Anda di halaman 1dari 38

PERTEMUAN KE-1

ILMU UKUR TANAH


(TSK3202)

Oleh :
MUHAMMAD GUNAWAN PERDANA, ST, MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS ISLAM Kalimantan MAB
2021
Pendahuluan
Sejarah Ilmu Ukur Tanah
a. Zaman Mesir Kuno ( 140 SM) : Sesostris melakukan
pekerjaan pemetaan tanah untuk keperluan perpajakan
atau yang saat ini dikenal dengan kadaster.
b. Zaman Yunani Kuno . Sejarah mencatat bahwa Erastotenes
(220 SM adalah orang pertama yang mecoba menghitung
dimensi bumi. Dia menghitung sudut meredian Syene dan
Alexandria di Mesir dengan mengkur bayangan pada
matahari. Diperleh keliling bumi 25000 mil (13,5) mil
lebih panjang dari pengkuran modern . Pada (120 SM)
Berkembang ilmu geometri metode pengukuran sebidang
lapangan (Dioptra)
Pendahuluan
Sejarah Ilmu Ukur Tanah
Pendahuluan
Sejarah Ilmu Ukur Tanah
c. Perkembangan penting yakni pada jaman Romawi dimana
pemikiran praktis untuk memciptakan peralatan yang teliti
dimulai dengan bantuan teknologi sederhana. Kemampuan
Romawi ditujukkan dengan hasil rekayasa di bidang konstruksi
di seluruh kekaisaran misalnya. Peralatan yang berembang
misalnya gromma, libella (sipat datar), dan crobates merupakan
nivo untuk medatarkan sudut.
d. Peradaban Yuniani dan Romawai selama berabad abad
dilestarikan oleh orang Arab dalam bidang geometri praktis.
Baru pada abad ke 13 dan 14 Ilmu Ukur Tanah maju pesat
banyak penulis diantaranya Von Piso menulis Praktica
Geometria (Ilmu Ukura Tanah) dan Liber Quadratorum
( pembagian kudran) dsb.
Pendahuluan
Sejarah Ilmu Ukur Tanah
Pendahuluan
Survei dan pemetaan mempunyai peranan yang penting di
dalam pekerjaan ketekniksipilan seperti pada pekerjaan
proyek irigasi dan bangunan air, konstruksi jalan dan
jembatan, terowongan, saluran drainase perkotaan,
pengembangan wilayah kota, konstruksi pelabuhan
kapal laut dan udara, dll.
Pekerjaan survei dan pemetaan mendahului dan
mendampingi perencanaan dan pelaksanaan
konstruksi bangunan teknik sipil.
Pendahuluan
Pekerjaan proyek di bidang teknik sipil dapat dibagi dalam
tiga tahap (Tumewu, 1981) :
a. Feasibility Study. Pada tahap ini akan dipelajari keuntungan dan
kerugian dinilai dari segi sosial, ekonomi, politik, teknik,
kebudayaan, lingkungan, dsb, untuk membenarkan dan
memungkinkan proyek bersangkutan.
b. Perencanaan Teknis berdasarkan pada pengumpulan data dan
penyuluhan untuk keperluan desain proyek baru atau perbaikan
(betterment) proyek yang kebutuhannya sudah tidak memenuhi
syarat lagi. Target tahap ini adalah untuk mendapatkan lokasi
proyek terbaik yang sesuai dengan perencanaan.
c. Lokasi dan konstruksi bangunan-bangunan seperti: jembatan,
terowongan, dam, saluran irigasi, kompleks gedung-gedung dan
sebagainya.
Pendahuluan
Ilmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu Geodesi yang
khusus mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi
dengan cara melakukan pengukuran guna mendapatkan
peta.
Pengukuran yang di lakukan terhadap titik-titik detail
alam maupun buatan manusia meliputi posisi horizontal
(x,y) maupun posisi vertikal nya (z) yang diferensikan
terhadap permukaan air laut terdalam rata-rata,
permukaan air laut surut rata-rata, permukaan air
laut rata-rata.
Pendahuluan
Pendahuluan
Perlunya Ilmu Ukur Tanah,
Bertujuan untuk:
■ Memindahkan keadaan permukaan bumi yang
tidak beraturan dan yang melengkung ke bidang
peta yang datar.
■ Memindahkan keadaan permukaan bumi ini perlu
adanya pengukuran-pengukuran permukaan bumi
dalam arah mendatar dan tegak guna mendapatkan
hubungan mendatar dan tegak dari titik-titik yang
diukur
IUT merupakan bagian dari Ilmu Geodesi.
Pendahuluan
Maksud dari ilmu ukur tanah adalah melakukan
pengukuran besaran-besaran bidang horizontal dan
vertikal diatas sedangkan tujuan akhirnya adalah
memperoleh data dan informasi mengenai posisi atau
lokasi titik-titik obyek di muka bumi.

