Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN

MATA PELATIHAN PENGENALAN FUNGSI DAN TUGAS ASN


Oleh : ELFIANTI MENDROFA, S.Pd., Gr. NIP : 198609032022212010

Program Pelatihan : ORIENTASI PPPK


Agenda Pembelajaran : Sambutan Kebijakan Orientasi
Mata Pelatihan : Sambutan Kepala LAN, Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN, Kebijakan
PPPK.
Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan 1. Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara Dr.AdiSuryanto,M.Si.
2. Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN oleh Dr. MuhammadTaufiq,
DEA., Deputi Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASNLAN RI
3. Manajemen Penyelenggaraan PPPK oleh
ErnaIrawati,S.Sos,M.Pol.,Adm.Kepala Pusat Pembinaan Program dan
Kebijakan pengembangan kompetensi ASN RI.

Tujuan / Hasil Belajar Melakukan pembelajaran secara mandiri dengan berbagai variasi materi
pembelajaran yang telah tersedia dan dapat menyerap sebanyak-banyaknya sumber
pembelajaran yang ada.

Indikator Hasil Belajar


ASN PPPK dituntut belajar mandiri dengan menggunakan sistem MOOC

Materi Pokok 1
Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Bangsa Indonesia sedang berbenah untuk bersaing dengan Negara maju dan bisa
beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Maka bangsa Indonesia
mempersiapkan pembenahan SDM salah satunya Sumber Daya Aparatur atau
ASN yang kompenten dan profesional dan sebagai aparatur strategis dalam
reharepoblik dan birokrasi. Pembenahan ASN mulai dari rekutmen sampai
pada pemenuhan pembenahan kompentensinya. Orientasi menjadi fondasi
penting bagi ASN agar mampu menghadapi era inflansi dan juga tantangan
dunia. Melalui MOOC ini ASN bisa belajar mandiri dengan berbagai fariasi
pembelajaran yang dapat dikembangkan skema kolaboratif, aktualisasi dan
penguatan secara klasikal.

Materi Pokok 2 Kebijakan Pengembangan


Sebagai ASN berbangga melayani bangsa Indonesia yang besar. Dengan
berorientasi pada pola pelayanan, akuntabel, kompoten, harmonis, loyal, efektif dan
kolaboratif. ASN dituntut menguasaan literasi.

Materi Pokok 3 Manajemen Penyelenggaraan PPPK


PPPK dituntut untuk belajar mandiri, mempelajari materi dalam MOOC dengan
evaluasi pembelajaran di bagi tiga bagian:
1. Sikap perilaku bela Negara
2. Nilai-nilai profesi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi
acuan dalam bekerja.
Kedudukan ASN PPPK dalam penyelenggaraan pemerintahan
Keterkaitan Mata Pelatihan Melalui penyampaian sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara, Kebijakan
Pengembangan Kompetensi ASN, Manajemen Penyelenggaraan PPPK ASN PPPK
dengan Agenda diharapkan mampu memahami agenda pelaksanaan orientasi melalui mata pelatihan
yang telah dijadwalkan.
RINGKASAN
MATA PELATIHAN PENGENALAN FUNGSI DAN TUGAS ASN
Oleh : ELFIANTI MENDROFA, S.Pd., Gr. NIP : 198609032022212010

