Anda di halaman 1dari 4

KODAM IX/UDAYANA

MENATA ROADMAP BIDANG PERSONEL UNTUK MENGGAPAI IMPIAN MEWUJUDKAN


PERONEL TNI-AD YANG PROFESIONAL DAN UNGGUL

Lettu Ckm dr. Ridla Ubaidillah


Paurbekal Matkes Kesdam IX Udayana

Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan tugas-tugas TNI-AD, kebijakan pembinaan


personel TNI-AD diarahkan tetap melanjutkan program-program tahun sebelumnya sesuai
tuntutan Reformasi Birokrasi dengan titik berat pada penataan sistem manajemen sumber daya
manusia dan kebijakan Zero Growth Of Personnel (ZGP) dalam ranggka pembangunan
kekuatan pokok minimum atau minimum Essential Force (MEF). Kebijakan ZGP dihadapkan
pada MEF artinya TNI AD harus lebih meningkatkan SDM yang sejalan dengan “ Panca Tunggal
Sasaran Pembinaan “ yaitu pelaksanaan Reformasi Birokrasi, menigkatkan kesiapan
opersasional satuan, meningkatkan kesehjatraan prajurit dan PNS beserta keluargannya, serta
meningkatkan tertib administrasi dan hukum sesuai ketentuan yang berlaku.

Untuk mendukung tugas pokok TNI AD, maka kita akan mengembangkan visi menata
Roadmap bidang prsonel untuk menggapai Impian mewujudkan personel TNI AD yang
professional dan unggul, visi ini sangat mulia sehingga diharapkan dpat dipedomani dan
diimplementasikandalam kegiatan pembinaan personel oleh seluruh jajaran pejabat personel TNI
AD. Guna memberikan pemahaman tetang pembinaan personel TNI AD kepada seluruh prajurit
TNI AD, Pada kesempatan kali Ini Kami akan menulis karya Ilmiah tentang “ menata Roadmap
bidang personel untuk menggapai impian mewujudkan personel TNI AD yang professional
dan unggul “ yang dibatasi dengan perencanaan personel dan pembinaan karir untuk
mendapatkan prajurit yang professional dan unggul. Semoga dapat memberikan wawasan
kepada setiap prajurit atau perwira TNI AD.

Perencanan personel. Penataan sistem manajeman sumber daya manusia. Di dalam


penataan sistem manajemen sumber daya manusia aparatur terdapat 8 program yang harus di
tindak lanjuti sebagai berikut :
Pertama ; penataan sistem rekruitmen personel sehingga terbangun sistem rekruitmen
personel yang terbuka, transparan, akuntabel, dan berbasis kompetensi.
Kedua ; analisis jabatan, dengan menyediakan uraian jabatan yang mengandung tugas,
tanggung jawab dan hasil kerja sebagai bahan penilaian beban kerja satuan dan perorangan.
Ketiga ; evaluasi jabatan, berdasarkan beban kerjannya sebagai updating kelas jabatan
dan pemberian tunjangan kinerja.
Keempat ; peyusunan standard kompetensijabatan dan tersediannya informasi secra
komperhensif dan akuratprofil kompetensi individu.
Kelima ; assessment individu berdasarkan kompetensi sebagai bahan pembinaan karier
personel.
Keenam ; penerpan sistem kerja individu yang obyektif, tranparan dan akuntabel dengan
indikator kinerja individuyang terukur dan akuntabel.
Ketujuh ; membangun atau memperkuat data base personel sehingga tersedia data
personel yang mutakhir dan akurat.
Kedelapan ; pengembangan pendidikan dan pelatihan personel berbasis kompetensi
KODAM IX/UDAYANA
Penataan kekuatan personel diatur melalui rencana kebutuhan personel jangka panjang
dengan menyeimbangkan antara jumlah personel Dikma/Intake dengan jumlah personel yang
keluar/pension dalam rangka memelihara kekuatan agar tercapai sasaran zero growth of
personnel (ZGP).

Penataan komposisi personel Militer/PNS antar pangkat, golongan, kecabangan, atau


corps dan sumber prajurit diupayakan dalam rangka mewujudkan kekuatan personel sesuai
dengan Minimum Essential Force (MEF). Realisasi untuk mewujudkan Minimum Esesntial Force
(MEF) TNI AD berdasarkan Zero Growth Of Personnel (ZGP) melalui penataan kuantitas
organisasi dengan pengurangan 20% TOP/DSP satuan yang sudahada khususnya satuan non
operasional, sebagai konsekuensimemenuhi personel pembentukan satuan operasinal baru,
sedngkan penataanpersonel secara kualitas melalui pengurangan personal dijabatan tertentu
yang jika dihitung berdasarkan beban kerjannya dapat efektif dengan jumlah personel minimum,
sehungga secara organisasi kualitas personelnya meninggkat.

Pola pengisian personel hasil Dikma diarahkan untuk penataan kekuatan satuan
lapangan sebagai prioritas pertama dengan sasaran terpenuhinya dan terpeliharannya kekuatan
satuan oprasional serta terpenuhinnya kekuatan personel kowil didaerah rawan/perbatasan.
Pengisian personel pembentukan satuan baru sesuai pentahapan/ kesiapan pembangunan
pengkalan.

Penerimaan prajurit sebagai bagian dari pembinaan personel ada hakikatnya merupakan
suatu upaya, pekerjaan dan kegiatan untuk mendpatakan prajurit TNI AD dengan kualitas dan
kuantitas yang dibutuhkan guna memenuhi kebutuhan organisasi TNI AD dalam rangka
pelaksanaan tugas pokok TNI AF. Guna mewujudkan penerimaan prajurit yang efektif, efisien,
dan tetap sasaran baik secara kualitatif maupun kuantitatif maka harus berpedoman pada buku
pedoman penerimaan prajurit TNI AD yang telah ada. Dalam hal ini staf personel AD diharuskan
menyediakan personel yang bekualitas dan siap untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai
prajurit TNI AD.

Pada TA 2018 ini staf personel AD telah memindaklanjuti Perpers RI no 65 tahun 2011
tentang percepatan pembangunan papua dan papua barathusunya untuk mendapatkan putra
daerah untuk mendapatkan putra daerah sebagai calon prajurit TNI ADbaik perwira bintara
maupun tamtama. Untuk mendukung kegiatan tersebut pimpinan TNI AD telah memerintahkan
kepada seluruh jajaran untuk melaksanaakan kegiatan penerimaan prajurit dimulai dari
kampanye dan pendataan, pembinaan kepada calon prajurit hingga pelaksanaan seleksi tingkat
daerahdalam hal ini jajaran Kodam Korem Kodim Koramil Ajenrem Ajendam dan instasi terkait
berupaya keras untuk mendapatkan calon prajurit yang professional dan unggul serta berkualitas
yang direncanakan oleh mabes TNI dan Kemhan.

Program lain yang dilaksanakan untuk mendaptkan calon Taruna Akmil yang berkualitas
dan berpotensi serta berprestasi dilakukan kampanye dan seleksi langsung ke SMA –SMA
unggulan di wilayah Kodam dengan melibatkan Instansi terkait.

Kegiatan pembinaan karir personel TNI AD dilaksanakan secara terencana, terarah dan
berlanjut, guna memberikan peluang pengembangan karir serta terpenuhinya normajabatan dan
kepangkatanyang tepat bagi personelyang bersangkutandengan tetap memperhatikan
kepentingan dan kebutuhan organisasi.
KODAM IX/UDAYANA
Semua proses pembinaan karir agar mendapat prajurit yang professional dan ungul serta
berprestasi dan berpotensi akan langsung dipimpin oleh KASAD dan Aspers Kasad.mutasi
personel dalam struktur diprioritaskan untuk mengisi Kotama ( luar pulau jawa ) yang masih
kurang personelnnya, sedangkan mutasi diluar struktur dilaksanakan secara selektif disesaikan
dengan kompetensi.

Dinamika perkembangan organisasi yang seemikian cepat kurun waktu 10 tahun terkahir,
menjadikan keseimbngan antara intake personel dengan pengakhiran ikatan dinas tidak lagi
sesuai dengan format binkar yang digunakan. Ketidakseimbangan tersebut membuatorganisasi
TNI AD memikul beban personel yang berlebihan hingga kurun waktu yang cukup lama. Sebagai
gambaran nyata bias kita ketahui berdasarka TOP/DSPP TNI AD. jumlah jabatan Letnan sampai
Kolonel yang akan menawaki sudah dengan dengan perhitungan jelas dan diketahui semakin
tinggi level jabatan akan semakin sedikit personel yang mengawaki, artinya tidak semua perwira
akan mencapai posisi puncak ( Top Leader )

Stagnasi akibat beban personel yang berlebihan bagi seluruh prajurit disikapi oleh TNI AD
dan dalam hal ini Spersad dengan beberapa Langkah diantarannya menyikapi Road Map ( Peta
Jabatan ) yang jelas dan transparan , menerapkan carier by dedign ( desain karir ) bagi seluruh
prajurit agar profesionalitas prajurit tetap terjaga. Kompeensi yang terdiri dari basic Knowledge (
pengetahuan Dasar ), Skill (keterampilan ), attitude ( prilaku prajurit) dan Value ( tata nilai prajurit
haru di telusuridengan benar agar potensi yang terpendam dapat digali untuk mendukung
organisasi.

Penelusuran potensi untuk mendapatkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat
dilakukan oleh TNI AD berdasarkan hasil psikologi, hasil pendidikan serta bakat dan prestasi
prajurit di lapangan. Spersad berupaya menyelenggarakan binkar secra konsisten, terpadu,
terarah, terencana, dan terintergrasi dengan baik agar dapat mewujudkan profesionalisme
prajurit.

Pada jangka panjang, binkar digunakan pula untuk mencetak kader pimpinan TNI AD
masa depan yang memiliki pengalaman cukup, kematangan sempurna dan ketangguhan yang
dibutuhkan untuk menghadapi dinamika perkembangan dimasa depan. Proses pematangan
tersebut dilakukan dengan giliran penugasan jabatan ( Tour Of Duty ) dan giliran penugasan
daerah ( Tour Of Area ).

