Anda di halaman 1dari 96

Pengetahuan Medan

• 1. Pengertian :
• a. Medan adalah bagian dari muka bumi dengan segala benda
• yang tidak bergerak diatasnya, baik benda alam atau benda
• buatan yg diperguna kan dalam operasi – operasi militer.
• b. Ilmu medan adalah segala informasi tentang keadaan
• medan dan cara- cara untuk mempelajarinya bagi
• kepentingan militer.

• 2. Keadaan medan memberikan pengaruh yg sangat besar dan


• bersifat memaksa terhadap tindakan dalam tugas militer.
• Contoh :
•  Tindakan taktis a.l :
• Dalam tugas patroli, medan berpengaruh terhadap
• pemilihan route, Titik tinjau dan perlindungan.
•  Tindakan administratif a.l :
• Dalam bekal ulang, medan berpengaruh terhadap
• penentuan route Dan titik bekal.


3. Mempelajari Medan.
Adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan
untuk memperoleh informasi Tentang
keadaan medan .

Mempelajari medan dapat dilakukan dengan


3 cara :
Ilmu medan sebenarnya.
lmu membayangkan medan.
Ilmu pengintaian.
4. Ilmu medan sebenarnya.
Adalah segala usaha, pekerjaan dan
kegiatan untuk mempelajari bentuk , Bagian –
bagian dan susunan medan serta nama-
nama yg digunakan untuk itu
Ilmu medan sebenarnya terdiri dari :
a. Geologi
Mempelajari lapisan kulit bumi.
 Penting bagi kesenjataan zeni dalam
mempelajari keadaan tanah guna penentuan
konstruksi instalasi dan penghancuran.
b. Geomorfologi
Mempelajari bentuk dan sifat permukaan bumi
 Penting bagi Satpur, Satbanpur dan Sat banmin.
c. Hidrografi
Mempelajari tentang perairan baik air
permukaaan ( sungai , danau dll ) Maupun air
tanah ( sumur )
d. Topografi
Ilmu menguraikan dan menggambarkan /
melukiskan keadaan daerah medan
5. Ilmu Membayangkan Medan
a. Ilmu yg mempelajari penggunaan Peta
dan penggunaan alat-alat untuk
mendapatkan bayangan medan
sebenarnya.
b. Disebut juga topografi praktis yg berarti
uraian tentang suatu tempat / daerah.

Untuk itu diperlukan ketrampilan dan pengetahuan


penggunaan alat-alat Pendukung ( kompas dan
protractor )
1. Pengertian :
Peta adalah gambar sebagian atau seluruh
permukaan bumi atau gambar aspek geografis,
diatas bidang datar dengan ukuran kecil ( Skala )
bersifat selektif serta dapat dipertanggung
jawabkan secara matematis maupun secara
visual.
2. Macam – macam peta.
a. Peta Topografi
Adalah peta yang menggambarkan posisi
vertical dan horizontal tanda –
tanda medan yang tidak bergerak diatas
permukaaan bumi.

Isi peta Topografi mencakup 4 ciri yaitu ;


Relief ( Ketinggian )
Perairan ( sungai , danau dll )
Tumbuh-tumbuhan ( hutan, semak, kelapa dll )
Hasil budaya manusia ( jalan raya , bangunan,
jalan Ka dll )
b. Peta Tematik
Adalah peta yang berisi gambaran satu atau dua
tema khusus, biasanya disusun berdasarkan data
statistik.

Peta yang tergolong peta tematik a.l :


Peta Penerbangan
Peta Hydrografi
Peta Jalan dll
C. Peta Geografi

Macam Macam Peta Geografi :


1. Peta Geografi JOG ( Joint Operations
Graphic ).
Skala 1 : 250 000
2. Peta Geografi ONC ( Operational
Navigation Chart )
Skala 1 : 1.000.000 dan 1 : 3.000.000.
3. Penggolongan macam peta berdasarkan :
a. Kedar / Skala ( 1 : 25 000 , 1 : 50 000 , dst )
b. Tujuan penggunaaan ( Taktis dan Strategis )
c. Peta Garis ( Peta Topografi, Foto Udara )
d. Proyeksinya ( Kerucut Polyeder, LCO. UTM )
4. Pengaruh proyeksi terhadap penggunaan peta .
a. Proyeksi Polyeder
 Untuk mendapatkan jarak medan sebenarnya di atas
peta
Contoh :
Ukur jarak antara 2 titik di peta misal 3 Cm
Kalikan jarak peta tadi dengan bilangan pembagi skala
( Misal 1 : 50 000 )
3 Cm x 50 000 = 150 000 Cm = 1500 m
Jarak 1500 m adalah jarak fiktif, harus dikurangi oleh
koreksi yg tercantumdisisi keterangan tepi peta.
 Untuk mendapatkan sudut kompas dari sudut
peta atau sebaliknya Ikh US – UP tidak perlu
diperhitungkan karena selalu berhimpit.
Ikh UP – UM tetap harus diperhitungkan karena UM tidak
pernah ber –himpit dengan US dan tiap tahun selalu ada
variasi.
b. Proyeksi LCO dan TM
 Untuk mendapatkan jarak medan
sebenarnya tidak ada koreksi.
 Untuk mendapatkan sudut kompas dari
sudut peta .
Perhatikan US UP , kalau tidak diperhitungkan
akan terjadi kasalahan Arah .
Jarak 15 Km berjalan kompas terjadi
penyimpangan maksimum
785 meter utk peta TM.
US - UP sudah dihitung oleh Jantop , pemakai
tinggal menggunakan . Hitung US-UP, UP-UM
5. Kedar / Skala
Adalah perbandingan jarak antara 2 buah titik di peta dengan jarak
mendatar
dengan 2 buah titik tersebut di medan.
a. Cara menyatakan Skala / Kedar
1)Perkataan , 1 cm sama dengan 500 meter.
2)Perbandingan atau pecahan 1 : 50 000 atau 1 / 50 000
3)Garis skala

0 1 2 3 4 5 cm

0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 km


Rumus Kedar / Skala
Jarak Peta ( JP )
Kedar ( K ) =
Jarak Medan ( JM )

Contoh :
Jarak Peta 1 Cm, Jarak Medan 100 Meter
Berapa Kedar ?

K = JP / JM = 1 Cm / 100 M = 1 Cm / 10 000 Cm
Skala / Kedar = 1 : 10 000
c. Menentukan jarak medan diatas peta
 Ukur jarak dipeta dengan menggunakan alat Bantu dibawah ini :
1) Penggaris
2) Benang yg dibasahi
3) Curve meter
 Gunakan rumus K = JP / JM
6. Tanda Peta
a. Untuk dapat membayangkan keadaan medan dgn tepat
dan jelas , Maka kita harus mahir membaca peta.
b. Untuk mahir membaca peta kita hrs menguasai bahasa
peta.
c. Bahasa peta adl sejumlah gambar pengganti yg mewakili
bagian medan , benda – benda medan dan tanda
medan. Gambar pengganti ini dinamakan tanda – tanda
peta atau symbol peta.
d. Tanda – tanda peta merupakan hasil usaha penyajian
informasi tentang keadaan medan untuk memudahkan
para pemakai peta dalam membayangkan medan diatas
peta , tiap – tiap tanda peta diberi penjelasan
( legenda / keterangan )
e. Letak tanda – tanda peta menunjukan letak bagian
medan, benda medan dan tanda medan , seolah – olah
dilihat dari atas .
f. Macam – macam tanda peta .
1) Macam tanda – tanda peta dapat dibedakan menurut
warna dan bentuknya.
2) Macam tanda peta menurut warnanya.
a) Warna hitam untuk menunjukkan sebagian

besar benda – benda


medan buatan manusia.
b) Warna biru untuk menunjukkan bagian – bagian
medan yang berhubungan dengan air
( Laut , Danau , Sungai )
c) Warna merah untuk menunjukkan benda-benda
medan buatan manusia yg dibuat dari bahan
batu ( Jalan, Bangunan dsb )
d) Warna coklat untuk menunjukkan bagian bentuk
medan ( ketinggian )
e) Warna hijau untuk menunjukkan benda medan dan
bagian benda berupa tumbuh-tumbuhan ,
perkampungan.
3) Macam tanda peta menurut bentuknya
a) Titik , Menyatakan lokasi atau tempat
Contoh : kota, letak titik ketinggian
b) Garis, menyatakan bentuk-bentuk yg berwujud
garis
Contoh : Batas hutan , garis pantai, sungai,
jalan
c) Luas, menyatakan bagian medan atau benda
medan yg berbentuk daerah
Contoh : Wilayah Propinsi, Kabupaten, Kodam

Letak dan arah tanda peta menunjukkan letak dan arah


bagian medan dan benda medan sebenarnya di lapangan.
Contoh Gambar

Hutan

Alang – alang

Kopi

Untuk Jelasnya dilihat pada Lembar Peta


7. Peta Topografi Indonesia
a. Perkembangan Peta Topografi
1) Pd awal tahun sebelum Perang Dunia II dimana
masih dlm penjajahan Belanda maka peta yg ada
menggunakan Proyeksi Polyeder .
2) Kemudian peta tersebut dicetak oleh AMS ( Army
Map Service ) dimana copynya dari peta Belanda
thn 1941 dgn proyeksi yang di gunakan adalah
LCO ( Lambert Chonical Orthomorpic )
3) Sejak awal thn 1970, Indonesia ( Jantop )
membuat sendiri / mengadakan pemetaan baru
untuk seluruh wilayah nusantara yg antara lain
sudah dikerjakan : daerah Kalbar dan Sumatera
dgn menggunakan Proyeksi TM ( Transverse
Mercator )
b. Koordinat Geografi ( Jaring – jaring bumi )
1) Permukaan bumi dibagi sejumlah garis – garis
bujur ( Meredian ) dan garis garis lintang ( Paralel )
2) Garis –garis bujur ditarik dari kutub utara ke kutub
selatan yg sama panjangnya, sejumlah 360 garis
bujur.
a) Garis bujur pokok ( Meredian 0)
Adl sebuah garis bujur yg menghubungkan kutub
utara dan Kutub selatan melalui gedung
peneropongan bintang Greenwich Dekat kota
London Inggris
b) Garis – garis bujur yg berada di sebelah timur dr
meredian 0, garis-garis bujur timur ( BT ) dan yg
berada di sebelah barat disebut garis-garis bujur
barat ( BB ) masing – masing sampai 180º
c) Tidak semua negara menggunakan Greenwich
sebagai meredian 0 untuk memetakan
wilayahnya. Indonesia memakai meredian
Jakarta ( 106º 48' 27,79'' BT ) sebagai meredian 0
untuk peta –Peta Polyeder dan LCO
3) Garis Lintang ( Pararel ) yg terpanjang yg melingkar
di tengah-tengah bumi antara kutub utara dan
selatan disebut garis lintang 0º (equator/Khatulistiwa )

a) Semua garis lintang berjalan sejajar satu sama


lainnya dan terbagi 2 bagian yaitu garis-garis
lintang yg berada disebelah utara equator disebut
garis lintang utara ( LU ) dan garis-garis lintang
yg berada di sebelah selatan equator disebut
garis lintang selatan ( LS ) masing-masing 90º.
4) Untuk menentukan koordinat Geografi suatu tempat,
terlebih dahulu harus disebut derajat, menit dan detik
dengan penjelasan BT/BB, kemudian menit dan detik,
lintangnya dengan penjelasan LU/LS.

Contoh :
Koordinat Geografi Bandung
107º 35¹ 30¹¹ BT 6º 55¹ 10¹¹ LS
C. Penomoran Peta Topografi Indonesia
1) Penomoran peta Topografi di Indonesia ada 2
sistem yaitu
a) Sistem penomoran peta Topografi yg
digunakan
untuk penomoran peta Polyeder dan LCO
( kedar 1 : 100 000, 1 : 50 000 dan 1 : 25 000 )

b) Sistem penomoran peta UTM ( Universe


Transverse Mercator )
kedar 1 : 100 000 , 1 : 50 000 dan 1 : 25 000
2) Sistem penomoran peta-peta Polyeder dan LCO
a) Batas wilayah Indonesia yg dipetakan
94º 40' BT - 141º BT
6º LU - 11ºLS
b) Panjang wilayah Indonesia = 46º 20' ( 46 1/3º )
( 141º BT - 94º 40' BT )
Lebar wilayah Indonesia 17º ( 6º LU + 11ºLS )
Luas wilayah Indonesia 46º 20' x 17º
c) Ukuran 1 LBD ( Lembaran Bagian Derajat )
adalah 20' x 20', Sedangkan 1º = 3 x 20'
Maka jumlah LBD menurut batas-batas wilayah
Indonesia
( 46 1/3 x 3 ) x ( 17 x 3 ) = 139 x 51 = 7089 LBD
Akan tetapi LBD sebenarnya tidak sebanyak itu
karena yang di Petakan hanya daerah daratan
wilayah Indonesia saja.
d) Gambar system penomoran peta-peta Polyeder kedar 1 : 100 000, 1 : 50 000, 1 :
1 000 dan titik asal penomoran
25 36 37 LBD. 139

I 6º LU

Tdk Dipetakan XVIII eq 0º

XIX

LI 11º LS
12º B
Jkt 106º 48’ 27,79” ( Meredian 0º Jkt 0 )
94º 48’ 27,79”
94º 40’ BT 141ºBT
e) Titik asal penomoran LBD ( Lembar Bagian Derajat )
 Dr batas kiri pemetaan : 94º 48' 27,79'' BT
sampai dengan 141º BT diberi angka arab
1 s/d 139 yang berubah setiap 20'

 Dari batas atas pemetaan : 6º LU s/d 11º


LS diberi angka romawi I s/d LI yg
berubah setiap 20'

 Satu LBD mempunyai ukuran 20' x 20‘

 Satu LBD dibagi 4 lembar Peta ( LP ) dgn


ukuran 10' x 10‘ diberi huruf A, B, C dan D
6 º LS 1 2 3 s/d 139
I

II

5 º LS III

LI
20’ 10’ 10’

10’ LP No : 1 / I - A
20’
10’

1 LBD No 1/I Kedar 1 : 100 000


5’ 5’ 5’ 5’

5’ a b c d Kedar 1 : 25 000

5’ e f g h LP No 1 / I – B - d

5’ j k l m

5’ n p q r

Keterangan :
Panjang lingkaran equator = 360º = ± 40 068 Km
Maka 1º = 40 068 Km : 360 = ± 111,3 km
20' = 111,3 Km : 3 = ± 37,1 Km
Catatan :
 Untuk peta Polyeder, kedar 1 : 50 000 dan
1 : 25 000 Jumlah bujur sangkar / jaring-jaringnya
18 x 18 berwarna hitam
Panjang jarak sebenarnya di medan pada sisi
mendatar tiap sisi Bujur sangkar adalah 1000 m
ditambah koreksi, sedangkan untuk Panjang garis
tegak tiap bujur sangkar adalah 1024 m

 Pada tiap lembar peta terdapat keterangan


koreksi ( dikiri / kanan Peta )
 Garis tegak lurus peta menuju utara ( UP ) dan
merupakan utara sebenarnya ( US ) .
Jadi US = UP karena berhimpit.
 Titik asal penomoran garis tegak dari kedudukan

2º Barat Jkt dari 9º LS.


f) Peta Topografi proyeksi LCO ( Lambert Chonical
Orthomorpic )
Sistem grid dibagi dalam 3 wilayah
1) Wilayah Khatulistiwa ( Equator )
 Titik asal pd 110º BT dan 0º Equator
( Timur Pontianak )
 Koordinat semu diberi harga3 900 000 meter
timur dan 900 000 meter utara.
 Warna garis grid biru
2) Wilayah selatan
 Titik asal pada 110º BT dan 8º LS
 Koordinat semu diberi harga
550 000 meter timur dan 400 000 meter utara
 Warna garis grid merah

3) Wilayah Irian
 Titik asal pada 150º BT dan 8º LS
 Koordinat semu 3 000 000 meter timur dan
1 000 000 meter utara
 Warna garis grid Ungu
g) Peta Topografi UTM ( Universal Transverse Mercator )
1) Dipasang pada bagian dunia antara 80º LS – 84º LU
2) Dunia dibagi dlm zone-zone ( wilayah ) yg masing-
masing berukuran 6º x 8º
3) Tiap zone mempunyai meredian tengah sendiri-
sendiri yg tegak lurus terhadap garis khatulistiwa

4) Tiap meredian tengah diberi angka grid 500 000 m.

Gambar :
Zone 46 Zone 47 Zone 48
93 95 105


90º 96º 102º 108º
6º LU

36
35
34

LBD : 0434
30' x 30'


LBD : 9103
30' x 30'

03
02
12º LS 01
01 02 03 04 91 92 93
94º 30' BT 141º BT
30º

IV I Lembar / Sheet
30º No : 0434 - I
III II Kedar : 1 : 50 000
15' x 15'

30º

d a d a Lembar / Sheet
c b c b No : 0430 – I - b
30º d a b a Kedar : 1 : 25 000
c b c b 7½' x 7½'

Keterangan tambahan
1) Petunjuk lembar peta ( index to ajoining sheet ) merupakan sebuah segiempat
yang terdiri dari 9 buah kotak kecil. Kotak yang ditengah diarsir, menyatakan
peta yang dimaksud. Maksudnya untuk memudahkan mencari nomor-nomor
peta yang ada disekitar lembar peta tersebut.
Contoh : Untuk peta Polyeder / LCO yang berorientasi kepada Meredian Jkt
Sebagai meredian 0º

0º30' 0º40' 0º50' 0º


6º 20'

6º 30'

6º 40'

6º 50'

No LP : 39 / XXXVIII - C
Titik sudut utara – timur ( kanan atas ) dari segi empat petunjuk LP diatas
berkoordinat geografi 1º 00' Timur Jkt dan 6º 20' LS
Jadi garis tegaknya berharga / nilai :
106º 48' 27,79'' + 1º = 107º 48' 27,79'' BT

Koordinat Geografinya menjadi


107º 48' 27,79'' BT
6º 20' LS
Untuk peta UTM

6º 15' LS
II III II

6º 30' LS
I IV I

6º 45' LS
II III II

7º 00' LS
106º 5' BT
106º 00' BT 106º 30' BT

Sheet No : 2411 – IV
Koordinat Geografi kanan atas
106º 30' BT 6º 15' LS
Definisi kompas
Adalah suatu alat yang dilengkapi dengan
minyak jernih dimana terdapat suatu jarum
yang dapat berputar diatasnya untuk
menunjukkan suatu arah atau derajat tertentu.
Bagian-bagian kompas :
1) Kotak-kotak as dengan sebagian arah mata angin dan cincin karet
2) Kaca kompas dengan pembagian derajat yang dapat berputar
dimana angka menunjukkan puluhan dan titik menunjukkan
limaan.
3) Pelat bercahaya dengan garis tanda dan garis rambut dibawah
kaca.
4) Garis petunjuk bercahaya.
5) Lingkaran kompas dengan pembagian derajat dan jarum kompas
yg bercahaya
6) Gelang kaca dari tembaga.
7) Tutup dengan kaca, garis rambut, garis-garis tanda bercahaya dan

bibir pelindung dengan takik.


8) Pelindung kaca.
9) Skrup pengait
10) Prisma yang dapat dipindah pindahkan dengan lubang tempat
melihat dan cincin jempol bertakik.
Ketentuan bagi kompas :
Jarak minimal kompas terhadap benda metal adalah :
 Senjata berat : 60 meter
 Senjata sedang : 40 meter
 Pagar kawat : 10 meter
 Senjata ringan : 3 meter

Standarisasi kompas / kalibrasi


 Menggunakan titik tanda di medan dan dipeta.
 menggunakan kompas lain yang telah dikalibrasi.
Penggunaan Kompas
1) Siang Hari
 Buka tutup Kompas membentuk siku - siku
 Putar kaca kompas sehingga angka 36 segaris dengan garis
rambut pada kaca penutup.
 Prisma diletakkan diata kaca kompas.
 Masukkan jempol kedalam cincin dan bidik ke sasaran.

2) Malam hari
 Buka tutup kompas dan periksa.
 Kendorkan skrup penggapit.
 Putar kaca kompas kekiri sesuai sudut kompas yang diminta,
angka/sudut kompas berhimpit segaris dengan garis rambut
dan tanda yang bercahaya pada tutup kaca.
 Kencangkan skrup penggapit.
 Kompas yang bercahaya, garis rambut dan tanda bercahaya
merupakan arah kompas.
Perubahan arah kompas
Caranya :
1) Bergerak ke kiri/ kanan dengan sudut yang
diketahui.
2) Kembali kedaerah / sudut kompas semula
sampai rintangan dilewati.
3) Back azimut dari langkah pertama.
4) Kembali ke arah kompas semula.
Takik Garis Tanda Bercahaya
Garis Rambut Tutup Kompas
Kaca Tutup Kompas
Kotak Kompas Skrup Kompas
Prisma

Lingkaran Kompas Tanda Arah Skala Satuan Tanda Penunjuk Takik Pd


Dgn Pembagian kompas Menuju Derajat Diatas Plat Cincin
Arah Mata Angin Utara Magnet Bercahaya Ibu Jari
Dan Skala Derajat
Bentuk segi empat dan terdapat didalamnya :
1) Pembagian derajat
2) Pembagian peribuan
3) Skala koordinat 1 : 100 000, 1 : 50 000 dan 1 : 25 000.

Cara menggunakan protractor


1) Menentukan sudut dari titik ke titik lainnya.
 Buat garis yang menghubungkan kedua titik
tersebut.
 Tempatkan titik pusat protractor pada titik
pertolongan antara garis penghubung dengan garis

tegak, sehingga garis tegak pada titik pusat


protractor dengan garis tegak pada peta berhimpit.
 Baca angka pembagian peribuan / derajat pada
protractor.
2) Menentukan garis arah dari sebuah titik
dengan sudut peta yang diketahui
 Buat garis tegak dan mendatar melalui
titik yang diketahui
 Letakkan titik pusat protractor tegak lurus
pada titik tersebut.
 Buat tanda peda peta sesuai angka yang
dikehendaki.
 Tarik garis dari titik melalui tanda yang
dibuat di peta.
 Itulah garis arah yang dikehendaki.
Arah Dgn Peribuan Arah dgn Derajat Skala 1 : 100 000
Skala 1 : 50 000 Skala ! : 25 000
  Untuk dapat menentukan suatu tempat di peta dengan
pertolongan garis - garis grid utara / selatan dan barat /
timur yang pada ujung garis-garis grid tersebut
dicantumkan angka- angka arab.
 Dapat juga menggunakan pertolongan angka- angka
derajat, menit, detik yg menunjukkan
bujur dan lintang geografi.
 Dengan demikian maka cara untuk menentukan
tempat di peta dapat di tempuh dengan 2 cara :
a) Dengan angka-angka garis grid utara/ selatan dan

barat/ timur ( X , Y ) yang disebut koordinat peta.


b) Dengan angka-angka derajat, menit yang
menunjukkan bujur dan lintang yang disebut
koordinat geografi.
 Cara menentukan koordinat peta
Koordinat peta adalah titik pertemuan antara 2 buah
garis tegak ( X ) dan Mendatar ( Y ) dari suatu
lembaran peta topografi, bertujuan untuk
menghindarkan kesalah pahaman dalam pemberitaan
dan dalam melaksanakan Perintah- perintah.
Cara menghitungnya selalu dari barat ke timur ( Kiri ke
kanan ) selanjutnyaDari selatan ke utara ( bawah ke atas ).

Cara tersebut sebagai berikut :


1. Sistim bujur sangkar / karvak atau sistim 4 angka.
2. Sistem 6 angka
3. Sistem 8 angka
4. Sistem 10 angka atau yg lebih teliti lagi.
Keterangan :
1) Cara menentukan tempat / koordinat peta dengan
sistem bujur sangkar / karvak / sistim 4 angka.
a) 2 angka terakhir yang berada di sebelah barat /
kiri dari daerah garis garis yang dimaksud.
b) 2 angka terakhir yang berada di daerah selatan /
bawah dari daerah / titik yang dimaksud.
c) Lembaran peta selalu disebutkan lebih dahulu,
diberi garis pemisah/ penghubung, selanjutnya
disebutkan bujur sangkar ( B S ) atau karvak ( K V )
Contoh :
Lembaran peta ( LP ) no : 39 / XXXIX – A . BS 72-31 atau
Sheet no : 39 / XXXIX – A – KV 72-31.

71 72 73 74 75 76 77
33

32

31

30

29
71 72 73 74 75 76 77
33

32

31

30

29

Contoh :
Koordinat peta “ A “
Sheet no : 39 / XXXIX – A Bujur sangkar 72 – 31 atau KV 72 – 31.
Bila daerah dimaksud lebih luas atau melebihi dari 1 bujursangkar
maka :
 Nyatakan luas garis tegak, contoh diatas GT 74 s/d 76.
 Nyatakan luas garis datar, contoh diatas GD 30 s/d 33.
Jadi contoh daerah “ B “ koordinat peta sbb :
Sheet no 39 / XXXIX – A BS . GT 74-76 , GD 30 – 33 atau
KV. GT 74 – 76 GD 30 – 33 .
2) Cara menentukan koordinat peta dengan sistim 6
angka :
 Jarak antara dua garis tegak lurus dan garis
mendatarnya masing-masing dibagi menjadi
10- bagian yang sama.
 Selanjutnya sebutkan berturut-turut :
a) Garis tegak peta, 2 angka terakhir dari garis barat /

kiri titik itu.


b) Jarak antara garis barat / kiri titik itu ke titik yang

dimaksud dinyatakan dengan persepuluhan bagian.


c) Garis mendatar peta , 2 angka terakhir Dari garis
selatan / bawah dari titik itu.
d) Jarak antara titik itu dengan garis selatan / bawah
titik tersebut dinyatakan dengan persepuluhan
bagian.
25 26 27 28
13

12

11 8

7
10

Koordinat titk “ A “
Sheet no : 39 / XXXIX – A
Co : 268107 atau
GT x GD y
268 107 atau
kiri ke kanan
bawah ke atas
3) Cara menentukan koordinat peta suatu tempat dengan 8 angka :
a) Jarak antara 2 garis tegak dan garis mendatar
dibagi menjadi 100 bagian yang sama.
b) Angka terakhir dibulatkan dengan angka 0 atau 5

Contoh :
72 73 74 75 76

31
65 B
30 A 75
25
30

29

Koordinat Titik “ A “ : sheet No 39 / XXXIX – A - 7330 3025


Koordinat Titik “ B “ : sheet No 39 / XXXIX – A - 7565 3075
3) Cara menentukan koordinat peta dengan sistim

koordinat geografi :
 Koordinat geografi adalah suatu titik / tempat
adalah titik pertemuan antara garis lintang
( parallel ) dengan garis bujur ( meredian )
pada suatu peta topopgrafi.
 Tujuan : menghindarkan kesalah pahaman dalam
pemberitaan dalam melaksanakan
perintah – perintah .
 Cara menyebutkan koordinat geografi :
a) Sebutkan besarnya : derajat, menit, detik garis

bujur / meredian
b) Sebutkan besarnya : derajat, menit, detik garis

lintang / Paralel.
Perhatikan lembaran peta dengan melihat petunjuk lembar peta
( Index to ajoining sheet ).
Sebelumnya perhatikan bahwa pemetaan proyeksi LCO dan
Polyeder menggunakan garis meredian 106º 48' 27,79'' BT sebagai
Meredian 0º Jakarta yang membagi angka arab 36 dan 37.
a) Untuk wilayah sebelah timur Jakarta.
1) Menentukan nilai garis bujur dgn menuliskan nilai garis
bujurJakarta.
2) Melihat nilai garis bujur tepi kiri / batas kiri dari lembar peta
kemudian dijumlahkan.
3) Mengukur dari tepi kiri sheet ke sasaran / kedudukan koordinat

topopgrafi dgn perhitungan hasil pengukuran di bagi 37,1 cm


dikalikan 10 menit.
4) Hasil keseluruhan dijumlahkan ( point 1+ 2 + 3 )
5) Menentukan nilai garis lintang/ pararel yang dapat kita lihat pd
petunjuk lembar peta.
6) Untuk daerah di bawah khatulistiwa lihat batas atas dan di
utara khatulistiwa lihat batas bawah utk menghindari kekeliruan
dlm perhitungan.
7) Mengukur dari batas atas dan hasilnya dihitung dgn membagi
37,1 cm kemudian dikalikan 10 menit.
Contoh :
Petunjuk lembar peta.
0º 30' 0º 40' 0º50' 1º00’
6º40'
B A B

6º 50’ 39 / XXXIX - C
D C D

7º 00'
B A B

8) Mencari nilai garis bujur


 Meredian Jakarta : 106º 48' 27,79'' BT
 Batas kiri sheet : 0º 40'
 Hasil pengukuran :
( 11,13 cm x 10' ) = 3' +
37,1 cm 107º 31' 27,79'' BT

9) Mencari nilai garis lintang


 Batas atas sheet : 6º 50' LS
 Hasil pengukuran :
( 29,88 cm x 10' ) = 8' +
37,1 cm 6º 58' 00'' LS

Koordinat : 107º 31' 27,79'' BT 6º 58' 00'' LS


a) Untuk wilayah sebelah barat Jakarta.
1) Menentukan garis bujur dgn perhitungan,
nilai garis meredian Jkt dikurangi
nilai batas kiri lembar peta .
2) Pekerjaan selanjutnya secara berurutan
sesuai point a) utk wilayah timur Jkt.
10. Menentukan jarak mendatar antara 2 buah titik /
tempat di peta.
a. Cara menentukan jarak mendatar di peta.
1) Mengukur jarak mendatar di peta dgn
bantuan
penggaris, protractor dll
2) Dgn bantuan angka – angka grid yg tertera pd

tepi kiri / kanan / dan atas / bawah peta


3) Dgn bantuan koordinat bujur / lintang geografi.
b. Mengukur jarak dgn penggaris, protractor dgn
rumus kedar.
c. Dgn bantuan angka – angka grid.
Contoh :
Lembar peta / sheet no 42 XXXIX – A

31

30
A
529ººº B

³82ººº 83 84 85

1) Koordinat titik A : 8245 2990


Koordinat titik B : 8450 2925
2) Selisih X titik A dan B : 348500 – 382450 = 2050
Selisih Y titik A dan B : 529900 - 529250 = 650
3) Maka jarak AB = V ( 2050 )² + ( 650 )
= V 4202500 + 422500
= V 4625000
= 2150 5813
= 2150 m
d. Dgn bantuan koordinat geografi .
1) Tentukan koordinat geografi kedua titik / tempat yg akan dicari

jaraknya
2) Menghitung jarak mendatarnya dgn rumus phytagoras, dimana

hasil yg di dapat masih dlm satuan derajat, menit dan detik.


3) Menghitung jarak mendatar dari satuan derajat, menit dan
detik
menjadi satuan meter.

Contoh :
Koordinat titik A 108º 32' 27,79'' BT , 6º 42' 00'' LS
Koordinat titik B 108º 36' 27,79'' BT , 6º 45' 00'' LS
Selisih X titik A dan B
108º 36' 27,79'' - 108º 32' 27,79'' = 00º 04' 00''
Selisih Y titik A dan B
6º 45' 00'' - 6º 42' 00'' = 00º 03' 00''
Jarak mendatar antara A dan B :
AB = V (00º 04' 00'' )² + (00º 03' 00'')²
= V 16' + 9' = V 25'
= 5'
Jadi jarak A – B = 5' X 1855 m = 9275 m
Catatan :
a) Menghitung jarak dgn cara diatas hanya dapat
dilakukan pd peta yg termasuk dlm satu
wilayah ( zone )

b) Jarak yg didapat belum diperhitungkan unsur –


unsur kelengkungan bumi dan penyimpangan
sinar.
11. Menentukan arah di peta.
a) Untuk menentukan arah harus ada titik
awal sbg 0 arah yg dituju.
 Utara sebenarnya ( True North ) = US
 Utara Magnetis ( Magnetic North ) = UM
 Utara Peta ( Grid North ) = UP
1) Utara sebenarnya ( US )
utara sebenarnya adalah arah kekutub bumi
utara yg dilalui oleh garis – garis bujur /
meredian
Ini dipakai utk pengukuran yg sangat teliti dan
biasa dipakai utk keperluan operasi militer,
terutama utk penembakan arteleri.

2) Utara Magnetis ( UM )
Utara magnetis adalah arah ke kutub magnet yg

ditunjukkan oleh ujung jarum kompas .


Ini biasa dipakai dalam tugas – tugas lapangan
Karena mudah di ketemukan oleh segala
macam Kompas.

3) Utara Peta ( UP ) / Utara Grid ( UG )


Utara peta adalah arah utara yang ditunjukkan
oleh Garis grid tegak pada peta atau biasa
disebut utara Peta
Grid – grid ini biasanya terdapat pd peta–peta
militer
b) Ikhtilaf
Adalah penyimpangan arah utara, yaitu antara arah utara
sebenarnya dgnUtara magnet disebut ikhtilaf atau deklinasi
magnetis, antara US dan UP Disebut ikhtilaf atau deklinasi
peta / konversi meredian

1) Ikhtilaf magnetis adalah besarnya sudut antara US dan UM


 Ikhtilaf magnetis itu ke barat apabila ke ujung jarum
kompas berada di sebelah barat US
 Ikhtilaf magnetis ke timur apabila ujung jarum kompas
berada di sebelah timur US
 US sebagai sumbu pokok / utama

US US

Ikhtilaf magnetis Ikhtilaf magnetis


Ke Barat ke Timur
2) Ikhtilaf Peta ( US – UP ) adalah besarnya sudut antara

US dansudut ini berubah –ubah besarnya pd tempat –


tempat berlainan dapat ke barat atau timur.
 US sebagai sumbu pokok / utama

US US

UP UP

Ikhtilaf peta Ikhtilaf peta


Ke barat ke timur
3) Ikhtilaf UP – UM adalah besarnya sudut yg dibentuk
oleh dua buah garis dari suatu titik masing – masing
menuju UP dan UM.

UP UP
UM UM

UP – UM timur UP – UM Barat
4) Perubahan ikhtilaf ( Variasi magnet )
Dalam peta sering terdapat keterangan bahwa
ikhtilaf bertambah / ber Kurang 02' tiap tahun
Perubahan ini tidak selamanya bertambah 02’
tetapi bisa lebih besar Atau lebih kecil . Masa
berlaku hanya 5 tahun dan tiap lima tahun di
adakan pengukuran ulang variasi magnet secara
umum
Pengukuran dilakukan oleh Angkatan Laut AS dan
Indonesia di berikan hasil pengukuran ulang tsb
melalui Dep Hub Badan Pusat Meteorologi dan
Geofisika Jakarta.
5) Azimuth Garis.
Suatu cara yg digunakan oleh militer dlm menentukan arah
ialah dgn Menggunakan azimuth.
Azimuth dapat didefinisikan sebagai sudut horizontal diukur
searah jarum Jam dari garis dasar.
a) Azimuth sebenarnya.
Azimuth sebenarnya dari suatu garis / arah adalah
sudut
horizontal diukur menurut jalannya jarum jam dari US ke

garis atau arah tsb.


b) Azimuth magnetis
Azimuth magnetis dari suatu garis / arah adalah sudut
horizontal diukur menurut jalannya jarum jam dari UM
ke
garis / arah tsb.
c) Azimuth Peta
Azimuth peta dari suatu garis / arah adalah sudut
horizontal diukur menurut jalannya jarum jam dari UP ke

garis tsb.
UP
US Azimuth Magnetis

Azimuth Sebenarnya
UM
Azimuth Peta

Garis / arah sas

d) Azimuth Belakang ( back azimuth )


Adalah sudut arah dari suatu garis dilihat dari / menurut arah
Kebalikannya.
 Apabila azimuth kedepan kurang dari 180º maka azimuth
ke belakang ditambah 180º
 Apabila azimuth kedepan lebih dari 180º maka azimuth
ke belakang dikurangi 180º
12. Perhitungan sudut dan pemecahannya.
Sebelum kita dapat menghitung besarnya sudut peta
( azimuth peta ) maupun
Sudut kompas ( azimuth magnetis ) perlu diperhatikan
beberapa factor yg bersangkutan dengan itu.
a) Variasi magnet ( perubahan ikhtilaf magnetis /
deklinasi )
b) Mencari UP - UM
c) Menentukan besarnya sudut peta atau sudut
kompas
1) Sudut peta ke sudut kompas
 Bila ikhtilaf UP – UM ke timur
< K = < P – Ikh UPUM
 Bila ikhtilaf UP – UM ke barat
< K = <p + Ikh UPUM
2) Sudut kompas ke sudut peta
 Bila ikhtilaf UP – UM ke timur
< P = < K + Ikh UPUM
 Bila ikhtilaf UP – UM ke barat
< P = <K - Ikh UPUM
Contoh :
Sudut peta ke sudut kompas
< peta = 90º , ikh UPUM 0º 45’ timur
0º 45’ < K = 90º - 0º 45’ = 89º 15’

89º 15’
90º

Sudut peta ke sudut kompas


< peta = 90º , ikh UPUM 0º 45’ barat
0º 45’ < K = 90º + 0º 45’ = 90º 45’

90º 45’
90º
Contoh :
Sudut kompas ke sudut peta
< kompas = 89º 15’ , ikh UPUM 0º 30’ timur
0º 30’ < peta = 89º 15’ + 0º 30’ = 89º 45’

89º 15’
89º 45’

Sudut kompas ke sudut peta


< kompas = 90º 30’ , ikh UPUM 0º 30’ barat
0º 30’ < peta = 90º 30’ - 0º 30’ = 90º

90º 30’
90º

Catatan :
< P adalah sudut yg dibentuk oleh 2 buah garis yg ditarik dari suatu titik
masing – masing menuju ke UP dan suatu titik sebagai sasaran

< K adalah sudut yg dibentuk oleh 2 buah garis yg ditarik dari suatu titik
masing – masing menuju ke UM dan suatu titik sebagai sasaran
13. Macam – macam bentuk medan.
Dalam garis besarnya bentuk – bentuk medan itu
terbagi atas :
a. Ada tidaknya ketinggian – ketinggian dan kerendahan –
kerendahan .
1) Medan datar
suatu medan dimana perbedaan antara ketinggian dan
kerendahannya tidak nyata kelihatan shg tidak menghalangi
pandangan , gerakan dan hasil tembakan .
2) Medan tidak datar
suatu medan dimana perbedaan antara ketinggian dan
kerendahannya lebih besar dan perubahannya sangat jelas .
b. Dapat / tidaknya dilalui
1) Medan terpotong – potong suatu medan dimana terdapat
rintangan – rintangan untuk bergerak seperti : parit sungai,
pagar, dinding dll,
2) Medan tidak terpotong - potong Suatu medan dimana tdk
terdapat rintangan- rintangan untuk bergerak.
c. Berhubungan dengan pandangan
1) Medan terbuka
Suatu medan tertentu dimana dimedan
tersebut tiada yg menghalangi Pandangan.
2) Medan tertutup
suatu medan tertentu dimana dimedan
tersebut pandangan dihalangi Oleh tumbuh –
tumbuhan atau lainnya.

Dalam kenyataannya bentuk medan yang ada, dapat


merupakan medan Kombinasi dari bentuk – bentuk
medan diatas .
14. Garis ketingian.
a. Dalam keadaan sebenarnya, permukaan bumi merupakan
bidang yang tidak rata.
1) Ketidak rataan permukaan bumi ( relief ) ini dapat
dinyatakan diatas peta dgn suatu tanda, yaitu dengan :
 Diberi garis –garis .
 Variasi warna.
 Garis ketinggian.
2) Pernyataan tinggi suatu bagian medan diatas permukaan bumi,

diukur dari permukaan laut disebut ketinggian sebenarnya.


3) Ketinggian nisbi adalah tinggi suatu bagian medan yg diukur
dari suatu tempat/ titik lain yg telah mempunyai tinggi
sebenarnya.
4) Pada peta topografi, relief tsb kita nyatakan dgn suatu tanda
peta yg disebut garis ketinggian sama tinggi / garis contour.
5) Pengertian garis ketinggian : adalah garis khayal diatas tanah
yang menyatakan titik pada permukaan tanah dgn ketinggian
sama .
6) Garis ini biasanya tidak lurus ( berbelok – belok ) dan
tertutup serta digambar dengan warna coklat diatas peta.
b. Macam – macam garis ketinggian :
1) Garis ketinggian yg digambarkan dgn
garis tipis.
2) Garis ketinggian yg digambarkan dgn
garis tebal.
3) Garis ketinggian yg digambarkan dgn
garis terputus – putus.
c. Sifat – sifat garis ketinggian.
1) Perbedaan tinggi antara 2 garis ketinggian yg berurutan pada
umumnya adalah setengah dari bilangan angka ribuan pada
kedar dinyatakan dgn satuan meter.
Contoh : kedar 1 : 50 000
Perbedaan tinggi antara 2 garis yg berurutan adalah :
( ½ : 1000 ) X 50 000 = 25 meter atau ½ X 50 = 25 meter
2) Garis ketinggian pertama telah mempunyai harga tinggi.
3) Garis ketinggian yg rendah selalu mengelilingi garis ketinggian

yang lebih tinggi ( kecuali kawah atau danau )


4) Garis yg menjorok kedalam merupakan suatu lembah dan
biasanyaterdapat sungai.
5) Garis yg menjorok keluar merupakan punggung gunung.
6) Garis ketinggian ke 10 digambarkan dgn garis tebal.
7) Garis ketinggian penolong ( terputus – putus ) menyatakan
ketinggianseparoh atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2
garis ketinggian berurutan.
8) Garis ketinggian yg rapat menunjukkan daerah terjal, garis
ketinggian yg jarang daerahnya datar.
d. Titik ketinggian / titik pasti.
1) Pada suatu medan yg mempunyai titik tinggi
tertentu dimana luas luas daerah tsb tidak
dapat digambarkan diatas peta sesuai kedar
peta mengingat sangat sempit,
maka diperlukan lagi tanda – tanda yang
disebut titik – titik ketinggian.
2) Titik ketinggian / titik pasti ini menerangkan
bahwa titik tinggi sebenarnya suatu medan
yg telah diukur dari pemukaan air laut dengan

satuan meter.
Macam – macam titik ketinggian / titik pasti :

1) = Suatu titik ketinggian / titik


pasti
tingginya
540 540 m dari permukaan air laut
( rata – rata )

2) P. 14 P = Titik ketinggian golongan I


3120 14 = Nomor 14
3120 = Tingginya 3120 m dari PAL

3)
S. 217 S = Titik ketinggian golongan II
2040 217 = Nomor 217
2040 = Tingginya 2040 m dari PAL
4)
T. 151 T = Titik ketinggian golongan III
2090 151 = Nomor 151
2090 = Tingginya 2090 m dari PAL
5) U
Q. 701 Q = Titik ketinggian golongan IV
1290 701 = Nomor 701
1290 = Tingginya 1290 m dari PAL

6) U
KQ.1212 KQ = Titik ketinggian Kadaster Quartair
1980 1212 = Nomor 701
1980 = Tingginya 1980 m dari PAL

7) U
TP. 92 TP = Titik ketinggian Antara ( Tussen Point )
1150 92 = Nomor 92
1150 = Tingginya 1150 m dari PAL

8)
U K. 131 K = Titik ketinggian Kadaster
1250 131 = Nomor 131
1250 = Tingginya 1250 m dari PAL
Keterangan :

= Untuk tanda peta P, S , T

U
= Untuk tanda peta Q

= Untuk tanda peta suatu titik

ketinggian dipeta saja,


di medan tidak ada pilarnya.
d. Mengukur jarak medan di lapangan .
1) Dengan langkah ( panjang langkah X jumlah langkah )
2) Dengan tiang listrik ( jumlah tiang X jarak antar tiang )
3) Dengan pal Km ( antara Pal dengan Pal 1 = Km )
4) Dengan taksiran ( Rumus a : b = c : d ) atau b = ad / c
Keterangan :

a = Jarak mata ke pensil ( sepanjang


d lengan direntangkan kedepan mata )

b = Jarak ke pohon/ sasaran


c ( jumlah yg dicari )
a c = Tinggi dalam cm
d = Tinggi benda medan yg terletak
b pada jarak b.

Contoh :
Panjang lengan 60 cm
Tinggi ( c ) = 2 cm
Tinggi sasaran ± 25 cm ( taksiran )
b = ad / c
= ( 60 X 2500 ) : 2
= 75 000 cm
= 750 m
Dalam penunjukkan / pencarian tempat baik pd peta atau medan yg
sebenarnya perlu ketelitian, bbrp pengetahuan sangat diperlukan sekali utk
kepentingan penunjukkan dan pencarian tempat tsb seperti : Orientasi
peta, interseksi, reseksi, system TP / GP.
1. Orientasi peta
Maksud mencocokkan letak peta ( orientasi peta ) adl utk memudahkan

pencarian tanda – tanda medan didlm peta atau di medan. Peta itu
telah cocok, jika US dipeta berjalan sejajar atau berhimpit menuju ke
Kutub utara.
a. Cara orientasi letak peta .
1) Dgn cara atau pertolongan tanda–tanda medan, jln raya, rel KA
disejajarkan / dihimpitkan dgn tanda peta yg sama di medan.
2) Dengan kompas :
a) Dengan menggunakan batas kiri / kanan dari peta
dihimpitkan dengan sumbu pokok.
b) Dengan menggunakan koordinat peta tegak dihimpitkan
dengan sumbu pokok.
c) Dengan kompas sdan pivoit point.
b. Mencocokkan peta dengan kompas.
1) Buka kompas, putar kaca kompas sehingga angka 36 atao

360º tepatberada diatas garis tanda.


2) Tentukan ikhtilaf UPUM
3) Jika ikhtilaf itu ke barat putarlah kaca kompas itu ke kiri,
sesuai nilai Ikhtilaf UPUM.
4) Jika ikhtilaf UPUM ke timur, putarlah kaca kompas itu ke
kanan, sesuai nilai ikhtilaf UPUM.
5) Letakkan kompas diatas peta sehingga sumbu pokok
kompas terletak diatas garis batas kiri/ kanan LP atau
diatas
salah satu garis tegak peta.
6) Putarlah peta dengan kompas sampai jarum kompas
terletak diatas salah garis petunjuk, peta siap digunakan.

c. Mencocokkan peta dengan kompas dan pivoit point


1) Tentukan terlebih dahulu ikhtilaf UPUM.
2) Tarik garis dengan pensil dari titik P ke pembagian derajat
diatas peta sama dengan besarnya ikhtilaf UPUM.
3) Garis yang baru ditarik menuju UPUM.
4) Putar kaca kompas pada 36 ( 360º ) himpitkan dengan garis
2. Resection / reseksi
Digunakan untuk mengetahui tempat kedudukan
kita dimedan atau di peta dengan kompas.
a. Dari tempat berdiri pilih 2 benda medan yg mudah
dikenal dan terdapat di peta.
b. Sudut antara tempat berdiri dengan 2 buah benda
tadi minimal 30º dan maksimal 150º.
c. Dari tempat sendiri, baca sudut kompas ( back
azimuth ) ke masing-masing benda tersebut.

d. Azimuth ke belakang dari kedua benda tadi lukis


dipeta dgn memperhitungkan ikhtilaf UPUM nya
yang berlaku saat itu. (gunakan busur derajat ).

e. Titik persilangan kedua garis tersebut adalah


kedudukan yang dimaksud, baca koordinat
petanya.
Contoh :
 Pembacaan sudut kompas dari A ke B umpamanya 33º
ikh UPUM 1º Timur back azimuthnya ditambah
ikh UPUM = 213º + 1º = 214º
 Pembacaan sudut kompas dari A ke C umpamanya 78º ikh
UPUM 1º Timur back azimuthnya ditambah
ikhUPUM = 258º + 1º = 259º
 Dari B lukis back azimuth = 214º
 Dari C lukis back azimuth = 259º
 Perpotongan back azimuth adalah titik yang ditanyakan, lalu
baca koordinat petanya.
B

C
A1
A
Titik A = Tempat membidik
Titik A1 = Kedudukan sendiri setelah dilukis diatas peta, baca
koordinat peta nya.
3. Intersection / interseksi
Untuk mengetahui kedudukan suatu tempat
Cara : kebalikan dari reseksi, pembacaan sudut
kompas dari 2 ( dua ) buah titik di medan.
4. GP dan TP untuk menjamin kerahasiaan dalam pemberitaan dlm
menjalankan perintah. Penggunaannya sering diganti-ganti untuk
mencegah kebocoran / penyadapan pemberitaan oleh musuh.
a. Garis Pangkal ( GP )
1) Ditentukan oleh Dan atasan pada peta dengan menentukan

titik G dan P dengan koordinat 6 atau 8 angka.


2) Hubungkan titik G dan P
3) Perpanjangan garis antara titik G dan P kedepan dan
kebelakang.
4) Perintah menggunakan kata-kata Maju dengan singkatan
Ma, Mundur dengan singkatan Mu , Kanan dengan
singkatan Ka dan Kiri dengan singkatan Ki.
5) Maju ( Ma ) artinya arah garis dari titik G ke P.
6) Mundur ( Mu ) artinya arah perpanjangan garis G ke
belakang.
7) Ka / Ki artinya ke kanan / kiri dari G ke P dengan sudut 90º.
Penunjukan jarak-jarak dengan satuan Km / m .
a) Dengan 3 angka Satuan Km
Angka pertama : Puluhan Km
Angka kedua : Satuan Km
Angka ketiga : Persepuluhan Km
Contoh :
105 = 10,5 Km
030 = 3 Km
027 = 2,7 Km
b) Dengan 4 angka Satuan meter
Angka pertama = Ribuan meter
Angka kedua = Ratusan meter
Angka ketiga = Puluhan meter
Angka keempat = Satuam meter
Contoh :
2125 = 2125 meter
0950 = 950 meter
0075 = 75 meter
2050 = 2050 meter
b. Titik Pangkal ( TP )
Untuk perintah menggunakan kata-kata :
1) Barat dgn singkatan B
2) Timur dgn singkatan T
3) Utara dgn singkatan U
4) Selatan dgn singkatan S
1. Bagan .
Gambar coretan dari suatu bagian medan yg kita buat dgn hanya
Membuat beberapa keterangan yg telah dikumpulkan sebelumnya.
a. Bagan sangat teragantung pada :
1) Tujuan dari penggunaan bagan
2) Ketrampilan prajurit pembuat bagan.
3) Alat penolong.
4) Waktu yg tersedia.
5) Faktor keamanan.
b. Bagan dibuat hanya sebagian dan terbatas menurut keperluan
c. Bagan selalu berhubungan dengan soal-soal taktis.
d. Bagan sangat tergantung dari factor-faktor :
1) Hasil pengintaian dari si pembuat.
2) Ketelitian penggambaran dari si pembuat.
3) Sedikit keterangan tetapi jelas.
e. Alat – alat yg diperlukan untuk membuat oleat.
1) Kertas grafik ( kertas berpetak-petak )
2) Kompas.
3) Pensil berwarna dan pensil biasa.
4) Penggaris dan penghapus dari karet.
5) Busur derajat.
6) Papan alas.

f. Tehnik membagan
1) Tentukan terlebih dahulu :
a) Adakan pengintaian.
b) Carilah jarak terjauh dari medan yg akan dibuat
bagannya dan hitung dengan langkah untuk
menentukan dan hitung dengan langkah untuk
menentukan kedarnya
c) Tulis nama daerah ditengah-tengah atas.
d) Tulis kedar di atas kiri.
2) Cantumkan arah utara di kanan atas ( Tdk mutlak
utara harus diatas ) yg penting bertujuan taktis maka :
a) Kedudukan musuh harus didepan kita
b) Usahakan kedudukan musuh berada diatas utk
memudahkan membagan.
C) Gunakan tanda-tanda peta dan tanda-tanda
taktis.

Anda mungkin juga menyukai