Anda di halaman 1dari 3

SOAL KASUS

1. PT Lancar Jaya merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai


produk makanan ringan. Karna adanya inovasi produk baru, PT lancar Jaya ingin
menghitung jumlah unit yang harus dijual untuk menghasilkan laba sebelum pajak
sebesar Rp20.000.000.

Pemicu Aktivitas Biaya Variabel Per Unit


Data Mengenai Variabel :
Unit yang dijual Rp10.000
Setup 1.000.000
Jam Mesin 30.000

Data lainnya.
Total Biaya Tetap Rp100.000.000
Harga Jual per Unit Rp20.000

Berdasarkan data diatas, hitunglah jumlah unit yang harus terjual dengan
menggunakan analisis pendekatan konvensional!

Jawaban :

Dengan menggunakan analisis BVL pendekatan konvensional, jumlah unit


yang harus terjual untuk menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp20.000.000
dihitung sebagai berikut.
Jumlah Unit = Target Laba + Biaya Tetap
Harga – Biaya Variabel per unit

= Rp20.000.000 + Rp100.000.000
Rp20.000 – 10.000

= Rp120.000.000
Rp10.000

= 12.000 unit

2. PT. Gemah Ripah memproduksi mesin motor. Untuk tahun yang akan datang, direktur
keuangan telah menyiapkan laporan laba rugi prospektif sebagai berikut.

Penjualan (1.000 unit @400.000) Rp400.000.000


Biaya Variable (325.000.000)
Margin Kontribusi Rp75.000.000
Biaya Tetap (45.000.000)
Laba Sebelum Pajak Rp30.000.000

Berdasarkan data diatas, hitunglah berapa titik impas pada persamaan laba operasi
dari data diatas!
Jawaban :

a) Diketahui bahwa harga jual produk adalah sebesar Rp400.000 per unit dan biaya
variable adalah sebesar 325.000 per unit (Rp325.000.000/1.000 unit). Biaya tetap
adalah sebesar Rp45.000.000.

b) Pada titik impas, persamaan laba operasi akan menjadi sebagai berikut.
0 = (Rp400.000 x Unit) – (Rp325.000 x Unit) – Rp45.000.000
0 = Rp75.000 x Unit – 45.000.000
Rp75.000 x Unit = Rp45.000.000
Unit = 600

Oleh karena itu, PT Gemah Ripah harus dapat menjual sebanyak 600 unit mesin
motor dalam rangka menutup semua biaya tetap dan biaya variabel. Slah satu cara
yang dapat digunakan untuk mengecek jawaban tersebut adalah dengan
menformulasikan laporan laba rugi berdasarkan 600 unit penjualan.

Penjualan (600 unit @ Rp400.000) Rp240.000.000


Biaya Variabel (195.000.000)
Margin Kontribusi Rp45.000.000
Biaya Tetap (45.000.000)
Laba Sebelum Pajak Rp0

Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa penjualan sebanyak 600 unit
menghasilkan laba sebesar nol.

3.

4. PT Lancar Abadi sedang merencanakan untuk menambah satu lini produk. Dalam
penambahan lini produk tersebut, perusahaan dapat memilih untuk mengandalkan
pada sistem automasi atau sitem yang mengandalkan pada tenaga kerja manusia
(sistem manual). Apabila perusahaan memilih sistem automasi dibandingkan sistem
manual, maka biaya akan lebih tinggi dan biaya variabel per unit akan lebih rendah.
Data relevan untuk tingkat penjualan 10.000 unit adalah sebagai berikut.

Keterangan Sistem Automasi Sistem Manual


Penjualan Rp1000.000.000 Rp1000.000.000
Biaya Variabel (500.000.000) (800.000.000)
Margin Kontribusi Rp500.000.000 Rp200.000.000
Biaya Tetap (375.000.000) (100.000.000)
Laba Sebelum Pajak Rp125.000.000 Rp100.000.000

Harga Jual Per Unit Rp100.000 Rp100.000


Biaya Variabel Per Unit 50.000 80.000
Margin Kontribusi Per Unit 50.000 20.000

Dari data diatas, maka :


a) Hitunglah Degree of Operating Laverage pada masing-masing sistem!
b) Apa yang terjadi pada masing-masing alternatif sistem apabila pejualan meningkat
sebesar 40 persen?
Jawaban

a) Degree of operating leverage untuk sistem automasi adalah :


Degree of Operating Leverage = Margin Kontribusi/ Laba
= Rp500.000/Rp125.000.000
= 4,00
Degree of Operating Leverage untuk sistem manual adalah :
Degree of Operating Leverage = Margin Kontribusi/ Laba
= Rp200.000/Rp100.000.000
= 2,00
b) Berdasarkan data diatas dapat disusun laporan laba rugi sebagai berikut.
Keterangan Sistem Automasi Sistem Manual
Laba Penjualan Rp1.400.000.000 Rp1.400.000.000 untuk
sistem Biaya Variabel (700.000.000) (1.120.000.000) automasi
akan Margin Kontribusi Rp700.000.000 Rp280.000.000
Biaya Tetap (375.000.000) (100.000.000)
Laba Sebelum Pajak Rp325.000.000 Rp180.000.000
meningkat sebesar Rp200.000.000 (Rp325.000.000 – Rp125.000.000) atau naik sebesar 160
persen. Pada sistem manual, laba hanya meningkat sebesar Rp80.000.000 (Rp80.000.000 –
Rp100.000.000) atau naik sebesar 80 persen. Sistem automasi mengalami kenaikan
persentase yang lebih besar karena sistem tersebut memiliki degree of operating leverage
yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai