Anda di halaman 1dari 9

TERBATAS

KEPEMIMPINAN STRATEGIS

Persoalan No. 1. Sebutkan Fungsi Dasar dari Kepemimpinan Strategis ?


Jawaban :
Fungsi Dasar dari Kepemimpinan Strategis 1.

a. Tiga area ini menjadi wilayah peran hakiki dari seorang pemimpin.
b. Persyaratan seorang pemimpin adalah tiga area tersebut yang selanjutnya
dijabarkan menjadi fungsi kepemimpinan.
c. Namun fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut pada umumnya akan
berpengaruh terhadap ketiga area tersebut.
d. Kelompok-kelompok yang membentuk dirinya sendiri untuk mencapai tugas
yang mereka pilih, akan memilih pemimpinnya sendiri. Namun bila tugas tersebut
diberikan kepada kelompok, pemimpinnya akan dipilih oleh satuan atas.

Ada beberapa fungsi dasar dari Kepemimpinan strategis yaitu mencapai tujuan
secara bersama-sama, membangun dan memperbaiki tim secara berkesinambungan dan
memotivasi dan mengembangkan diri individual bawahan. Semua fungsi tersebut
diarahkan untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran tugas yang ingin dicapai suatu
organsiasi secara optimal. seorang pemimpin yang baik, harus mampu memilliki dasar-

1
Hanjar Seskoad tentang kepemimpinan Strategis, Hal : 9

TERBATAS
TERBATAS
2

dasar kepemimpinan tersebut, tidak hanya memikirkan tugas semata, namun ada faktor
penunjang lain yang perlu diperhatikan seperti yang dijelaskan diatas tadi.
Kepemimpinan strategi sering terlibat dalam suatu penilaian dan penafsiran yang
komprehensif dari lingkungan eksternal yang jika ditafsirkan secara efektif akhirnya
diselaraskan kepada visi organisasi. Untuk dapat mencapai visi tersebut, pemimpin harus
bekerjasama dengan bawahan secara berkesinambungan ditunjang dengan kemampuan
pemimpin untuk memotivasi dan membangun karakter bawahan dengan pendidikan dan
latihan yang disesuaikan dengan tugas.

Persoalan No. 2. Sebutkan Peran atau keterampilan pemimpin ?


Jawaban :
Peran atau Keterampilan Pemimpin2, meliputi :
a. Socrates: dalam segala bidang seorang pemimpin harus memiliki fungsi
atau keterampilan.
b. Memilih orang yang tepat untuk jabatan tertentu.
c. Menghukum yang salah dan memberikan hadiah bagi yang baik.
d. Memenangkan keinginan baik dari bawahannya.
e. Menarik sekutu dan pembantu.
f. Memelihara apa yang telah didapatkan.
g. Penuh pengabdian dan rajin dalam pekerjaannya

Seorang pemimpin yang baik, harus memiliki sifat bijaksana, kebijaksanaan ini
dipraktekkan dalam mengelola sumber daya yang ada di organisasi termasuk dalam
pengelolaan sumber daya manusia. Prinsip-prinsip dasar yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin adalah tidak pilih kasih dan paham betul akan kemampuan para bawahannya.
Penempatan yang tepat terhadap jabatan yang ditugaskan kepada bawahan merupakan
tolok ukur penunjang keberhasilan pencapaian tugas organisasi. Begitupun dalam
pengawasan penugasan yang diberikan kepada bawahan, dengan penempatan jabatan
yang tepat sekaligus bukan jaminan akan mencapai tujuan yang optimal, karena pada
dasarnya bawahan merupakan manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.
Pengawasan ini dilakukan dengan cara melihat dan menganalisa apakah pekerjaan yang
dibebankan berhasil secara optimal, apabila belum mencapai tujuan yang diinginkan,