Besaran-besaran yang diukur adalah sebagai berikut:


Pengukuran horisontal meliputi:
■ Sudut jurusan
■ Sudut mendatar dan sudut miring
■ Jarak (mendatar dan miring)
Pengukuran vertikal meliputi:
■ Jarak (mendatar dan miring)
■ Beda tinggi (jarak vertikal)
Pendahuluan
Secara umum tugas surveyor adalah sebagai berikut:
a) Analisa penelitian dan pengambilan keputusan.
Pemilihan metode pengukuran, peralatan, pengikatan titik-
titik sudut dsb.
b) Pekerjaan lapangan atau pengumpulan data, yakni
melaksanakan pengukuran dan pencatatan data di
lapangan.
c) Menghitung atau pemprosesan data, yakni hitungan
berdasrkan data yang dicatat untuk menentukan letak, luas
dan volume.
Pendahuluan
Secara umum tugas surveyor adalah sebagai berikut:
d) Pemetaan atau penyajian data. Menggambarkan hasil
ukuran dan perhitungan untuk menghasilkan peta, gambar
rencana tanah dan peta laut, menggambarkan darat dalam
bentuk numeris atau hasil komputer.
e) Pemancangan. Pemancangan tugu dan patok ukur untuk
menentukan batas-batas pedoman dalam pekerjaan
konstruksi.
Pendahuluan
Satuan Panjang dan Satuan Sudut
a. Satuan panjang
Ada dua satuan panjang (jarak) yang digunakan:
1. Satuan metrik (metric units) seperti kilometer (km),
meter (m), desimeter (dm), centimeter (cm), milimeter
(mm), dst,
2. Satuan British (British units) antara lain foot (ft),
inches, yard, mile, dst.
Pendahuluan
Satuan Panjang dan Satuan Sudut
b. Satuan Sudut
Ada beberapa sistem untuk menyatakan besarnya sudut yaitu:
1. Sistem Seksagesimal (keliling lingkaran dibagi dalam 360 bagian yang sama
besar). Tiap 1 bagian disebut satu derajat (1o). Tiap 1o dibagi menjadi 60
menit (60’) dan setiap menit dibagi ke dalam 60 detik/sekon (60”).
2. Sistem Sentisimal (keliling lingkaran dibagi dalam 400 bagian yang sama
besar) Tiap 1 bagian disebut satu grade (1g). Tiap 1g dibagi menjadi 100
bagian yang tiap bagiannya disebut centigrade (c) dan setiap 1 grade dibagai
dibagi ke dalam 100 bagian yang setiap bagiannya disebut centi centigrade
(cc). 1g = 100 c; 1c = 100 cc.
3. Sistem radial (keliling lingkaran dibagi dalam bagian-bagian yang sama
jarijarinya). Tiap bagiannya disebut 1 radial.
4. Sistem waktu (digunakan dalam pengukuran astronomi) yaitu 360 o = 24 jam;
1 jam = 15o.
Pendahuluan
Skala dan Peta
Skala peta adalah merupakan perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan
jarak yang bersangkutan di permukaan bumi (jarak mendatar). Ada beberapa cara
untuk menyatakan skala peta meliputi:
■ Dengan menuliskan hubungan antara jarak di peta dengan jarak di muka
bumi dalam bentuk persamaan. Misalnya 1 cm = 100 m, ini berarti bahwa 1
cm dimpeta sesuai dengan 100 m di lapangan. Tipe skala demikian disebut
skala teknism(engineer’s scale).
■ Dengan menuliskan angka perbandingan. Misalnya 1: 5000, artinya 1 cm di
petamsesuai dengan 5000 cm di lapangan = 50 m di lapangan. Tipe skala
demikianmdisebut skala numeris atau skala pecahan (numerical scale atau
fractionalmscale).
■ Dengan menuliskan secara grafis. Suatu garis lurus dibagi ke dalam
bagianbagian yang sama, misalnya tiap bagian panjangnya 1 cm. Pada setiap
ujung bagian garis dituliskan angka jarak yang sebenarnya, misalnya 1 km.
Ini berarti bahwa 1 cm di peta sesuai dengan 1 km di lapangan. Tipe skala
demikian disebut skala grafis (graphical scale).
Pendahuluan
Skala
Pada prinsipnya besar kecilnya skala peta akan
mencerminkan ketelitian sertanbanyaknya informasi yang
disajikan. Misalnya ketika mengukur jarak antara dua titik
pada peta skala 1:5000 dan 1:20000, kesalahannya 0,1
mm. Ini berarti pada peta skala 1:5000 memberikan
kesalahan jarak di lapangan sebesar 0,1 x 5000 mm = 500
mm = 0,5 m sedangkan pada skala 1:20000 memberikan
kesalahan jarak 0,1 x 20000 mm = 2,0 m.