Pada jabatan strategis, pemilihan personel dilaksanakan secara konsisten melalui


mekanisme uji kompetensi dan sidang jabatan berdasarkan perpang TNI nomor 59/X/2008
tanggal 17 Oktober 2008 tentang petunjuk administrasi penggunaan prajurit TNI dan berbasis
kompetensi jabatan dengan tetap ). pada penilaian moralitas, dedikasi, loyalitas, akademik,
jasmani, dan psikologi. Uji kompetensi dilaksanakan secra trasnparan dan terukur oleh pelaksana
yang memiliki kapabilitas untukmelakukan pengujian ( Disjasad, Dispsiad, Kesad, dan LKT
kesenjataan. Pada saat uji kompetensi masih terbatas pada calon Danrem, DanBrigif, Danmen,
Danyon, Dandim, dan Danden intel, namun demikian pada masa mendatang dikembangkan ke
hampir seluruh ruang jabatan.

Pada dasarnya seluruh perwira memiliki kesempatan yang sama untuk dapat mengikuti
uji kompetensiyang mekanismenya telah diatur mulai dari pemilihan calon pada siding wanjak
hingga pelaksanaan ujinya dengan memperhatikan beberapa faktor seperti : prestasi, ( Ranking
pendidikan, penugasan operasi, dabsat terbia dll ), tanda penghargaan Bintang Kartika Eka Paksi
KODAM IX/UDAYANA
Prestasi, Satya Lencana Wira Karya dan Bintang Yudha Dharma Pratama, Talent Scouting yang
lengkap dan sosiometri yang baik.

Agar tejadi keseimbangan kaderisasi dalam Organisasi TNI AD, Maka jumlah personel
pada jabatan strategis perludiadakan pengaturan yang sesuai. Agar tidak terjadi stagnasi maka
merencanakan pembagian beban yang merata kepada beberapa lulusan perangkatan.

Menyimak kondisi dan permasalahan personel TNI AD, para perwira tidak perlu khawatir
menghadapi karir kedepan, karena Spersad tetap melakukan pola pembinaan karir secara
terarah, adil, obyektif, dan transparan berdasarkan pertimbangan yang telah diuraikan diatas
yaitu setiap personelmempunyai kesempatanyang sama dalam mencapai karier yang setinggi-
tingginya. Dalam hal ini spersad tetap mendorong perwira yang baik dan berprestasi untuk dapat
maju sehingga daya dukung aspek personel terhadap organisasi dapat optimal.

Menyikapi kondisi personel khususnya perwirayang tidak seimbang dengan ruang


jabatan, pimpinan TNI AD telah mengambil langkah untuk dapat menyalurkan para perwira yang
memiliki kopetensi dan dedikasi yang baik untuk disiapkan dan disalurkan ke instansi non
structural dan BUMN. Bagi perwira yang akan memilih untuk melanjutkan karier diluar TNI AD (
Second Carrier ), sesuai petunjuk pimpinan TNI AD, spersad telah membentuksatu paban yang
khusus akan mengenai personel yang memilih second carrier, yaitu Paban V/ Sahlur.

Paban v/ sahlur akan bertugas menangani pemisahan dan penyaluran prajurit aktif yang
memiliki kompetensi dan dedikasi baik yang akan diarahkan ke instansi Non Struktural dan BUMN
secara selektif. Hal ini dilakukan dalam rangka memberi kesempatan untuk mengembangkan
karir para perwira TNI AD di luar struktur TNI. Second carrier ini diberikan kepada semua prajurit
dengan melalui seleksi yang didasari oleh kompetensi perorangan dihadapkan dengan standar
yang ditentukan oleh instansi pengguna.

Beberapa hal tentang pembinaan personel yang perlu mendapat perhatian dari pada
Komandan satuan, pertama ; selalu berupaya meningkatkan kemampuan diri melalui penambhan
bekalilmu pengetahuan dan teknologi dengan dilandasi disiplin diri yang tinggi dan kemauan yang
keras untuk maju. Kedua ; budayakan pemberian reward and punishment secara objektif dan
konisiten terhadap setiap prajurit serta dilaksankan secara proporsional dan terarah. Ketiga ;
laksanakan pembinaan mental, moril, jasmani, penanaman kesadaran dan penegakan hukum,
disiplindan tata tertib yang yang harus dilaksanakan secara simultan dalam pembinaan satuan.
Keempat ; beri bimbingan dan pembinaan terhadap kesiapan anggota sebagai caserdik
menyangkut aspek kesehatan, akademik dan jasmani dalam mengikuti seleksi pendidikan.
Kelima ; dalam penempatan jabatan khususnya perwira agar berpedoman pada Tour Of Area (
TOA) dan Tour Of Duty (TOD) dengan kebutuhan dan kepentingan organisasi.

Demikian tulisan tentang kebijakan dalam pembinaan personel TNI AD ini dibuat dengan
harapan dapat bermanfaat bagi kita dalam melanjutkan pengabdian kepada TNI AD yang kita
cintai. Semoga tuhan YME senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnnya kepada kita
semua.

Anda mungkin juga menyukai