2
Ibid., Hal : 7

TERBATAS
TERBATAS
3

maka pemimpin harus berani memberikan penghargaan dan hukuman yang setimpal
dengan perbuatan yang dilakukan.
Punishment and reward ini dilakukan untuk memberikan motivasi sekaligus
tindakan efek jera terhadap para bawahan, agar tujuan dan sasaran organisasi terkendali
dengan baik. Selain itu, pemimpin harus adil tanpa membedakan antara satu bawahan
dengan bawahan lainnya, untuk menjaga keharmonisan antara bawahan dan menjaga
kepecayaan bawahan terhadap pimpinannya. Karena dengan demikian, akan
menghindari tindakan indisipliner dari bawahan terhadap atasan, karena mereka merasa
memiliki panutan dalam bertindak.
Seorang pemimpin harus memiliki keterampilan untuk menarik sekutu sekutu dan
pembantu dan sedapat mungkin menghilangkan musuh, karena akan mengganggu dan
menghambat pencapaian tugas pokok. Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan
pengendalian dalam manajemen organisasi sangat penting perannya, dengan
melaksanakan kegiatan tersebut pimpinan dapat memelihara apa yang telah didapatkan
oleh organisasi dan mampu menganalisas kelemahan yang akan dijadikan kekuatan
untuk meningkatkan tujuan dan sasaran organisasi dikemudian hari.
Pemimpin harus memiliki keterampilan untuk dijadikan sebagai panutan bagi
bawahannya, hal ini dapat terjadi apabila seorang pemimpin mampu melaksanakan suri
tauladan dengan cara mencontohkan suatu pekerjaan dengan ikhlas, secara tidak
langsung bawahan akan tergerak dengan ikhlas dan tulus untuk mengerjakan pekerjaan
tersebut tanpa harus diperintah.

Persoalan No. 3. Sebutkan dan jelaskan apa Peran Hakiki Pemimpin ?


Jawaban :

Peran hakiki seorang pemimpin meliputi :


a. Mampu memimpin suatu kelompok untuk mewujudkan tujuan/sasaran yang
diinginkan oleh organisasi. Seorang pemimpin tugasnya adalah memimpin,
memimpin suatu kelompok untuk diarahkan ketujuan dan sasaran yang
diinginkan/ditentukan oleh organsiasi. Kemampuan memimpin ini tidak semua
mampu melaksanakan, harus ditunjang oleh kemampuan dasar sebagai pemimpin
yang memilliki sifat dasar seorang pemimpin.

TERBATAS
TERBATAS
4

b. Mampu menyatukan gagasan baik perindividu bawahan, mengelola tim dan


menyatukan gagasan/pendapat masing-masing bawahan untuk dijadikan kekuatan
dalam mencapai tujuan yang diinginkan

c. Memiliki kemampuan manajemen organisasi dengan baik, mulai dari


perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran yang meliputi pengawasan
dan pengendalian. Kemampuan manajemen ini perlu dipelajari dengan baik,
sebagai penunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang
pemimpin. Antara kegiatan satu ke kegiatan yang lainnya, harus dilaksanakan
secara berkesinambungan terintegrasi dengan baik, karena keberhasilan
pelaksanaan suatu kegiatan tergantung dari perencanaan dan persiapan yang
matang, begitu pula perencanaan akan baik, apabila ada kegiatan pengawasan
dan pengendalian.

d. Memiliki kecapakan komunikasi yang baik, karena kunci dari suatu


organisasi adalah komunikasi. Komunikasi yang buruk antara pimpinan dengan
bawahan akan menghambat tujuan dan sasaran organisasi, diakibatkan terjadinya
kesalahpahaman penyampaian informasi dari pimpinan kebawahan.

e. Sifat kepemimpinan tidak diturunkan secara langsung dari faktor turunan


ataupun genetic dari orang tua, namun perlu diasah dan mempelajari referensi
tentang kepemimpinan strategis. Namun demikian pada dasarnya setiap individu
memiliki kelebihan masing-masing, seperti halnya sifat pemimpin yang dimiliki oleh
para pemimpin besar yang berpengaruh terhadap kualitas dalam memimpin. Pada
dasarnya kualitas dasar dari seorang pemimpin adalah semangat (enthusiasm),
integritas (integrity) kualitas yang membuat orang percaya gabungan antara
kegigihan (toughness) atau menuntut (demandingness) dan keadilan (fairness),
hangat (warmth) atau kemanusiaan (humanity), semangat (energy) atau tahan
(resilience) dan rendah hati (humility)—artinya tidak sombong.

f. Memiliki kecakapan intelektual yang luas, tidak mungkin seorang pemimpin


memiliki intelektual yang sama dengan bawahannya, karena tugas dan tanggung
jawab seorang pemimpin lebih dari bawahannya. Intelektual/pengetahuan yang
baik adalah kecerdasan untuk mempraktikan pengetahuan tersebut, karena akan

