FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
GARIS
BUJUR
JENIS PETA
Peta bisa dijeniskan berdasarkan isi, skala,
penurunan serta penggunaannya.
Peta berdasarkan isinya:
1. ANGKA PERBANDINGAN
1. MISAL 1: 1.000.000 MENYATAKAN 1 cm atau
1. 1 inch DI PETA SAMA DENGAN 1.000.000 cm/
inch DIPERMUKAAN BUMI
2. PERBANDINGAN NILAI
MISAL 1 CM UNTUK 10 km
16
17
JENIS PENGUKURAN
PENGUKURAN UNTUK PEMBUATAN PETA BISA
DIKELOMPOKKAN BERDASARKAN CAKUPAN ELEMEN
ALAM, TUJUAN, CARA ATAU ALAT DAN LUAS
CAKUPAN PENGUKURAN.
Berdasarkan alam:
Pengukuran daratan (land surveying): antara lain
pengukuran topografi, untuk pembuatan peta topografi, dan
pengukuran kadaster, untuk membuat peta kadaster.
Pengukuran perairan (marine or hydrographic surveying):
antara lain pengukuran muka dasar laut, pengukuran pasang surut,
pengukuran untuk pembuatan pelabuhan dll-nya.
Pengukuran astronomi (astronomical survey): untuk
menentukan posisi di muka bumi dengan melakukan pengukuran-
pengukuran terhadap benda langit.
Berdasarkan tujuan:
Pengukuran teknik sipil (engineering survey): untuk
memperoleh data dan peta pada pekerjaan-pekerjaan
teknik sipil.
Pengukuran untuk keperluan militer (military survey).
Pengukuran tambang (mining survey).
Pengukuran geologi (geological survey).
Pengukuran arkeologi (archeological survey).
Berdasarkan cara dan alat:
a. Pengukuran triangulasi,
b. Pengukuran trilaterasi,
c. Pengukuran polygon,
d. Pengukuran offset,
e. Pengukuran tachymetri,
f. Pengukuran meja lapangan,
g. Aerial survey,
h. Remote Sensing, dan
i. GPS.
21
Geodetic Surveying
Pengukuran dengan cakupan yang luas. Rupa muka bumi
merupakan permukaan lengkung.
5. PEMANCANGAN/PEMATOKAN
untuk menentukan batas-batas atau pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
BENTUK BUMI
Permukaan bumi secara fisik sangatlah tidak teratur,
sehingga untuk keperluan analisis dalam surveying,
kita asumsikan bahwa permukaan bumi dianggap
sebagai permukaan matematik yang mempunyai
bentuk dan ukuran mendekati geoid, yaitu
permukaan air laut rata-rata dalam keadaan tenang.
Menurut akhli geologi, secara umum geoid tersebut
lebih mendekati bentuk permukaan sebuah
ellipsoida (ellips putar). Ellipsoida dengan bentuk
dan ukuran tertentu yang digunakan untuk
perhitungan dalam geodesi disebut ellipsoida
referensi.
Permukaan bumi fisik
B’
A’ C’
Ellipsoida Referensi
ELLIPSOIDA BUMI
Permukaan bumi fisik
Pengukuran-pengukuran dilakukan pada dan diantara titik-titik
dipermukaan bumi, titik-titik tersebut adalah sebagai berikut :
B’
C’
A’
B
C
A
Ellipsoida Referensi
Sistem satuan yang biasa digunakan dalam ilmu ukur tanah, terdiri
atas 3 (tiga) macam sistem ukuran, yakni : Satuan Panjang, Satuan
Luas dan Satuan Sudut
A B
O
SATUAN PANJANG
Terdapat dua satuan panjang yang lazim digunakan dalam ilmu
ukur tanah, yakni satuan metrik dan satuan britis. Yang digunakan
disini adalah satuan metrik yang didasarkan pada satuan meter
Internasional (meter standar) disimpan di Bereau Internationale
des Poids et Mesures Bretevil dekat Paris
KM MILE’S 1 KM = 1000 M
1 0,6214 1 HM = 100 M
1,6093 1 1 DM = 0,1 M
1 CM = 0,01 M
1 MM = 0,001 M
1 ha = 10000 m2 1 Tumbak = 14 m2
1g = 360/400 = 0,9o
1cg = 360x60/(400x100) = 0,54’
1cc = 360x60x60/(400x100x100) = 0,324”
CONTOH SOAL
1. Nyatakan 1,86 radian dalam ukuran derajat
Jawab :
1 radian = ’”
Jadi 1,86 radian = 1,86 x ’”
’”
atau
radian = 360
1 radian = 360/2
Jadi 1,86 radian = 1,86 x 360/2
= 106o 34’ 12,5”
CONTOH SOAL
2. Nyatakan 72 derajat dalam ukuran radian !
Jawab :
radian = 360
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A B
A B
- +
.
Karena titik-titik tersebut terletak pada sebelah kiri dan kanan titik 0,
maka kita harus memberi tanda, yakni tanda negatif (-) pada titik-titik
disebelah kiri titik nol dan tanda positif (+) pada titik-titik yang berada
pada sebelah kanan titik nol.
Dari gambar di atas mudah dimengerti bahwa :
Jarak antara titik A dan B adalah 10 satuan, yang diperoleh dari
(+6) – (-4), begitupun juga titik-titik lainnya.
Jarak biasanya dinyatakan dengan notasi “d”.
Perlu diingat untuk hasil suatu jarak ini akan selalu diperoleh harga
yang positif.
Untuk menentukan titik-titik yang tidak terletak pada satu
garis lurus, maka cara yang kita gunakan yaitu melalui
pertolongan dua buah garis lurus yang saling tegak lurus,
yang biasa disebut salib sumbu.
D Y+
A
4 Garis yang mendatar dinamakan
1
absis atau sumbu X, sedangkan
X- 2 X+ garis yang vertikal dinamakan
3 B ordinat atau sumbu Y.
C
Y-
Y+ 0O
IV I
270o 90O
X- 0 X+
III II
Y- 180o
ILMU UKUR TANAH
PENGERTIAN JARAK
A
m B Titik A dan B terletak di permukaan
bumi. Garis penghubung lurus AB
disebut Jarak Miring. Garis AA’ dan
.
B” BB’ merupakan garis sejajar dan
tegak lurus bidang datar. Jarak
antara kedua garis tsb disebut
Y Jarak Mendatar dari A ke B. Jarak
BB” disebut Jarak Tegak dari A ke
B atau biasa disebut Beda Tinggi.
A’ Sudut BAB” disebut Sudut Miring.
Antara Sudut Miring, Jarak Miring,
Jarak Mendatar dan Beda Tinggi,
terdapat hubungan sbb :
B’ X AB” = A’B’ = AB Cos m
BB” = AB Sin m
A’B’ = Jarak Mendatar
(AB)2 = (A’B’)2 + (BB”)2
AB = Jarak Miring
BB” = Beda Tinggi antara A dan B
PENGERTIAN SUDUT MENDATAR & SUDUT JURUSAN (AZIMUTH)
B’
A’ C’
Yang diartikan sudut mendatar
di A’ adalah sudut yang
. dibentuk oleh bidang ABB’A’
dengan ACC’A’. Sudut BAC
disebut sudut mendatar =
Y y’
sudut
B Sudut antara sisi AB dengan
ac garis y’ yang sejajar sumbu Y
ab C disebut sudut jurusan sisi AB
= ab.
A X Sudut Jurusan sisi AC adalah
ac
47
PENGERTIAN SUDUT JURUSAN (AZIMUTH)
U
U B
dab Arah suatu titik yang akan dicari dari titik yang
ab sudah diketahui biasa dikenal dengan sudut jurusan
- dimulai dari arah utara geografis (Y+)
- diputar searah jarum jam
A - diakhiri pada arah yang bersangkutan
A(X,Y)
r y
x X
y y
Sin = Tg =
r x
x x
Cos = Cotg =
r y
Dalil Pitagoras : r = x 2 + y 2
MENENTUKAN SUDUT JURUSAN dan JARAK
Arah Utara
ab
B(Xb, Yb)
dab
ab
ab
B”
A (Xa, Ya)
O A’ B’
O A’ B’ Yb = B’B
Yb = B’B” + B”B
Xb = Ya + Yab
X ab
Sin ab = X ab = d ab Sin ab Xb= Xa + dab Sin ab
d ab
Yab
Cos ab = Yab = d ab Cos ab Yb= Ya + dab Cos ab
d ab
LATIHAN SOAL POLAR
1. Diketahui : Koordinat Titik 18 (-1033,56; +964,07)
d18-17 = 2986,08m
18-17 = 74o22’34”
Ditanyakan : Koordinat Titik 17 ?
. R?
Pada dasarnya metode
mengikat kemuka adalah
penentuan sebuah titik dpr
yang akan dicari
koordinatnya melalui 2 pq
(dua) buah titik yang
sudah diketahui pr
koordinatnya. dqr
P qr
(Xp;Yp)
Misalnya kita akan
menentukan koordinat dpq
titik R yang diukur dari
Titik P(Xp;Yp) dan Titik
Q(Xq;Yq). Alat Q
ditempatkan di kedua
titik yang sudah (Xq;Yq)
diketahui qp
METODE MENGIKAT KEMUKA
1. Hitung sudut =180o –
2. Hitung pqdan dpq
Xq - Xp . R?
Tg pq = pq didapat
Yq - Yp
dpr
Xq Xp Xq-Xp
Sin pq = d pq = pq
d pq Sin pq pr
dqr
P qr
Yq Yp Yq-Yp (Xp;Yp)
Cos pq = d pq =
d pq Cos pq dpq
B?
Diketahui : Koordinat
Titik-Titik sbb : =56 15’16”
A
A(-1246,78; +963,84) (-1246,78;+963,84)
B(+1091,36; -1144,23)
=62 38’42”
Sudut-Sudut yg diukur
=56o15’16”
=62o38’ 42” B
Hitung : Koordinat Titik C (+1091,36;-1144,23)
dengan metoda
mengingat Kemuka ?
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
Menentukan suatu titik baru dengan jalan mengadakan
pengukuran sudut pada titik yang tidak diketahui
koordinatnya kita namakan penentuan titik dengan
cara mengikat ke belakang.
Ketentuan yang harus dipenuhi adalah diperlukan
paling sedikit tiga titik pengingat yang sudah
diketahui koordinatnya beserta sudut yang diukur dari
titik yang akan ditentukan koordinat tsb.
Keuntungan metode ini adalah kita hanya satu kali
menempatkan instrumen, yaitu pada titik yang akan
kita cari tersebut.
Terdapat dua cara perhitungan yang kita kenal, yaitu
Metode Collins dan Cassini.
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
A
ah
(Xa;Ya) ab
. (Xb;Yb)
1. METODE COLLINS
dab abB
Bila kita akan menentukan bh
d ab
d ah Sin 180- -
sin Xh1= Xa + dah.Sin ah
Yh1= Ya + dah.Cos ah
LANGKAH
PERHITUNGAN A
ah
3. Mencari Koordinat (Xa;Ya) ab
Titik H (Titik
. (Xb;Yb)
dab abB
Penolong Collins) bh
Sin β Sin α d
menentukan
bh
H C
P?
d bh
d ab
Sin β
(Xc;Yc)
sin α
X h1 X h2
Xh
Xh2= Xb + dbh.Sin bh 2
Yh1 Yh2
Yh2= Yb + dbh.Cos bh Yh
2
LANGKAH PERHITUNGAN 3) Xp1= Xa + dap.Sin ap
4. Mencari hc dan Yp1= Ya + dap.Cos ap
Xc - Xh
Tg α hc = α hc didapat
Yc - Yh b) DARI TITIK B
1) Cari bp = ba – {180-(
hc – hb Jadi bp = ab +
5. Mencari Titik P d
d
d
sin α
ab
Sin 180-(α+γ)
ap
d Sin γ ab
dar
dcs
R
P S
CARA CASSINI Langkah-Langkah :
1. Menghitung Titik R
Xr = Xa + (Yb-Ya) Cotg
Yr = Ya – (Xb-Xa) Cotg
.
2. Menghitung Titik S
ab Xs = Xc + (Yc-Yb) Cotg
B(Xb, Yb) Ys = Yc - (Xc-Xb) Cotg
dab
A(Xa, Ya)
dbc 3. Menghitung Sudut Jurusan rs
C(Xc, Yc)
Xs - Xr
4.Tg αHitung
rs = Tgα rs = n
dar N =
Ys - Yrn +1/n
5. Menghitung Koordinat Titik P
dcs
R
P S
CARA CASSINI
ab B(Xb, Yb)
dab Langkah-Langkah :
A(Xa, Ya)
dbc
5. Menghitung Koordinat
Dari Titik R :
. Titik P
C(Xc, Yc) 1
nX b + Xr + Yb -Yr
dar X P1 = n
N
dcs 1
Yb +n Yr + X b -Xr
R YP1 = n
N
P Dari Titik S :
S
1
nX b + Xs + Yb -Ys
X P1 X P2 X P2 = n
XP N
2 1
Yb +n Ys + X b -Xs
YP1 YP2 YP2 = n
YP N
2
LATIHAN CASSINI
Diketahui Koordinat Titik-Titik sbb :
A(+23231;+91422)
B(+23373;+90179)
C(+2468;+90831)
Sudut yg diukur =64o47’03” dan =87o11’28”
S1
S3
D
Sa 1 S2 3
A 2
Sc
Sd D
A Sa
Sf Se
E
F
Poligon Kring adalah poligon yang mempunyai titik awal dan akhir
yang sama pada suatu titik.
Adapun syarat geometris adalah :
1. Si = (n - 2) 180o ; Jumlah Sudut Luar Si = (n + 2) 180o
2. d. Sin = 0
3. d. Cos = 0
POLIGON TERTUTUP “KRING”
JURUSAN X Y
6
45o07'18"
A 54o22'36" 1000 1000
(+) 0o0'1" 99o29'55" 61.14 60.3 -10.09
1 153o02'30" -0.01 1060.29 989.91
(+) 0o0'1" 72o32'26" 75.02 71.56 22.51
2 124o58'12" -0.02 -0.01 1131.83 1012.41
(+) 0o0'1" 17o30'39" 61.06 18.37 58.23
3 110o39'24" -0.01 1150.19 1070.64
(+) 0o0'2" 308o10'05" 68.58 -53.92 42.38
4 160o34'21" -0.02 1096.25 1113.02
(+) 0o0'2" 288o44'28" 40.6 -38.45 13.04
5 69o44'48" -0.01 1057.79 1126.06
(+) 0o0'2" 178o29'18" 66.8 1.76 -66.78
6 226o37'59" -0.01 1059.54 1059.28
(+) 0o0'1" 225o07'18" 84 -59.52 -59.27
A -0.02 -0.01 1000 1000
457.2