secara radikal atas proses-proses bisnis untuk mendapatkan perbaikan dramatis dalam hal-
hal ukuran-ukuran kinerja yang penting dan kontemporer, seperti biaya, kualitas,
untuk melihat aturan-aturan tak tertulis dan asumsi-asumsi mendasar cara mereka
menjalankan bisnis.
Radikal :berasal dari bahasa latin Radix yang berarti akar. Merancang ulang secara radikal,
superspesial atau berkutat dengan apa yang sudah ada, akan tetapi melempar jauh-jauh
yang lama. Reengineering ditujukan dengan aktivitas tentang mencipta ulang bisnis, bukan
incremental tetapi mencapai suatu lompatan besar (quantum leaps) dalam hal kinerja
perusahaan.
Proses: Sebagai pelaku bisnis tidak berorientasi terhadap proses, mereka memusatkan
memproses struktur kerja yang berbeda dari pendekatan pada era-era sebelumnya. jadi
reengineering adalah lompatan besar (quantum leap) dalam hal kinerja yang merupakan
penyempurnaan seratus persen bahkan sepuluh kali lipatnya yang dapat terjadi dari proses-
proses dan struktur-struktur kerja yang benar-benar baru, sehingga merupakan pedoman
yang pasti untuk menciptakan suatu bentuk baru perusahaan bagi dunia bisnis baru
Setiap organisasi terbentuk dari 3 pilar utama yaitu proses, sumber daya manusia
dan teknologi. Dalam mendesain serangkaian proses, ketiga elemen tersebut harus
dipadukan sesuai dengan kebutuhan pasar atau pelanggan. Perlu diperhatikan sumber daya
manusia yang akan mengoperasikan proses tersebut, teknologi juga digunakan untuk
bersama dengan proses dan sumber daya manusia, bagi kesuksesan reengineering. ketiga
elemen tersebut harus secara efektif dipadukan untuk melakukan strategi bisnis.
perusahaan besar di California menunjukkan terdapat tiga faktor utama yang mendorong
lebih baik, dan perubahan budaya perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
pengurangan biaya merupakan yang terpenting yakni 79% dari jawaban responden, urutan
kedua untuk meningkatkan pelayanan (76%) sedangkan urutan ketiga merubah budaya
Dengan reengineering SDm diharapkan setelah layanan SDM yang penting dan rutin
SDM dapat dibebaskan dari standar dan arah tersebut guna lebih memfokuskan pada
aktivitas-aktivitas SDM yang bernilai tambah tinggi (Yeung & Brockbank, 1994).
budaya tersebut tidak mendukung maka harus diambil budaya dari luar yang
perusahaan.
1. Kebangkrutan yang akan menerpa. PT Timah merupakan salah satu contoh yang
2. Mereka memandang akan banyak ancaman yang bakal muncul. Dalam hal ini
mendatang.
satu lompatan yang sangat jauh ke depan, sehingga tidak bisa terkejar lagi oleh para
pesaingnya.
dampak yang sangat bermanfaat bagi perusahaan. Dampak tersebut antara lain :
• Meningkatkan moral dan produktivitas karyawan
Kegagalan perusahaan
disebabkan :
• Kurangnya pemahaman terhadap BPR. Banyak yang menganggap BPR sebagai intuisi
BPR dengan program lain seperti Total Quality Management (TQM) dan
• Ekspektasi manajemen yang tidak realistis . Banyak manajer yang yang memiliki
ekspektasi yang terlalu tinggi pada hasil BPR. Lalu ketika hasilnya tidak sesuai
dengan harapan, mereka menyimpulkan bahwa proyek BPR telah gagal. Hal ini akan
• Metode yang digunakan kurang tepat. Sekarang ini banyak metode yang ditawarkan
reengineering.
• Kurangnya komitmen manajemen. BPR adalah proses dari atas ke bawah. Ini akan
dari sebelumnya 10% mengurangi nilai persediaan dan barang dalam proses
sampai 70% menjadi 6,8 juta poundsterling dan meningkatkan penjualan per
mendekati 80% dan mengurangi waktu tunggu pengiriman pesanan sampai 70%
4. Ford Company, Procter & Gamble adalah contoh perusahaan raksasa Amerika