Program Pelatihan : ORIENTASI PPPK


Agenda Pembelajaran : Agenda I (Sikap dan Perilaku Bela Negara)
Mata Pelatihan : Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, Analisis Isu Kontemporer dan
Kesiapsiagaan Bela Negara
Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan I. Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara
Bahan pembelajaran kesadaran berbangsa dan bernegara di susun untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta Pelatihan terhadap wawasan
kebangsaan, kesadaran bela Negara dan Sistem Administrasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
II. Analisis Isu Kontemporer
Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan memahami
konsepsi perubahan dan perubahan lingkungan strategis melalui isu-isu strategis
kontemporer sebagai wawasan strategis ASN dengan menyadari pentingnya
modal insani, dengan menunjukan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi
perubahan lingkungan strategis.
III. Kesiapsiagaan Bela Negara
Mata pelatihan ini membekali peserta untuk dapat memahami kerangka bela
negara dan dasar-dasar kesiapsiagaan bela negara, menyusun rencana aksi bela
negara dan melakukan kegiatan kesiapsiagaan bela negara sebagai kemampuan
awal bela negara dengan menunjukkan sikap perilaku bela negara melalui
aktivitas di luar kelas melalui kegiatan praktik peraturan baris berbaris, tata
upacara sipil, dan keprotokolan, bermain peran sebagai badan pengumpul
keterangan, kemudian diakhiri dengan melakukan kegiatan ketangkasan fisik dan
penguatan mental dengan penekanan pada aspek kedisiplinan, kepemimpinan,
kerjasama, dan prakarsa menggunakan metode-metode pembelajaran di alam
terbuka dalam rangka membangun komitmen dan loyalitas terhadap negara
dalam menjalankan tugas sebagai ASN profesional pelayan masyarakat.
Tujuan / Hasil Belajar I. Kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari materi Wawasan Kebangsaan
dan Kesadaran Bela Negara adalah peserta Pelatihan mampu memahami
wawasan kebangsaan, kesadaran Bela Negara, serta Sistem dministrasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
II. Setelah mempelajari materi analisis isu kontemporer, peserta diharapkan mpu
memahami konsepsi perubahan dan perubahan lingkungan strategis melalui isu-
isu strategis kontemporer sebagai wawasan strategis ASN dengan menyadari
pentingnya modal insani, dengan menunjukan kemampuan berpikir kritis dalam
menghadapi perubahan lingkungan strategis dalam menjalankan tugas jabatan
sebagai ASN profesional pelayan masyarakat.
III. Setelah mempelajari materi modul kesiapsiagaan bela negara ini, peserta mampu
memahami kerangka bela negara dan kemampuan awal kesiapsiagaan bela
negara, menyusun rencana aksi bela negara dan melakukan kegiatan
kesiapsiagaan bela negara.
Indikator Hasil Belajar I. Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta Pelatihan diharapkan mampu:
a Memantapkan wawasan kebangsaan.
b. Menumbuhkembangkan kesadaran bela Negara.
c. Mengimplementaskani Sistem Administrasi NKRI.
II. Analisis Isu Kontemporer
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan konsepsi perubahan lingkungan strategis;
2. Mengidentifikasi isu-isu strategis kontemporer;
III. Kesiapsiagaan Bela Negara
Setelah mengikuti mata pelatihan ini para peserta diharapkan mampu:.
a. Menjelaskan kerangka bela negara dalam Latsar CPNS;
b. Menjelaskan kemampuan awal kesiapsiagaan bela negara;
c. Menyusun rencana aksi bela negara; dan
d. Melakukan kegiatan kesiapsiagaan bela negara.
Materi Pokok 1 Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang ilandasi
akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di
Wawasan Kebangsaan dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
1. Sejarah Pergerakan kebangsaan Indonesia
Nilai-Nilai Bela Negara
a. 20 Mei 1908, berdirinya orgnasasi Boedi Oetomo
b. 25 Oktober 1908, diprakrasainya organisasi Perhimpunan Indonesia (PI)
c. 30 April 1926, Kongres Pemuda I
d. 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II
e. 1 Maret 1945, pembentukan BPUPKI
f. 7 Agustus 1945, terbentuknya PPKI
2. 4 (empat) Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara
a. Pancasila
b. UUD 1945
c. Bhineka Tunggal Ika
d. NKRI
3. Atribut Negara
a. Bendera Sang Merah Putih
b. Lambang negara Garuda Pancasila
c. Bahasa Indonesia
d. Lagu kebangsaan “Indonesia Raya”
4. Bela Negara
Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
5. Nilai Dasar Bela Negara.
a. Cinta tanah air
b. Sadar berbangsa dan bernegara
c. Setia kepada pancasila sebagai ideology negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
e. Kemampuan awal bela negara Sebagai aparatur Negara, ASN memiliki
kewajiban untuk mengimplementasikan nilai dasar bela negara dalam
pengabdian sehari hari. Bela Negara dilaksanakan atas dasar kesadaran warga
Negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri yang ditumbuhkembangkan
melalui usaha Bela Negara. Usaha Bela Negara diselenggarakan melalui
pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib,
pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi. Usaha Bela Negara
bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme Warga Negara dalam upaya
pemenuhan hak dan kewajibannya terhadap Bela Negara yang diwujudkan
dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan dan
kepentingan nasional.
6. Tugas Pegawai ASN Berdasarkan Pasal 11 UU ASN adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Materi Pokok 2 1. Perubahan Lingkungan Strategis
Modal insani dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis:
Analisis Isu Kontemporer a. Modal intelektual
b. Modal emosional
c. Modal sosial
d. Modal ketabahan
e. Modal etika/moral
f. Modal kesehatan (kekuatan) fisik/jasmani
2. Isu-isu strategis kontemporer, yaitu: korupsi, narkoba, paham radikalisme/
terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti
cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya.
3. Alat bantu menganalisis isu sebagai berikut:
a. Mind mapping
b. Fishbone Diagram
c. Analisis SWOT
Dalam mengahadapi berbagai perubahan dan isu yang terjadi, seorang ASN
diharapkan mampu membenahi diri dengan segala kemampuan, kemudian
mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki dengan memperhatikan modal insani
(manusia) yang merupakan suatu bentuk modal (modal intelektual, emosional, sosial,
ketabahan, etika/moral, dan modal kesehatan (kekuatan) fisik/jasmani) yang
tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan, kreativitas, keterampilan, dan
produktivitas kerja.
Materi Pokok 3 Kesiapan Bela Negara adalah kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga negara yang
dilakukan secara ikhlas, sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga
Kesiapsiagaan Bela Negara yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara KesatuanRepublik Indonesia (NKRI)
berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Dasar hokum mengenai bela negara
terdapat dalam isi UUD NKRI 1945, yakni: Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan
bahwa semua warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara. Selanjutnya pada Pasal 30 ayat (1) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.Untuk melakukan bela negara, diperlukan suatu kesadaran bela negara. Nilai-
Nilai Dasar Bela Negara mencakup:
1. Cinta Tanah Air;
2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.
6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.
Keterkaitan Mata Pelatihan Agenda satu sikap dan perilaku bela negara membekali peserta dengan pemahaman
wawasan kebangsaan melalui pemaknaan terhadap nilai nilai bela negara, sehingga
dengan Agenda peserta memiliki kemampuan untuk menunjukkan sikap perilaku bela negara dalam
suatu kesiapsiagaan yang mencerminkan sehat jasmani dan mental menghadapi
perubahan lingkungan strategis dalam menjalankan tugas jabatan sebagai ASN
profesional pelayan masyarakat. Nilai-nilai ini akan diinternalisasikan dan menjadi
pondasi dalam menjalankan semua tugas yang diberikan, baik saat diproses
pembelajaran maupun dalam elaksanaan tugas sebgai ASN, jadi nilai-nilai tersebut
akan terpatri dan diterapkan dalam sikap perilaku bela negara.
RINGKASAN
MATA PELATIHAN PENGENALAN FUNGSI DAN TUGAS ASN
Oleh : ELFIANTI MENDROFA, S.Pd., Gr. NIP : 198609032022212010

Program Pelatihan : ORIENTASI PPPK


Agenda Pembelajaran : Agenda II (Nilai-Nilai Dasar ASN)
Mata Pelatihan : BERORIENTASI PELAYAN. AKUNTABEL, KOMPETEN HARMONIS, LOYAL,
ADAPTIF, KOLABORATIF
Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan I. BERORIENTASI PELAYANAN
Mata Pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi pembentukan nilai Berorientasi
Pelayanan pada peserta melalui substansi pembelajaran yang terkait dengan
bagaimana memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; ramah, cekatan,
solutif, dan dapat diandalkan; serta melakukan perbaikan tiada henti.
II. AKUNTABEL
Dalam Mata Diklat Akuntabel, secara substansi pembahasan berfokus pada
pembentukan nilai-nilai dasar akuntabilitas. Peserta diklat akan dibekali melalui
substansi pembelajaran yang terkait dengan pelaksanaan tugas dengan jujur,
bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi, penggunaan
kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
serta tidak menyalahgunakan kewenangan jabatannya.
III. KOMPETEN
Modul ini merupakan bagian materi orientasi ASN untuk materi berakhlak.
Materi Berakhlak adalah nilai-nilai operasional perilaku ASN sesuai dengan kode
etik dan nilai-nilai dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 Undang Undang
Aparatur Sipil Negara (ASN) Nomor 5 Tahun 2014 dan Surat Edaran
PermenpanRB Nomor 20 Tahun 2021 tentang operasional Nilai-Nilai Dasar ASN
BerAkhlak. Untuk menanamkan pemahaman dan perilaku tersebut salah satunya
setiap ASN perlu kompeten. Modul ini akan membahas upaya pemahaman dan
pentingnya serta perlunya pengamalan nilai kompeten.
IV. Harmonis
Mata Pelatihan Harmonis dalam Latsar BerAKHLAK ini mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman kepada setiap PPPK dalam orientasi ASN mengenai
keberagaman berbangsa, rasa saling menghormati, dan bagaimana menjad
pelayan dan abdi masyarakat yang baik.
Setelah memperoleh pengetahuan dan pemahaman tersebut maka ASN akan
mampu menunjukkan kemampuan menciptakan suasana harmonis dilingkungan
bekerja, memberikan layanan yang berkeadilan kepada masyarakat, serta dapat
menunjukkan perilaku yang beretika dan menjadi perekat bangsa dalam segala
aspek kehidupan sebagai warga negara.
V. Loyal
Mata Pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi pembentukan nilai Loyal,
sehingga peserta memiliki dedikasi yang tinggi dan senantiasa mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara pada saat melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai ASN.
VI. Adaptif
Mata pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi pembentukan nilai-nilai Adaptif
kepada peserta melalui substansi pembelajaran yang terkait dengan cepat
menyesuaikan diri menghadapi pe rubahan lingkungan, terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas, berperilaku adaptif serta bertindak proaktif.
VII. Kolaboratif
Modul memberikan pengetahuan tentang kolaborasi khusunya di birokrasi
pemerintah. Internalisasi materi yang ada dalam modul ini diharapkan dapat
membentuk karakter ASN yang kolaboratif. Fragmentasi dan silo mentality yang
menjadi image negatif dari birokrasi pemerintah pada akhirnya dapat dikikis.
Birokrasi akan berdiri dengan tegak dalam menatap tantangan global.
Tujuan / Hasil Belajar I. Berorientasi Pelayanan
Setelah mengikuti pembelajaran tentang Berorientasi Pelayanan, peserta
mampu mengaktualisasikan nilai Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan
tugas jabatannya.
II. Setelah mengikuti pembelajaran tentang Akuntabilitas , peserta orientasi
diharapkan mampu:
 Menjelaskan akuntabel secara konseptual-teoritis yang Bertanggungj
awab atas kepercayaan yang diberikan;
 Menjelaskan panduan perilaku (kode etik akuntabel);
 Memberikan contoh perilaku dengan pelaksanaan tugas dengan jujur,
bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi, penggunaan
kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien serta tidak menyalahgunakan kewenanngan jabatan
 Menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan
III. Setelah mengikuti pembelajaran tentang mata pelatihan Kompeten, peserta
orientasi mampu mengaktualisasikan nilai kompeten dalam pelaksanaan
tugas jabatannya. Dengan semangat belajar terus menerus dengan kepekaan
yang relevan dengan melihat dinamika lingkungan strategis (vuca) dan
disrupsi teknologi serta aspek-apsek lingkungan strategis lainnya. Semangat
saling menguatkan melalui proses berbagi pengetahuan dan pengalaman
dalam memajukan dan meningkatkan kinerja individu dan organisasi.
IV. Mata pelatihan Harmonis bertujuan membentuk ASN yang mampu
mengaktualisasikan nilai harmonis dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya.
V. Setelah mengikuti pembelajaran tentang Loyalitas, Peserta mampu
mengaktualisasikan nilai loyal (berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara) dalam melaksanakan tugas dan fu gsiya sebagai ASN.
VI. Setelah mengikuti pembelajaran mata pelatihan Adaptif, peserta diharapan
mampu memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai adaptif dalam
pelaksanaan tugas jabatannya.
VII. Tujuan dari pembelajaran ini untuk membentuk kompetensi dasar ASN
terkait pelaksanaan kolaborasi. Setelah mengikuti pembelajaran, peserta
diharapkan dapat memiliki pengetahuan serta mampu membangun kolaborasi
untuk mendukung tujuan organisasi.
Indikator Hasil Belajar I.Berorientasi Pelayanan
 Memahami dan menjelaskan pelayanan publik secara onseptual/teoretis;
 Memahami dan menjelaskan panduan perilaku (kode etik) nilai
Berorientasi Pelayanan, serta memberikan contoh perilaku spesifik yang
kontekstual dengan jabatan dan/atau organisasinya;
 Mengaktualisasikan nilai Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan
tugas jabatannya masing-masing; dan
 Menganalisis kasus dan/atau menilai contoh penerapan Berorientasi
Pelayanan secara tepat.
II. Akuntabel
 Memahami dan enjelaskan akuntabel secara konseptual-teoritis yang
Bertanggungj awab atas kepercayaan yang diberikan;
 Memahami dan smenjelaskan panduan perilaku (kode etik akuntabel);
 Mampu memberikan contoh perilaku dengan pelaksanaan tugas dengan
jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi,
penggunaan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien serta tidak menyalahgunakan kewenanngan
jabatan
 Memahmi dan menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan
III. Kompeten
 memahami konteks lingkungan strategis yang mempengaruhi
pengelolaan dan tuntutan karakter dan kompetensi ASN yang sesuai;
 memahami kebijakan dan pendekatan pengelolaan ASN;
 memahami dan peka terhadap isu-isu kritikal dalam merespons
penyesuaian kompetensi ASN;
 memahami pentingnya pengelolaan pengembangan ASN dalam konteks
pembangunan nasional dan tantangan global;
 mampu mengajukan pemikiran-pemikiran kritis dalam penguatan
kompetensi ASN di lingkungan instansi dan konteks nasional serta
global;
 menjelaskan aspek kompeten secara konseptual-teoritis dengan perilaku
terus belajar dan mengembangkan kapabilitas diri;
 menjelaskan panduan perilaku kompeten sebagai wujud nilai kompeten
sebagai bagian nilai-nilai dasar ASN, BerAkhlak;
 memberikan contoh perilaku dengan peningkatan kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar
IV. Harmonis
 Memahami dan menjelaskan keanekaragaman bangsa Indonesia serta
dampak, manfaat dan potensi disharmonis di dalamnya.
 Menjelaskan dan menerapkan nilai harmonis sesuai kode etik ASN
secara konseptual teoritis yang meliputi saling peduli dan meghargai
perbedaan, serta memberikan contoh perilaku dengan menghargai setiap
orang apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain serta
membangun lingkungan kerja yang kondusiif.
 Menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan harmonis secara
tepat.

V. Loyal
 Menjelaskan loyal secara konseptual-teoritis yang berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara;
 Menjelaskan panduan perilaku (kode etik) loyal;
 Mengaktualisasikan Loyal Dalam Konteks Organisasi Pemerintah; dan
 Menganalisis kasus dan/atau menilai contoh penerapan loyal secara tepat
pada setiap materi pokok.
VI. Adaptif
 Memahami pentingnya mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan
dalam pelaksanaan tugas jabatannya;
 Menjelaskan adaptif secara konseptual-teoritis yang terus berinovasi dan
antusias dalam menggerakan serta menghadapi perubahan;
 Menjelaskan panduan perilaku (kode etik) adaptif;
 Memberikan contoh perilaku dengan cepat menyesuaikan diri
menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan
kreativitas, bertindak proaktif; dan
 Menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan adaptif secara tepat.
VII. Kolaboratif
 a. Menjelaskan berbagai konsep kolaborasi, collaborative governance,
serta Whole of Government; dan
 b. Dapat menganalisis praktik kolaborasi di organisasi pemerintah
Materi Pokok 1 Dalam penyelenggaraan pelayanan public pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warganegaranya. Tidak hanya terkait dengan
Berorientasi Pelayanan bentuk dan jenispelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait
dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokr i wajib
mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat. Citra positif ASN sebagai
pelayan public terlihat dengan perilaku melayani dengan senyum, menyapa dan
member salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan tepat
waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untukmemilih
layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan
tekad memberikan pelayanan yang prima.Berorientasi Pelayanan merupakan
salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima
demi kepuasan masyarakat.
Materi Pokok 2 Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah
Akuntabel sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara
mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep
tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang
memberikan amanat. Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah
menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
 Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
 Kemampuan menggunakan kekayajan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
 Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi.
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak
menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan
Zonke, 2017). Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur
pemerintahan dalam memberikan layanang kepada masyarakat. Aulich (2011)
bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang memiliki integritas yang baik
akan mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan
Transparansi. Integritas adalah konsepnya telah disebut filsuf Yunani kuno, Plato,
dalam The Republic sekitar 25 abad silam, adalah tiang utama dalam kehidupan
bernegara. Semua elemen bangsa harus memiliki integritas tinggi, termasuk para
penyelenggara negara, pihak swasta, dan masyarakat pada umumnya.
Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN akan memberikan dampak
sistemik bila bisa dipegang teguh oleh semua unsur. Melalui Kepemimpinan,
Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab, Keadilan, Kepercayaan,
Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat membangun lingkungan kerja
ASN yang akuntabel.
Materi Pokok 3 Perilaku kompeten sebagaimana dalam uraian modul ini, diharapkan menjadi
bagian ecosystem pembangunan budaya instansi pemerintah sebagai instansi
Kompeten pembelajar (organizational learning). Pada ujungnya, wujudnya pemerintahan
yang unggul dan kompetitif, yang diperlukan dalam era global yang amat dinamis
dan kompetitif, sejalan perubahan lingkungan strategis dan teknologi yang
berubah cepat.
Berkinerja yang BerAkhlak:
1. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja. Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan
publik. Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku
BerAkhlak.
2. Meningkatkan kompetensi diri:
 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah adalah keniscayaan.
 Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan eutagogi atau
disebut juga sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan
berbasis pada sumber pembelajaran utama dari Internet
 Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis
online network.
 Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber
keahlian para pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau
instansi tempat ASN bekerja atau tempat lain.
 Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang
mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi
dan atau luar organisasi.
3. Membantu Orang Lain Belajar:
 Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor
termasuk morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer
pengetahuan. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu
aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs
and Open Forums).
 Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam
dokumen kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan
memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah,
disimpan dan diambil (Knowledge Repositories).
 Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and
Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network),
pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat
pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman (lessons learned).
4. Melakukan kerja terbaik:
 Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap
organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis,
hidup dan berkembang melalui berbagai perubahan lingkungan dan
karya manusia.
 Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak
dilepaskan dengan apa yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang.
Materi Pokok 4 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna dan tulisan kata
„harmonis‟ yang benar:
Humoris • har·mo·nis a bersangkutpautdng (mengenai) harmoni; seiasekata;
• meng·har·mo·nis·kan v menjadikanharmonis;
• peng·har·mo·nis·an n proses, cara, perbuatanmengharmoniskan;
• ke·har·mo·nis·an n perihal (keadaan) harmonis; keselarasan; keserasian: ~ dl
rumah tangga perlu dijaga Membangun budaya harmonis tempat kerja yang
harmonis sangat penting dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang
positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Identifikasi
potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana harmonis
harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan
bermasyarakat.
Materi Pokok 5 1. Konsep Loyal
Loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita
Loyal organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan
dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang sah sejauh
pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, karena ASN merupakan bagian atau komponen dari
pemerintahan itu sendiri.
2. Panduan perilaku/kode etik Loyal
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, serta setia kepada NKRI serta pemerintahan yang saha
b. Menjaga nama baik sesame ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara
Materi Pokok 6 Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan
Adaptif budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya
tujuan organisasi ,tingkat kepercayaan, perilaku tanggungjawab, unsure
kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan
kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu
yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Materi Pokok 7 Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat
birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan.
Kolaboratif Calon ASN muda diharapkan nantiny amenjadi agen perubahan yang dapat
mewujudkan harapan tersebut. Pendekatan WoG yang telah berhasil diterapkan
di beberapa Negara lainnya diharapkan dapat juga terwujud di Indonesia. Semua
ASN Kementerian/Lembaga /Pemerintah Daerah kemudian akan bekerja dengan
satu tujuanya itu kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Keterkaitan Mata Pelatihan Agenda nilai-nilai dasar ASN membekali peserta dengan ilai-nilai dasar yang
dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan ASN secara profesional sebagai
dengan Agenda pelayan masyarakatyang meliputi tujuh kemampuan yaitu berorientasi pelayan,
akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif. Kemampuan
tersebut diperoleh setelah mempelajari mata pelatihan pada agenda dua. Setelah
mempelajari mata pelatihan tersebut, peserta mampu memaknai dan
menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN didalam setiap tugas pekerjaannya.
Jadi, tugas pekerjaan menjadi sangat penting untuk dapat dilakukan dengan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN.
RINGKASAN
MATA PELATIHAN PENGENALAN FUNGSI DAN TUGAS ASN
Oleh : ELFIANTI MENDROFA, S.Pd., Gr. NIP : 198609032022212010

Program Pelatihan : ORIENTASI PPPK


Agenda Pembelajaran : Agenda III (Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI)
Mata Pelatihan : Smart ASN dan Manajemen ASN
Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan I. Smart Asn
Berbagai tantangan di ruang digital harus di imbangi dengan literasi digital yang
mumpuni. Modul ini bukan hanya sebagai buku panduan semata, namun
diharapkan para peserta ASN mampu mengikuti dan beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi secara cepat. Sehingga terwujudlah kinerja yang bukan
hanya cakap didunia nyata namu juga cakap didunia digital.
II. Manajemen ASN
Modul ini akan membahas tentang konsep dan
kebijakan manajemen aparatur sipil negara, dan bagaimana
kebijakan tersebut diimplementasikan di instansi pemerintah,
dan termasuk di dalamnya adalah hal-hal apa yang harus
diperhatikan agar manajemen aparatur sipil Negara dapat
mencapai tujuannya yaitu untuk menciptakan
profesionalisme aparatur sipil negara.
Tujuan / Hasil Belajar I. a. Memiliki pemahaman mengenai literasi digital;
b. Mengenali berbagai bentuk masalah yang ditimbulkan akibat kurangnya
literasi digital;
c. Mampu mengimplementasikan materi literasi digital pada kehidupan
sehari-hari bagi peserta;
d. Mampu mengaplikasikan materi literasi digital dana kehidupan sehari-hari
bagi peserta;
II. a. Memahami dan menjelaskan bagaimana kedudukan, peran, hak dan
kewajiban, dan kode etik ASN
b. Konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN
c. Mekanisme pengelolaan ASN
Indikator Hasil Belajar I. Smart ASN
a. Memiliki pemahaman mengenai literasi digital;
b. Mengenali berbagai bentuk masalah yang ditimbulkan akibat kurangnya
literasi digital;
c. Mampu mengimplementasikan materi literasi digital pada kehidupan sehari-
hari bagi peserta;
d. Mampu mengaplikasikan materi literasi digital dana kehidupan sehari-hari
bagi peserta;
e. Menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan kecakapan, keamanan,
etika, dan budaya dalam bermedia digital
II. Manajemen ASN
a. Menjelasakn kedudukan, peran, hak dan kewajiban, kode etik dank ode
perilaku ASN;
b. Menjelaskan konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN;
c. Menjelaskan mekanisme pengelolaan ASN.
Materi Pokok 1 Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital
culture, digital ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital
Smart ASN digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif
masyarakat dalam menguasai teknologi digital Digital skill merupakan
Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta system operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari. Digital culture merupakan Kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-
hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Digital ethics
merupakan Kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata
kelolaetika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Digital safety
merupakan Kemampuan User dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi
dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Materi Pokok 2 Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
Manajemen ASN politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. ASN terdiri dari 1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan 2)
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

