Suatu perusahaan yang memiliki lebih dari satu kantor cabang, ada kemungkinan bahwa pada saat
suatu cabang kekurangan dana, persediaan dan lain sebagainya atas persetujuan kantor pusat
kekurangan-kekurangan tersebut ditutup oleh cabang lain.
Disamping itu pengiriman barang-barang ke kantor cabang (dari kantor pusat atau kantor cabang
lain) mungkin dinilai diatas harga pokoknya, sehingga pada akhir periode dimana terdapat barang
yang belum terjual harus diadakan penyesuaian.
Pada saat pemindahan kekayaan bagi kantor pusat terjadi pencatatan untuk menggeser suatu
jumlah dari kantor cabang yang satu ke yang lain. Bagi kantor cabang, terjadi pertambahan atau
penurunan kekayaan yang berarti berubah pula rekening kantor pusat pada nya. Biaya pemindahan
akan mempengaruhi selama dalam batas wajar, biaya yang melebihi batas selisih nya dicatat
sebagiai rugi.
Contoh:
Dengan persetujuan PT. Abadi di Jakarta, kantor cabang Semarang (I) mengirimkan uang ke kantor
cabang Surakarta (II) sebesar Rp. 5.000.000,- disamping iut, mebel dan alat kantor seharga Rp.
500.000,- juga dipindahkan dari cabang Semarang ke cabang Surakarta dengan biaya pemindahan
Rp. 400.000,- (biaya bila diperhitungkan dari Jakarta ke Surakarta Rp. 100.000,-). Dari kejadian dapat
dikatakan bahwa biaya pemindahan Rp. 40.000,- masih wajar.
Kantor pusat (PT. Abadi) Kantor Cabang Semarang (I) Kantor Cabang Surakarta (II)
Yang menjadi masalah mengenaiongkos angkut dari cabang yang lain, ongkos angkut yang boleh
dibebankan pada cabang yang menerima barang maksimum sama dengan ongkos angkut dari pusat
ke cabang tersebut, apabila jumlah melebihi maka selisihnya dicatat dalam rekening “ kelebihan
ongkos angkut” atau sebagai rugi pada periode tersebut, apabila jumlahnya dibawah ongkos dari
pusat maka sejumlah ongkos tersebut semuanya dibebankan pada cabang yang bersangkutan.
Contoh:
Kantor cabang Yogyakarta (1) kehabisan persediaan, pada tanggal tersebut atas perintah Knator
Pusat di Jakarta segera dikirimkan barang dari cabang Semarang (II). Barang yang dikirimkan harga
pokonya Rp 15.000.000,- dengan ongkos angkut dari Semarang Rp 300.000,- barang tersebut dikirim
ke Semarang dari Jakarata dengan ongkos angkut Rp 750.000,-. Apabila barang tersebut langsung
dikirim dari Jakarta ke Yogyakarta ongkos angkutnya Rp 800.000,-.
Oleh kantor pusat kelebihan harga nota (harga yang dibebankan pada kantor cabang) diatas harga
pokok akan di kredit rekening “cadangan kelebihan harga” atau “laba kotor belum di realisir”. Jadi
waktu pengiriman barang dagangan ke kantor cabang, kantor pusat mencatat:
Kantor cabang tidak akan mengetahui kalau harga nota yang dibebankan oleh kantor pusat tersebut
adalah diatas harga pokok. Jadi kantor cabang akan mencatat berdasarkan harga nota yang diterima.
Jadi kantor cabang akan mencatat pengiriman barang dari kantor pusat tersebut adalah:
Pengiriman (transfer) uang antar cabang. Pengiriman uang antar cabang (interbranch transfer of
cash) ini terjadi, apabila perusahaan mempunyai cabang lebih dari satu. Untuk mengendalikan
aktivitas tiap-tiap cabangnya, biasanya kantor pusat mengadakan pembatasan-pembatasan yang
menyangkut hubungan antara cabang tertentu dengan cabang lainnya.
Pengiriman barang-barang antar cabang. Seperti halnya pada pengiriman uang antar cabang, dalam
hal pengiriman barang antar cabang (interbranch transfer of merchandise), maka otorisasi terjadinya
transaksi tersebut, biasanya ada pada kantor pusatnya
Perusahaan yang mempunyai lebih dari satu kantor cabang dan akuntansinya menerapkan sistem
desentralisasi mempunyai beberapa transaksi yang perlu diperhatikan secara khusus, diantaranya
yaitu:
1. Biaya pengiriman yang dibayar dahulu oleh kantor cabang nantinya dapat diperhitungkan sebagai
beban kantor pusat.
2. Bila kantor pusat mengirimkan barang langsung ke kantor cabang, biaya pengiriman dibebankan
kepada kantor cabang yang menerima barang kiriman dihitung sesuai biaya pengiriman yang benar-
benar terjadi.
3. Bila terjadi selisih dalam perhitungan pembebanan biaya pengiriman antar cabang, maka akan
dicatat selisish pengiriman antarcabang.
Pengiriman Barang ke Cabang
Dengan Harga Jual diatas Harga Pokok • Tujuan pengiriman barang ke cabang dengan harga jual
diatas harga pokok adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan harga bisa untuk biaya pengiriman barang ke kantor cabang.
2. Kantor pusat mempunyai suatu gambaran konkret tentang pendapatan yang mungkin diperoleh
kantor cabang.
3. Dan untuk mengantisipasi jika laba kurang dari target yang diinginkan.
Pengiriman Barang ke Cabang dengan Harga Jual Eceran
Tujuan pengiriman barang ke kantor cabang dengan harga jual eceran adalah sebagai berikut:
Perusahaan yang mempunyai lebih dari satu kantor cabang dan akuntansinya menerapkan sistem
desentralisasi mempunyai beberapa transaksi yang perlu diperhatikan secara khusus, diantaranya :
Pengiriman uang antar cabang (interbranch transfer of cash) ini terjadi, apabila perusahaan
mempunyai cabang lebih dari satu. Untuk mengendalikan aktivitas tiap – tiap cabangnya biasanya
kantor pusat mengadakan pembatasan – pembatasan yang menyangkut hubungan cabang tertentu
dengan cabang lainnya.
Pada waktu – waktu tertentu kantor cabang diperintah oleh kantor pusat untuk mengirim uang ke
kantor cabang lain. Bila terjadi hal demikian, transaksi tersebut harus diselesaikan melalui akun
kantor pusat.
Seperti halnya pada pengiriman uang antar cabang, dalam hal pengiriman barang antar cabang
(interbranch transfer of marchandise) maka otorisasinya terjadi transaksi tersebut, biasanya ada
pada kantor pusatnya.
Hubungan umum, kantor pusat menyediakan barang dagangan untuk masing – masing kantor
cabang.
Hubungan khusus, kantor pusat dapat meminta dan menyetujui pengiriman barang dagangan dari
satu kantor cabang ke kantor cabang lainnya.
Masalah khusus, biaya angkut (freight charges) yang dibebankan kebada dan dibayarkan oleh kantor
cabang yang mengirim : kepada kantor cabang yang menerima serta perhitungan pembebanan biaya
angkut di kantor pusat.
Jika dalam pegiriman barang ada biaya pengiriman yang diperhitungkan dan menjadi beban kantor
cabang maka pencatatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Biaya pengiriman yang dibayar dahulu oleh kantor cabang nantinya dapat diperhitungkan sebagai
beban kantor pusat.
Bila kantor pusat mengirimkan barang langsung ke kantor cabang, biaya pengiriman dibebankan
kepada kantor cabang yang menerima barang kiriman dihitung sesuai biaya pengiriman yang benar-
benar terjadi.
Bila terjadi selisih dalam perhitungan pembebanan biaya pengiriman antar cabang, maka akan
dicatat selisish pengiriman antarcabang.
Barang – barang yang dikirim oleh kantor pusat ke cabang yang di nota diatas harga pokoknya
biasanya dilakukan salah satu dari dua macam harga berikut ini :
kantor pusat mempunyai suatu gambaran konkret tentang pendapatan yang mungkin diperoleh
kantor cabang.
Kantor pusat dapat segera menghitung nilai persediaan yang ada di kantor cabang.
Apabila kantor cabang berada di luar neger maka masalah khusus yang dihadapi bertambah, yaitu
yang berkenaan dengan penjabaran laporan keuangan kantor cabang dari yang semula disajikan di
dalam mata uang asing (dilihat dari kantor pusat) kedalam mata uang domestik yang digunakan oleh
kantor pusat. Masalah ini timbul karena kurs suatu mata uang terhadap mata uang lain selalu
mengalami perubahan.