Berdasarkan skalanya peta dikelompokkan ke dalam peta


skala besar, skala sedang dan skala kecil.
Pendahuluan
Skala
Umumnya skala 1:10000 dan lebih besar digolongkan ke dalam
skala besar, skala antara 1:10000 s.d 1:100000 digolongkan peta
skala menengah, skala 1:100000 dan lebih kecil digolongkan ke
dalam skala kecil (Purworahardjo, 1986).

Skala Peta dan Penggunaannya (Sumber : Purworhardjo, 1986)

Skala Penggunaan
1 : 5000 Perencanaan lokasi, dam, bangunan
1:500 s.d 1: 2500 Perencanaan lokasi, jalan, irigasi
1:5000 s.d 1:10000 Perencanaan kota
1:25000 s.d 1:100000 Perencanaan umum
Pendahuluan
Peta sebagai produk dari kegiatan ilmu ukur tanah dibuat
melalui tiga tahapan pekerjaan yaitu (Purworahardjo,
1986):
a. Melakukan pengukuran-pengukuran pada dan diantara
titik-titik dimuka bumi (Surveying).
b. Menghimpun dan menghitung hasil ukuran dan
memindahkannya pada bidang datar peta.
c. Melakukan interpretasi fakta-fakta yang ada di
permukaan bumi dan menggambarkannya dengan
simbol-simbol. Misalnya, simbol untuk sungai,
saluran irigasi, bangunan, bentuk permukaan tanah,
dll.
Pendahuluan
Peta sebagai produk dari kegiatan ilmu ukur tanah
dibuat melalui tiga tahapan pekerjaan yaitu
(Purworahardjo, 1986):
a. Melakukan pengukuran-pengukuran pada dan
diantara titik-titik dimuka bumi (Surveying).
b. Menghimpun dan menghitung hasil ukuran dan
memindahkannya pada bidang datar peta.
c. Melakukan interpretasi fakta-fakta yang ada di
permukaan bumi dan menggambarkannya dengan
simbol-simbol. Misalnya, simbol untuk sungai,
saluran irigasi, bangunan, bentuk permukaan
tanah, dll.
Pendahuluan
Informasi yang terdapat dalam peta:
– Merupakan miniatur bentang alam dari daerah yang
terpetakan
– Jarak, arah, beda tinggi dan kemiringan dari satu tempat ke
tempat lainya
– Arah aliran air permukaan dan daerah tangkapan hujan
– Unsur-unsur atau obyek yang tergambar di lapangan
– Perkiraan luas suatu wilayah
– Posisi suatu tempat secara relatif
– Jaringan jalan dan tingkat atau kelasnya
– Penggunaan lahan, dll.
Pendahuluan
PETA BERDASARKAN SKALANYA
■ Peta Kadaster/Peta Teknik
Peta ini mempunyai skala sangat besar yakni antara 1 : 100 – 1
: 5000. Peta kadaster ini sangat rinci sehingga banyak
digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk
perencanaan jaringan jalan, jaringan air dll.
■ Peta Skala Besar
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000.
Biasanya peta ini digunakan untuk perencanaan suatu wilayah.
■ Peta Skala Sedang
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 :
500.000.
Pendahuluan
PETA BERDASARKAN SKALANYA
■ Peta Skala Kecil
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 :
1.000.000.
■ Peta Geografi/Peta Dunia
Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.

Semakin kecil skalanya, maka cakupan wilayahnya akan


semakin luas. Nah dalam pembuatan peta, pengetahuan
tentang skala sangat penting dan tentunya disesuaikan dengan
seberapa besar wilayah yang akan dibuat dan seberapa besar
kertas yang akan kita pakai untuk menggambarkan
wilayahnya.
Pendahuluan
PETA BERDASARKAN SKALANYA:
PENULISAN SKALA PETA
■ ANGKA PERBANDINGAN
Misal 1: 1.000.000 menyatakan 1 cm atau 1 inch di peta sama dengan
1.000.000 cm/ inch dipermukaan bumi
■ PERBANDINGAN NILAI
Misal 1 cm untuk 10 km
■ SKALA BAR ATAU SKALA GARIS
Garis ini ditetapkan atau digambarkan dalam peta dan dibagi-bagi dalam
interval yang sama, setiap interval menyatakan besaran panjang yang
tertentu. Pada ujung lain, biasanya satu interval dibagi-bagi lagi menjadi
bagian yang lebih kecil dengan tujuan agar pembaca peta dapat mengukur
panjang dalam peta secara lebih teliti.
Pendahuluan
PETA BERDASARKAN SKALANYA:
■ SKALA BAR ATAU SKALA GARIS
Pendahuluan
PETA BERDASARKAN SUMBER DATANYA
Berdasarkan sumber datanya, peta dapat digolongkan menjadi
dua jenis yaitu:
a. Peta Induk (Basic Map)
Peta induk merupakan peta yang dihasilkan dari survei
langsung di lapangan. Peta induk dapat digunakan sebagai
dasar pembuatan dari peta topografi dan menjadi dasar dari
pembuatan peta-peta lainnya.
b. Peta Turunan (Derived Map)
Peta turunan merupakan peta yang dibuat berdasarkan pada
acuan peta yang sudah ada sehingga tidak memerlukan survei
langsung ke lapangan. Peta jenis ini tidak bisa digunakan
sebagai peda dasar.
Pendahuluan
PETA BERDASARKAN ISI YANG DISAJIKAN
a. Peta Umum
Peta umum merupakan peta yang menggambarkan semua topografi
di permukaan bumi seperti unsur alam (sungai, danau), unsur buatan
manusia (jembatan, jalan dll) maupun bentuk permukaan bumi
(gunung, lembah). Peta umum dapat kita bedakan menjadi tiga
macam yakni:
- Peta Topografi, merupakan peta yang menggambarkan
permukaan bumi lengkap dengan reliefnya, menampilkan kontur
tanah.
- Peta Chorografi, merupakan peta yang menggambarkan
permukaan bumi secara umum, contoh atlas.
- Peta Dunia, merupakan peta yang menggambarkan permukaan
bumi secara luas dengan menggunakan skala kecil.
Pendahuluan
PETA BERDASARKAN ISI YANG DISAJIKAN
b. Peta Tematik
Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan informasi
dengan tema-tema tertentu/khusus. Misalnya peta geologi, peta
kepadatan penduduk, peta tempat-tempat wisata dll.
Pendahuluan
Agar peta mudah ’dibaca’ maka pada peta digunakan simbol-simbol
diberi berwarna. Daftar simbol dengan keterangannya dinamakan
Legenda.
Simbol-simbol digunakan untuk membedakan misalnya antara: Jalan raya,
jalan kereta api, jalan setapak, sungai, saluran irigasi, selokan, laut, danau,
sawah, ladang, padang rumput, padang alang-alang, macam-macam tanaman,
dll

Warna-warna digunakan untuk membedakan misalnya antara:


Kampung dan kota :
1. kampung diberi warna hijau, kota diberi warna merah
2. Sungai, danau, laut diberi warna biru
3. Garis kontur diberi warna coklat, dll

Disamping adanya simbol dan skala peta, pada peta harus pula digambarkan
garis yang menunjukkan arah utara. Arah utara didasarkan kepada arah utara
geografi di titik awal/titik nol sistem proyeksi peta (sistem umum).
Pendahuluan
JENIS PENGUKURAN
Pengukuran untuk pembuatan peta bisa
dikelompokkan berdasarkan :
 cakupan elemen alam,
 tujuan,
 cara atau alat dan
 luas cakupan pengukuran.
Pendahuluan
JENIS PENGUKURAN
Berdasarkan alam:
■ Pengukuran daratan (land surveying): antara lain
pengukuran topografi, untuk pembuatan peta topografi,
dan pengukuran kadaster, untuk membuat peta kadaster.
■ Pengukuran perairan (marine or hydrographic surveying):
antara lainpengukuran muka dasar laut, pengukuran pasang
surut, pengukuran untuk pembuatan pelabuhan dll-nya.
■ Pengukuran astronomi (astronomical survey): untuk
menentukan posisi di muka bumi dengan melakukan
pengukuran-pengukuran terhadap benda langit.
Pendahuluan
JENIS PENGUKURAN
■ Pengukuran daratan (land surveying)
Pendahuluan
JENIS PENGUKURAN
■ Pengukuran perairan (marine or hydrographic surveying)
Pendahuluan
JENIS PENGUKURAN
■ Pengukuran astronomi (astronomical survey)
Pendahuluan
JENIS PENGUKURAN
Berdasarkan tujuan:
■ Pengukuran teknik sipil (engineering survey):
untuk memperoleh data dan peta pada pekerjaan-
pekerjaan teknik sipil.
■ Pengukuran untuk keperluan militer (miltary
survey).
■ Pengukuran tambang (mining survey).
■ Pengukuran geologi (geological survey).
■ Pengukuran arkeologi (archeological survey).
Pendahuluan
JENIS PENGUKURAN
Berdasarkan cara dan alat:
a. Pengukuran triangulasi,
b. Pengukuran trilaterasi,
c. Pengukuran polygon,
d. Pengukuran offset,
e. Pengukuran tachymetri,
f. Pengukuran meja lapangan,
g. Aerial survey,
h. Remote Sensing, dan
i. GPS.
a, b, c dan i untuk pengukuran kerangka dasar, d, e, f, g dan h untuk
pengukuran detil.
Pendahuluan
JENIS PENGUKURAN
Berdasarkan luas cakupan daerah pengukuran:
Pengukuran tanah (plane surveying) atau ilmu ukur
tanah dengan cakupan pengukuran 37 km x 37 km.
Rupa muka bumi bisa dianggap sebagai bidang datar.
Pengukuran geodesi (geodetic surveying) dengan
cakupan yang luas. Rupa muka bumi merupakan
permukaan lengkung.
Pendahuluan

♥♥♥ ??????????

Anda mungkin juga menyukai