Anda di halaman 1dari 4

SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN

REACTION PAPER

BUSINESS PROCESS REENGINEERING

Oleh:

KELOMPOK 5

Bayu Putra Pratama (2110536013)

Rahmaaniyah Jannafa Bugholi (2110536014)

Syifa Hudiana Hamiki (2110536015)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 2022

TAHUN 2022
BUSINESS PROCESS REENGINEERING
1. PEMBAHASAN
A. Proses Sebagai Fokus Dalam Reengineering
BPR adalah suatu fundamental rethinking dan radical redesign dari suatu business
process untuk mencapai suatu dramatic improvements dalam hal-hal kritis yang
menyangkut kinerja perusahaan. Karakteristik suatu proses dilihat dari mempunyai
pelanggan dan melintasi batas organisasi.
Dalam proses tersebut terdapat tiga tipe proses yaitu manage process, operate process,
dan support process. Mengapa dalam reengineering, perlu berfokus pada proses. Karena
proseslah yang menentukan kinerja perusahaan, menentukan daya saing perusahaan,
menentukan mutu barang dan layanan pada pelanggan.
Perubahan dalam perbaikan proses dapat berupa:
a. Process elimination,
b. Process simplification,
c. Process integration, dan
d. Process automation.

Produk akhir dari BPR adalah peningkatan daya saing perusahaan yang pada gilirannya
akan meningkatkan keuntungan.

Bagaimana membuat program BPR yang sukses, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat program BPR agar sukses yaitu:
a. Kepemimpinan.
b. Permulaan.
c. Konsultan
d. Definisi
e. Institusi.
f. Teknologi.
g. Internal ke Eksternal.
h. Pelatihan.
i. Motivasi.
j. Reaksi.
k. Risiko
Beberapa kesalahan umum yang banyak ditemukan dalam pelaksanaan BPR yang perlu
dihindari agar proses BPR dapat terlaksana dengan sukses. Kesalahan umum tersebut
antara lain ialah dalam hal :

a. Salah proses
b. Tidak fokus
c. Mengabaikan semuanya kecuali desain proses
d. Mengabaikan nilai dan keyakinan
e. Terlalu cepat menyerah.
f. Terlalu cepat puas
g. Tidak mau merubah budaya.
h. Salah arah
i. Salah tunjuk pimpinan
j. Kurang investasi
k. Kerja sampingan
l. Pembatasan perubahan
B. Faktor Kunci Keberhasilan Reengineering
a. Vision
Suatu visi yang jelas diperlukan agar semua orang dapat dan akan menuju dan
mengarah pada tujuan yang sama. Visi adalah gambaran tentang apa yang
dikehendaki yang memyangkut hal orang, produk, layanan, proses, fasilitas, kultur
dan pelanggan.
b. Skill
Skill diperlukan untung mengembangkan atau melaksanakan tugas-tugas yang
perlu dalam proses yang baru.
c. Incentives
Intensif ini elemen yang terakhir diperlukan. Karen pentingnya memberikan
penghargaan atau pengakuan.
d. Resources
Pentingnya sumber daya dalam suatu perubahan proses, karena dapat memberi
dampak dari perubahan proses jika adanya kekurangan dari sumber dayanya.
e. Action Plan
Perlunya action plan, karena tanpa adanya action plan perubahan proses tidak dapat
bekerja dengan baik dengan perencanaan yang tidak jelas.
2. REACTION
Melalui uraian materi tentang Reengineering Business Process di atas, kelompok kami dapat
memahami dan setuju bahwa reengineering business process itu diperlukan bagi suatu
perusahaan karena dengan melakukan reengineering dalam proses pada perusahaan pada
akhirnya dapat merubah hampir semua jenis proses dan aktivitas maupun nilai budaya dalam
perusahaan. Dalam BPR juga diperlukan adanya teknik dengan tujuan agar mempercepat
waktu pelakasanaan reengineering serta meningkatkan mutu reengineering, dan pemetaan
dalam proses sehingga perusahaan dapat memahami dengan lebih mendalam mengenai proses
yang berlaku untuk kemudian memperbaiki secara mendasar sehinga menghasilkan kinerja
yang lebih baik. Kebanyakan persoalan-perusahaan bukan persoalan teknis atau operasional,
tetapi strategis.

Oleh karena itu sebelum melakukan reengineering, perlu jelas betul-betul mengenai strategi
perusahaan. Apabila tidak, mungkin waktu, uang dan tenaga dibuang sia-sia untuk hal-hal yang
mungkin tidak atau belum perlu dilakukan. BPR pada suatu perusahaan berfokus pada proses,
sebab BPR adalah suatu fundamental rethinking dan radical redesign dari suatu business
process untuk mencapai suatu dramatic improvements dalam hal-hal kritis yang menyangkut
kinerja perusahaan seperti biaya, mutu, layanan, kecepatan dan lainnya. Yang menjadi obyek
pemikiran kembali secara fundamental dan penyusunan kembali secara radikal ialah proses.
Sehingga proses menjadi obyek utama dan terpenting dalam proses reengineering.

Kalau dilihat dapat penerapan BPR ini mungkin kekurangan dari BPR ini terkadang
membutuhkan dana yang cukup besar sebagai analogy “think inside the box” yang mana
perusahaan menghilangkan pemborosam proses/produk yang dinilai tidak efisien. Dan bila
mana adanya kegagalan dalam proses perubahan tersebut terdapat pada komitmen dari pucuk
pemimpin yang mana mereka harus memahami bagaimana peran pemimpin dalam suatu
organisasi yang sedang mengalami perubahan radikal dan pembangunan semua jenjang hirarki.

Sumber:

Richardus Eko Indrajit dan Djokopranoto, Business Process Reengineering, 24 September


2016

Anda mungkin juga menyukai