TERBATAS
TERBATAS
5

sia-sia apabila pengetahuan hanya dijadikan sebatas pengetahuan semata tanpa


dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam mendukung pelaksanaan
tugas.
Kecerdasan ini termasuk kemampuan untuk melihat masalah; melihat
hubungan dan persamaan antar masalah secara cepat; mengenali hal penting
dalam permasalahan yang rumit; menempatkan beberapa masalah menjadi satu;
menemukan faktor-faktoryang menonjol yang terjadi sebelumnya yang dapat
membantu menjelaskan kesulitan yang sekarang; dapat membedakan secara jelas
antara tujuan (ends) dan cara (means); menilai situasi segera; untuk melihat
kepentingannya dalam keseluruhan dari yang sekarang dan yang lalu; dan
mendapatkan petunjuk bagi tindakan yang bijaksana.

g. Mampu mengkombinasikan antara kecerdasan dan pengalaman phronesis


(Greek), prudentia (Latin)dalam bahasa Inggris prudence yang artinya tindakan
yang merupakan hasil dari kebijakan yang didapat dari pengalaman.

h. Memiliki rasa Prudence atau kehati-hatian adalah penggunaan sumber daya


secara hati-hati layaknya itu akan membahayakan atau beresiko. Aristoteles
menyebut hal ini sebagai ‘intellectual virtues’ atau kebajikan intelektual. Maksudnya
adalah mengambil kebijakan secara kehati-hatian untuk hasil yang optimal seperti
menempatkan pasukan, apabila bisa menimbulkan kerugian, lebih baik mencari
solusi lain.

i. Seorang pemimpin harus menjadi panutan bagi bawahannya, dengan


memberikan suri tauladan yang baik kepada bawahannya, ini merangsang
bawahan agar tidak terpaksa dalam mengerjakan sesuatu. Suri tauladan ini
merupakan salahsatu contoh kebijaksanaan yang dipraktikan, dengan cara ini
bawahan akan selalu mengerjakan arahan maupun perintah dengan ikhlas dan
tulus.

Persoalan No.4. Sebutkan dan jelaskan secara rinci ada berapa Tingkat
Kepemimpinan ?
Jawaban :

TERBATAS
TERBATAS
6

Kepemimpinan merupakan proses memberi inspirasi kepada bawahan agar


bekerja sebaik-baiknya untuk mencapai hasil yang diharapkan. Kepemimpinan diartikan
cara mengajak bawahan agar bertindak secara benar, mencapai komitmen dan
memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama. Ada tiga tingkatan kepemimpinan 3
dalam kepemimpinan strategis, antara lain dapat digambarkan sebagai berikuti :

STRATEGIC
LEADERS
OPERATIONAL
LEADERS
TEAM LEADERS

Strategic Pemimpin dari seluruh organisasi, dengan sejumlah pemimpin


operasional dibawah arahannya langsung.
Operational Pemimpin dari suatu bagian utama dari suatu organisasi, dengan
lebih dari satu team leader di bawah kendali langsungnya.
Team Pemimpin dari suatu tim atau kelompok yang terdiri dari anggota
yang berjumlah hingga 20 orang dengan tugas tertentu yang jelas
untuk dicapai.

Dari gambar diatas, dapat dilihat ada 3 tingkatan kepemimpinan, mulai dari
kepemimpinan Strategic, operational dan team, tiga tingkatan ini merupakan salahsatu
contoh bahwa dalam suatu organisasi memiliki pimpinan yang tertinggi bertugas untuk
memikirkan strategi-strategi dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Pimpinan
tertinggi ini, perlu dibantu oleh pemimpin operational yang mana merupakan tingkatan
kedua setelah kepemipinan strategic, pemimpin operasional ini bertugas untuk
mengarahkan kepada pimpinan team sesuai dengan keinginan pimpinan strategis.
Pemimpin operasional ini mengawasi dan mengendalikan seluruh strategi yang
telah dirumuskan oleh pimpinan atas untuk dilaksanakan dengan baik oleh para anggota
dengan menegur dan mengarahkan para pimpinan tim. Pimpinan tingkat ketiga adalah
pimpinan tim, yang mengarahkan para anggota untuk bekerja secara optimal agar tujuan
dan sasaran yang diinginkan oleh organisasi dapat tercapai. Kita dapat melihat contoh
tingkatan kepemimpinan ini dalam suatu perusahaan antara lain :
3
Ibid., Hal : 12

TERBATAS
TERBATAS
7

a. Direktur (Strategic)
b. SPV (Supervisor) sebagai operational
c. Kepala Bagian sebagai Team

Persoalan No.5. Sebutkan dan jelaskan karakteristik Kepemimpinan Strategis Menurut


General G. Casey ?
Jawaban :

Karakterisitik kepemimpinan strategis menurut “General G. Casey”. “Strategic


leaders guide the achievement of their organizational vision within a larger enterprise by
directing policy and strategy, building consensus, acquiring and allocating resources,
influencing organizational culture and shaping complex and ambiguous external
environments. They lead by example to build effective organizations, grow the next
generation of leaders, energize subordinates, seek opportunities to advance
organizational goals and balance personal and professional demands”4.

Menurut General G. Casey karakteristik kepemimpinan strategis meliputi


a. Mengarahkan kebijakan dan strategi. Kebijakan dan strategi menurut
general G. Casey ini dapat ditujukan untuk mampu mewujudkan visi organisasi
secara optimal. Peran dari seorang pemimpin strategis adalah kuncinya untuk
menentukan kebijakan dan strategi yang optimal.

b. Membangun konsensus. Bangsa kita cukup kenal dengan kata


musyawarah, hal ini berlaku dalam organisasi, dengan musyawarah mampu
menghasilkan sebuah kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama
antarkelompok atau individu, walaupun harus melewati perdebatan namun hasil
yang diperolah akan sangat optimal. Tujuan tersebut akan tercapai apabila dalam
pelaksanaan musyawarah tersebut dilaksanakan secara baik dan menghindari
tujuan-tujuan negatif. Pelaksanaan musyawarah ini bertujuan untuk membangun
konsesus dalam organisasi, sehingga gagasan-gagasan dari seluruh bawahan
maupun atasan akan tertampung dan menghasilkan gagasan yang paling baik,
dengan penyaringan perdebatan yang positif.

4
Ibid., Hal : 13

TERBATAS
TERBATAS
8

c. Mendapatkan dan mengalokasikan sumber daya. Sumber daya disini


merupakan sumber daya yang meliputi anggaran, sumber daya manusia, sarana
dan prasana serta penunjang lainnya. Pemimpin yang mendapatkan sumber daya
yang dibutuhkan untuk tujuan organisasi secara tepat dan benar akan
mempengaruhi keberhasilan pencapaian tugas secara optimal. Ditunjang dengan
anggaran yang memadai, sumber daya manusia yang tepat dan profesional serta
didukung oleh sarana dan prasarana penunjang yang tepat pula, akan
menghasilkan organisasi yang kuat dan secara tidak langsung mampu
mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi yang optimal.

d. Mempengaruhi budaya organisasi. Budaya organisasi sangat penting


terhadap keberhasilan tugas, dimana dengan budaya organisasi yang memilliki
semangat kerja, motivasi tinggi dan disiplin yang tinggi akan menghasilkan
organisasi yang kuat. Begitu pula sebaliknya dengan semangat kerja, motivasi dan
disiplin yang rendah akan mewujudkan organisasi yang lemah. Disinilah peran
penting seorang pemimpin untuk membentuk budaya organisasi yang positif agar
pelaksanaan tugas dapat tercapai dengan baik. Reward and punishment
merupakan kunci yang dapat dilakukan untuk membentuk budaya organisasi yang
baik, dengan meningkatkan persaingan secara sehat.

e. Membentuk lingkungan eksternal yang kompleks dan ambigu. Pembentukan


lingkungan eksternal ini ditujukan untuk mendapatkan sekutu dan pembantu dari
luar dalam rangka mewujudkan sasaran dan tujuan organisasi.

Selain itu, menurut General G. Casey “Mereka memimpin dengan contoh untuk
membangun organisasi yang efektif, menumbuhkan generasi pemimpin, energi bawahan,
mencari peluang untuk memajukan tujuan organisasi dan menyeimbangkan tuntutan
pribadi dan profesional”. Dengan demikian tanpa dibarengi oleh suri tauladan atau contoh
yang baik dari pimpinan tidak akan mampu membangun organisasi yang efektif, dengan
contoh yang baik dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari akan dapat
merangsang bawahan untuk melaksanakan pekerjaan secara optimal dan penuh
keikhlasan dan ketulusan tanpa harus ada perintah sekalipun dari atasan. Karakteristik
lain yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin strategis adalah mampu menumbuhkan

TERBATAS
TERBATAS
9

generasi pemimpin, memotivasi bawahan, mencari peluang dan menyeimbangkan


tuntutan pribadi dan profesional.

Bandung, 25 Januari 2016


Perwira Siswa

……………………..
NRP.

Referensi :
Hanjar Dikreg Seskoad Tentang Kepemimpinan Strategis

TERBATAS

Anda mungkin juga menyukai