1. Kedudukan dan peran ASN

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan


kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
berfungsi sebagai: 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik; dan 3)
Perekat dan pemersatu bangsa

2. Hak dan Kewajiban ASN

PNS berhak memperoleh: 1) gaji, tunjangan, dan fasilitas; 2) cuti; 3) jaminan


pensiun dan jaminan hari tua; 4) perlindungan; dan 5) pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak memperoleh: 1) gaji dan tunjangan; 2) cuti; 3)
perlindungan; dan 4) pengembangan kompetensi.
Selain hak di atas, ASN juga memperoleh perlindungan pemerintah berupa

a. Jaminan kesehatan;

b. Jaminan kecelakaan kerja;

c. Jaminan kematian; dan

d. Bantuan hukum.

Kewajiban ASN:

a. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
yang sah;

b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang


berwenang;

d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,


kesadaran, dan tanggung jawab;

f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan


tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN


Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:

a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas


tinggi;

b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

d. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

e. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang


Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;

f. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;

g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,


efektif, dan efisien;

h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.

j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan


jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain;

k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan

l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai disiplin


Pegawai ASN.
Fungsi kode etik dan kode perilaku ini sangat penting dalam birokrasi dalam
menyelenggarakan pemerintahan. Fungsi tersebut, antara lain: 1) Sebagai
pedoman, panduan birokrasi public/aparatur sipil negara dalam menjalankan
tugas dan kewanangan agar tindakannya dinilai baik. 2) Sebagai standar penilaian
sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi public/aparatur sipil negara dalam
menjalankan tugas dan kewenangannya.

4. Sistem Merit

Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan”.
Manfaat sistem merit dalam organisasi:

a. Mendukung keberadaan penerapan prinsip akuntabilitas

b. Dapat mengarahkan SDM untuk dapat mempertanggungkawabkan tugas dan


fngsinya

c. Instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk


mencapai visi dan misinya.

Manfaat sistem merit bagi pegawai:

a. Menjamin keadilan dan ruang keterbukaan dalam perjalanan karir seorang


pegawai

b. Memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri


Keterkaitan Mata Pelatihan Agenda kedudukan dan peran ASN dalam NKRI membekali peserta untuk
menjalankan fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik serta perekat dan
dengan Agenda pemersatu bangsa, dan mampu mengelola tantangan diruang digital pada masa
kini. Pengetahuan tersebut diperoleh melalui pembelajaran tentang bagaimana
menjadi smart AsN dan manjemen ASN. Diharapkan setelah mata pelaihan
tersebut peserta Memiliki pemahaman mengenai literasi digital, mengenali
berbagai bentuk masalah yang ditimbulkan akibat kurangnya literasi digital,
mampu mengimplementasikan materi literasi digital pada kehidupan sehari-hari
bagi peserta, mampu mengaplikasikan materi literasi digital dana kehidupan
sehari-hari bagi peserta. Serta memahami dan menjelaskan bagaimana
kedudukan,
peran, hak dan kewajiban, dan kode etik ASN.

Anda mungkin juga menyukai