILMU MEDAN
BAB I
PENDAHULUAN
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup dan tata urut bahan
ajaran ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Pengetahuan Peta.
c. Pengetahuan Kompas.
d. Menentukan Kedudukan.
e. Koordinat Geografis.
f. GPS.
g. Evaluasi
h. Penutup.
BAB II
PENGETAHUAN PETA
4. Umum.
a. Ilmu medan adalah ilmu yang mempelajari cara yang paling baik
untuk melakukan segala usaha pekerjaan dan kegiatan guna
mendapatkan informasi tentang keadaan medan bagi kepentingan militer.
b. Medan adalah bagian dari muka bumi dengan segala benda yang
tidak bergerak diatasnya, baik benda alam maupun buatan yang
dipergunakan dalam operasi-operasi militer.
6. Macam-macam Peta.
a. Peta topografi.
b) Menurut penggunaan.
c) Menurut kenampakan.
b. Peta Tematik.
7. Skala/Kedar.
a. Pengertian.
Caranya :
Contoh :
Kedar = JP = 1 cm =
1 cm 1
=
JM 100 meter 10.000 Cm 10.000
a) Penggaris.
b) Untuk jalan yang berbelok-belok dengan
menggunakan Curvemeter atau benang yang dibasahi.
2) Gunakan rumus K = JP
JM
3) Contoh :
K = JP = 1 = 5 Cm (perkalian silang)
JM 50.000 JM
1 x JM = 5 Cm x 50.000 = 250.000 Cm
JM = 2500 meter.
Jadi jarak medan adalah 2500 meter.
Keterangan :
1 JP
=
50.000 450.000 cm
50.000 X JP = 450.000 Cm
450.000 Cm
JP = = 9 Cm.
50.000
JM
b) Rumus JP = X 2 cm.
1000 m
Keterangan.
4.500 m
JP = X 2 cm = 4,5 X 2 cm
1000 m
= 9 cm.
BAB III
PENGETAHUAN KOMPAS
9. Susunan Kompas.
a. Kotak kompas.
b. Kaca Kompas.
c. Tutup Kompas.
Keterangan.
90
100
80
48
50 46
Titik Satrt.
89º A Rintangan D
S . . . . . Sasaran
359º 89º
179º
89+90
179º
89 º - 90 º
B C
89 º
a. Buka kompas.
b. Kendorkan sekrup pengapit.
c. Putar kaca kompas sehingga pembagian derajat yang
menunjukan besarnya sudut kompas yang diinginkan berimpit dengan
garis tanda dipelat yang bercahaya.
d. Kencangkan sekrup pengapit.
e. Peganglah kompas setinggi dada.
f. Jika jarum kompas sudah berimpit dengan garis penunjuk
bercahaya, maka arah untuk berjalan adalah arah yang ditunjukan oleh
garis tanda pada pelat yang bercahaya dengan garis tanda dari bibir
pelindung.
g. Melihat ke arah tersebut memilih suatu medan yang sudah dikenal,
lalu berjalan menuju ke benda/bagian medan yang sudah dikenal
tersebut ( Cara sama seperti pada siang hari ).
h. Jika malam sangat gelap, sehingga titik tanda dapat mengambil
teman dengan cara sebagai berikut :
BAB IV
MENENTUKAN KEDUDUKAN
15. Umum. Apabila kita tersesat disuatu tempat dan kita tidak
mengetahui keberadaan kita secara pasti,maka sebagai seorang prajurit yang
handal kita harus bisa mencari posisi kita dengan ilmu yang telah diberikan
kepada kita.
32
BS
-72-31-
31
KV
-77-30-
30
29
K 1 : 50.000
d. Apabila daerah yang dimaksud lebih luas dan melebihi dari satu
bujur sangkar maka caranya :
Helai 39/XXXIX – A – BS Garis Tegak ( GT ) 72 s.d. 75 Garis Datar
(GD) 29 s.d. 32.
Bagian helai 39/XXXIX - A
71 272 73 74 75 76 77
33
32
31
530
29
28
27
a. Jarak antara dua garis tegak lurus dan garis mendatar dibagi
menjadi sepuluh bagian yang sama (Tiap bagian jaraknya 100 M di
medan).
71 72 73 74
31
30
28
a. Jarak antara dua garis tegak lurus dan garis mendatar dibagi
menjadi seratus bagian yang sama, ( Tiap bagian jaraknya 10 meter
dimedan ).
31
Co.7380 - 3045
45
30
80
29
b) Contoh :
2) Dengan meter.
b) Contoh :
P
P
KA 400 M
MA 600 M
• G
G MU 500 M
KI. 800 M
MU = 500 M
KI = 800 M.
81 82 83 84 85 86 87
25
24
P
23
22
3 Cm
21
G 5 Cm
20
23. Pengukuran/Penunjukan.
25
TP (820240)
24
1 Cm 2,8 cm
806235
23
22
79 80 81 82 83 84 85
a) TP 8125 2275.
b) T. 1650 U. 0750.
c) Cara perhitungannya :
(1) Dari 8125 ke timur/kanan 1650 M berarti ke
timur/kanan 165 bagian ( tiap bagian 10 M ) untuk
koordinat 8 angka adalah 8125 + 165 = 8290.
(2) Dari 2275 ke Utara/atas 750 meter, berarti ke
utara/atas 75 bagian ( tiap bagian panjangnya 10
meter ) untuk koordinat 8 angka adalah 2275 + 75 =
2350.
25. Reseksi.
a. Pilih dua atau tiga buah titik tanda di medan dan terdapat di peta.
b. Minimal mempunyai sudut 30 derajat dan maksimal 150 derajat
dari kedudukan kita agar titik perpotongannya jelas.
c. Tentukan besar sudut kompas masing-masing ke titik tanda
tersebut dan hitung sudut tolaknya ( Back azimuthnya ).
d. Alihkan kesudut peta dengan memperhitungkan ikhtilaf deklinasi
UP-UM peta pada saat itu.
e. Buat garis di peta dari kedua titik tanda tadi sesuai dengan sudut
peta back azimuthnya/sudut tolaknya sampai kedua garis tersebut
berpotongan pada satu titik dengan menggunakan busur
derajat/protraktor.
f. Titik perpotongan kedua garis tersebut adalah kedudukan kita
( hasil reseksi ).
g. Selanjutnya tentukan koordinat hasil reseksi tersebut.
83 84 85 86 87 88 89
28 28
KQ.383
27 1041 27
169º07’ KQ.381
948
26 259º07’ 26
25 25
24 24
83 84 85 86 87 88 89
US
UP
UM
20’
53’
22
a. Cari tiga titik tanda di medan yang mudah dikenal dan terdapat
dipeta, misalnya titik A, B dan C.
b. Gunakan sehelai kertas bening, letakan di atas tanah dengan
landasan yang rata, selanjutnya tusukan sebuah jarum pada suatu titik
D.
c. Buatlah garis titik D masing-masing menuju ke titik tanda di
medan tadi yaitu ke titik A, B dan C.
d. Lepaskan kertas bening dari tusukan jarum di atas tanah dan
selanjutnya letakan kertas bening tersebut di atas peta sedemikian rupa
sehingga 3 garis lurus yang secara berturut-turut tadi menunjukan arah
A, B dan C yang terdapat di peta.
e. Yang digeser-geserkan adalah kertas bening sehingga ke tiga garis
tersebut tepat berimpitan dengan arah yang bersangkutan.
f. Setelah ke tiga garis tersebut tepat/berimpit maka tusuklah dengan
jarum titik B pada kertas bening sehingga menembus peta.
g. Tempat tusukan jarum di peta titik B adalah kedudukan kita,
selanjutnya tentukan koordinatnya ( lihat gambar ).
29. Interseksi.
a. Pilih dua buah titik tanda yang nantinya akan kita tempati yang
dikenal baik di medan maupun dipeta dan dari kedua tanda tersebut
masih dapat melihat ketempat yang akan kita tentukan letaknya di peta.
b. Usahakan ke dua titik tanda tadi membentuk sudut lebih besar
dari 30 derajat dan lebih kecil dari 150 derajat dari tempat yang akan
ditentukan letaknya dipeta (misalnya titik ketinggian KQ. 376 dan titik
ketinggian KQ. 378) serta yang akan ditentukan letaknya/koordinatnya
dipeta adalah titik C.
c. Dari ketinggian KQ. 376 membidik ke titik C, dengan sudut
kompasnya adalah 100 derajat, kemudian alihkan ke sudut peta dengan
memperhitungkan ikhtilaf UP-UM pada saat itu (Ikhtilaf UP-UM pada
helai 39/XXXIX-C sesuai tabel deklinasi, pada tahun 1990 adalah 53
menit Barat) jadi sudut peta yang akan digambar dari KQ. 376 adalah
100 derajat dikurangi 53 menit adalah 99º07’.
d. Pindah ke ketinggian KQ.378 dan bidik ke arah titik C terbaca
sudut kompasnya 30 derajat, kemudian dialihkan ke sudut peta dengan
memperhitungkan ikhtilaf UP-UM pada saat itu, ikhtilaf UP-UMnya
adalah 53’ Barat, jadi sudut peta yang akan digambarkan dari KQ.378
adalah 30º - 0º53’ = 29º07’.
e. Tititk perpotongan antara garis yang ditarik dari KQ. 376 dan garis
yang ditarik dari KQ.378 adalah titik C, tempat yang akan ditentukan
letaknya/koordinatnya di peta.
f. Tentukan koordinat titik C (Lihat gambar).
23
285 86 87 88 89
28 28
Interseksi pada
Ko. 8730 2635
99º07’
27 27
KQ.376
1069
26 26 UM UP
29º07’
25 25 53’
KQ.378
968
24 24
85 86 87 88 89
C Sasaran
A B
BAB V
KOORDINAT GEOGRAFI
32. Umum. Permukaan bumi dibagi sejumlah garis-garis bujur dan garis
melintang (Khayal). Garis-garis bujur ditarik dari kutub utara ke kutub
selatan yang sama panjangnya sejumlah 360 garis bujur. Disamping Garis-
garis Bujur , juga terdapat adanya Garis-garis melintang yang melingkari bumi
sejumlah 1800 yang juga disebut Paralel.
Dalam setiap 1° pada sistim LCO terdapat 3 Jalur Bagian Derajat (JBD) masing-
masing diberi tanda dengan ANGKA ARAB 1 s/d 139 pada jalur tegak dan ANGKA
ROMAWI : I s/d LI pada jalur datar dengan lebar masing-masing jalur 20’ (menit).
6° LU I
II
Arab : 37 - …. = Arab : 36 + …. =
Romawi : XIX - … = Romawi : XIX - … =
XVIII
0°
XIX
Arab : 37 - …. = Arab : 36 + …. =
Romawi : XVIII + …= Romawi : XVIII + …=
L
LI
11° LS
1 2 36 37 139
g. Perhitungan LP 38/XXXIX – D.
5) Lihat Gambar.
26
60 40’ LS
A B
60 50’ LS
C D
70 LS
60 40’ LS
A B
60 50’ LS
C D
70 LS
c. Cara Mengerjakannya.
Contoh Soal.
Sebuah pesawat C-130 milik GIA jatuh pada 98° 37’ BT dan 4° 17’
LU. Saudara sebagai Katim SAR akan melaksanakan pencarian ke
lokasi tersebut. Peta LCO dengan LP nomor berapakah yang
suadara bawa !
Penyelesaian
4° 17 ’ LU
4° 20’ LU
4° 17 ’ LU A B
C D
4° LU
8° 20’ BRT JKT 8° BARAT JKT
8° 11’ 27,79” BT LU
29
7) Contoh Soal.
Sebuah pesawat C-130 milik GIA jatuh pada 98° 37’ BT dan 4° 17’
LU. Saudara sebagai Katim SAR akan melaksanakan pencarian ke
lokasi tersebut. Peta LCO dengan LP nomor berapakah yang
suadara bawa dan pada koordinat berapa?
Penyelesaian :
Cara Lain :
30
Cara Lain :
60 - 4° 17 ’
60 = 50 60’ Maka :
50 60’
40 17’ -
10 43’ Rubah Menjadi LBD = 10 x 3 = 3 LBD
40’ = 2 LBD
3’ = 1 LBD
Jumlah= 3 LBD
4° 20’ LU
4° 17 ’ LU A B
C D
4° LU
8° 20’ BRT JKT 8° BARAT JKT
8° 11’ 27,79” BT LU
BAB VI
GPS
4) Jika salah satu titik dipilih dan tekan ENTER maka posisi
titik tersebut akan ditampilkan pada waktu pengambilan posisinya.
7) Jika salah satu titik dipilih dan tekan ENTER, maka posisi
titik tersebut akan ditampilkan dan waktu pengambilan posisinya.
12) Jika nama titik selesai, tekan ENTER lalu isi koordinatnya
dengan cara yang sama.
11) Layar peta ini dilengkapi juga dengan nama titik-titik yang
telah dilalui (Jika ditandai), fasilitas untuk memperbesar layar dan
fasilitas untuk menggeser layar sesuai dengan posisi kursor yang
dikehendaki.
12) Pada layar peta, tekan tombol panah sampai tanda titik
tertentu lalu tekan ENTER maka informasi posisi titik tersebut akan
ditampilkan, sedangkan jika menekan ENTER pada tanda “PAN”
maka layar akan bergeser sesuai dengan dari anak panah pada
tombol besar
34
13) Untuk memperbesar layar maka tekan ENTER dan geser anak
panah sehingga tanda terletak pada angka Km. Di tengah layar,
dengan menggunakan kursor panah, maka layar akan membesar
atau mengecil sesuai dengan angka yang tertera pada layar (dalam
jangkauan Km).
BAB VII
PENUTUP
M. Naudi Nurdika
Brigadir Jenderal TNI