Anda di halaman 1dari 31

HUBUNGAN KANTOR

PUSAT DAN CABANG BAG


II
PERSOALAN-PERSOALAN KHUSUS

1
PERSOALAN-PERSOALAN KHUSUS
Masalah hubungan antara kantor pusat dan cabang-cabangnya:
•Pengiriman (transfer) uang antar cabang
•Pengiriman barang-barang antar cabang
•Barang-barang yang dikirimkan ke cabang dinota dengan harga diatas
harga pokoknya (cost) yaitu dengan tambahan % tertentu diatas harga
pokoknya atau dinota dengan harga penjualan eceran.

2
Pengiriman (transfer) Uang Antar Cabang
• Kegiatan kantor cabang biasanya terbatas pada transaksi dengan kantor
pusat dan dengan pihak luar. Akan tetapi, dalam kejadian tertentu kantor
pusat memberi perintah untuk mengirimkan aktiva tertentu dari cabang
yang satu ke cabang yang lain.
• Transaksi tersebut akan menimbulkan rekening resiprokal (timbal balik)
antara kantor pusat dan cabang yaitu kantor pusat dan kantor cabang
untuk menampung transaksi yang bersifat resiprokal ini kantor pusat
menggunakan nama rekening kantor cabang sebaliknya kantor cabang
menggunakan rekening kantor pusat.
• Rekening kantor cabang merupakan hak kantor pusat sedangkan
rekening kantor pusat merupakan kewajiban kantor cabang. Dalam
membuat laporan konsolidasi rekening resiprokal harus di eleminasi.

3
Pengiriman (transfer) uang antar cabang
Contoh:
Suatu perusahaan yang berkantor pusat di Pekanbaru memerintahkan kepada
cabang Dumai untuk mengirimkan uang sebesar Rp. 100.000.000 kepada
cabang Duri.
Sesuai dengan uraian tersebut diatas, maka pencatatan yang di perlukan oleh
masing – masing pihak yang terlihat dalam transaksi ini adalah sebagai berikut:
Buku – Buku Kantor Pusat:
(D): R/K Kantor Cabang Duri 100.000.000
(K): R/K Kantor Cabang Dumai 100.000.000
Cabang Dumai:
(D): R/K Kantor Pusat 100.000.000
(K): Kas 100.000.000
Cabang Duri:
(D): Kas 100.000.000
(K): R/K Kantor Pusat 100.000.000

4
Pengiriman Barang Antar Cabang
• Pengiriman barang dagangan antar cabang di tetapkan
melalui penggunaan perkiraan kantor pusat dan bukan
lewat penggunaan perkiraan khusus dengan cabang.
Dalam kasus pengiriman barang dagangan antar cabang
timbul masalah khusus menyangkut biaya pengiriman.
• Cabang layak di bebani dengan biaya pengangkutan atas
barang yang di terimanya. Untuk menetapkan harga
pokok persediaan barang dagangan pada akhir periode
biaya pengangkutan layak di tetapkan sebagai bagian
dari harga pokok persediaan akhir barang dagangan ini.

5
Pengiriman Barang Antar Cabang
Apabila terjadi pengiriman barang – barang untuk cabang atas
perintah kantor pusat maka perlakuan terhadap ongkos angkut
( pengiriman ) diatur sebagai berikut :
1.Ongkos pengangkutan barang – barang dari cabang tertentu ke
cabang yang lain itu di bayar lebih dulu oleh cabang yang mengirim
dan nantinya akan di perhitungkan sebagai beban kantor pusat.
2.Pembebanan ongkos angkut untuk cabang yang menerima barang –
barang kiriman itu di perhitungkan sesuai dengan ongkos angkut
apabila kantor pusat mengirimkan langsung kepada cabang penerima.
3.Dalam buku – buku kantor pusat selisih yang terjadi dalam
perhitungan pembebanan ongkos angkut antar cabang itu di
perlakukan sebagai “selisih ongkos angkut barang – barang antar
cabang”

6
Pengiriman Barang Antar Cabang
Contoh:
PT Andika Bersaudara di Pekanbaru mengirimkan sejumlah barang ke cabang di
Dumai seharga Rp. 500.000. Ongkos angkut barang tersebut dari Pekanbaru ke
Dumai adalah Rp. 25.000.
Beberapa hari kemudian oleh karena ada perubahan kebijaksanaan, kantor pusat
memerintahkan kepada cabang Dumai, agar barang – barang yang baru di terima
itu di kirimkan ke cabang Duri seluruhnya. Cabang Dumai melaksanakan perintah
tersebut dan membayar ongkos angkut sebesar Rp. 60.000.
Apabila kantor pusat langsung mengirimkan barang – barang tersebut dari
Pekanbaru ke Duri hanya memerlukan ongkos angkut Rp. 70.000.
Di dalam laporan keuangan kantor pusat secara individual saldo rekening “selisih
ongkos angkut barang antar cabang” dapat di cantumkan sebagai pengurangan
dari pada Rugi Laba cabang penerima yang terakhir.
Akan tetapi dalam laporan keuangan gabungan ( Perhitungan Rugi Laba
Gabungan), saldo “Selisih ongkos angkut barang – barang antar cabang” tersebut
dapat di cantumkan atau di catat sebagai bagian dari Harga Pokok yang di jual,
biaya penjualan, atau pun biaya administrasi & umum”. Masalah alokasi
pembebanan ini tergantung kepada bagian yang bertanggung jawab atas transfer
barang – barang tersebut.

7
Pencatatan Buku Pada Kantor Pusat
Transaksi – Transaksi:
(1)Pengiriman barang – barang ke cabang Dumai, dengan harga pokok sebesar Rp. 500.000 dan ongkos angkut Rp. 25.000
telah di bayar.
Jurnal:
(D) R/K Kantor Cabang Dumai Rp. 525.000
(K) Pengiriman barang – barang ke Cabang Dumai Rp. 500.000
(K) Kas Rp. 25.000
(2) Kantor pusat memerintahkan kepada cabang Dumai agar barang – barang yang baru di terimanya seharga Rp. 500.000 di
kirimkan ke cabang Duri.

(D) Pengiriman Barang ke Cabang Dumai Rp. 500.000,00

(K) Pengiriman Barang ke Cabang Duri Rp. 500.000,00

(D) R/K Kantor Cabang Duri Rp. 570.000,00*

(D) Selisih ongkos angkut barang barang

antar cabang Rp. 15.000,00**

(K) Kantor Cabang Dumai (K) Rp. 585.000,00***

Catatan:

•Rp. 500.000 + Rp. 70.000 = Rp. 570.000

• ** (Rp. 25.000 + Rp. 60.000) – Rp. 70.000 = Rp. 15.000

•*** Rp. 525.000 + Rp. 60.000 = Rp 585.000

8
Pencatatan Pada Buku Cabang Dumai
Transaksi – Transaksi Jurnal
1)Penerimaan barang – barang dari kantor pusat seharga Rp. 500.000 dengan
ongkos angkut Rp. 25.000
Jurnal:
(D): Pengiriman barang dari KP Rp. 500.000
(D): Ongkos angkut barang masuk (Freight in) Rp. 25.000
(K): R/K Kantor Pusat Rp. 525.000
2)Pengiriman barang – barang ke cabang Duri atas perintah kantor pusat. Barang –
barang yang di kirim seharga Rp. 500.000 dengan ongkos angkut ke Duri sebesar
Rp. 60.000,00
Jurnal:
(D) R/K Kantor Pusat Rp. 585.000,00
(K) Pengiriman barang – barang dari Kantor Pusat Rp. 500.000
(K) Ongkos angkut barang masuk Rp. 25.000
(K) Kas Rp. 60.000

9
Pencatatan Pada Buku Cabang Duri
Transaksi – Transaksi Jurnal

(1)Penerimaan barang- barang dari cabang Dumai atas perintah kantor pusat
seharga Rp. 500.000 dan ongkos angkut normal Pekanbaru – Duri Rp. 70.000

Jurnal:

