I. Definisi Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukan kepemilikan artinya bahwa
pemegang saham tersebut memiliki perusahaan yang besarnya tergantung dari
besarnyabagian saham yang dimilikinya. Semakin besar bagian saham yang
dimiliki semakinbesar pula penguasaannya terhadap perusahaan tersebut.
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena
saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas
pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
1. Saham Bonus
Saham bonus (jika ada) yaitu saham yang dibagikan perusahaan
kepada pemegang saham yang diambil dari agio saham, agio saham
adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham
tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum
dipasar perdana, misalnya setiap saham dengan nilai nominal
Rp.500 dijual dengan harga Rp.800 maka setiap saham akan
memberikan agio kepada perusahaan sebesar Rp.300 setiap
sahamnya.
Konsep nilai wajar (fair value) yang saat ini dianggap memiliki keunggulan
dibandingkan dengan nilai buku (historical cost), merupakan konsep yang
diberlakukan secara luas diseluruh dunia, suatu organisasi usaha yang ingin
tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan global, publik atau multinasional
harus siap untuk menerapkan konsep nilai wajar dalam akuntansinya. Ada 5 hal
yang perlu dilakukan oleh perusahaan dalam upaya beradaptasi dengan konsep
nilai wajar ini, yaitu:
1. Berusaha memahami dan mendalami konsep akuntansi nilai wajar;
2. Perusahaan usaha menyiapkan analisa jarak (gap analysis) untuk
memahami apa yang harus dilakukan untuk menutup gap antara
praktek yang sekarang dengan yang harus dilakukan dalam penerapan
nilai wajar;
3. Perusahaan harus menyusun sistem informasi yang mengakomodasi
standar-standar baru yang sudah menerapkan nilai wajar;
4. Perusahaan memperbaiki sistem teknologi informasi untuk
mengakomodasi permintaan dalam penerapan nilai wajar; dan
5. Perusahaan melakukan uji coba dengan parrarel run sampai diperoleh
keyakinan bahwa sistem yang baru siap untuk go live. Kelima hal ini
harus mendapat dukungan penuh dari manajemen puncak dengan
mempertimbangkan penggunaan jasa konsultan untuk membantu
semua.
IV. Penyajian Investasi di Neraca
Di dalam neraca konsolidasi, tidak ada perbedaan antara metode
pencatatan terhadap investasi saham-saham perusahaan anak baik pada
metode harga perolehan atau pada metode equity. Kedua metode tersebut
menghasilkan neraca yang menunjukkan posisi keuangan yang sama, tapi kedua
metode tersebut menghasilkan saldo dalam rekening investasi saham dan
rekening laba yang ditahan pada buku-buku perusahaan induk yang berlainan.
Hal ini mengakibatkan posisi keuangan dan hasil usaha yang berbeda-beda
dalam laporan keuangan individual perusahaan induk. Sehingga dalam
menginterpretasikan laporan keuangan tersebut sangat dipengarui oleh metode
pencatatan yang dipakai, khususnya terhadap informasi yang berhubungan
dengan pemilikan saham-saham perusahaan anak. Oleh sebab itu agar tidak
menimbulkan interpretasi yang bertentangan dalam laporan keuangan
individualnya harus dinyatakan secara jelas ( footnote atau catatan tersendiri )
tentang metode pencatatan yang dipakai dalam hubungannya dengan
pemilikan saham perusahaan anak.
1. Bila memakai metode harga perolehan, maka perubahan-perubahan netto
di dalam hak-hak pemegang saham yang berasal dari ( pembagian) laba
perusahaan anak sejak posisi control dicapai harus disajikan secara terpisah
didalam neraca. Jika sebagian dari perubahan netto itu terjadi dalam
periode akuntansi yang sedang berjalan, maka harus dilaporkan di dalam
laporan Rugi Laba ( Perusahaan Induk ).
2. Jika memakai metode equity, maka laporan keuangan harus menyatakan
tentang metode pencatatan itu, harus dijelaskan juga mengenai harga
perolehannya serta menghasilkan deviden yang telah diterima dalam
hubungannya dengan pemilikan saham-saham perusahaan anak.
Semua itu diperlukan agar diketahui besarnya bagian keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan anak yang telah direalisasikan melalui
pembagian deviden