Anda di halaman 1dari 12

Kelompok IV

Agusnedi (20.33.0490)
Diana Silvia (19.33.0455)
Rulando (19.33.0457)
BAB X
Business Process Reengineering
(Rekayasa Ulang Proses Bisnis)

Business Process Reengineering (BPR) merupakan teknik manajemen perubahan pendekatan


revolusioner secara internasional sejak awal tahun 1990-an. Tujuan dari dilaksanakannya BPR
adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara dramatis dan signifikan.
 Arti dan Tujuan Business Process Reengineering

Rekayasa ulang proses bisnis adalah proses berpikir kembali (rethinking) dan
Proses perancangan kembali (redesign) secara mendasar ( Fundamental) untuk
memperoleh yang memuaskan atas performansi perusahaan yang mencakup cost,
quality, delivery, service, dan speed dengan pengukuran yang teliti dan
kontemporer.

Dalam definisi rekayasa ulang tsb memuat empat kata kunci yaitu:
• Process
• Strategic and value added
• Optimization of work flow and productivity in organization
• Rapid, radikal, dan redesign
Lanjutan
Tranformasi Dalam BPR meliputi 4R, yaitu:
• Reframing (pembingkaian kembali)\
• Resructuring (restrukturisasi)
• Revitalizing (revitalisasi)\
• Renewing (pembaharuan kembali)

Tujuan dari rekayasa ulang proses bisnis adalah perbaikan untuk meningkatkan kepuasaan total baik bagi
pelanggan internal mupun pelanggan eksternal.
Berdasar michael hammer dan James
Champy (1995) dari definisi tsb
terdapat empat faktor kunci dalam
melakukan rekayasa ulang proses
bisnis.

Fundamental 1 3 Dramastis

Radikal 2 4 Proses
● Rekayasa Ulang Proses yaitu
mengutamakan pembuatan
rancangan proses yang efesien.
● Rekayasa ulang bisnis adalah
memperluas ruang lingkup
 Kegiatan-kegiatan daripada usaha merekayasa
Rekayasa Ulang ulang secara subtantial
sehingga menjadi kegiatan
yang berbeda.
● Merekayasa ulang organisasi
adalah tipe ketiga dari
rekayasa ulang.
 Proses Bisnis

● Para pekerja membuat keputusan


● Beberapa pekerja digabung menjadi satu
Proses bisnis adalah sekumpulan aktivitas yang ● Proses-proses mempunyai banyak versi
meliputi satu jenis input atau lebih dan ● Tahap-tahap didalam proses dilakukan
menciptakan suatu output yang bernilai bagi menurut kebiasaan
wajib pajak. ● Pekerja dilakukan pada tempat yang
paling berarti
Karakteristik dalam proses bisnis yang telah ● Rujukan minimum
direkayasa ulang adalah: ● Pemeriksaan dan kontrol kurang
● Operasi-operasi gabungan
sentralisasi/desentralisasi
● Manajer kasus membuat satu titik
kontrak
 Prinsip Rekayasa Ulang
● Beberapa tugas yang khusus sebelumnya dikerjakan oleh orang yang berbeda
seharusnya dapat dikombinasikan ke satu pekerja.
● Pekerjaan haruslah dikerjakan sesuai dengan bagiannya.
● Orang-orang yang mengumpulkan informasi juga bertanggung jawab untuk memproses
data tersebut.
● Teknologi informasi (TI) memungkinkan konsep senrtalisasi dan desentralisasi menjadi
kenyataan.
● Konsep mengenai mengintegtrasikan hasil dari kegiatan yang seharusnya dapat
dikerjakan bersama-sama secara paralel.
● Pengambilan keputusan haruslah merupakan dari pekerjaan dan kontrol merupakan
bagian dari proses
● Informasi arus dikumpulkan oleh perusahaan secara online pada sumbernya.
 Proses Rekayasa Ulang

● Menentukan masalah untuk diselesaikan


● Mengidentifikasi proses untuk direkayasa ulang
● Mengevaluasi hal-hal yang dapat direkayasa ulang
● Mengerti proses yang sekarang terjadi
● Mendesign proses yang baru
● Mengimplementasikan proses yang telah direkayasa ulang.
Lanjutan

Tahapan dasar dalam rekayasa ulang


proses bisnis terdiri dari 3R yaitu:
• Rethink
• Redesign
• Retool
 Bila Melakukan BPR dan Keberhasilan BPR

 Bila Perusahaan Melakukan BPR


menurut peppard dan rowland, saat yang tepat untuk memutuskan untuk
organisasi, tergantung pada sejumlah factor dan menggunakan framework yang
dikembangkan oleh norton and company.

 Faktor kunci keberhasilan dalam BPR


- vision (visi)
- Skills (Keterampilan)
- Incentives (Insentif)
- Resources (Sumber daya)
- Action plan (Rencana aksi)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai