Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATA KULIAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


PERINGKAT HUTANG, SEKURITAS HUTANG, DAN INFORMASI KEUANGAN
DAN

ARTICLE REVIEW
HUBUNGAN ANTARA KONSERVATISME AKUNTANSI DENGAN KONFLIK
BONDHOLDERS-SHAREHOLDERS SEPUTAR KEBIJAKAN DIVIDEN DAN
PERINGKAT OBLIGASI

Chapter 2

OLEH:
KELOMPOK 6
OLEH :
KELOMPOK 6
NI PUTU EVA FERDAYANI
NI PUTU BUDIADNYANI
NI KETUT KARTIKA AMANDA ASTITI
DEWA AYU MAS PUTRIARI NUSANTARI
NI PUTU DESY RATNA DEWI

1591661006
1591661013
1591661020
1591661034
1591661044

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
1. PENDAHULUAN
Sekuritas hutang mencakup jangkauan intrumen pinjaman yang digunakan oleh
perusahaan, pemerintah kota, dan pemerintah dan badan-badannya. Informasi laporan
keuangan dapat berperan penting dalam analisis sekuritas hutang, antara lain: dalam hal
menetapkan peringkat sekuritas hutang oleh badan-badan dan dalam penetapan harga
sekuritas hutang oleh pasar modal.
2. PERINGKAT DARI SEKURITAS HUTANG
A. Penjelasan dari Peringkat Hutang
Peringkat hutang merupakan indikator dari kecenderungan pembayaran dari
pokok dan bunga oleh peminjam secara tepat waktu. Peminjam
membayar pokok dan bunga

cenderung akan

sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan dalam


0

perjanjian peminjaman, maka semakin tinggi peringkat dicantumkan terhadap sekuritas


hutang.
Penggunaan kata untuk menjelaskan apa yang ditunjuk oleh peringkat digunakan
untuk perusahaan yang berbeda, contohnya:
Peringkat dirancang khusus dengan tujuan untuk memberi tingkatan pada obligasi

berdasarkan kualitas investasi mereka (Moody 1984, hal. 2)


Peringkat hutang oleh perusahaan Standard &Poor atau pemerintah kota adalah
penilaian terkini dari nilai kredit seorang obligator terhadap obligasi spesifik.

Standard & Poor (1984, hal. 10)


Peringkat kredit perusahaan memberikan peminjam suatu sistem sederhana dari
penetapan tingkatan yaitu kapasitas relatif dari perusahaan untuk membuat
pembayaran tepat waktu dan pokok terhadap tipe tertentu dari hutang bisa dicatat.
Austalian Ratings (1984, hal. 2).

B. Fungsi dari Peringkat Hutang


Enam fungsi yang diatribusikan terhadap peringkat hutang perusahaan yaitu:
1. Sumber informasi utama dari kemampuan perusahaan, pemerintah kota, atau
pemerintahan untuk melakukan pembayaran tepat waktu atas pokok pinjaman dan
bunga.
2. Sumber yang memiliki biaya rendah dari informasi terbagi menjadi bagian yang luas
dari perusahaan, pemerintah kota, dan pemerintahan.
3. Sumber dari jaminan hukum untuk kepercayaan investasi. Dengan membatasi
investasi terhadap sekuritas hutang, trustee dapat mengurangi paparan dari tuntutan
hukum akibat kesalahan manajemen dana investasi.
4. Sumber dari sertifikasi tambahan dari representasi keuangan dan lainnya dari
manajemen. Ketika perusahaan pemberi peringkat hutang memberikan suatu
peringkat, reputasinya sendiri sedang dipertaruhkan. Dalam konteks ini, perusahaan
pemberi peringkat bisa bertindak sebagai penentu dari kualitas informasi yang
diberikan oleh yang mengeluarkan peringkat keamanan hutang.
5. Monitor dari tindakan manajemen. Manajemen yang tidak ingin mengambil tindakan
yang berlawanan dengan keinginan pemegang saham atau pemegang obligasi
memiliki insentif untuk menyewa badan seperti badan peringkat hutang. Penyewaan
itu

sendiri

merupakan

pertanda

dimana

manajemen

dipersiapkan

untuk

mengungkapkan tindakannnya kepada pemeriksaan eksternal.


6. Memfasilitasi kebijakan publik yang membatasi investasi spekulatif oleh institusi
seperti bank, perusahaan asuransi, dan dana pensiun.
C. Model Kuantitatif dari Peringkat Hutang
1

Berikut model yang digunakan untuk memprediksi pemberian peringkat terhadap


sekuritas hutang:

Z i X i1 , X i 2 ,........., X in

Dimana:
Zi = peringkat yang diberikan kepada sekiritas hutang i
Xij = nilai dari variabel ke-j yang berhubungan dengan sekuritas hutang i
Model untuk menjelaskan atau memprediksi peringkat hutang bisa bermanfaat
bagi badan rating itu sendiri. Hal ini penting bagi badan ini dimana terdapat ketetapan
pada suatu titik di waktu tertantu dari penetapan peringkat terhadap isu-isu hutang
individual. Penggunaan dari model dalam proses peratingan adalah salah satu cara untuk
mengurangi ketidakkonsistenan di sepanjang peringkat individu. Model bisa digunakan
dalam tahap awal dari analisis untuk membentuk peringkat awal dari isu-isu hutang.
Kemudian perating individu bisa melaksanakan penilaian terhadap faktor-faktor atau
hubungan kedalam yang tidak ditangkap oleh model untuk menentukan peringkat akhir
dari isu-isu hutang. Lebih jauh, model dapat memberikan informasi penting terhadap
badan rating dari proses penilaian perating mereka. Akhirnya model peringkat hutang juga
bisa bermanfaat kepada badan dalam aktivitas berjalan mereka untuk menilai kembali isuisu hutang yang diperingkat saat ini. Model bisa digunakan sebagai alat penyaring dari
perubahan signyal kondisi ekonomi dari perusahaan, pemerintah kota, atau pemerintahan.
E. Model Kuantitatif dari Peringkat Hutang Perusahaan
Perusahaan rating berfokus pada sekuritas hutang perusahaan dan hutang pemerintah
kota. Dengan meningkatnya keragaman dari sekuritas hutang perusahaan, peringkat untuk
perangkat yang lebih luas dari sekuritas hutang sekarang diisukan.
Peringkar Hutang Industri
Peringkat hutang diamati dalam Belkaoui (1983) mengikutkan sampel perkiraan dari
266 hutang industri dan sampel validasi dari 115 hutang industri, semuanya diberi
peringkat B atau di atas oleh Standar & Poor pada 1981. Sembilan variabel independen
digunakan dalam model analisis diskiminan banyak garis, yaitu aset total; hutang total;
hutang jangka panjang/total modal yang diinvestasikan; hutang jangka pendek/total modal
yang diinvestasikan; aset saat ini dibagi liabilitas saat ini; rasio cakupan biaya tetap; cash
flow; harga saham/ekuitas umum tiap saham; dan subordinasi. Variabel ini dipilih oleh
Belkaoui, berdasarkan kepada analisis dari variabel yang menentukan kualitas investasi
dari hutang.
E. Model Kuantitatif dari Peringkat Hutang Pemerintah Kota
Sekuritas hutang yang diisukan oleh pemerintah kota dibagi menjadi dua kategori utama:

1. Hutang obligasi umum. Hutang ini diisukan oleh unit pemerintahan yang memiliki
kekuasaan untuk memungut pajak. Mereka diamankan oleh janji tanpa syarat yang
diisukan untuk membayar pokok dan membayar bunga dalam waktu yang ditentukan.
2. Hutang pendapatan. Hal ini umumnya diisukan kepada proyek keuangan yang akan
menghasilkan pendapatan. Pendapatan yang dihasilkan oleh proyek digunakan untuk
membayar bunga dan pokok dari hutang.
Model kuantitatif dari hutang pemerintah kota berkonsentrasi pada hutang obligasi
umum dari unit pemerintahan lokal.
3. PENETAPAN HARGA SEKURITAS HUTANG
A. Hasil Sekuritas Hutang dan Peringkat Sekurits Hutang
Hasil saat ini dan hasil terhadap maturitas adalah dua istilah yang sering digunakan
dalam literatur investasi hutang. Hasil saat ini dari hutang adalah tingkat kupon dari
hutang, dinyatakan dalam dolar, dibagi dengan harga pasar saat ini. Anggap 7% kupon
hutang (bunga dibayar pertengahan tahun) dengan nilai rata-rata $1.000, 30 tahun menuju
maturitas, dan harga pasar saat ini $857. Hasil saat ini dari hutang ini adalah
$70
8,17%
$857

Perhitungan hasil ini analog terhadap perhitungan hasil dividen untuk stok umum.
Hasil sampai maturitas dari hutang dihitung untuk mengambil hal berikut kedalam
perhitungan: bahkan ketika hutang di atas dijual untuk $857 saat ini, itu akan bernilai
$1.000 pada saat maturitas. Hasil menuju maturitas ekuivalen dengan suku bunga,
dikumpulkan setiap pertengahan tahun, dimana anda akan perlu berinvestasi $857 harga
pasar sekarang untuk menjamin $35 setiap tahun dan memiliki $1.000 pada tanggal
maturitas dari hutang. Dalam hal perhitungan nilai saat ini, adalah suku bunga.
B. Penentu dari Perbedaan dalam Hasil Hutang Perusahaan
Analisis regresi juga telah digunakan dalam penelitian tentang hasil municipal bond
yields. ingram dan copeland (1984) meneliti premi risiko obligasi kewajiban umum dari
76 kota pada periode 1976-1979. Fokus penelitian mereka adalah apakah perbedaan rasio
keuangan di seluruh kota bisa menjelaskan perbedaan dalam premi risiko dalam dewan
kota tersebut. Rasio keuangan yang dikembangkan untuk menangkap aspek yang berbeda
dari kegagalan dan risiko pemasaran. masing-masing rasio menunjukkan efek potensi dari
beragamnya kondisi ekonomi untuk menghasilkan sumber daya dan menyediakan layanan
penting saat melakukan pembayaran tepat waktu utang dan bunga. penelitian awal oleh
Hastie (1972) akan menunjukkan bahwa, dan variabel non laporan keuangan lainnya,
secara substansial dapat meningkatkan kekuatan model untuk menjelaskan perbedaan
dalam premi risiko di seluruh daerah.
3

Tiga variabel digunakan sebagai proksi untuk resiko keteledoran adalah variabilitas
pendapatan; solvensitas; dan rasio ekuitas/hutang. Koefisien dari variabilitas pendapatan
diprediksi positif sementara koefisien dari solvensitas dan rasio ekuitas/hutang diprediksi
negatif. Variabel yang digunakan sebagai proksi untuk risiko kemapuan pasar adalah nilai
pasar total dari hutang yang diperdangakan publik oleh perusahaan luar biasa.
C. Penentu dari Perbedaan dalam Hasil Hutang Pemerintah Kota
Ingram dan Copeland (1984) mengamati premium resiko dari hutang obligasi umum
dari 76 pemerintah kota pada periode 1976-1979. Premium resiko pada masing-masing
hutang tergantung pada variabel; itu diturunkan oleh inti sari dari hasil menuju maturitas
dari masing-masing isu hasil menuju maturitas pemerintah kota bersangkutan di A.S.
Hutang harta benda dengan maturitas dan karakteristik kupon yang sama (hal. 24). Fokus
dari penelitian mereka adalah, apakah perbedaan dalam rasio keuangan disepanjang
pemerintah kota bisa menjelaskan perbedaan dalam premium resiko pada hutang dari
pemerintah kota tersebut.
D. Penentu dari Harga Hutang dan Pengembalian Hutang
Penelitian yang paling terkini terhadap sekuritas hutang berfokus pada harga hutang
atau pengembalian hutang dari pada terhadap hasil menuju maturitas. Ditemukan dua
faktor yang penting dalam menentukan harga hutang perusahaan yaitu:
a. Aliran waktu dari pembayaran kupon atas hutang
b. Karakteristik dari hutang (sebagai contoh, hasil saat ini, jumlah yang disebut, jumlah
konversi, dan likuiditasnya).
4. RINGKASAN
a. Laporan yang dipublikasikan oleh variabel laporan keuangan yang dikutip perusahaan
sebagai item kunci dalam mengamati proses peretingan hutang. Model kuantitatif dari
peringkat juga menemukan variabel laporan keuangan memiliki kemampuan signifikan
untuk membedakan antara sekuritas hutang dalam kategori peringkat yang berbeda.
b. Kemungkinan fungsi dari peringkat sekuritas hutang dan perusahaan pemeringkat
termasuk jumlah informasi luar biasa atau berongkos rendah tentang sekuritas hutang,
jumlah dari jaminan hukum untuk kepercayaan investasi, sertifikasi dari keuangan dan
representasi lainnya dari manjemen, pengawasan dari tindakan manajemen, dan fasilitasi
dari kebijakan publik yang membatasi investasi spekulatif oleh institusi seperti
perusahaan asuransi dan dana pensiun.
c. Variabel yang menunjukkan resiko keteledoran dan marketabilitas telah ditemukan bisa
menjelaskan perbedaan signifikan disepanjang sekuritas hutang dalam harga,
pengembalian, atau hasil mereka. Variabel lainnya seperti status bawahan, pajak, dan
4

jumlah panggilan juga tampaknya penting dalam menetapkan harga dari sekuritas
hutang. Namun, kemajuan dalam pemahaman kami dari variabel ini dan lainnya telah
dibatasi oleh kemajuan yang dibuat dalam modeling sekuritas hutang, dan oleh
lambatnya perkembangan database yang luas dan bisa diandalkan terhadap harga atau
pengembalian dari sekuritas hutang.
JUDUL ARTIKEL : Hubungan antara Konservatisme Akuntansi dengan Konflik
Bondholders-Shareholders Seputar Kebijakan Dividen dan Peringkat
Obligasi
PENULIS

: Dahlia Sari (Staff Pengajar di Departemen Akuntansi FE UI)

SUMBER

: Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 1, No. 2, Desember


2004, pp. 63-68 (Departemen Akuntansi FE UI, 2004)

REVIEW:
1. Motivasi Penelitian
Motivasi penelitian yang diungkapkan oleh penulis dijelaskan berasal dari banyak
penelitian sebelumnya. Pertama berkaitan dengan konservatisme. Perlu diketahui bahwa
konservatisme merupakan prinsip yang paling mempengaruhi penilaian dalam akuntansi
(Sterling, 1970), namun pada kenyataannya, pro dan kontra seputar penerapannya masih
berlangsung. Pengkritik konservatisme menyatakan bahwa prinsip ini menyebabkan
laporan keuangan bias sehingga tidak bisa digunakan untuk mengevaluasi risiko
perusahaan. Namun pendukung prinsip ini menyatakan bahwa konservatisme membantu
pengguna laporan keuangan seperti investor dengan menyajikan laba dan aktiva yang
tidak overstate. Kedua, konservatisme yang berperan dalam mengatasi konflik
bondholders-shareholders (Ahmed et al, 202), yang timbul pada saat perusahaan mencari
pendanaan dari hutang. Masalahnya adalah berkaitan dengan seputar kebijakan dividen
(Jensen Meckling, 1976). Pembayaran dividen yang terlalu tinggi akan menyebabkan
ancaman bagi debtholder karena akan mengurangi aktiva yang seharusnya tersedia untuk
melunasi hutang. Jadi, Watts (2003) menyatakan bahwa konservatisme berperan penting
dalam menyajikan laba dan aktiva yang konservatif. Semakin konservatif metode
akuntansi yang diterapkan maka semakin kecil earning management (Mayangsari dan
Wilopo, 2002). Laba konservatif akan membatasi pembayaran dividen yang terlalu tinggi.
Aktiva yang konservatif akan memberikan gambaran kepada debtholder tentang
ketersediaan aktiva untuk pembayaran hutang. Berdasarkan hal-hal tersebut kemudian
dilakukan pengujian oleh penulis berkaitan dengan peranan akuntansi konservatif dengan
konflik bondholders-shareholders dan kebijakan dividen yang dihadapi perusahaan.
5

Selain itu, penulis juga mengembangkan penelitian dengan menguji hubungan antara
penerapan akuntansi konservatif dengan peringkat obligasi perusahaan. Pengujian kedua
ini yang menurut kami sedikit berkaitan dengan materi yang akan dibahas dalam mata
kuliah analisis laporan keuangan pada pertemuan ini.
2. Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat Penelitian, Landasan Teori dan Hipotesis
Hipotesis:
1. Apakah perusahaan yang menghadapi konflik bondholder-shareholder menerapkan
akuntansi konservatif?
2. Apakah terdapat hubungan postif antara penerapan akuntansi konservatif dengan
peringkat obligasi perusahaan?
Tujuan Penelitian:
Untuk mengkaji peran konservatisme akuntansi dalam penyajian laporan keuangan.
Manfaat Penelitian:
1. Bagi perusahaan: penelitian ini memberikan masukan kepada perusahaan tentang
peran konservatisme akuntansi dalam mengatasi konflik antara bondhldersshareholders.
2. Bagi investor: penelitian ini akan memberikan masukan bagi investor dalam
melakukan analisa laporan keuangan sehubungan dengan keputusan pemberian
pinjaman kepada perusahaan.
3. Bagi ilmu pengetahuan: penelitian ini melengkapi penelitian-penelitian terdahulu
sehubungan dengan manfaat konservatisme akuntansi dalam penyajian laporan
keuangan.
Landasan Teori:
Pada jurnal dijelaskan teori yang berkaitan dengan konservatisme, bagaimana konflik
bondholders-shareholders seputar kebijakan dividen dan bagaimana mengatasi konflik
tersebut, konservatisme dikaitkan dengan konflik bondholder-shareholder seputar
kebijakan dividen, serta bagaimana konservatisme dan peringkat obligasi perusahaan.
Sedikit pembahasan konservatisme dan peringkat obligasi perusahaan yaitu: investor
membutuhkan informasi yang menunjukkan resiko default obligasi perusahaan. Resiko
default muncul apabila perusahaan tidak dapat melunasi hutangnya yang jatuh tempo.
Informasi yang menunjukkan risiko default dapat dperoleh dari pemeringkatan obligasi
yang memberikan indikasi dari kemampuan dan kemauan dari emiten untuk membayar
kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo. Penerapan akuntansi yang konservatif akan
mengurangi resiko kemungkinan perusahaan melakukan overpayment dividen yang dapat
menjadi sumber ketidakcukupan aktiva untuk pelunasan obligasi. Dengan demikian,
6

konservatisme dapat mengurangi resiko default perusahaan karena mengurangi


overpayment dividen. Karena itu diduga bahwa konservatisme akan menentukan
peringkat perusahaan.
Hipotesis Penelitian:
H1: Terdapat hubungan positif antara konflik bondholders-shareholders seputar
kebijakan dividen dan penerapan akuntansi konservatif.
H2: Ada hubungan positif antara peringkat obligasi dan penerapan akuntansi konservatif.
3. Metodologi Penelitian
Populasi, sampel dan sumber data: perusahaan-perusahaan yang menerbitkan obligasi
(memeiliki peringkat obligasi) dan saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya pada tahun 1999 s.d. tahun 2003 dengan teknik pengambilan sampelnya
menggunakan purposive sampling. Sumber data: Pusat Referensi Pasar Modal, ICMD dan
JSX Statistical Monthly, Bursa Efek Surabaya.
Pengukuran konservatisme dilakukan dengan menggunakan rumus CONACC (tingkat
konsevatisme), yang diperoleh dengan mengurangkan net income sebelum extraordinary
item ditambah depresiasi dan amortisasi dengan cash flow dari kegiatan operasi.
Model penelitian H1: CONACCit = 0 + 1 STDROAi+ 2 DIVASSit-1 + 3 LEV it-1 + 4
SIZE it-1 + e1. Variabelnya adalah CONACCit, standar deviasi ROA, dividen/total aktiva,
hutang jangka panjang/total aktiva dan natural log total aktiva.
Model peneilitan H2: RATEit = 0 + 1CONACCit-1 + 1ROAit-1 + 3LEVit-1 + i
Pengujian dilakukan dengan regresi majemuk data panel dengan teknik pengolahan data
untuk model satu dengan menggunakan teknik pooled least square, model kedua dengan
meggunakan teknik fixed effect.
4. Hasil Penelitian dan Kesimpulan
Hasil pengujian model pertama: data sampel menunjukkan hubungan positif yang
signifikan antara konservatisme yang diterapkan perusahaan dengan fluktuasi ROA dan
rasio dividen kas yang merupakan indikator konflik bondholders-shareholders seputar
kebijakan dividen yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan demikian, hasil di atas
mendukung hipotesa penelitian.
Hasil pengujian model kedua: data sampel menunjukkan hubungan signifikan antara
konservatisme yang diterapkan perusahaan dengan peringkat obligasi perusahaan, namun
dengan tanda yang berlawanan arah. Dengan demikian, hasil di atas tidak mendukung
hipotesa penelitian.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa: konservatisme berperan dalam perusahaan yang


menghadapi konflik bondholders-shareholders seputar kebijakan dividen yang timbul
pada perusahaan yang memiliki hutang obligasi dan menerbitkan saham dan penilaian
konservatisme tidak memiliki hubungan dengan peringkat obligasi perusahaan.
5. Keterbatasan Penelitian
1. Proksi yang digunakan untuk mengukur konservatisme dalam penelitian ini memiliki
kelemahan yaitu tidak dapat menghitung secara tepat tingkat konservatisme yang
diterapkan oleh perusahaan.
2. Perusahaan yang terpilih sebagai sampel terdiri dari berbagai jenis industri. Namun
karena ketidaktersediaan data, maka tidak dilakukan pembedaan jenis industri.
3. Kurang landasan teori untuk model penelitian kedua/pengujian atas hipotesis kedua.
Penelitian ini justru lebih terfokus pada pengujian hipotesis pertama.
6. Saran
1. Proksi untuk menghitung tingkat konservatisme suatu perusahaan harus dipilih
dengan tepat.
2. Sampel yang digunakan kedepannya agar menggunakan perusahaan dengan kriteria
tertentu missal dengan jenis industri yang sama, sehingga nanti untuk proksi yang
digunakan untuk menghitung tingkat konservatisme lebih tepat dan akurat karena
kriteria perusahaannya sudah sejenis.

Anda mungkin juga menyukai