Anda di halaman 1dari 29

HUBUNGAN KANTOR PUSAT

DAN CABANG – MASALAH


KHUSUS
AKADEMI AKUNTANSI RIAU
KOTA DUMAI

DIAN WAHYU KARTIKA CANIAGO,


A.Md
Masalah Khusus
Masalah di dalam hubungan kantor pusat
dengan
kantor cabang yaitu :

Pengiriman (transfer) uang kas antar cabang


Pengiriman barang dagangan antar cabang
Barang – barang yang dikirimkan ke cabang
di nota dengan harga di atas harga
pokoknya (cost) yaitu dengan tambahan %
tertentu di atas harga pokoknya, atau di
nota dengan harga penjualan eceran.
Pengiriman (Transfer) Uang
Kas Antar Cabang
 Kegiatan kantor cabang biasanya terbatas pada
transaksi dengan kantor pusat dan dengan pihak luar.
Akan tetapi, dalam kejadian tertentu kantor pusat
memberi perintah untuk mengirimkan aktiva tertentu
dari cabang yang satu ke cabang yang lain.
 Transaksi tersebut akan menimbulkan rekening
resiprokal (timbal balik) antara kantor pusat dan cabang
yaitu kantor pusat dan kantor cabang untuk menampung
transaksi yang bersifat resiprokal ini kantor pusat
menggunakan nama rekening kantor cabang sebaliknya
kantor cabang menggunakan rekening kantor pusat.
 Rekening kantor cabang merupakan hak kantor pusat
sedangkan rekening kantor pusat merupakan kewajiban
kantor cabang. Dalam membuat laporan konsolidasi
rekening resiprokal harus di eleminasi.
Example ..
☻ Suatu perusahaan yang berkantor pusat di
Pekanbaru memerintahkan kepada cabang
Dumai untuk mengirimkan uang sebesar Rp.
100.000.000 kepada cabang Duri.
☻ Sesuai dengan uraian tersebut diatas, maka
pencatatan yang di perlukan oleh masing –
masing
Buku pihak yang
– Buku Kantor terlihat dalam
Cabang Dumai
transaksi
Cabang Duri
ini Pusat
adalah sebagai berkut :
R/K Kantor R/K Kantor Kas (D)
Cabang Duri (D) Pusat (D) 100.000.000
100.000.000 100.000.000 R/K Kantor
R/K Kantor Kas (K) Pusat (K)
Cabang Dumai (K) 100.000.000 100.000.000
100.000.000
Pengiriman Barang
Dagangan Antar Cabang
¤ Pengiriman barang dagangan antar cabang di
tetapkan melalui penggunaan perkiraan kantor pusat
dan bukan lewat penggunaan perkiraan khusus
dengan cabang . Dalam kasus pengiriman barang
dagangan antar cabang timbul masalah khusus
menyangkut biaya pengiriman.

¤ Cabang layak di bebani dengan biaya pengangkutan


atas barang yang di terimanya . Untuk menetapkan
harga pokok persediaan barang dagangan pada akhir
periode biaya pengangkutan layak di tetapkan
sebagai bagian dari harga pokok persediaan akhir
barang dagangan ini.
Lanjutan ..
¤ Apabila terjadi pengiriman barang – barang untuk cabang
atas perintah kantor pusat maka perlakuan terhadap
ongkos angkut ( pengiriman ) diatur sebagai berikut :
1. Ongkos pengangkutan barang – barang dari cabang
tertentu ke cabang yang lain itu di bayar lebih dulu
oleh cabang yang mengirim dan nantinya akan di
perhitungkan sebagai beban kantor pusat.
2. Pembebanan ongkos angkut untuk cabang yang
menerima barang – barang kiriman itu di perhitungkan
sesuai dengan ongkos angkut apabila kantor pusat
mengirimkan langsung kepada cabang penerima.
3. Dalam buku – buku kantor pusat selisih yang terjadi
dalam perhitungan pembebanan ongkos angkut antar
cabang itu di perlakukan sebagai “selisih ongkos
angkut barang – barang antar cabang”.
Example ..
 PT Andika Bersaudara di Pekanbaru mengirimkan sejumlah barang ke
cabang di Dumai seharga Rp. 500.000. Ongkos angkut barang tersebut
dari Pekanbaru ke Dumai adalah Rp. 25.000.
 Beberapa hari kemudian oleh karena ada perubahan kebijaksanaan,
kantor pusat memerintahkan kepada cabang Dumai, agar barang –
barang yang baru di terima itu di kirimkan ke cabang Duri seluruhnya.
Cabang Dumai melaksanakan perintah tersebut dan membayar ongkos
angkut sebesar Rp. 60.000.
 Apabila kantor pusat langsung mengirimkan barang – barang tersebut
dari Pekanbaru ke Duri hanya memerlukan ongkos angkut Rp. 70.000.
 Di dalam laporan keuangan kantor pusat secara individual saldo
rekening “selisih ongkos angkut barang antar cabang” dapat di
cantumkan sebagai pengurangan dari pada Rugi Laba cabang
penerima yang terakhir.
 Akan tetapi dalam laporan keuangan gabungan ( Perhitungan Rugi
Laba Gabungan), saldo “Selisih ongkos angkut barang – barang antar
cabang” tersebut dapat di cantumkan atau di catat sebagai bagian dari
Harga Pokok yang di jual, biaya penjualan, atau pun biaya administrasi
& umum”. Masalah alokasi pembebanan ini tergantung kepada bagian
yang bertanggung jawab atas transfer barang – barang tersebut.
Pencatatan Pada Buku – Buku Kantor
Pusat
Transaksi – Transaksi Jurnal
(1) Pengiriman barang – R/K Kantor Cabang Dumai (D) Rp.
barang ke cabang 525.000
Dumai, dengan harga Pengiriman barang – barang ke
pokok sebesar Rp. Cabang Dumai (K) Rp.
500.000 dan ongkos 500.000
angkut Rp. 25.000 telah Kas (K) Rp.
di bayar. 25.000
(2) Kantor pusat (a) Pengiriman Barang ke Cabang
memerintahkan kepada Dumai (D) Rp.
cabang Dumai agar 500.000,00
barang – barang yang Pengiriman Barang ke Cabang
baru di terimanya Duri (K) Rp.
seharga Rp. 500.000 di 500.000,00
kirimkan ke cabang Duri.
(b) R/K Kantor Cabang Duri (D) Rp.
* Rp. 500.000 + Rp. 70.000 = Rp. 570.000
570.000,00*
Selisih ongkos angkut barang
** (Rp. 25.000 + Rp. 60.000) – Rp. 70.000 = Rp. 15.000
barang antar cabang (D) Rp.
*** Rp. 525.000 + Rp. 15.000,00**
60.000 = Rp 585.000
Pencatatan Pada Buku –
Buku Cabang Dumai
Transaksi – Transaksi Jurnal
(1) Penerimaan barang Pengiriman barang dari KP (D) Rp.
– barang dari kantor 500.000
pusat seharga Rp. Ongkos angkut barang masuk
500.000 dengan (Freight in) (D) Rp.
ongkos angkut Rp. 25.000
25.000 R/K Kantor Pusat (K) Rp.
525.000
(2) Pengiriman barang R/K Kantor Pusat (D) Rp.
– barang ke cabang 585.000,00
Duri atas perintah Pengiriman barang – barang dari
kantor pusat. Barang – Kantor Pusat (K)
barang yang di kirim Rp. 500.000
seharga Rp. 500.000 Ongkos angkut barang masuk (K)
Pencatatan Pada Buku –
Buku Cabang Duri

Transaksi – Transaksi Jurnal


(1) Penerimaan Pengiriman barang dari kantor pusat (D)
barang-barang dari Rp. 500.000
cabang Dumai atas Ongkos angkut barang masuk (D)
perintah kantor pusat Rp. 70.000
seharga Rp. 500.000 R/K Kantor Pusat (K) Rp.
dan ongkos angkut 570.000
normal Pekanbaru –
Duri Rp. 70.000
Pembuatan Faktur Dengan
Angka Di Atas Harga Pokok
 Jika pembuatan faktur kepada cabang di lakukan dengan
angka yang melebihi harga pokok maka laba yang di
tetapkan oleh cabang akan lebih kecil dari pada laba
aktualnya persediaan yang di laporkan oleh cabang dengan
angka fakturnya akan melebihi harga pokok.
 Pengiriman barang dagangan tersebut di catat oleh masing –
masing pihak sebagai berikut :
Pencatatan oleh Kantor Pusat
Jurnal :
Rekening koran kantor cabang (D) xxx
Pengiriman barang ke kantor cabang (K) xxx
Cadangan kelebihan harga (K) xxx
Pencatatan oleh Kantor Cabang
Jurnal :
Pengiriman barang dari kantor pusat (D) xxx
Rekening koran kantor pusat (K) xxx
Lanjutan ..
 Apabila cabang menjual barang yang di peroleh
dari kantor pusat dan menetapkan laba sebesar
selisih antara harga faktur fiktif dan harga jual
maka selisih antara harga pokok dan harga faktur
di laporkan oleh kantor pusat dalam perkiraan laba
yang tidak di realisasi dan selisih ini layak di
tetapkan sebagai laba.

 Pada waktu itu perkiraan laba yang tidak di


realisasi di kurangi sampai mencapai saldo yang
sama besarnya dengan laba aktual yang tidak di
realisasi dalam persediaan cabang dan jumlah
pengurangan ini di tambahkan pada laba yang di
laporkan oleh cabang.
Pembuatan Faktur Dengan
Harga Jual Eceran
 Kantor Pusat dapat memfaktur cabang untuk barang dagangan
yang di kirimkan ke cabang dengan harga jual eceran dengan
tujuan untuk merahasiakan dari pemimpin kantor cabang
informasi mengenai pendapatan cabang tetapi juga untuk
pengendalian yang lebih efektif atas barang dagangan yang di
tangani oleh cabang.
 Tujuan pokok dari penentuan harga untuk cabang dengan
harga – harga penjualan eceran antara lain adalah :
 Untuk lebih memperketat kontrol dan mendapatkan
informasi yang lengkap tentang hasil – hasil operasi cabang
 Oleh karena harga jual eceran telah di tetapkan maka
apabila ada laporan penjualan dari cabang dapat segera di
perkirakan saldo persediaan yang ada di cabang tanpa
menunggu sampai dengan laporan tentang persediaan itu
di buat
Example ..
 Barang – barang yang harga pokoknya (cost)
Rp. 500.000 di kirimkan oleh kantor pusat
kepada cabangnya dengan harga setelah
dinaikan 25% dari harga pokok atau
sejumlah Rp. 625.000.
 Pencatatan pada buku-buku kantor pusat
dan cabang akan tampak sebagai
Bukuberikut :
– buku Kantor
Transaksi Buku – buku Kantor Pusat
Cabang
Pengiriman R/K Kantor Cabang (D) Pengiriman barang –
barang – barang Rp. 625.000 barang dari kantor
ke cabang harga Pengiriman barang – pusat (D) Rp.
pokok Rp. barang 625.000
500.000 di nota ke kantor cabang (K) R/K kantor
seharga Rp. Rp. 500.000 pusat (K) Rp.
625.000 Cadangan kenaikan 625.000
harga barang – barang
cabang (K) Rp.
Lanjutan ..
 Apabila barang telah laku di jual oleh cabang maka
laba yang di akui oleh kantor pusat di samping selisih
antara harga jual cabang dengan harga nota juga di
perhitungkan cadangan kenaikan harga yang ada.
Sesuai dengan jumlah yang terjual menurut laporan
dari cabang yang bersangkutan.

 Biasanya perhitungan untuk mengurangi “cadangan


kenaikan harga barang – barang cabang” di lakukan
pada akhir periode.

 Rekening cadangan kenaikan harga barang – barang


cabang ini di kurangi proporsional dengan jumlah
yang terjual sehingga saldonya menjadi sejajar
dengan tambahan atau kenaikan harga di atas
persediaan yang masih ada di cabang.
Example ..
 Pengiriman barang seperti contoh
sebelumnya dari harga pokok sebesar Rp.
500.000 dengan harga nota untuk cabang
Rp. 625.000. Pada akhir periode kantor
cabang melaporkan bahwa persedian
barang yang ada seharga Rp. 400.000.
Sedang laporan perhitungan rugi laba
cabang menunjukan laba bersih Rp. 50.000.

 Pencatatan pada buku – buku kantor pusat


dan cabang akan tampak sebagai berikut :
Lanjutan ..
Transaksi – Buku – Buku Kantor Buku – Buku Kantor
Transaksi Pusat Cabang
1) Laporan R/K kantor cabang (D) Rugi laba (D)
perhitungan rugi Rp. 50.000 Rp.50.000
laba menunjukkan Rugi & laba kantor R/K kantor
laba bersih Rp. cabang (K) pusat (K)
50.000 Rp.50.000 Rp.50.000
2) Penyesuaian Cadangan kenaikan
saldo cadangan harga barang harga
kenaikan barang – barang – barang
barang cabang cadangan (D)
dengan saldo Rp.45.000
persediaan barang Rugi laba kantor
– barang di kantor cabang (K)
cabang dan koreksi Rp.45.000
terhadap laba
cabang
3) Menutup rugi Rugi laba kantor cabang
laba cabang ke rugi (D) Rp.95.000
Lanjutan ..
 Dari jurnal – jurnal tersebut dan berdasarkan laporan dari
cabang barang – barang yang terjual adalah sebesar Rp.
225.000 (Rp. 625.000,00 – Rp. 400.000,00).
 Barang seharga Rp. 225.000 ini adalah berdasarkan harga
nota dari kantor pusat setelah di tambah kenaikan harga
sebesar 25%. Jadi harga pokok sebenarnya dari jumlah
tersebut adalah :
100/125 x Rp. 225.000 = Rp. 180.000
 Dengan demikian maka kenaikan harga untuk barang –
barang yang telah terjual oleh cabang adalah sebesar Rp.
45.000 (Rp. 225.000 – Rp. 180.000).
 Oleh karena itu rekening “rugi laba cabang” di koreksi
dengan di tambah (kredit) sejumlah Rp. 45.000. Saldo
rekening cadangan kenaikan harga barang – barang
cabang pada akhir periode tinggal yaitu Rp. 80.000 (Rp.
125.000 – Rp. 45.000).
Lanjutan ..
 Jumlah ini akan proporsional dengan saldo persediaan
di cabang yang berjumlah sebesar Rp. 400.000 dimana
di dalamnya terkandung kenaikan harga sebesar 25%
dari harga pokoknya.
 Didalam perkembangan selanjutnya apabila cabang di
perkenankan untuk membeli barang – barang sendiri
dari pihak ketiga dan untuk kemudian di jualnya sendiri
maka dalam laporan yang di sampaikan ke kantor
pusat harus di pisahkan antara persediaan yang
berasal dari pembelian sendiri dengan persediaan yang
berasal dari pengiriman oleh pusat.
 Persediaan barang yang di beli sendiri oleh cabang di
catat dengan harga belinya (At cost) sedang barang –
barang dari kantor pusat di catat dengan harga nota
yang di tetapkan.
Laporan Keuangan Gabungan
Apabila Barang – Barang
Cabang Di Nota Di Atas Harga
Pokok
 Penyusunan laporan keuangan gabungan untuk
barang yang di kirimkan antar cabang di catat
dengan harga pokoknya (at cost) relatif lebih
mudah.

 Apabila barang – barang untuk cabang di nota


dengan harga yang berbeda dari harga
pokoknya maka akan timbul persoalan –
persoalan khusus di dalam penyusunan laporan
keuangan gabungan.
Lanjutan ..
Persoalan – persoalan khusus yang perlu di perhatikan
antara
lain :
☻Persediaan akhir barang – barang pada neraca kantor
cabang yang nilainya berbeda dari harga pokok
sebenarnya harus di nyatakan kembali dalam nilai
harga pokok semula agar memungkinkan penyusunan
neraca gabungan.
☻Persediaan awal dan akhir barang – barang pada
laporan perhitungan rugi laba cabang harus di nyatakan
kembali dalam harga pokok yang sebenarnya.
☻Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan
gabungan biasanya daftar lajur (working papres) di buat
atas dasar data neraca sisa dari pusat dan cabangnya.
Example ..

Martin Company di Dumai mempunyai


sebuah cabang di Pekanbaru. Terhadap
barang – barang yang di kirim ke
cabangnya Martin Company
membebankan harga barang – barang
tersebut dengan 125% dari harga
pokoknya. Di samping menerima barang
– barang dari kantor pusat cabang
Pekanbaru di beri kebebasan pula untuk
membeli barang lokal yang di perlukan.
Martin Company
Neraca Sisa Periode 31 Desember 2017
Kantor Cabang
  Kantor Pusat Dumai Pekanbaru
Debit :    
Rp Rp
Kas 352.000 189.000
Rp Rp
Piutang dagang 280.000 150.000
Rp Rp
Persediaan barang 1 Januari 2017 400.000 180.000
Rp Rp
Aktiva tetap 120.000 90.000
Rp
R/K kantor cabang Pekanbaru 434.000 -
Rp Rp
Pembelian 880.000 100.000
Rp
Pengiriman barang dari kantor pusat Dumai - 240.000
Rp Rp
Macam – macam biaya usaha 200.000 80.000
Rp
Deviden yang di bagi 80.000 -
Rp Rp
Jumlah 2.746.000 1.029.000
Kredit :    
Cadangan kenaikan harga barang – barang Rp
cabang 68.000 -
Rp Rp
Depresiasi aktiva tetap 60.000 45.000
Rp Rp
Hutang dagang 280.000 50.000
Pengiriman barang – barang ke cabang Rp
Lanjutan ..
Di ketahui bahwa pada tanggal 31 Desember 2017 persediaan
barang yang ada pada masing – masing pihak ialah :

Kantor Pusat Kantor Cabang


 
Dumai Pekanbaru
Harga pokok (di beli dari Rp Rp
luar) 320.000 40.000
Harga nota (di kirim dari Rp
pusat) - 80.000
Rp Rp
Jumlah 320.000 120.000
Martin Company
Daftar Lajur Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Cabang
per 31 Desember 2017
(dalam ribuan rupiah)
Penyesuaian &
Kantor Kantor Rugi Laba Gabungan Laba yang di tahan Neraca Gabungan
Eliminasi
Pusat Cabang
  D K D K D K D K
Debet :                    
Kas 352 189 - - - - - - 541 -
Piutang 280 150 - - - - - - 430 -
Persediaan Brng Dgng 1/1/2017 400 180 - 20 *3 560 - - - - -
Aktiva tetap 120 90 - - - - - - 210 -
R/K kantor cabang Pekanbaru 434 - - 434 *1 - - - - - -
Pembelian 880 100 - - 980 - - - - -
Pengiriman brg dr kntr pusat - 240 - 240 *2 - - - - - -
Macam – macam biaya usaha 200 80 - - 280 - - - - -
Deviden yang di bagi 80 - - - - - 80 - - -
  2746 1029                
Persediaan brg - brg 31/12/2017                    
(neraca) 320 120 - 16 *4 - - - - 434 -
Kredit :                    
48 *2
Cadangan kenaikan hrg brg cab - - - - - - -
68 - 20 *3
Akm. Depr. Aktiva tetap 60 45 - - - - - - - 105
Hutang 280 50 - - - - - - - 330
R/K kantor pusat - 434 433 *1 - - - - - - -
Modal saham 800 - - - - - - - - 800
Laba yang ditahan 1/1/2017 146 - - - - - - 146 - -
Penjualan 1200 500 - - - 1700 - - - -
Pengiriman brng ke cab. Pekanbaru 192 - 192 *2 - - - - - - -
  2746 1029                
Persediaan brg-brg 31/12/2017                    
(laporan L/R) 320 120 16 *4 - - 424 - - - -
  710 710 1820 2124 80 146 1605 1235
Laba bersih di pindah ke Laba yang di tahan (RE)......................................... 304 - - 304 - -
  2124 2124        
Saldo laba yang di tahan di pindah ke neraca.............................................................................. 370 - - 370
              450 450 1605 1605
Penjelasan (Untuk Penyesuaian
Dan Eliminasi)
1) Rekening – rekening neraca yang sifatnya timbal balik
(reciprocal) di eliminasi dengan jurnal :
R/K Kantor Pusat Rp. 434.000
R/K Kantor Cabang Pekanbaru Rp.
434.000

2) Saldo rekening rugi laba yang sifatnya timbal balik antara


kantor pusat dan cabang di eliminasi dengan jurnal :
Pengiriman barang – barang ke cabang PKU Rp.
192.000
Cadangan kenaikan harga barang – barang cabang (25%)
Rp. 48.000
Pengiriman barang – barang dari kantor pusat Rp.
240.000
Lanjutan ..
3. Saldo awal rekening “cadangan kenaikan harga barang – barang
cabang” pada 1/1/2017 adalah sebesar Rp. 20.000. Kenaikan ini di
perhitungkan atas saldo awal persediaan barang – barang yang
masih ada di cabang Pekanbaru. Oleh karena itu saldo kenaikan
harga ini harus di eliminasi dengan jurnal :
Cadangan kenaikan harga barang – barang cabang Rp.
20.000
Persediaan barang-barang 1/1/2017 Rp.
20.000

4. Persediaan akhir barang – barang yang ada di cabang yang asalnya


dari kantor pusat, baik untuk kepentingan perhitungan rugi laba
maupun neraca cabang masih mengandung unsur kenaikan harga
sebesar 25%. Barang – barang dari kantor pusat yang ada di
cabang adalah sebesar harga nota Rp. 80.000. Berhubung dengan
itu unsur kenaikan harus di eliminasi dengan jurnal :
Persediaan barang – barang (L-R 31/12/2017) Rp. 16.000
Persediaan barang – barang (Neraca 31/12/2017) Rp.
16.000
(25/125 x 80.000 = 16.000)
 Tentang proses penutupan buku – buku baik di cabang dan di kantor pusat
untuk mengikhtisarkan rekening rugi laba serta pemindahannya ke
rekening kantor pusat maupun laba yang di tahan di lakukan seperti biasa.
 Adapun laporan perhitungan rugi laba gabungan, laporan laba yang di
tahan, dan neraca gabungan yang di susun dari daftar lajur tersebut adalah
sebagai berikut :

Martin Company
Laporan Rugi Laba Gabungan
Kantor Pusat dan Cabang
periode tahun buku 2017

Penjualan Rp 1.700.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan barang-barang 1/1/2017 Rp 960.000
Pembelian Rp 980.000
Rp 1.540.000
Persediaan barang-barang 31/12/2017 Rp 424.000
Rp 1.116.000
Laba kotor penjualan Rp 584.000
Macam – macam biaya usaha Rp 280.000
Laba bersih Rp 304.000
Martin Company
Laporan Laba Yang Di Tahan
Kantor Pusat dan Cabang
per 31 Desember 2017
Saldo laba yang ditahan 1/1/2017 Rp 146.000
Laba bersih tahun 2017 Rp 304.000
Rp 450.000
Di kurangi : dividen yang di bagi Rp 80.000
Saldo laba yang di tahan 31/12/2017 Rp 370.000

Martin Company
Neraca Gabungan Kantor Pusat dan Cabang
per 31 Desember 2017
AKTIVA PASIVA
Rp
Kas 541.000 Hutang Dagang Rp 330.000
Rp
Piutang Dagang 430.000 Modal Saham Rp 800.000
Persediaan Barang Rp Laba yang
– Barang 424.000 ditahan Rp 370.000
Aktiva Tetap Rp 210.000  
Akumulasi
Depresiasi Rp 105.000  
Rp
105.000  
Rp
Jumlah Aktiva 1.500.000 Jumlah Pasiva Rp 1.500.000

Anda mungkin juga menyukai