(D) Pengiriman barang dari kantor pusat Rp. 500.000

(D) Ongkos angkut barang masuk Rp. 70.000

(K) R/K Kantor Pusat Rp. 570.000

10
Pembuatan Faktur dengan Angka Diatas Harga Pokok
• Jika pembuatan faktur kepada cabang di lakukan dengan angka yang melebihi
harga pokok maka laba yang di tetapkan oleh cabang akan lebih kecil dari pada
laba aktualnya persediaan yang di laporkan oleh cabang dengan angka fakturnya
akan melebihi harga pokok.
• Pengiriman barang dagangan tersebut di catat oleh masing – masing pihak
sebagai berikut :
Pencatatan oleh Kantor Pusat
Jurnal :
(D) Rekening koran kantor cabang xxx
(K) Pengiriman barang ke kantor cabang xxx
(K) Cadangan kelebihan harga xxx
Pencatatan oleh Kantor Cabang
Jurnal :
(D) Pengiriman barang dari kantor pusat xxx
(K) Rekening koran kantor pusat xxx

11
Pembuatan Faktur dengan Angka Diatas Harga Pokok
1. Apabila cabang menjual barang yang di peroleh dari kantor pusat
dan menetapkan laba sebesar selisih antara harga faktur fiktif dan
harga jual maka selisih antara harga pokok dan harga faktur di
laporkan oleh kantor pusat dalam perkiraan laba yang tidak di
realisasi dan selisih ini layak di tetapkan sebagai laba.
2. Pada waktu itu perkiraan laba yang tidak di realisasi di kurangi
sampai mencapai saldo yang sama besarnya dengan laba aktual
yang tidak di realisasi dalam persediaan cabang dan jumlah
pengurangan ini di tambahkan pada laba yang di laporkan oleh
cabang.

12
Pembuatan Faktur dengan Harga Jual Eceran
1. Kantor Pusat dapat memfaktur cabang untuk barang dagangan yang di
kirimkan ke cabang dengan harga jual eceran dengan tujuan untuk
merahasiakan dari pemimpin kantor cabang informasi mengenai
pendapatan cabang tetapi juga untuk pengendalian yang lebih efektif atas
barang dagangan yang di tangani oleh cabang.

2. Tujuan pokok dari penentuan harga untuk cabang dengan harga – harga
penjualan eceran antara lain adalah :
a. Untuk lebih memperketat kontrol dan mendapatkan informasi yang lengkap tentang
hasil – hasil operasi cabang
b. Oleh karena harga jual eceran telah di tetapkan maka apabila ada laporan penjualan
dari cabang dapat segera di perkirakan saldo persediaan yang ada di cabang tanpa
menunggu sampai dengan laporan tentang persediaan itu di buat

13
Pembuatan Faktur dengan Harga Jual Eceran
Contoh:

Barang – barang yang harga pokoknya (cost) Rp. 500.000 di kirimkan oleh kantor pusat kepada
cabangnya dengan harga setelah dinaikan 25% dari harga pokok atau sejumlah Rp. 625.000.

Pencatatan pada buku-buku kantor pusat dan cabang akan tampak sebagai berikut :

Transaksi:

Pengiriman barang – barang ke cabang harga pokok Rp. 500.000 di nota seharga Rp. 625.000

Jurnal pada Buku Kantor Pusat:

(D): R/K Kantor Cabang (D) Rp. 625.000

(K): Pengiriman barang – barang ke kantor

cabang Rp. 500.000

(K) Cadangan kenaikan harga barang


– barang cabang Rp. 125.000

Jurnal pada Buku Kantor Cabang:

(D) Pengiriman barang – barang dari kantor pusat Rp. 625.000

(K) R/K kantor pusat Rp. 625.000

14
Pembuatan Faktur dengan Harga Jual Eceran
• Apabila barang telah laku di jual oleh cabang maka laba yang di akui
oleh kantor pusat di samping selisih antara harga jual cabang dengan
harga nota juga di perhitungkan cadangan kenaikan harga yang ada.
Sesuai dengan jumlah yang terjual menurut laporan dari cabang
yang bersangkutan.
• Biasanya perhitungan untuk mengurangi “cadangan kenaikan harga
barang – barang cabang” di lakukan pada akhir periode.
• Rekening cadangan kenaikan harga barang – barang cabang ini di
kurangi proporsional dengan jumlah yang terjual sehingga saldonya
menjadi sejajar dengan tambahan atau kenaikan harga di atas
persediaan yang masih ada di cabang.

15
Pembuatan Faktur dengan Harga Jual Eceran
Contoh:
Pengiriman barang seperti contoh sebelumnya dari harga pokok
sebesar Rp. 500.000 dengan harga nota untuk cabang Rp. 625.000.
Pada akhir periode kantor cabang melaporkan bahwa persedian
barang yang ada seharga Rp. 400.000. Sedang laporan perhitungan
rugi laba cabang menunjukan laba bersih Rp. 50.000.
Pencatatan pada buku – buku kantor pusat dan cabang akan tampak
sebagai berikut :

16
Pembuatan Faktur dengan Harga Jual Eceran
Transaksi – Transaksi

1)Laporan perhitungan rugi laba menunjukkan laba bersih Rp. 50.000

Jurnal Buku Kantor Pusat:

(D) R/K kantor cabang Rp. 50.000

(K) Rugi & laba kantor cabang Rp.50.000

Jurnal Buku Kantor Cabang:

(D) Rugi laba Rp.50.000

(K) R/K kantor pusat Rp.50.000

2)Penyesuaian saldo cadangan kenaikan barang – barang cabang dengan saldo persediaan barang – barang di kantor cabang dan koreksi terhadap laba
cabang

Jurnal Buku Kantor Pusat:

(D) Cadangan kenaikan harga barang harga

barang – barang cadangan Rp.45.000

(K) Rugi laba kantor cabang Rp.45.000

1)Menutup rugi laba cabang ke rugi laba umum

Jurnal Buku Kantor Pusat:

(D) Rugi laba kantor cabang Rp.95.000

(K) Rugi laba Rp.95.000

17
Pembuatan Faktur dengan Harga Jual Eceran
• Dari jurnal – jurnal tersebut dan berdasarkan laporan dari cabang barang –
barang yang terjual adalah sebesar Rp. 225.000 (Rp. 625.000,00 – Rp.
400.000,00).

• Barang seharga Rp. 225.000 ini adalah berdasarkan harga nota dari kantor
pusat setelah di tambah kenaikan harga sebesar 25%. Jadi harga pokok
sebenarnya dari jumlah tersebut adalah :

100/125 x Rp. 225.000 = Rp. 180.000

• Dengan demikian maka kenaikan harga untuk barang – barang yang telah
terjual oleh cabang adalah sebesar Rp. 45.000 (Rp. 225.000 – Rp. 180.000).

• ‘Oleh karena itu rekening “rugi laba cabang” di koreksi dengan di tambah
(kredit) sejumlah Rp. 45.000. Saldo rekening cadangan kenaikan harga
barang – barang cabang pada akhir periode tinggal yaitu Rp. 80.000 (Rp.
125.000 – Rp. 45.000).

18
Pembuatan Faktur dengan Harga Jual Eceran
• Jumlah ini akan proporsional dengan saldo persediaan di cabang yang
berjumlah sebesar Rp. 400.000 dimana di dalamnya terkandung kenaikan
harga sebesar 25% dari harga pokoknya

• Didalam perkembangan selanjutnya apabila cabang di perkenankan untuk


membeli barang – barang sendiri dari pihak ketiga dan untuk kemudian di
jualnya sendiri maka dalam laporan yang di sampaikan ke kantor pusat harus
di pisahkan antara persediaan yang berasal dari pembelian sendiri dengan
persediaan yang berasal dari pengiriman oleh pusat.

• Persediaan barang yang di beli sendiri oleh cabang di catat dengan harga
belinya (At cost) sedang barang – barang dari kantor pusat di catat dengan
harga nota yang di tetapkan

19
Apabila Barang-Barang Cabang Di Nota Diatas Harga Pokok
• Penyusunan laporan keuangan gabungan untuk barang
yang di kirimkan antar cabang di catat dengan harga
pokoknya (at cost) relatif lebih mudah.
• Apabila barang – barang untuk cabang di nota dengan
harga yang berbeda dari harga pokoknya maka akan
timbul persoalan – persoalan khusus di dalam
penyusunan laporan keuangan gabungan.

20
Apabila Barang-Barang Cabang Di Nota Diatas Harga Pokok
Persoalan – persoalan khusus yang perlu di perhatikan antara lain :
•Persediaan akhir barang – barang pada neraca kantor cabang yang
nilainya berbeda dari harga pokok sebenarnya harus di nyatakan
kembali dalam nilai harga pokok semula agar memungkinkan
penyusunan neraca gabungan.
•Persediaan awal dan akhir barang – barang pada laporan perhitungan
rugi laba cabang harus di nyatakan kembali dalam harga pokok yang
sebenarnya.
•Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan gabungan
biasanya daftar lajur (working papres) di buat atas dasar data neraca
sisa dari pusat dan cabangnya

21
Apabila Barang-Barang Cabang Di Nota Diatas Harga Pokok

Contoh:
Martin Company di Dumai mempunyai sebuah cabang di Pekanbaru.
Terhadap barang – barang yang di kirim ke cabangnya Martin
Company membebankan harga barang – barang tersebut dengan
125% dari harga pokoknya. Di samping menerima barang – barang
dari kantor pusat cabang Pekanbaru di beri kebebasan pula untuk
membeli barang lokal yang di perlukan.

22
Apabila Barang-Barang Cabang Di Nota Diatas Harga Pokok

23
Apabila Barang-Barang Cabang Di Nota Diatas Harga Pokok
Di ketahui bahwa pada tanggal 31 Desember 2017 persediaan barang yang
ada pada masing – masing pihak ialah :  

Kantor Pusat Kantor Cabang


Dumai Pekanbaru
Harga pokok (di beli dari luar) Rp 320.000 Rp 40.000

Harga nota (di kirim dari pusat) Rp 80.000

Jumlah Rp 320.000 Rp 120.000

24
Apabila Barang-Barang Cabang Di Nota Diatas Harga Pokok

25
Penjelasan (Untuk Penyesuaian Dan Eliminasi)
1. Rekening – rekening neraca yang sifatnya timbal balik (reciprocal) di
eliminasi dengan jurnal :

(D): R/K Kantor Pusat Rp. 434.000

(K): R/K Kantor Cabang Pekanbaru Rp. 434.000

2. Saldo rekening rugi laba yang sifatnya timbal balik antara kantor pusat dan
cabang di eliminasi dengan jurnal :

(D): Pengiriman barang – barang ke cabang PKU Rp. 192.000

(D) Cadangan kenaikan harga barang –

barang cabang (25%) Rp. 48.000

(K): Pengiriman barang – barang dari kantor pusat Rp. 240.000

26
Penjelasan (Untuk Penyesuaian Dan Eliminasi)
3. Saldo awal rekening “cadangan kenaikan harga barang – barang cabang” pada
1/1/2017 adalah sebesar Rp. 20.000. Kenaikan ini di perhitungkan atas saldo
awal persediaan barang – barang yang masih ada di cabang Pekanbaru.
Oleh karena itu saldo kenaikan harga ini harus di eliminasi dengan jurnal :
(D): Cadangan kenaikan harga barang –
barang cabang Rp. 20.000
(K): Persediaan barang-barang 1/1/2017 Rp. 20.000
4. Persediaan akhir barang – barang yang ada di cabang yang asalnya dari kantor
pusat, baik untuk kepentingan perhitungan rugi laba maupun neraca cabang
masih mengandung unsur kenaikan harga sebesar 25%. Barang – barang dari
kantor pusat yang ada di cabang adalah sebesar harga nota Rp. 80.000.
Berhubung dengan itu unsur kenaikan harus di eliminasi dengan jurnal:
(D): Persediaan barang – barang (L-R 31/12/2017) Rp. 16.000
(K): Persediaan barang – barang (Neraca 31/12/2017) Rp. 16.000
(25/125 x 80.000 = 16.000)

27
Penjelasan (Untuk Penyesuaian Dan Eliminasi)
Tentang proses penutupan buku – buku baik di cabang
dan di kantor pusat untuk mengikhtisarkan rekening rugi
laba serta pemindahannya ke rekening kantor pusat
maupun laba yang di tahan di lakukan seperti biasa.
Adapun laporan perhitungan rugi laba gabungan, laporan
laba yang di tahan, dan neraca gabungan yang di susun
dari daftar lajur tersebut adalah sebagai berikut :

28
Penjelasan (Untuk Penyesuaian Dan Eliminasi)

29
Penjelasan (Untuk Penyesuaian Dan Eliminasi)

30
NEXT EPISOD

SURTIKANTI, S.E., M.Si 31

Anda mungkin juga menyukai