TRANSFER PRICING
A. Definisi Transfer Pricing
Transfer Pricing atau Harga Transfer adalah satuan nilai produk atau jasa yang dibebankan
oleh satu divisi ke divisi yang lainnya pada sebuah organisasi yang sama. Harga transfer
adalah penentuan dari harga pertukaran pada saat unit unit bisnis yang berbeda didalam
suatu perusahaan bertukar produk atau jasa. Produk tersebut mungkin merupakan produk
akhir yang dapat dijual pada pelanggan luar atau produk menengah yang merupakan
kommponen produk akhir (Edward J. Blocher, Kung H.Chen, dan Thomas W. lin). Misalnya PT
ABC memiliki tiga devisi A, B, dan C, masing-masing kinerjanya diukur dengan profit center,
produk divisi A bisa dijual ke pasar atau ditransfer ke divisi B, kemudian produk divis B bisa
dijual kepasar atau ditransfer ke divisi C, dan yang terakhir divisi C produknya dijual di pasar.
Satuan nilai produk atau jasa yang ditransfer dari divisi A ke divisi B, dan dari divisi B ke divisi
C disebut harga transfer.
Perusahaan besar dan berskala internasional atau multi national corporation (MNC) pada
umumnya memiliki banyak cabang. Antara anak perusahaan dan cabang sendiri sering
melakukan transaksi bisnis. Kantor perusahaan atau induk perusahaan akan mengatur
transkasi bisnis diantara anak perusahaan., tujuannya agar terjadi hubungan timbal balik
yang saling menguntungkan. Yang hakikatnya secara keseluruhan untuk menguntungkan
induk perusahaan. Pengaturan bisnis antar anak perusahaan atau antar cabang itu disebut
harga transfer atau transfer pricing, yaitu sejumlah harga yang dijual dan dibeli oleh sesama
anak perusahaan atau cabang.
Pada umumnya metode yang lazim digunakan pada harga transfer adalah berdasrakan :
1. Transfer berdasar variable cost+mark up (laba)
2. Transfer berdasar total cost atau full cost + mark up (laba)
3. Transfer berdasar variable costing + mark up (laba)
4. Transfer berdasar full costing + mark up (laba)
5. Transfer berdasar harga pasar
Penyajian harga transfer adalah bahwa semua anak perusahaan atau cabang harus menyusun
struktur biaya berdasar perilaku biaya atau memiliki biaya standar.
B. TujuanTransfer Pricing
Dengan globalisasi bisnis, aspek internasional dari harga transfer menjadi suatu perhatian yang
lebih kritis, terutama dengan adanya isu-isu pajak. tujuan internasional yang lain mencakup
meminimalkan beban - beban pajak, pengendalian devisa, dan berkenaan dengan risiko
pengambilalihan oleh pemerintah asing. Fenomena perusahaan multinasional dalam ekspansinya
cenderung mengoperasikan usahanya secara desentralisasi dan melaksanakan konsep cost revenue
profit dan corporate profit center concepts, yang dapat mengukur dan menilai kinerja dan motivasi
setiap divisi/unit yang bersangkutan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan . Untuk mencapai
tujuan tersebut antara lain digunakan sistem harga transfer . Transfer pricing multinasional
berhubungan dengan transaksi antardivisi dalam satu unit hukum (entitas) atau antarentitas dalam
satu kesatuan ekonomi yang meliputi berbagai wilayah kedaulatan negara.
Tujuan yang ingin dicapai dalam harga transfer antara lain sebagai berikut:
1. Memaksimalkan penghasilan global
2. Mengamankan posisi kompetitif anak/ cabang perusahaan dan penetrasi pasar
3. Evaluasi kinerja anak/ cabang perusahaan mancanegara
4. Menghindarkan pengendalian devisa
5. Mengatrol kreditabel asosiasi
6. Mengurang resiko moneter
7. Mengatur cash flow anak/ cabang yang memadai
8. Membina hubungan baik dengan administrasi setempat
9. Mengurangi beban pengenaan pajak dan bea masuk
10.Mengurangi resiko pengambilalihan oleh pemerintah
C. Prinsip Dasar
Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer harus sama dengan harga yang dipatok
seandainya produk tersebut terjual kepada konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar.Ketika suatu
pusat laba pada sebuah perusahaan membeli produk, dan menjualnya kepada satu sama lain, maka
dua keputusan yang harus diambil untuk setiap produk adalah :
1.Apakah perusahaan harus memproduksi sendiri produk tersebut atau membelinya dari pemasok
luar ? Hal ini merupakan sourcing decision.
2. Jika diproduksi sendiri, pada tingkat harga berpakah produk tersebut ditransfer diantara pusat-
pusat laba ? Hal ini merupakan transfer price decsion.
Idealnya, harga transfer harus mengestimasikan harga normal pasar di luar, dengan penyesuaian
untuk biaya yang tidak terjadi di dalam perusahaan. Bahkan ketika sourcing decision mengalami
hambatan, harga pasar merupakan harga transfer yang lebih baik.
D. Sasaran Penentuan Harga Transfer
Harga transfer merupakan mekanisme untuk mendistribusikan pendapatan jika pusat laba atau
lebih bertanggung jawab atas pengembangan, pembuatan, dan pemasaran saseuatu sihingga
masing-masing harus berbagi pendapatan yang dihasilkan ketika produk tersebut terjual.Harga
Transfer harus dirancang sedemikian rupa supaya mencapai beberapa sasaran sebagai berikut :
Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan
penyesuaian yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan
Menghasilkan keputusan yang bertujuan sama maksudnya, sistem harus dirancang agar
keputusan yang meningkatkan laba unti usaha akan meningkatkan laba perusahaan.
Membentu pengukuran kinerja ekonomi dari tiap unit usaha.
Sistem harus mudah dimengerti dan dikelola.
H. Markup Laba
Dalam mengitung markup laba, juga terdapat dua keputusan :
1. Apa basis markup laba tersebut,Basis yang paling mudah digunakan adalah presentase biaya.Basis
yang secara konsep lebih baik adalah presentase investasi, tetapi menghitung investasi untuk
diaplikasikan kepada setiap produk yang dihasilkan dapat menyebabkan permasalahan teknis.
2. Tingkat laba yang diperoleh.Problem yang kedua penyisihan laba adalah besarnya jumlah
laba.Presepsi manajemen senior atas kinerja keuangan dari suatu pusat laba akan dipengaruhi oleh
laba yang ditunjukannya. Konsekuensi, kemungkinan penyisihan laba harus dapat memperkirakan
tingkat pengembalian (rate of retrun) yang akan dihasilkan seandainya unit usaha tersebut
merupakan perusahaan independent yang menjual produknya kepada konsumen luar.