Anda di halaman 1dari 34

PUSSENARMED KODIKLAT TNI AD ANGKATAN DARAT

PUSAT PENDIDIKAN ARTILERI MEDAN

ILMU MEDAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum. Dalam pertempuran akan timbul kepatalan bagi seorang


komandan apabila tidak bisa atau kurang mampu menilai/membaca medan
dengan cepat dan tepat akibatnya dalam membuat perkiraan-perkiraan
taktis akan mengalami kesulitan dan berakibat hancurnya pasukan dalam
pertempuran.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah Sekolah ini disusun dengan maksud untuk


dijadikan salah satu bahan ajaran Pendidikan Perwira TNI AD di Lembaga
Pendidikan.

b. Tujuan. Agar Prajurit Siswa mengerti dan dapat melaksanakan


Ilmu Medan dengan benar.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup dan tata urut bahan
ajaran ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Pengetahuan Peta.
c. Pengetahuan Kompas.
d. Menentukan Kedudukan.
e. Koordinat Geografis.
f. GPS.
g. Evaluasi
h. Penutup.

BAB II
PENGETAHUAN PETA

4. Umum.

a. Ilmu medan adalah ilmu yang mempelajari cara yang paling baik
untuk melakukan segala usaha pekerjaan dan kegiatan guna
mendapatkan informasi tentang keadaan medan bagi kepentingan militer.

b. Medan adalah bagian dari muka bumi dengan segala benda yang
tidak bergerak diatasnya, baik benda alam maupun buatan yang
dipergunakan dalam operasi-operasi militer.

c. Ilmu medan adalah segala informasi tentang keadaan medan dan


cara-cara untuk mempelajarinya bagi kepentingan Militer.
2

d. Keadaan medan memberikan pengaruh yang sangat besar dan


bersifat memaksa terhadap tindakan dalam tugas militer, contoh :
1) Tindakan taktis antara lain :

a) Dalam tugas patroli, medan berpengaruh terhadap


pemilihan route patroli, tempat dan cara meninjau, tempat
berlindung.

b) Dalam tugas serangan, medan berpengaruh terhadap


pemilihan DP, PS, GA, Sasaran dan tempat konsolidasi serta
informasi dan cara bergerak menuju tempat-tempat tersebut.

c) Dalam tugas pertahanan, medan berpengaruh terhadap


pemilihan tempat kedudukan dan pos peninjau.

2) Tindakan administrasi antara lain dalam tugas pembekalan


medan berpengaruh terhadap penentuan alat-alat angkut dan route
pembekalan.

3) Tindakan komando dan perhubungan dimedan yang tertutup


dan terpotong-potong lebih sulit dari pada didaerah terbuka dan
tidak terpotong-potong.

e. Oleh karena itu setiap prajurit mutlak harus mahir menilai


keuntungan dan kerugian yang diberikan oleh keadaan medan
dihadapkan dengan tugasnya.

f. Penilaian terhadap medan.

1) Medan dikatakan menguntungkan atau baik, apabila medan


itu memberikan kemudahan dalam pelaksanaan tugas operasi.

2) Medan dikatakan merugikan atau buruk, apabila medan itu


menghambat tindakan dalam pelaksanaan tugas operasi.

g. Hubungan ilmu medan dengan taktik dapat digambarkan sebagai


berikut :

ILMU MEDAN TAKTIK

Mempelajari medan diatas peta Menilai medan dengan cepat,


untuk mendapatkan keterangan untuk digunakan sebaik-baiknya.
tentang suatu medan.

5. Pengertian. Peta adalah gambar sebagian atau seluruh permukaan


bumi atau gambar aspek geografi, diatas bidang datar dengan ukuran kecil
bersifat selektif serta yang dapat dipertanggung jawabkan secara matematis
maupun secara visual.
3

6. Macam-macam Peta.

a. Peta topografi.

1) Peta topografi adalah peta yang menggambarkan posisi


vertikal dan horizontal tanda-tanda medan yang tidak bergerak
diatas permukaan bumi. Isi peta tersebut mencakup 4 hal yaitu :

a) Relief (Bentuk muka bumi).


b) Perairan (Sungai, danau, sawah).
c) Tumbuh-tumbuhan (Semak, bambu, kelapa dll).
d) Hasil budaya manusia (Bangunan, jalan raya, rel
kereta api, kuburan dll).

2) Peta topografi dapat digolongkan sebagai berikut :

a) Berdasarkan skala, peta topografi dibagi :

(1) Skala besar. Peta topografi berskala 1 :


1.000 s.d. 1 : 25.000.
(2) Skala menengah. Peta berskala 1 : 50.000 s.d. 1 :
250.000.
(3) Skala kecil. Peta berskala 1 : 500.000 s.d.
1 : 1.000.000 dan yang lebih kecil lagi.

b) Menurut penggunaan.

(1) Strategi. Yang digunakan keperluan ini adalah


peta berkedar 1 : 250.000 s.d. 1.000.000.
(2) Taktis. Skala 1 : 50.000 s.d. 100.000.

c) Menurut kenampakan.

(1) Peta garis (Peta-peta topografi).


(2) Peta foto (Peta yang terbentuk dari foto-foto
udara.

d) Menurut tingkat ketelitian.

(1) Peta topografi sistimatis. Peta yang dibuat


dari survey yang teliti dan proses pengolahan data
survey secara matematis.
(2) Peta bagan topografi. Dibuat oleh Jantopad
umum-nya berkedar 1 : 200.000 ketelitian kurang
sumber dari berbagai instansi atau atas dasar
pengamatan.
(3) Bagan topografi. Kedar disesuaikan kebutuhan
merupakan gambar coretan medan, pembuatan tidak
teliti.

e) Proyeksi peta topografi Indonesia.

(1) Proyeksi kerucut polyeder.


(2) Proyeksi Lambert Cinical Orthomorphic
(LCO).
4

(3) Proyeksi Transverse Mercator (TM ).


f) Pengaruh proyeksi terhadap penggunaan peta.

(1) Proyeksi Polyeder.

(a) Untuk mendapatkan jarak medan


sebenarnya diatas peta.

aa. Ukur jarak antara 2 titik diatas, peta


misalnya 3 cm.
bb. Kalikan jarak peta tadi dengan
bilangan pembagi skala. Misalnya
skala peta 1 ; 50.000 = 3 cm x 50.000 =
1500 meter.
cc. Jarak medan yang didapat adalah
jarak fiktif, harus dikurangi oleh angka
koreksi yang tercantum disisi kiri
keterangan tepi peta misalnya 22,7 meter.
dd. Untuk mendapatkan jarak medan
sebenarnya maka jarak fiktif harus
dikurangi oleh angka koreksi yang
tercantum disisi kiri keterangan tepi peta
misalnya : 22,7 meter. Jadi jarak
sebenarnya : 1500 meter – 22,7 meter =
1477,3 meter.

(b) Untuk mendapatkan sudut kompas dari


sudut peta atau sebaliknya.

aa. Ikhtilaf US-UP tidak perlu


diperhatikan karena US-UP berimpit.
bb. Ikhtilaf UP-UM harus diperhitungkan
karena UP tidak pernah berimpit dengan
US dan tiap tahun selalu ada variasi
magnit.

(2) Proyeksi LCO dan TM.

(a) Untuk mendapatkan jarak medan


sebenarnya diatas peta.

aa. Ukur jarak peta antara 2 titik


misalnya 3 cm.
bb. Kalikan jarak peta tadi dengan
bilangan pembagi skala, misalnya skala
1 : 50.000 = 3 cm x 50.000 = 1,5 km.

(b) Untuk mendapatkan sudut kompas dari


sudut peta :

aa. Perhatikan US-UP. Kalau


tidak diperhatihan akan terjadi kesalahan
arah, jarak tembak 15 km, penyimpangan
kurang lebih 785 meter pada proyeksi LCO
dan kira-kira 150 meter pada proyeksi TM.
5

US-UP sudah dihitung oleh Jantop,


sehingga sipemakai peta tinggal
menggunakan.
bb. Hitung US-UM pada saat pemakaian
peta.
cc. Hitung sudut kompas kesasaran
menjadi sudut peta atau sebaliknya.

b. Peta Tematik.

1) Adalah berisi gambar satu atau dua tema khusus, biasanya


disusun berdasarkan data statistik.

2) Macam-macam peta tematik.

a) Peta penerbangan, peta yang menggambarkan route


jalur penerbangan.
b) Peta administrasi, dalam peta ada tanda-tanda hanya
untuk memperhatikan perbedaan wilayah.
c) Peta curah hujan.
d) Peta penyebaran penduduk.
e) Dan lain-lain.

7. Skala/Kedar.

a. Pengertian.

1) Kedar adalah perbandingan jarak antara dua buah titik di


peta dengan jarak mendatar dua buah titik tersebut dimedan.
2) Makin besar angka yang tertulis dibelakang tanda bagi dari
kedar peta, makin kecil kedarnya, demikian sebaliknya.

b. Cara Menyatakan Kedar.

1) Perkataan 1 Cm sama dengan 500 meter (50.000 Cm).


2) Perbandingan atau pecahan 1 : 50.000 atau 1
50.0000
c. Menentukan Kedar Peta.

Jarak Peta (JP)


Rumus Kedar =
Jarak Medan (JM)

Caranya :

1) Ukur jarak antara dua titik di peta (JP).


Usahakan dua titik tersebut ada dimedan yang datar.
2) Ukur jarak antara dua titik tersebut dimedan (JM).
3) Kedar Peta = JP
JM

Contoh :

Jarak peta = 1 Cm.


Jarak datar medan 100 meter.
6

Kedar = JP = 1 cm =
1 cm 1
=
JM 100 meter 10.000 Cm 10.000

Jadi kedar peta = 1 : 10.000

d. Menentukan Jarak medan di atas Peta.

1) Ukur jarak dipeta dengan menggunakan salah


satu alat dibawah ini.

a) Penggaris.
b) Untuk jalan yang berbelok-belok dengan
menggunakan Curvemeter atau benang yang dibasahi.

2) Gunakan rumus K = JP
JM
3) Contoh :

a) Tentukan dua titik dipeta, misalnya A dan B.


b) Ukur jarak dipeta antara A dan B, misalnya 5 Cm.
c) Perhatikan kedar peta, misalnya 1 : 50.000.
d) Hitung jarak medan dengan cara :

K = JP = 1 = 5 Cm (perkalian silang)
JM 50.000 JM

1 x JM = 5 Cm x 50.000 = 250.000 Cm
JM = 2500 meter.
Jadi jarak medan adalah 2500 meter.

e) Hitung jarak medan dengan cara yang lain :


JP 5 Cm
JM = x 1000 meter = x 100 m =
2 Cm 2 Cm

2,5 x 1000 meter = 2500 meter.

Keterangan :

(1) JP adalah jarak medan = 5 Cm.


(2) 2 Cm adalah tiap 2 Cm dipeta yang berkedar 1 :
50.000, jarak medannya = 1000 meter.

e. Menentukan Jarak Peta.

1) Diketahui jarak dimedan 4500 meter.


2) Kedar peta 1 : 50.000.
2) Tentukan jarak petanya.
4) Caranya :
JP
a) Rumus K =
JM
7

1 JP
=
50.000 450.000 cm

50.000 X JP = 450.000 Cm

450.000 Cm
JP = = 9 Cm.
50.000

Jadi jarak di peta adalah 9 cm.

JM
b) Rumus JP = X 2 cm.
1000 m

Keterangan.

(1) JM adalah jarak medan = 4500 meter.


(2) 1000 meter adalah tiap 1000 meter di
medan yang berkedar 1 : 50.000, jarak petanya adalah 2 cm.

4.500 m
JP = X 2 cm = 4,5 X 2 cm
1000 m

= 9 cm.

Jadi jarak petanya = 9 cm.

BAB III
PENGETAHUAN KOMPAS

8. Umum. Kompas ini berbentuk bulat dengan piringan jarum kompas


berputar di dalam minyak akibat pergesekan dengan minyak itu kompas dapat
berputar lebih tenang dan lekas berhenti. Melalui sebuah prisma,
keadaan kompas dapat dibaca sambil memperhatikan medan.

9. Susunan Kompas.

a. Kotak kompas.

1) Kotak kompas dengan pembagian arah angin dan cincin kait.


2) Sekrup pengapit.
3) Gelang kaca dari tembaga.
8

b. Kaca Kompas.

1) Kaca kompas derajat.

a) Kaca kompas dapat diputar dengan pembagian derajat

(1) Garis-garis dengan angka-angka 1 s.d. 36, tiap


angka menunjukan perkalian 10º yang 1 = 10º, 20 =
200º dan 36 = 360º.
(2) Titik-titik antara angka-angka yang menyatakan
limaan, misalnya seperti antara angka 3 dengan angka
4 artinya 35º, titik antara angka 32 dan angka 33
artinya 325º.

b) Pelat bercahaya dengan garis tanda dan garis rambut.


c) Garis penunjuk yang bercahaya.
d) Lingkaran kompas dengan pembagian derajat dan
jarum kompas.

2) Kaca kompas peribuan.

a) Kaca kompas dapat diputar dengan pembagian


peribuan :

(1) Garis-garis dengan angka-angka 1 s.d. 64, tiap


angka menunjukan perkalian 100 peribuan yang
artinya 1 = 100 º%. 16 = 1600 º% dan 48 = 4800 º%
dan seterusnya.
(2) Titik-titik antara angka-angka yang menyatakan
lima puluhan misalnya titik antara angka 1 dan 2
artinya 150 º% dan titik antara 52 dengan angka 53
artinya 5250 º%.

b) Pelat bercahaya dengan garis tanda dan garis rambut.


c) Garis penunjuk bercahaya.
d) Lingkaran kompas dengan pembagian derajat dan
jarum kompas.

c. Tutup Kompas.

1) Tutup dengan kaca penutup.


2) Garis rambut.
3) Garis tanda.
4) Bibir pelindung dan takik.

10. Sumbu Pokok. Adalah garis-garis yang melalui :

a. Takik pada cincin ibu jari.


b. Garis khayal melalui prisma.
c. Garis tanda diatas pelat bercahaya.
d. Garis rambut di atas kaca penutup.
e. Garis tanda bercahaya di atas tutup dan bibir pelindung dan
takik.
9

Keterangan.

1) Kotak kompas dengan pembagian arah, mata angin dan


cincin karet.
2) Kaca kompas dengan pembagian derajat yang dapat berputar
angka yang menunjukan perkalian 10º, titik-titik menunjukan
limaan.
3) Pelat bercahaya dengan garis tanda dan garis rambut
dibawah kaca.
4) Garis penunjuk bercahaya.
5) Lingkaran kompas dengan pembagian derajat dan jaring
kompas yang bercahaya.
6) Gelang kompas dari tembaga.
7) Tutup dengan kaca, garis rambut, garis-garis tanda
bercahaya dan bibir pelindung dengan takik.
8) Pelindung kaca.
9) Sekrup pengapit.
10) Prisma yang dapat dipindah-pindahkan dengan lubang
tempat melihat dan cincin jempol bertakik.

11. Menentukan Sudut Kompas. Menentukan sudut kompas kesuatu benda


dimedan dengan kompas prisma ialah sebagai berikut :

a. Buka kompas dan tutupnya tegakkan lurus ke atas.


b. Tutupkan prisma keatas kaca kompas.
c. Tarik cincin ibu jari jauh kebawah.
d. Masukan ibu jari kedalam cincin dan letakan jari telunjuk menekan
kotak kompas.
e. Bawalah prisma kedepan mata.
f. Arahkan kompas pada benda medan yang akan dicari sudut
kompasnya dengan melihat celah melalui bidikan pada prisma, garis
rambut dan takik pada tutup kompas, angka yang ditunjukan oleh jarum
penunjuk didalam kompas itulah sudut kompas yang dimaksud.

Gambar : Penunjukan arah (sudut kompas) pada kompas prisma derajat.

Sudut kompas 90º.


Sudut kompas 95º Sudut kompas 86º.

90
100
80

Gambar : Kompas prisma derajat.


10

Sudut kompas 4800 ‰


Sudut kompas Sudut kompas 4700 ‰
4920 ‰

48
50 46

Gambar : Kompas prisma peribuan.

12. Berjalan Menurut Arah Kompas Siang Hari.

a. Urut-urutan pekerjaan menggunakan kompas.

1) Buka kompas dan dirikan tutupnya tegak lurus.


2) Tutup prisma keatas kaca kompas.
3) Tarik cincin ibu jari jauh ke bawah.
4) Masukkan ibu jari ke dalam cincin dan letakan jari telunjuk
menekan kotak kompas.
5) Bawa prisma kedepan mata dan melihat dalam lubang
prisma.
6) Putar badan sampai dapat dibaca arah kompas yang
ditentukan.
7) Sambil melihat melalui garis rambut, carilah titik tanda
dimedan yang searah.
8) Datangilah titik tanda tadi, bila telah sampai dititik tanda
tersebut, carilah titik tanda berikutnya, demikian seterusnya
sampai tiba disasaran.
9) Setelah sampai di titik tanda supaya tidak terjadi
penyimpangan, selalu cari sudut tolaknya/back azimuth arah
gerakan yaitu dengan cara menambah/mengurangi 180º atau 3200
º/oo dari arah gerakan.

b. Jika menghadapi rintangan.

Contoh : Berjalan dengan arah kompas 89º kemudian menghadapi


rintangan, tindakannya adalah sebagai berikut :

1) Supaya belok kanan/kiri sebesar 90º kemudian untuk


menghindari rintangan, maka arah kompas menjadi :

a) Jika Belok kekanan 89º + 90º = 179º.


b) Jika Belok kekiri sudut kompasnya = 89º - 90º = 359º.
11

2) Ukurlah jarak pada arah baru ini dengan menghitung


langkah dari titik A sampai titik B (lihat gambar).
3) Setelah sampai diujung rintangan belok kekiri sebesar 90º
sehingga kembali ke arah semula 89º dan berjalan sampai
rintangan selesai ( titik C ).
4) Sampai di titik C belok kekiri lagi dengan mengurangi sudut
kompas 90º, sehingga arah yang baru adalah 89º - 90º = 359º dan
berjalan dengan sejumlah langkah dari titik A ke B ( kembalikan
sejumlah langkah dari A ke B ) sampai ke titik D, ( jarak AB = jarak
CD ).
5) Sampai di titik D belok lagi ke kanan dan kembali ke arah
semula 89º dan lanjutkan gerakan/perjalanan sampai ke tempat
tujuan/sasaran.

Gambar : Mengatasi rintangan.

Titik Satrt.
89º A Rintangan D
S . . . . . Sasaran
359º 89º
179º
89+90
179º
89 º - 90 º
B C
89 º

13. Berjalan Menurut Arah Kompas Malam Hari. Urut-urutan pekerjaan


menggunakan kompas malam hari adalah sebagai berikut :

a. Buka kompas.
b. Kendorkan sekrup pengapit.
c. Putar kaca kompas sehingga pembagian derajat yang
menunjukan besarnya sudut kompas yang diinginkan berimpit dengan
garis tanda dipelat yang bercahaya.
d. Kencangkan sekrup pengapit.
e. Peganglah kompas setinggi dada.
f. Jika jarum kompas sudah berimpit dengan garis penunjuk
bercahaya, maka arah untuk berjalan adalah arah yang ditunjukan oleh
garis tanda pada pelat yang bercahaya dengan garis tanda dari bibir
pelindung.
g. Melihat ke arah tersebut memilih suatu medan yang sudah dikenal,
lalu berjalan menuju ke benda/bagian medan yang sudah dikenal
tersebut ( Cara sama seperti pada siang hari ).
h. Jika malam sangat gelap, sehingga titik tanda dapat mengambil
teman dengan cara sebagai berikut :

1) Susunlah teman maju dulu hingga batas penglihatan.


Dengan membawa kompas dengan kedudukan back azimuthnya
(arah kompas ditambah/dikurangi dengan 180º / 3200 º/oo ).
12

2) Masing-masing mengarah dengan kompasnya, hingga terletak


dalam satu arah.
3) Orang yang dibelakang mendahului menjadi titik tanda
selanjutnya.
4) Teruskan seperti 1, 2, 3 hingga sampai ditujuan.

i. Jika jarum dan pelat bercahaya tidak bercahaya, dapat disinari


dengan lampu senter atau korek api (agar mudah membaca titik kompas).

14. Ketentuan Penggunaan Kompas. Benda-benda seperti besi baja,


tembaga dan lainnya akan banyak mempengaruhi terhadap penggunaan
kompas terutama penyimpangan terhadap ikhtilafnya. Dengan demikian
ada beberapa jarak minimal yang perlu diperhatikan pada saat menggunakan
kompas dengan benda-benda sebagai berikut :

a. Senjata berat, jarak minimal = 60 meter.


b. Senjata sedang, kawat listrik dan telegraf jarak minimal = 40 meter.
c. Pagar kawat, jarak minimal = 10 meter.
d. Topi baja ( Helm, senjata ringan Infanteri dan kompas jarak
minimal = 3 meter ).

BAB IV
MENENTUKAN KEDUDUKAN

15. Umum. Apabila kita tersesat disuatu tempat dan kita tidak
mengetahui keberadaan kita secara pasti,maka sebagai seorang prajurit yang
handal kita harus bisa mencari posisi kita dengan ilmu yang telah diberikan
kepada kita.

16. Cara Menentukan Tempat Dengan Sistim Bujur Sangkar ( B S ) atau


Karvak ( KV ).

a. Dua angka terakhir yang berada disebelah Barat/kiri dari


daerah/titik yang dimaksud.
b. Dua angka terakhir yang berada disebelah Selatan/bawah dari
daerah/titik yang dimaksud.
c. Lembaran peta selalu disebutkan lebih dahulu, diberi garis
pemisah ( Garis penghubung ), selanjutnya disebut Bujur
sangkar/Karvak.

Contoh : Helai 39/XXXIX – BS. 72 – 31 atau KV 72 – 31.


13

Sebagian helai 39/XXXIX - A


71 272 73 74 75 76 77 78 79
33

32
BS
-72-31-
31
KV
-77-30-
30

29

K 1 : 50.000

d. Apabila daerah yang dimaksud lebih luas dan melebihi dari satu
bujur sangkar maka caranya :
Helai 39/XXXIX – A – BS Garis Tegak ( GT ) 72 s.d. 75 Garis Datar
(GD) 29 s.d. 32.
Bagian helai 39/XXXIX - A

71 272 73 74 75 76 77
33

32

31

530

29

28

27

Helai 39/XXXIX-A Kedar 1 : 50.000


BS.GT 72 s.d. 75
GD 29 s.d. 32

17. Cara Menentukan Tempat Sistim Koordinat 6 Angka.


14

a. Jarak antara dua garis tegak lurus dan garis mendatar dibagi
menjadi sepuluh bagian yang sama (Tiap bagian jaraknya 100 M di
medan).

b. Cara menentukan suatu tempat berturut-turut menyebutkan :

1) Nomor lembaran peta ( LP ).


2) Garis tegak peta.
a) Dua angka terakhir dari garis barat/kiri titik itu.
b) Jarak antara garis barat/kiri, ketitik itu dinyatakan
dengan persepuluhan bagian.
3) Garis mendatar peta.
a) Dua angka terakhir dari garis selatan/bawah titik itu.
b) Jarak antara garis selatan/bawah ketitik itu
dinyatakan dengan persepuluhan.

c. Contoh helai 39/XXXIX – A. KO. 723 294.

Sebagian helai 39/XXXIX - A

71 72 73 74
31

30

Ko. 723 294


4
29
3

28

18. Cara Menentukan Tempat Sistim 8 Angka.

a. Jarak antara dua garis tegak lurus dan garis mendatar dibagi
menjadi seratus bagian yang sama, ( Tiap bagian jaraknya 10 meter
dimedan ).

b. Cara menentukan suatu tempat, dengan berturut-turut


menyebutkan :

1) Nomor lembaran peta.


2) Garis tegak peta.

a) Dua angka terakhir dari garis barat/kiri titik itu.


b) Jarak antara garis barat/kiri ke titik itu dinyatakan
dengan perseratusan.
15

3) Garis mendatar peta.


a) Dua angka terakhir dari garis selatan bawah titik itu.
b) Jarak antara garis selatan/bawah dengan titik itu
dinyatakan dengan perseratusan.

c. Contoh helai 39/XXXIX – A KO 7380 3045.

Bagian dari helai 39/XXXIX - A


72 73 74 75
33

31

Co.7380 - 3045
45
30
80

29

19. Garis Pangkal. Kegunaannya :

a. Cara ini digunakan dengan tujuan untuk menjamin kerahasiaan


dalam penyampaian berita atau perintah.

b. Biasanya digunakan oleh kesatuan tingkat kompi ke atas.

c. Garis pangkal harus sering diganti-ganti untuk mencegah


kebocoran/penyadapan pemberitahuan oleh musuh.

20. Beberapa Ketentuan Garis Pangkal.

a. Ditentukan oleh komandan satuan yang bersangkutan pada peta


dengan menentukan titik G dan P dengan menggunakan koordinat 6
angka atau 8 angka.

b. Hubungkan titik G dan P dengan garis tipis dipeta.

c. Perpanjang garis antara titik G dan P ke depan dan ke belakang.

d. Pengukuran/penunjukan jarak-jarak mempergunakan satuan KM


atau meter dengan cara :
16

1) Dengan KM, jarak-jarak dibulatkan sampai persepuluhan


KM.
a) Menggunakan 3 angka sebagai berikut :
(1) Angka pertama = puluhan kilometer ( KM ).
(2) Angka kedua = satuan kilometer.
(3) Angka ketiga = persepuluhan kilometer.

b) Contoh :

(1) 105 berarti = 10.5 KM.


(2) 034 berarti = 3.4 KM.
(3) 007 berarti = 0.7 KM.

2) Dengan meter.

a) Menggunakan 4 angka sebagai berikut :

(1) Angka pertama = ribuan meter.


(2) Angka kedua = ratusan meter.
(3) Angka ketiga = puluhan meter.
(4) Angka keempat = satuan meter.

b) Contoh :

(1) 2125 berarti = 2125 meter.


(2) 0950 berarti = 950 meter.
(3) 0075 berarti = 75 meter.
(4) 0005 berarti = 5 meter.

3) Cara menyampaikan berita atau menjalankan perintah harus


dengan menggunakan kata-kata :

a) Maju dengan singkatan MA.


b) Mundur dengan singkatan MU.
c) Kanan dengan singkatan KA.
d) Kiri dengan singkatan KI.

4) Kearah maju atau mundur pada garis pangkal dengan


patokan :

a) Maju berarti dari titik G maju ke arah P sepanjang GP


dan perpanjangannya.
b) Mundur berarti dari titik G mundur mendahului titik P
sepanjang PG dan perpanjangannya.

5) Kearah kanan atau kiri dari garis pangkal dengan patokan :

a) Kanan berarti tegak lurus kearah kanan pada GP dan


perpanjangannya.
b) Kiri berarti tegak lurus kearah kiri pada GP dan
perpanjangannya.
c) Cara penyebutannya dimulai dari MA atau MU lebih
dahulu, baru kemudian KA dan KI dan senlanjutnya lihat
gambar.
17

Gambar : Garis Pangkal.

P
P

KA 400 M
MA 600 M
• G
G MU 500 M

KI. 800 M

MU = 500 M
KI = 800 M.

21. Penentuan Tempat Menggunakan Garis Pangkal.

a. Lembaran peta : 39/XXXIX – C kedar 1 : 50.000.


b. Garis pangkal : koordinat 8150 2160 – 8300 2350.
c. MA 015, KA 025.
d. Segera lapor setelah tiba ditempat baru.
e. Cara mengerjakannya.

1) Tentukan titik G koordinat 8150 2160 dan titik P koordinat


8300 2350 dipeta.
2) Hubungkan G dan P dengan garis titip.
3) Hitung jarak peta (sesuai kedar) :

a) MA 015 = 1.5 KM = 1500 M = 3 Cm.


b) KA 025 = 2.5 KM = 2500 M = 5 Cm.

4) Ukur dari titik G maju kearah titik P sepanjang 3 Cm.


5) Kemudian dari titik pengukuran sepanjang 3 cm
tersebut tarik garis tegak lurus GP ke kanan dan ukur sepanjang 5
cm.
6) Dengan demikian diketemukan kedudukan baru pada
koordinat 8440 2125.
18

Gambar : Cara mengerjakan di peta.

81 82 83 84 85 86 87
25

24
P
23

22
3 Cm

21
G 5 Cm

20

22. Titik Pangkal.

a. Cara ini digunakan dengan tujuan untuk menjamin kerahasiaan


dalam penyampaian berita atau perintah.

b. Titik pangkal harus sering diganti-ganti untuk mencegah


kebocoran/penyadapan oleh musuh.

c. Titik pangkal ditentukan pada peta komandan atasan yang


bersangkutan dengan menggunakan koordinat 6 atau 8 angka, TP dapat
juga ditentukan pada persilangan garis tegak dan garis datar jaring-jaring
lembaran peta.

23. Pengukuran/Penunjukan.

a. Pengukuran jarak mempergunakan satuan KM atau meter sama


dengan perhitungan pada garis pangkal.

b. Cara pemberitaan atau menjalankan perintah harus dengan


menggunakan kata :

1) Barat dengan singkatan = B.


2) Timur dengan singkatan = T.
3) Utara dengan singkatan = U.
4) Selatan dengan singkatan = S.

c. Cara menyebutkannya harus dilakukan dari jarak mendatar


(Barat/Timur) lebih dahulu, selanjutnya jarak tegak ( Utara/selatan ).
19

24. Cara Penentuan Tempat Menggunakan Titik Pangkal.

a. Pada peta lembaran nomor 39/XXXIX – C kedar 1 : 50.000.


b. Titik pangkal 820240.
c. B. 1400 dan S 0500.
d. Cara mengerjakannya.

1) Cara mengerjaklan di peta.

a) Tentukan TP koordinat 820 240 di peta.


b) Hitung jarak di peta ( sesuai kedar peta ).

(1) B. 1400 = 2.8 Cm.


(2) S. 0500 = 1 cm.

c) Ukur dari TP kearah Barat ( sejajar dengan garis


mendatar jaring peta ) dengan jarak 2.8 Cm.
d) Kemudian dari titik hasil pengukuran ke arah barat
tadi ukurkan ke arah selatan ( sejajar dengan garis tegak
jaring peta ) dengan jarak 1 Cm.
e) Dengan demikian ditemukan kedudukan baru pada
koordinat 806 235.

Gambar : Cara mengerjakan di peta.

25

TP (820240)
24
1 Cm 2,8 cm

806235
23

22

79 80 81 82 83 84 85

2) Cara mengerjakan dengan perhitungan.

a) TP koordinat 820 240.


b) B. 1400 dan S. 0500 artinya :

(1) Dari 820 ke barat/kiri 1400 M adalah


kebarat/kiri 14 bagian (tiap bagian adalah 100 m )
untuk koordinat 6 angka = 820 – 14 = 806.
(2) Dari 240 keselatan/bawah 500 M adalah ke
selatan/.bawah 5 bagian ( tiap bagian 100 M ) untuk
koordinat 6 angka = 240 – 5 = 235.

c) Koordinat yang baru hasil penunjukan sistim TP adalah


806 + 235 ( digambar di peta ).

3) Contoh TP koordinat 8 angka.


20

a) TP 8125 2275.
b) T. 1650 U. 0750.
c) Cara perhitungannya :
(1) Dari 8125 ke timur/kanan 1650 M berarti ke
timur/kanan 165 bagian ( tiap bagian 10 M ) untuk
koordinat 8 angka adalah 8125 + 165 = 8290.
(2) Dari 2275 ke Utara/atas 750 meter, berarti ke
utara/atas 75 bagian ( tiap bagian panjangnya 10
meter ) untuk koordinat 8 angka adalah 2275 + 75 =
2350.

d) Koordinat yang akan dituju (hasil penunjukan sistim


titik pangkal ) adalah 8290 2350 ( di plot di peta ).

25. Reseksi.

a. Menentukan tempat kita di medan/peta dapat dilakukan dengan


cara reseksi ( Resection ) dengan pertolongan dua titik atau lebih yang
dikenal dipeta dan di medan.

b. Caranya dengan menggunakan kompas dan tanpa menggunakan


kompas.

26. Reseksi dengan menggunakan Kompas.

a. Pilih dua atau tiga buah titik tanda di medan dan terdapat di peta.
b. Minimal mempunyai sudut 30 derajat dan maksimal 150 derajat
dari kedudukan kita agar titik perpotongannya jelas.
c. Tentukan besar sudut kompas masing-masing ke titik tanda
tersebut dan hitung sudut tolaknya ( Back azimuthnya ).
d. Alihkan kesudut peta dengan memperhitungkan ikhtilaf deklinasi
UP-UM peta pada saat itu.
e. Buat garis di peta dari kedua titik tanda tadi sesuai dengan sudut
peta back azimuthnya/sudut tolaknya sampai kedua garis tersebut
berpotongan pada satu titik dengan menggunakan busur
derajat/protraktor.
f. Titik perpotongan kedua garis tersebut adalah kedudukan kita
( hasil reseksi ).
g. Selanjutnya tentukan koordinat hasil reseksi tersebut.

27. Contoh melakukan reseksi di medan dengan kompas.

a. Untuk mencari koordinat tempat kedudukan kita ( titik A ) di peta.


b. Cari titik tanda yang terkenal ada di medan dan ada di peta
Bandung helai nomor : 39/XXXIX – C, misalnya titik ketinggian KQ 383
dan titik ketinggian KQ 381.
c. Bidikan kompas ke KQ 383 dan ke KQ 381 dan catat sudut
kompasnya.
d. Sudut kompas dari titik A keketinggian KQ 383 adalah 350 derajat
dan sudut kompas dari tempat kedudukan kita ( titik A ) ke ketinggian KQ
381 adalah 80 derajat.
e. Hitung sudut tolaknya/back azimuthnya, berarti sudut kompas
dari KQ 383 ke tempat kita ( titik A ) adalah 350 derajat – 180 derajat =
170 derajat dan sudut kompas dari KQ 381 ke tempat kita ( Back
azimuthnya ) adalah 80 derajat + 180 derajat = 260 derajat.
21

f. Mencari sudut tolak/Back azimuth adalah apabila sudut kompas


dari titik A ke KQ 383 lebih besar dari 180 derajat maka dikurangi dengan
180 derajat ( 350 derajat – 180 derajat ) dan apabila sudut kompas dari
titk A ke KQ 381 lebih kecil dari 180 derajat maka sudut tolaknya
ditambah 180 derajat ( 80 derajat + 180 derajat ).
g. Alihkan sudut kompas ( dari KQ 383 dan KQ 381 ke tempat kita )
ke sudut peta dengan memperhitungkan ikhtilaf UP – UM pada saat itu.
h. Ikhtilaf UP – UM peta Bandung helai Nomor : 39/XXXIX – C pada
tahun 1990 adalah 53 menit Barat.
i. Jadi sudut peta yang digambarkan di peta dari KQ 383 adalah 170
derajat – 0 derajat 53 menit = 169 derajat 07 menit dan dari KQ 381
adalah 260 derajat – 0 derajat 53 menit = 259 derajat 07 menit, kemudian
garisnya diperpanjang sampai kedua garis tersebut berpotongan, tempat
perpotongan garis tersebutlah hasil reseksi atau tempat kedudukan kita
( titik A ) dan tentukan koordinatnya ( lihat gambar ).

Gambar : Pelaksanaan Reseksi.

Sebagian helai 39/XXXIX – C.

83 84 85 86 87 88 89
28 28

KQ.383
27 1041 27

169º07’ KQ.381
948
26 259º07’ 26

25 25

24 24
83 84 85 86 87 88 89

Titik A (hasil Reseksi) pada


Ko. 8405 2585

US
UP

UM
20’

53’
22

28. Reseksi Tanpa Menggunakan Kompas.

a. Cari tiga titik tanda di medan yang mudah dikenal dan terdapat
dipeta, misalnya titik A, B dan C.
b. Gunakan sehelai kertas bening, letakan di atas tanah dengan
landasan yang rata, selanjutnya tusukan sebuah jarum pada suatu titik
D.
c. Buatlah garis titik D masing-masing menuju ke titik tanda di
medan tadi yaitu ke titik A, B dan C.
d. Lepaskan kertas bening dari tusukan jarum di atas tanah dan
selanjutnya letakan kertas bening tersebut di atas peta sedemikian rupa
sehingga 3 garis lurus yang secara berturut-turut tadi menunjukan arah
A, B dan C yang terdapat di peta.
e. Yang digeser-geserkan adalah kertas bening sehingga ke tiga garis
tersebut tepat berimpitan dengan arah yang bersangkutan.
f. Setelah ke tiga garis tersebut tepat/berimpit maka tusuklah dengan
jarum titik B pada kertas bening sehingga menembus peta.
g. Tempat tusukan jarum di peta titik B adalah kedudukan kita,
selanjutnya tentukan koordinatnya ( lihat gambar ).

29. Interseksi.

a. Interseksi (Intersection) adalah untuk menentukan titik/letak


tempat (musuh) dipeta, tanpa mendatangi tempat tersebut dimedan
dengan pertolongan dua atau tiga titik yang dikenai di peta dan di medan.

b. Caranya dengan menggunakan kompas dan tanpa kompas.

30. Interseksi dengan Menggunakan Kompas.

a. Pilih dua buah titik tanda yang nantinya akan kita tempati yang
dikenal baik di medan maupun dipeta dan dari kedua tanda tersebut
masih dapat melihat ketempat yang akan kita tentukan letaknya di peta.
b. Usahakan ke dua titik tanda tadi membentuk sudut lebih besar
dari 30 derajat dan lebih kecil dari 150 derajat dari tempat yang akan
ditentukan letaknya dipeta (misalnya titik ketinggian KQ. 376 dan titik
ketinggian KQ. 378) serta yang akan ditentukan letaknya/koordinatnya
dipeta adalah titik C.
c. Dari ketinggian KQ. 376 membidik ke titik C, dengan sudut
kompasnya adalah 100 derajat, kemudian alihkan ke sudut peta dengan
memperhitungkan ikhtilaf UP-UM pada saat itu (Ikhtilaf UP-UM pada
helai 39/XXXIX-C sesuai tabel deklinasi, pada tahun 1990 adalah 53
menit Barat) jadi sudut peta yang akan digambar dari KQ. 376 adalah
100 derajat dikurangi 53 menit adalah 99º07’.
d. Pindah ke ketinggian KQ.378 dan bidik ke arah titik C terbaca
sudut kompasnya 30 derajat, kemudian dialihkan ke sudut peta dengan
memperhitungkan ikhtilaf UP-UM pada saat itu, ikhtilaf UP-UMnya
adalah 53’ Barat, jadi sudut peta yang akan digambarkan dari KQ.378
adalah 30º - 0º53’ = 29º07’.
e. Tititk perpotongan antara garis yang ditarik dari KQ. 376 dan garis
yang ditarik dari KQ.378 adalah titik C, tempat yang akan ditentukan
letaknya/koordinatnya di peta.
f. Tentukan koordinat titik C (Lihat gambar).
23

Gambar : Interseksi dengan menggunakan kompas.

Bagian dari Helai No. 39/XXXIX-C.

285 86 87 88 89
28 28
Interseksi pada
Ko. 8730 2635
99º07’
27 27
KQ.376
1069

26 26 UM UP
29º07’

25 25 53’

KQ.378
968
24 24
85 86 87 88 89

31. Interseksi Tanpa Menggunakan Kompas.

a. Pertama-tama tentukan dua buah titik (A dan B) yang terdapat


dipeta dan di medan, gambarkanlah kedua titik tersebut pada kertas
bening dan hubungkan satu sama lain dengan sebuah garis poros.
b. Pada titik A letakkan kertas bening yang beralas diatas tanah, dari
titik ini dibidik ke titik B untuk membuat garis poros dan ke titik C
(sasaran) untuk membuat garis lurus pada kertas bening.
c. Kemudian pindah ketitik B, setelah meletakkan kertas dengan
kedudukan yang sama seperti di titik A (perhatikan garis poros)
lakukanlah membidik dan membuat garis kearah titik C sehingga garis
tersebut berpotongan dengan garis dari titik A tadi.
d. Letakkan kertas bening tersebut diatas peta sampai titik A dan B
persis pada tempat yang telah kita pilih sebelumnya dipeta.
e. Tusukkan jarum pada titik pertemuan kedua garis tersebut sampai
menusuk kepada peta dan tempat tusukan tersebut merupaka titik
sasaran (titik C) yang kita cari dan ditentukan koordinatnya.
24

Gambar : Reseksi tanpa kompas di medan.

C Sasaran

KQ. 383 KQ. 382

A B

BAB V
KOORDINAT GEOGRAFI

32. Umum. Permukaan bumi dibagi sejumlah garis-garis bujur dan garis
melintang (Khayal). Garis-garis bujur ditarik dari kutub utara ke kutub
selatan yang sama panjangnya sejumlah 360 garis bujur. Disamping Garis-
garis Bujur , juga terdapat adanya Garis-garis melintang yang melingkari bumi
sejumlah 1800 yang juga disebut Paralel.

33. Menentukan Tempat dengan Sistim Koordinat Geografi.

Dalam setiap 1° pada sistim LCO terdapat 3 Jalur Bagian Derajat (JBD) masing-
masing diberi tanda dengan ANGKA ARAB 1 s/d 139 pada jalur tegak dan ANGKA
ROMAWI : I s/d LI pada jalur datar dengan lebar masing-masing jalur 20’ (menit).

b. Perpotongan JBD tegak dan mendatar berbentuk bujur sangkar


yang berukuran 20’ X 20’ disebut Lembar Bagian Derajat (LBD).

c. Batas tepi pada setiap LBD selalu merupakan kelipatan 20’


sehingga dapat diambil kesimpulan :

1) 0 s/d 20’ = 1 LBD.


2) 20’ s/d 40’ = 2 LBD.
3) 40’ s/d 60’ = 3 LBD.
25

94°40’ BT 0° 8’ 27,79” BT 94°48’ 27,79” BT 0°JKT(106°48’27,79” BT) 141° BT

6° LU I
II

Arab : 37 - …. = Arab : 36 + …. =
Romawi : XIX - … = Romawi : XIX - … =

XVIII

XIX

Arab : 37 - …. = Arab : 36 + …. =
Romawi : XVIII + …= Romawi : XVIII + …=

L
LI
11° LS
1 2 36 37 139

d. Meridian Nol Jakarta terletak 106 0 48’ 27,79” dari Meridian


Greenwicht, dan dalam pemetaan dibatasi oleh LBD 36 dan 37.

e. Contoh Persoalan. Tentukan Koordinat Goografis Letak Peta LCO


Helai 38/XXXIX-D dari Meridian Nol Jakarta dan Greenwicht.

f. Untuk menjawab persoalan tersebut kita perhatikan bahwa LP


38/XXXIX-D terletak 2 LBD = 38 – 36 disebelah timur Meridian Nol
Jakarta dan 21 LBD = XXXIX – XVIII disebelah Selatan/bawah Equator.

g. Perhitungan LP 38/XXXIX – D.

1) Batas LBD sebelah Timur/Kanan adalah 2 LBD ( Satu LBD =


20’) maka 2 LBD = 2 x 20’ = 40’ dan terletak disebelah Timur
Meridian Nol Jakarta.

2) Batas LBD sebelah Barat/Kiri adalah 40’ – 20’ = 20’ dan


terletak disebelah Barat Meridian Nol Jakarta.

3) Batas LBD sebelah Selatan/Bawah adalah 21 LBD = 21 x 20’


= 420’ : 60’ = 70 LS.

4) Batas LBD sebelah Utara adalah 70 – 00 20’ = 60 40’ LS.

5) Lihat Gambar.
26

00 20’ 00 30’ 00 40’ T JKT

60 40’ LS

A B
60 50’ LS

C D
70 LS

6) Jadi batas-batas peta Helai 38/XXXIX – D adalah sebagai


berikut :

a) Batas Timur adalah 00 40’ BT Meridian Nol Jakarta atau 106 0


48’ 27,79” + 00 40’ = 1070 28’ 27,79” BT Meridian Greenwicht.
b) Batas Barat adalah 00 30’ BT Meridian Nol Jakarta atau 106 0
48’ 27,79” + 00 30’ = 1070 18’ 27,79” BT Meridian Greenwicht.
c) Batas Utara adalah 60 50’ LS
d) Batas Selatan adalah 70 LS

7) Jadi Koordinat Geografi letak Peta LCO Helai 38/XXXIX – D


adalah 00 30’ BT Meridian Nol Jakarta dan 70 LS atau 1070 18’
27,79” BT Meridian Greenwicht dan 70 Lintang Selatan.

h. Cara lain perhitungan LP 38 / XXXIX – D.

1) Hitung Letak Bujurnya.


38
x 1°
3 = 120 Lebih 40’

a) Batas Timur LBD = 940 48’ 27,79 “


120 40’ +
1070 28’ 27,79”

b) Batas Barat LBD = 1070 28’ 27,79 “


20’ -
1070 08’ 27,79”

c) Batas Timur LP = Batas Timur LBD = 1070 28’


27,79 “

d) Batas Barat LP = 1070 08’ 27,79 “


10’ +
1070 18’ 27,79”
27

2) Hitung Letak Lintangnya.


XXXIX
x 1°
3 = 130

a) Batas Selatan LBD = 130 – 60 = 70 LS


b) Batas Utara LBD = 70 – 20’ = 60 40’ LS
c) Batas Utara LP = 60 40’ + 10’ = 60 50’ LS
d) Batas Selatan LP = Batas Selatan LBD = 70 LS.

3) Jadi Koordinat Geografi letak Peta LCO Helai 38/XXXIX – D


adalah 1070 18’ 27,79” BT Meridian Greenwicht dan 7 0
Lintang Selatan.

1070 08’ 27,79” 1070 18’ 27,79” 1070 28’ 27,79”

60 40’ LS

A B
60 50’ LS

C D
70 LS

34. Menentukan Koordinat Geografi dari Suatu Titik di Peta.

a. Persoalan : Tentukan Koordinat Geografi dari koordinat 7650 1260


pada Peta LCO Helai 39/XXXIX – C.

b. Ketentuan Peta LCO Kedar 1 : 50.000

1) Lebar sisi peta adalah 37 Cm


2) Sudut Lembaran Peta sisinya adalah 10’.
3) Satu Sentimeter di peta sama dengan 10’ : 37 Cm = (10 x 60”)
: 37 = 600” : 37 = 16,22 Detik

c. Cara Mengerjakannya.

1) Plot Koordinat 7650 1260 di peta Helai 39/XXXIX – C.


2) Ukur dari batas kiri/barat peta ke Koordinat 7650 1260,
maka akan terbaca jaraknya 11,1 Cm.
3) Ukur dari batas bawah/selatan peta ke Koordinat 7650 1260,
maka akan terbaca jaraknya 5,8 Cm
4) Letak Peta Helai 39/XXXIX – C adalah sebagai berikut :
28

a) Batas Kanan/Timur adalah 00 50’ Timur Meridian Nol


Jakarta dan batas Kiri/Barat adalah 0 0 40’ Timur Meridian
Nol Jakarta
b) Batas Atas/Utara adalah 60 50’ LS dan batas
Bawah/Selatan adalah 70 LS
5) Letak Koordinat 7650 1260 dari Meridian Nol Jakarta adalah
00 40’ + (11,1 x 16,22 Detik) = 00 40’ + 180,04” = 00 40’ + 3’ 0,04” =
00 43’ 0,04” Timur Meridian Nol Jakarta.
6) Letak Koordinat 7650 1260 dari Lintang Selatan adalah 7 0 -
(5,8 x 16,22 Detik) = 70 – 94,07” = 70 – 1’ 34,07” = 60 58’ 25,93”
Lintang Selatan.
7) Jadi Koordinat Geografi dari koordinat 7650 1260 pada Peta
LCO Helai 39/XXXIX–C adalah 00 43’ 0,04” Timur Meridian Nol
Jakarta dan 60 58’ 25,93” Lintang Selatan atau 106 0 48’ 27,79” + 00
43’ 0,04” = 1070 31’ 27,83 BT Greenwicht dan 60 58’ 25,93” Lintang
Selatan.

35. Menentukan Koordinat Peta dari Koordinat Geografi.

a. Menentukan Lembar Peta.

Contoh Soal.
Sebuah pesawat C-130 milik GIA jatuh pada 98° 37’ BT dan 4° 17’
LU. Saudara sebagai Katim SAR akan melaksanakan pencarian ke
lokasi tersebut. Peta LCO dengan LP nomor berapakah yang
suadara bawa !
Penyelesaian

1) Langkah. 1 ( Menentukan No. Arab ).

106° 48’ 27,79” BT


98° 37’ BT -
8° 11’ 27,79” Barat JKT

(8 X 3) + 1 = 25 (Banyaknya LBD dari 0° JKT ke Barat).


Jadi Nomor Arab yang dicari = 37 – 25 = 12.

2) Langkah. 2 ( Menentukan No. Romawi ).

4° 17 ’ LU

(4 X 3) + 1 = 13 (Banyaknya LBD dari 0° Equator ke Utara).


Jadi Nomor Romawi yang dicari = XIX – XIII = VI.

3) Langkah. 3 ( Menentukan Abjad ).

a) Peta Kedar 1 : 50. 000.

4° 20’ LU
4° 17 ’ LU A B

C D
4° LU
8° 20’ BRT JKT 8° BARAT JKT
8° 11’ 27,79” BT LU
29

b) Jadi No. LP kedar 1 : 50. 000 adalah = 12/VI - A.

b. Menentukan Koordinat Peta.

1) Panjang keliling Equator (Katulistiwa) bumi adalah 40. 068


Km.
2) Keliling Lingkaran Equator 360° terdiri dari 180° BT dan 180°
BB.
3) Dengan demikian dapat dibuat persamaan sebagai berikut :

a) Keliling Equator = Panjang keliling Equator.


b) 360° = 40. 068 Km.
c) 1° = ( 40. 068 Km : 360 ) = 111,3 Km.
d) 1 LBD 20’ = ( 111,3 Km : 3 ) = 37,1 Km. Maka Kedar
1 : 100. 000 digambar 37,1 X 1 = 37,1 Cm = 37 Cm.
e) 1 LP 10’ = ( 37,1 Km : 2 ) = 18,55 Km. Maka Kedar
1 : 50. 000 digambar 18,55 Km X 2 = 37,1 Cm = 37 Cm.
f) 1 LP 5’ = ( 18,55 Km : 2 ) = 9,275 Km. Maka Kedar
1 : 25. 000 digambar 9,275 Km X 4 = 37,1 Cm = 37 Cm.

4) Jadi 1 Cm pada peta kedar 1 : 100.000 = 20’ : 37 = (20 x


60”) : 37 = 1200” : 37 = 32,43”.

5) 1 Cm pada peta kedar 1 : 50.000 = 10’ : 37 = (10 x 60”) : 37 =


600” : 37 = 16,22”.

6) 1 Cm pada peta kedar 1 : 25.000 = 5’ : 37 = (5 x 60”) : 37 =


300” : 37 = 8,11”.

7) Contoh Soal.

Sebuah pesawat C-130 milik GIA jatuh pada 98° 37’ BT dan 4° 17’
LU. Saudara sebagai Katim SAR akan melaksanakan pencarian ke
lokasi tersebut. Peta LCO dengan LP nomor berapakah yang
suadara bawa dan pada koordinat berapa?

Penyelesaian :

a) Langkah. 1 ( Menentukan No. Arab ).


106° 48’ 27,79” BT
98° 37’ BT. -
8° 11’ 27,79” Barat JKT

(8 X 3) + 1 = 25 (Banyaknya LBD dari 0° JKT ke Barat).


Jadi Nomor Arab yang dicari = 37 – 25 = 12.

Cara Lain :
30

98° 37’ – 940 48’ 27,79”


98° 37’ = 97° 97’ = 97° 96’ 60,00” Maka :

97° 96’ 60,00”


940 48’ 27,79” -
30 48’ 32,21”  Rubah Menjadi LBD = 30 x 3
= 9 LBD
40’ = 2 LBD
8’ 32,21” = 1 LBD
Jumlah = 3 LBD

Jadi Nomor Arab adalah 9 + 3 = 12.

b) Langkah. 2 ( Menentukan No. Romawi ).


4° 17 ’ LU

(4 X 3) + 1 = 13 (Banyaknya LBD dari 0° Equator ke Utara).


Jadi Nomor Romawi yang dicari = XIX – XIII = VI.

Cara Lain :

60 - 4° 17 ’
60 = 50 60’ Maka :

50 60’
40 17’ -
10 43’  Rubah Menjadi LBD = 10 x 3 = 3 LBD
40’ = 2 LBD
3’ = 1 LBD
Jumlah= 3 LBD

Jadi Nomor Romawi adalah 3 + 3 = VI.

c) Langkah. 3 ( Menentukan Abjad ).


Peta Kedar 1 : 50. 000.

4° 20’ LU
4° 17 ’ LU A B

C D
4° LU
8° 20’ BRT JKT 8° BARAT JKT
8° 11’ 27,79” BT LU

Jadi No. LP kedar 1 : 50. 000 adalah = 12/VI - A.

d) Langkah. 4 ( Menentukan Koordinat ).


Tentukan jarak titik perpotongan pada gambar peta ke batas
tepi/sisi terdekat peta tersebut dengan cara sebagai berikut :
31

(1) Pada Peta LP No. 12 / VI – A Kedar 1 : 50.000.

(a) GT. 8° 11’ 27,79” Barat JKT.


8° 10’ Barat JKT -
1’ 27,79” Barat JKT =
1’ 27,79” Barat JKT = 60” + 27,79” = 87,79”.
Jadi jarak dari tepi kanan peta adalah = 87,79” :
16,22 = 5,41 Cm.

(b) GD. 4° 20’ LU.


4° 17’ LU -
3’ --- 3 X 60” = 180”.

Jadi jarak dari tepi atas peta adalah = 180” :


16,22 = 11,1 Cm.

(c) Buatlah garis yang sejajar dengan masing-


masing batas tepi peta dengan jarak sesuai
hitungan di atas, selanjutnya ukurlah
koordinat dari perpotongan garis tegak dan
garis datar tersebut dengan menggunakan
protraktor itulah koordinat yang dicari.

BAB VI
GPS

36. Umum. GPS (Global Positioning System) merupakan suatu alat


penerima sinyal (Receiver) satelit NAVSTAR untuk mendapatkan posisi dan
pelayanan navigasi, penentuan posisi secara teliti yang akan mendapatkan
data horisontal dan vertikal di bumi, sesuai dengan referensi yang digunakan
dalam Peta Topografi.

37. Operasional GPS. GPS (Global Positioning System) dapat menentukan


posisi dan pelayanan navigasi, dalam penentuan posisi secara teliti terlebih
dahulu alat harus disesuaikan dengan referensi yang digunakan dalam Peta
Topografi.

a. menentukan Kedudukan sendiri. Cara menentukan kedudukan


sendiri (Ploting) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1) Hidupkan alat dengan menekan tombol merah.

2) Tunggu layar berubah menampilkan halaman posisi seperti


terlihat pada gambar, posisi terlihat pada kotak yang berjudul
POSITION.

3) Tekan tombol MAP maka layar akan berubah menjadi layar


MARK POSITION.

4) Tekan tombol besar ke bawah sekali untuk menggeser tanda


pilihan “SAVE” ke baris atas untuk memberi nama WAYPOINT.

5) Tekan ENTER maka kursor akan berkedip di huruf pertama.


32

6) Masukkan nama WAYPOINT dengan menekan tombol besar


ke atas/bawah beberapa kali sehingga muncul huruf C.

7) Geser kursor ke kanan dengan tombol besar lalu pilih lagi


huruf A dengan menekan tombol besar ke bawah/atas.

8) Lakukan hal yang sama sehingga nama WAYPOINT menjadi


CAMP.
9) Tekan ENTER untuk menyudahi pemasukan nama.

10) Tekan tombol besar ke bawah beberapa kali menuju huruf


“SAVE”.

11) Tekan ENTER untuk menyimpan WAYPOINT dengan nama


CAMP.

b. Melihat Waypoint. Data yang sudah tersimpan dalam


WAYPOINT dapat dilihat dengan cara :

1) Hidupkan alat dengan menekan tombol merah.

2) Jika layar telah berubah menjadi layar konfigurasi angkasa,


tekan tombol PAGE beberapa kali sehingga muncul layar MAIN
MENU.
3) Pilih Nearist WPTS, tekan ENTER, maka akan muncul daftar
titik-titik terdekat dari posisi setempat dalam arah dan jarak.

4) Jika salah satu titik dipilih dan tekan ENTER maka posisi
titik tersebut akan ditampilkan pada waktu pengambilan posisinya.

5) Pada layar tersebut juga diberi pilihan apakah titik tersebut


akan dihapus, ganti nama atau membuat posisi baru.

6) Jika pada MAIN MENU dipilih WAYPOINT LIST dan tekan


ENTER maka layar akan menampilkan daftar titik-titik menurut
susunan abjad.

7) Jika salah satu titik dipilih dan tekan ENTER, maka posisi
titik tersebut akan ditampilkan dan waktu pengambilan posisinya.

8) Untuk membuat posisi titik atau WAYPOINT maka pada MAIN


MENU, pilih WAYPOINT lalu tekan ENTER sehingga akan muncul
layar WAYPOINT.

9) Turunkan kursor menggunakan tombol besar sampai ke


tanda NEW ?, tekan ENTER.

10) Layar akan memberikan isian untuk nama titik serta


koordinatnya.

11) Untuk mengisi nama titik pilihan huruf yang diinginkan


dengan tombol besar ke atas/bawah dan untuk menggeser kursor
gunakan panah ke kiri/kanan.
33

12) Jika nama titik selesai, tekan ENTER lalu isi koordinatnya
dengan cara yang sama.

13) Setelah pengisian selesai turunkan kursor sampai tanda


“DONE ?”, lalu tekan ENTER, maka WAYPOINT tersebut telah
tersimpan dalam memori alat.

c. Menuju ke Sasaran. Cara bergerak menuju sasaran atau ke


stasiun depan dapat dilaksanakan dengan cara :

1) Hidupkan alat dan tentukan posisi setempat.

2) Jika posisi setempat sudah diperoleh tekan tombol GO TO,


maka layar akan menampilkan layar WAYPOINT.

3) Pilih salah satu titik/WAYPOINT yang hendak ditunggu, lalu


tekan ENTER, maka alat akan menampilkan layar Kompas dengan
penunjukan nama titik yang hendak dituju, Azimuth arah dan
jarak, serta gambar anak panah yang menunjuk ke arah sasaran.

4) Layar ini juga menampilkan arah perjalanan yang sedang


dilakukan dan kecepatannya di atas tanah serta grafik skala yang
menunjukkan jauhnya penyimpangan arah perjalanan dari arah
yang seharusnya.

5) Agar penyimpangan arah perjalanan tidak terlalu jauh dari


arah sebenarnya, kendalikan perjalanan berdasarkan arah panah
sehingga garis tegak pada skala tetap berada ditengah-tengah.

6) Tekan ENTER untuk melihat layar sasaran dan pergeseran


arah perjalanan dari arah sebenarnya.

7) Tekan tombol QUIT untuk kembali ke layar sebelumnya.

8) Jika perjalanan sudah dekat dengan tujuan maka alat akan


menampilkan layar berkelip dan menimbulkan suara “Bip” (pesan).

9) Tekan tombol PAGE untuk melihat pesan/Alarm dari alat dan


tekan PAGE kembali jika pesan tersebut telah dibaca.

10) Untuk melihat peta perjalanan, tekan tombol PAGE beberapa


kali sampai terlihat gambar route perjalanan dari titik awal sampai
titik akhir/sasaran.

11) Layar peta ini dilengkapi juga dengan nama titik-titik yang
telah dilalui (Jika ditandai), fasilitas untuk memperbesar layar dan
fasilitas untuk menggeser layar sesuai dengan posisi kursor yang
dikehendaki.

12) Pada layar peta, tekan tombol panah sampai tanda titik
tertentu lalu tekan ENTER maka informasi posisi titik tersebut akan
ditampilkan, sedangkan jika menekan ENTER pada tanda “PAN”
maka layar akan bergeser sesuai dengan dari anak panah pada
tombol besar
34

13) Untuk memperbesar layar maka tekan ENTER dan geser anak
panah sehingga tanda terletak pada angka Km. Di tengah layar,
dengan menggunakan kursor panah, maka layar akan membesar
atau mengecil sesuai dengan angka yang tertera pada layar (dalam
jangkauan Km).

BAB VII
PENUTUP

38. Penutup. Demikian Hanjar Serdik ini disusun sebagai pedoman


bagi Serdik dalam proses belajar mengajar Ilmu Medan pada Pendidikan
Kecabangan Perwira Armed TNI AD.
Komandan Pusdikarmed Pussenarmed,

M. Naudi Nurdika
Brigadir Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai