Latihan
Menurut Gomes (1997) yang dimaksud dengan pelatihan kerja adalah
setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan
tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Idealnya,
pelatihan harus dirancang untuk mewujudkan tujuan-tujuan
organisasi, yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan-
tujuan para pekerja secara perseorangan
Pelatihan kerja ditujukan kepada karyawan yang akan
mengoperasikan sistem akuntansi. Karyawan yang mengoperasikan
sistem terdiri dari karyawan yang bertugas untuk menyiapkan
masukan, mengolah data, dan mengoperasikan dan menjaga
komponen fisik dan logis sistem akuntansi. Pelatihan kerja ditujukkan
kepada karyawaan yang mengoperasikan sistem untuk menyiapkan
mereka menghadapi awal pengoperasian sistem (Mulyadi, 2001).
Sedangkan menurut Riahi dan Belakaoui (2000) dengan adanya
karyawan dan serikat pekerja sebagai pengguna informasi akuntansi
yang potensial, dan untuk berbagai alasan yang baik, tampak bahwa
laporan keuangan tahunan bagi pemegang saham bukan merupakan
dokumen yang dapat mencakup kepentingan semua pihak (all-
inclusive). Solusinya terletak pada pembuatan laporan keuangan yang
khusus bagi karyawan dan serikat pekerja termasuk dalam lampiran,
menunjukkan data kuantitatif seperti jumlah karyawan, pendidikan dan
pelatihan kerja
kinerja prajurit
Kinerja menurut Sulistiyani (2003 : 223) merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan
kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Sedangkan menurut Bernandin dan Russel
dalam Sulistiyani (2003 : 223) menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang
dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu
tertentu.
Dalam rangka pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan, organisasi disusun dalam unit-unit
yang lebih kecil, dengan pembagian kerja, sistem kerja dan mekanisme kerja yang jelas. Sebagai
ilustrasi, misi dan tugas pokok satu Departemen Pemerintahan dibagi habis kedalam tugas pokok
bebeapa Direktorat Jenderal. Tugas pokok bebrapa Direktorat, kemudian beberapa seksi, dan
tugas pokok setiap seksi dilakukan oleh beberapa orang pegawai. Setiap orang dalam satu unit
kerja mempunyai sasaran dan uraian tugas tertentu, sebagai bagian dari sasaran unit kerja
dimaksud.
Dengan demikian, pencapaian sasaran atau kinerja setiap Departemen Pemerintah adalah
agregasi atau penjumlahan kinerja semua Direktorat Jenderal. Demikian juga kinerja setiap
Direktorat Jenderal adalah agregasi kinerja semua Direktorat dilingkunagn Direktorat Jenderal
tersebut. Kinerja setiap Direktorat adalah agregasi dari kinerja semua Sub Direktorat di
lingkungan Direktorat itu. Kinerja Sub Direktorat adalah penjumlahan agregasi semua seksi
adalah penjumlahan kinerja setiap individu di lingkungan seksi tersebut. Oleh sebab itu, kinerja
suatu perusahaan atau organisasi adalah akumulasi kinerja semua individu yang bekerja di
dalannya. Dengan kata lain, upaya peningkatan kinerja perusahaan adalah melalui peningkatan
kinerja masing-masing individu.
Veithzal (2009 : 309) mengemukakan bahwa : “ Kinerja merupakan perilaku nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan merupakan suatu
hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya “.
Menurut Veitzhal (2009 : 309) Kinerja (Performance) mengacu kepada kadar pencapaian tugas-
tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa baik
karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan. Sering disalah tafsirkan sebagai upaya
(Effor), yang mencerminkan energi yang dikeluarkan, kinerja diukur dari segi hasil.
Fahmi (2010 : 20) definisi kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik
organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu
periode waktu.
Supriyono (2010 : 281) mengemukakan bahwa : “ Kinerja adalah suatu hasil yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, dan kesanggupan serta waktu “.
Anwar (2007 : 9) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut :
“ Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya “.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja sumber daya manusia adalah prestasi kerja
atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai sumber daya manusia per satuan
periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Supaya organisasi berfungsi secara efektif, orang-orangnya mestilah dibujuk/dipikat agar masuk
dan bertahan di dalam organisasi, mereka harus memberikan kontribusi spontan dan perilaku
inovatif yang berada di luar tugas formal mereka. Tiga perilaku dasar itu hendaknya disertakan
dalam penilaian kinerja.
Tujuan evaluasi kinerja adalah bentuk untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi
melalui peningkatan kinerja dari sumber daya manusia organisasi. Secara lebih spesifik, tujuan
dari evaluasi kinerja sebagaimana dikemukakan Mangkunegara (2007 : 10) adalah :
1. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja.
2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk
berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang
terdahulu.
3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan
meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang.
4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan
termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.
5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan,
khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu
dibutuhkan.
4. Kedisiplinan
Disiplin karyawan dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melakukan pekrjaanya
sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya.
5. Kreativitas
Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaanya,
sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.
6. Kerjasama
Kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lainnya secara vertikal
atau horizontal didalam maupun diluar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.
7. Kepemimpinan
Kemampuan untuk memimpin, berpengaruh, mempunyai pribadi yang kuat, dihormati,
berwibawa, dan dapat memotivasi orang lain atau bawahannya untuk bekerja secara efektif.
8. Kepribadian
Karyawan dari sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai, memberi kesan menyenangkan sikap
yang baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar.
9. Prakarsa
Kemampuan berpikir yang orisinal dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai,
menciptakan, memberikan alasan, mendapat kesimpulan, dan membuat penyelesaian masalah
yang dihadapinya.
10. Kecakapan
Kecakapan karyawan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen yang
semuanya terlibat didalam penyusunan kebijaksanaan dan didalam situasi manajemen.
11. Tanggung Jawab
Kesediaan karyawan dalam mempertanggung jawabkan kebijakan, pekerjaan, dan hasil kerjanya,
sarana dan prasarana yang dipergunakannya, serta perilaku kerjanya.
2.1.2.9. Metode Penilaian Kinerja
Menurut Namawi (2008 : 269), berbagai jenis metode penilaian kinerja adalah sebagai berikut :
1. Metode Uraian Ringkasan
Metode ini dilakukan dengan cara meminta/memerintahkan kepada pekerja yang dinilai, untuk
mengurai secara ringkas mengenai segala sesuatu yang telah dikerjakannya selama suatu jangka
waktu tertentu. Dalam perintah/intruksinya harus jelas mengenai apa saja yang harus diuraikan
oleh pekerja yang dinilai, agar tidak menguraikan sesuatu yang tidak perlu, tidak ada
hubungannya sengan pekerjaan atau menyimpang dari maksud penilaian kinerja.
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja
atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses (Nurlaila, 2010:71).
Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu
yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan (Luthans,
2005:165).
Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang
ditetapkan (Dessler, 2000:41). Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas
yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan
(Mangkunagara, 2002:22).
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode
tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar
hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati
bersama (Rivai dan Basri, 2005:50).
Sedangkan Mathis dan Jackson (2006:65) menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa
yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan
yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja
masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.
Kinerja merupakan hasil kerja dari tingkah laku (Amstrong, 1999:15). Pengertian kinerja ini
mengaitkan antara hasil kerja dengan tingkah laku. Sebgai tingkah laku, kinerja merupakan
aktivitas manusia yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan
kepadanya.
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut
efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil
yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien.
Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien
(Prawirosentono, 1999:27).
b. Otoritas (wewenang)
Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal
yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu
kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya (Prawirosentono, 1999:27). Perintah tersebut
mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi tersebut.
c. Disiplin
Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku (Prawirosentono, 1999:27). Jadi,
disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian
kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.
d. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk
merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
Karakteristik Kinerja Karyawan
Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut (Mangkunegara,
2002:68):
1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.
3. Memiliki tujuan yang realistis.
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya.
5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang
dilakukannya.
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam indikator, yaitu (Robbins,
2006:260):
1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang
dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.
2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah
unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang
dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu
yang tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,
teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit
dalam penggunaan sumber daya.
5. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat
menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana
karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan
terhadap kantor.
Daftar Pustaka