Anda di halaman 1dari 14

KOMANDO DAERAH MILITER XII/TANJUNG PURA

BATALYON KAVALERI 12/BERUANG CAKTI

ESSAY
STRATEGI PEMELIHARAAN ALUTSISTA SATUAN YONKAV
DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS POKOK
SATUAN TNI AD

Dibuat oleh

Nama : I Nyoman Artawan, S.Sos.


Pangkat/Korps/NRP : Mayor Kav NRP 11030039330482

Mempawah, Januari 2021


STRATEGI PEMELIHARAAN ALUTSISTA SATUAN YONKAV
DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS POKOK SATUAN TNI AD

Pendahuluan

TNI AD yang merupakan bagian dari TNI, memiliki tugas pokok yaitu
melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah darat, melaksanakan tugas
TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra darat, dan melaksanakan
pemberdayaan wilayah pertahanan di darat. 1 Oleh karena itu, satuan jajaran TNI AD
harus selalu siap dalam mengantisipasi segala bentuk ancaman yang akan timbul
khususnya di wilayah darat. Di era kemajuan teknologi saat ini, maka bentuk ancaman
yang timbul tentu saja akan berbeda. Keberhasilan tugas operasi tempur yang
dilaksanakan satuan jajaran TNI AD selain ditentukan oleh kemampuan bertempur yang
dimiliki prajurit juga sangat dipengaruhi kesiapan operasional Alat Utama Sistem Senjata
yang dimiliki. Alat Utama Sistem Senjata yang selanjutnya disebut Alutsista adalah alat
peralatan utama beserta pendukungnya yang merupakan suatu sistem senjata yang
memiliki kemampuan untuk pelaksanaan tugas pokok Tentara Nasional Indonesia. 2
Peran alat utama sistem persenjataan (Alutsista) terbilang sangat penting atau vital
karena selain untuk sarana pertahanan negara, Alutsista juga menjadi bagian penting
dalam menjaga keamanan suatu negara dari ancaman-ancaman yang tidak
diinginkan. Alutsista merupakan segala bentuk alat serta komponen yang berfungsi
sebagai alat pertahanan sebuah negara yang digunakan oleh militer, dalam
melakukan proses pengamanan dan mencegah saat terjadinya konflik militer dan
konflik yang membahayakan kedaulatan negara dan berguna dalam pengembangan
profesionalitas militer suatu negara, karena salah satu ciri tentara yang modern
adalah tentara yang dapat memahami berbagai macam persenjataan yang
teknologinya terus berkembang setiap waktu. Salah satu satuan di jajaran TNI AD yang
dilengkapi dengan Alutsista adalah satuan Kavaleri.

Satuan Kavaleri merupakan satuan yang bertugas pokok menyelenggarakan


fungsi kavaleri dengan titik berat sebagai fungsi penggempur pada OMP dan OMSP
dalam rangka mendukung tugas pokok kodam3

Satuan ini dilengkapi dengan Alutsista berupa kendaraan tempur berlapis baja.
Oleh sebab itu, alusista yang digunakan harus dalam keadaan siap operasional.

1
UU RI Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI Pasal 8
2
Permenhan Nomor 46 Tahun 2016 Pasal 1 Ayat 2
3
Bujuk orgasYonkav Rok 2011
2

Kesiapan operasional Alutsista yang dimiliki oleh satuan Kavaleri tidak terlepas dari
pelaksanaan pemeliharan yang dilakukan. Pemeliharaan yang baik tentu saja akan
berdampak pada masa pakai dari Alutsista tersebut. Dihadapkan pada kondisi Alutsista
satuan Kavaleri yang saat ini rata-rata usia pakainya sudah cukup tua (25 s.d 40 tahun)
tentu saja berpengaruh terhadap kebutuhan pemeliharaan yang cukup tinggi. Fenomena
yang terjadi adalah peremajaan Alutsista tidak diikuti dengan peningkatan sistem
pemeliharaan Alutsista di satuan berupa manajemen pemeliharaan (maintenance),
sarana dan prasarana pendukung seperti bengkel (workshop), suku cadang, dan peranti
lunak. Akibatnya kesiapan operasional Alutsista yang rendah untuk mendukung tugas
pokok satuan. Di satuan Kavaleri ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam
setiap kegiatan pemeliharaan, meliputi otomotive, senjata dan Alat komunikasi. Setiap
komponen tersebut harus dapat dioperasionalkan secara baik. Oleh karenannya perlu
adanya pemeliharaan yang dilaksanakan secara maksimal dan tepat sasaran sehingga
tugas pokok satuan dapat tercapai.

Mendasari latar belakang di atas, maka penulis perlu membahas tentang strategi
pemeliharaan Alutsista satuan Kavaleri yang efektif dan efisien dalam rangka
mendukung tugas pokok satuan. Setidaknya ada empat pokok persoalan yang perlu
dikupas dalam permasalahan di atas, yaitu: A. Bagimana manajemen pemeliharaan
(maintenance); dan B. Bagaimana Sarana dan Prasarana pendukung/Workshop
Bengkel. Dari persoalan tersebut, kemudian bisa dirumuskan permasalahan pokoknya
yaitu “Bagaimana strategi pemeliharaan Alutsista satuan Kavaleri dalam
mendukung tugas pokok satuan TNI AD ?”.

Membahas mengenai pentingnya strategi pemeliharaan Alutsista satuan Kavaleri


dalam mendukung tugas pokok satuan TNI AD menjadi sangat penting nilainya,
mengingat sesungguhnya strategi ini diharapkan mampu peningkatkan kemampuan
pemeliharan Alutsista. Untuk menguraikan permasalahan yang ada diatas, penulis
menggunakan metode deskriptif analisis guna menggambarkan detail permasalahan dan
faktor-faktor yang berpengaruh yang dipadukan dengan pengamatan empiris dan
kepustakaan.

Penulis meyakini akan mendapatkan nilai guna atau manfaat pribadi berupa
pengalaman menganalisa suatu permasalahan dengan penalaran ilmiah. Maksud dari
penulisan ini adalah memberikan gambaran tentang strategi pemeliharaan Alutsista
satuan Kavaleri dalam mendukung tugas pokok satuan TNI AD. Tujuan penulisan ini
sebagai bentuk sumbang pikir penulis kepada Komando Atas sebagai penentu kebijakan
di lingkungan TNI AD. Pada ulasan ini, penulis membagi dalam sistematika
3

pendahuluan, pembahasan dan penutup dengan pembatasan pada strategi


pemeliharaan Alutsista di satuan Batalyon Kavaleri TNI AD.

Pembahasan

Mengawali inti pembahasan, sebelumnya telah kita simak bersama sedikit


rumusan permasalahan yang menurut pengamatan dan identifikasi penulis bersumber
dari empat pokok persoalan, yang nantinya akan dibahas dalam tulisan ini yaitu
Bagimana manajemen pemeliharaan (maintenance), dan Sarana dan Prasarana
pendukung/Workshop Bengkel. Pada subjudul-subudul dibawah ini Penulis akan
menguraikannya satu persatu tentang strategi pemeliharaan Alutsista satuan Kavaleri
yang efektif dan efisien dalam rangka mendukung tugas pokok satuan.

Manajemen pemeliharaan (maintenance)

Alutsista yang dioperasikan di satuan Kavaleri saat ini cenderung semakin


kompleks dan membutuhkan modal yang cukup besar untuk biaya operasional. Untuk
itu, strategi dan kebijakan pemeliharaan diperlukan agar semua peralatan yang
beroperasi di dalam sistem tidak mengalami kegagalan dalam pengoperasiannya. Upaya
mengoptimalkan pemeliharaan telah banyak dilakukan, kesemuanya bertujuan untuk
menjaga keandalan (reliability) dan ketersediaan (availability) sistem. Oleh sebab itu,
saat ini teknik pemeliharaan lebih banyak dikonsentrasikan pada pemeliharaan
pencegahan (preventive) untuk menghindari kerusakan yang lebih serius. Masa pakai
Alutsista yang ada tentu saja tergantung pada kemampuan pemeliharaan yang
dilakukan satuan tersebut. Kemampuan ini tentu tidak terlepas dari manajemen
pemeliharaan yang ada. Tingkat manajemen pemeliharaan sangatlah berpengaruh pada
tingkat kesiapan operasional Alutsista tersebut. Namun pada kenyataannya, Tingkat
manajemen pemeliharaan satuan saat ini masih kurang. Tingkat manajemen
pemeliharaan hanya sebatas pada perbaikan kerusakan dari Alutsista yang ada, bukan
termasuk bagaimana menerapkan tahapan-tahapan dari manajemen pemeliharaan yang
baik. Apalagi pemeliharaan yang dilakukan satuan Kavaleri adalah tingkat “0”. Sehingga
harapannya Pemeliharaan Alutsista satuan Kavaleri tidak hanya sebatas memperbaiki
kendaraan yang rusak namun mengerti akan manajemen yang harus diterapkan dalam
kegiatan pemeliharaan Alutsista tersebut. Sehingga didapatkan tahapan-tahapan
pemeliharaan yang baik dan benar.

Secara garis besar manajemen pemeliharaan merupakan pengorganisasian


operasi pemeliharaan untuk memberikan performansi mengenai peralatan dan fasilitas
4

satuan. Gagasan yang timbul mengenai pokok-pokok pikiran dalam perencanaan


program pemeliharaan ditunjukkan oleh tiga buah pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa yang harus dipelihara ?


2. Bagaimana cara pemeliharaannya ?
3. Kapan melakukan pemeliharaannya ?

Dasar pemikiran yang sehat dan logis adalah suatu persyaratan terbaik dalam
mengorganisasikan pemeliharaan. Pengorganisasian ini mencakup penerapan dari
metode manajemen dan memerlukan perhatian yang sistematis. Hal ini merupakan
pekerjaan yang harus dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam mengatur
perlengkapan. Dimana perlengkapan itu merupakan peralatan, material, tenaga kerja,
biaya, teknik atau tata cara yang diterapkan serta waktu pelaksanaannya. Dengan
mengetahui tujuan dan sistem manajemen yang diterapkan, maka akan dapat mengatasi
masalah, megambil tindakan serta mengerti dengan jelas permasalahan yang sedang
dihadapi. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam
merencanakan organisasi pemeliharaan antara lain :

1. Situasi Geografis; satuan yang terpusat akan mudah dalam


pemeliharannya, sedangkan satuan yang terpisah letaknya harus memiliki
kelompok-kelompok maintenance yang terdesentralisasi guna memberikan
hasil yang efisien.

2. Jenis Peralatan (Equipment); Apabila terdapat Alutsista dimana mesin


yang sejenis maka penanganan maintenance secara sentralisasi akan
lebih baik daripada desentralisasi. Sebaiknya Alutsista dimana mesin tidak
sejenis penanganan secara desentralisasi mungkin lebih baik.

3. Sarana dan prasarana : Pemeliharaan Alutsista tentu harus didukung


dengan sarana prasaran yang memadai. Worshop/Bengkel pemeiharaan
sangatlah diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pemeliharaan itu
sendiri. Semakin kompleks Alutsista yang ada di satuan maka
perlengkapan bengkel pemeliharaan harus dapat memfasilitasinya.

4. Suku candang/spare part : Terpeliharanya masa pakai Alutsista tidak


terlepas dari kecepatan dukungan suku cadang peralatan tersebut.
Semakin lama masa tunggu dari pergantian alat maka akan berpengaruh
terhadap besarnya masalah yang akan dihadapi kedepannya.

5. Kemampuan Tim Har : Alutsista yang ada disatuan Kavaleri saat ini
bermacam-macam jenis, sehingga memerlukan kemampuan Tim Har yang
5

baik. Tentu saja tidak semua personel mampu dalam mengatasi


permasalahan tersebut, dihadapkan dengan berbagai jenis Alutsista dan
mesin yang ada.

Pemeliharaan yang dilakukan oleh satuan kavaleri sangatlah diperlukan guna


menjaga dan memperpanjang masa pakai Alutsista yang ada. Oleh karena itu satuan
harus memiliki atau menyusun sistem manajemen pemeliharaan Alutsista dengan baik.
Sehingga apa yang menjadi tujuan dari pemeliharaan tersebut dapat tercapai. Hal ini
senada dengan apa yang disampaikan oleh George Robert Terry, pengertian
manajemen adalah sebuah proses yang khas yang terdiri dari beberapa tindakan, yakni
perencanaan, pengorganinasian, menggerakkan, dan pengawasan.4 Semua itu
dilakukan untuk menentukan dan mencapai target atau sasaran yang ingin dicapai
dengan memanfaatkan semua sumber daya, termasuk sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya. Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa manajemen
pemeliharaan sangat diperlukan oleh satuan kavaleri guna memaksimalkan kegiatan
pemeliharaannya. Mulai dari proses perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling) terhadap Alutsista
yang ada.

Melihat kenyataan di atas, terdapat peluang dan kekuatan yang dapat


dimanfaatkan untuk meningkatkan manajemen pemeliharaan di satuan yaitu; A.
Lulusan Perwira telah dibekali pengetahuan terkait manajemen organisasi; B. Beberapa
anggota sudah melaksanakan kursus dan penataran terkait pemeliharaan alutsita
sehingga sudah mengerti terkait tahapan-tahapan pemeliharaan; C. Latar belakang
pendidikan anggota yang kebanyakan lulusan teknik/STM/SMK; dan D. Sudah
terbentuknya organisasi pemeliharaan di satuan Kavaleri, hal ini tentu akan
mempermudah dalam mengatur pemeliharaan. Selain peluang yang ada, terdapat
kendala-kendala dan kelemahan yang dihadapi, antara lain: A. Kemampuan personel
dalam menyususun kegiatan perencanaan yang belum maksimal; B. Jenis mesin
kendaran tempur yang berbeda di satuan sehingga memerlukan system pemeliharaan
yang berbeda pula; C. Jadwal pemeliharaan yang belum terlaksana dengan baik; D.
Update data perbaikan terhadap Alutsista, alat perlengkapan dan suku cadang yang
belum maksimal;

4
https://www.brilio.net/wow/11-pengertian-manajemen-menurut-para-ahli-dan-secara-umum-
200416e.html#:~:text=Pengertian%20manajemen%20menurut%20Oey%20Liang,untuk%20mencapai%20
tujuan%20yang%20diinginkan. Di akses tgl 4 Januari 2021
6

Berdasarkan peluang, kekuatan dan kendala, kelemahan tersebut, maka strategi


yang dapat diambil yaitu dengan meningkatkan kemampuan manajemen pemeliharaan
di satuan, melalui : A. Kemampuan personel dalam menyusun kegiatan perencanaan
yang belum maksimal. Adapun upaya yang dilakukan yaitu : Melaksanakan
penataran/pelatihan terkait pengetahuan tentang manajemen pemeliharaan Alutsista
bekerja sama Paldam, Hubdam dan perusahan terkait dengan Alutsista yang dimiliki
oleh satuan ; B. Jenis mesin kendaran tempur yang berbeda di satuan sehingga
memerlukan system pemeliharaan yang berbeda pula. Adapun upaya yang dapat
dilakukan yaitu : 1) Melaksanakan pemisahan kemampuan dari masing-masing anggota
dihadapkan pada jenis mesin kendaran yang ada di satuan; 2) Penyusunan organisasi
disesuaikan dengan kemampuan/skill yang dimiliki oleh anggota, guna memaksimalkan
kecepatan dan ketepatan dalam pemeliharaan; 3) Pendataan dan penempatan alat
peralatan pemeliharaan dan suku cadang disesuaikan dengan jenis mesin; dan C.
Jadwal pemeliharaan yang belum terlaksana dengan baik. Upaya yang dapat diambil
yaitu :1) Penyusunan jadwal disesuaikan dengan tingkat pemeliharaan yang meliputi
pemeliharan harian, mingguan dan bulana dengan dilaksanakan pengawasan dari
Perwira sehingga manajemen pemeliharaan mencapai target yang di tentukan; 2)
Membuat history kondisi Alutsista yang ada, sehingga anggota mengetahui kapan
sparepart harus diganti atau pemeliharaan terhadap mesin yang perlu dilakukan; D.
Update data perbaikan terhadap Alutsista yang belum tepat. Upaya yang dapat diambil
yaitu :1) Pembuatan ceklist kerusakan terhadap masing-masing Ton yang ada di Kompi;
2) Pembuatan data base di masing-masing Kompi untuk selanjutnya tersambung
dengan data base Batalyon untuk mempermudah Tim Har Batalyon melihat kerusakan
dan langkah selanjutnya untuk perbaikan; 3) Pembuatan ceklist dan papan data terkait
alat perlengkapan pemeliharaan dan penataannya dengan rapi; 4) Pendataan suku
cadang yang sudah ada dan yang diperlukan dalam kegiatan pemeliharaan, sehingga
memudahkan dalam pencaraian dan mencegah kehilangan.

Sarana dan Prasarana pendukung/Workshop Bengkel

Sarana dan prasarana berupa bengkel atau yang lebih dikenal dengan workshop
adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan
pelaksanaan pemeliharaan Alutsista satuan. Workshop ini sebagai instrumental input
dan memegang peranan penting dalam proses pemeliharaan di satuan. Ditinjau dari
benda kerja sebagai objek layanan jasa, pekerjaan seorang mekanik kendaraan
memiliki keahlian khusus pada masing-masing workshop. Artinya workshop melayani
secara spesifik mulai dari jenis dan merek kendaraan, sampai dengan jenis perbaikan,
7

pemeliharaan dan perawatan. Maka dari itu, workshop sangat diperlukan dalam
mendukung kegiatan pemeliharaan Alutsista di satuan. Namun pada kenyataannya,
masih ada satuan yang belum memiliki workshop penunjang dalam pemeliharaan
Alutsista yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari kurang memadainya peralatan dan
tempat whorshop di satuan. Sarana dan prasarana workshop yang belum sesuai inilah
tentunya membuat proses pemeliharaan Alutsista menjadi terganggu dan menghambat
operasional Alutsista satuan. Kita harus sadari bersama, Alutsista satuan kavaleri terdiri
dari tiga komponen yaitu otomotive, senjata dan alat komunikasi. Oleh karena itu,
pengelolaan sarana prasarana sangat dibutuhkan dalam mengatur kegiatan di
workshop. Sehingga harapannya tercapainya standarisasi workshop satuan kavaleri
yang dapat mendukung kegiatan pemeliharaan Alutsista kavaleri yang terdiri dari
otomotive, senjata dan alat komunikasi sehingga menjadi lebih maksimal.

Pemeliharaan Alutsista tidak akan terlepas dari kondisi dan kelengkapan


workshop yang ada. Workshop yang lengkap tentu saja akan menunjang kelancaran
pelaksanaan pemeliharaan itu sendiri. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan
oleh Kuswana (2014:1) menyebutkan bahwa workshop adalah tempat kerja atau bisa
juga disebut bengkel. Intinya tempat tenaga kerja (mekanik, teknisi dan instruktur
pelatihan) untuk melakukan kegiatan teknis dengan dukungan kunci-kunci kerja sesuai
dengan bidang pekerjaannya. Istilah workshop dikenal sejak dari era revolusi industri
yang diartikan sebagai ruang bengkel atau bangunan yang menyediakan tempat dan
kunci-kunci yang diperlukan untuk pembuatan atau perbaikan barang-barang
manufaktur.5 Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa kelangsungan masa pakai
dari Alutsista sangat tergantung dari kondisi dan kelengkapan workshop di satuan.
Kecepatan dalam perawatan dan perbaikan Alutsista tentu saja tergantung dari
kelengkapan peralatan dan ketersedian suku cadang yang ada di workshop tersebut.
Oleh karenanya ketersediaan perlengkapan dan penataan workshop satuan sangat
penting.

Melihat kenyataan di atas, terdapat peluang dan kekuatan yang dapat


dimanfaatkan untuk meningkatkan pemeliharaan Alutsista melalui strategi penyediaan
dan penataan workshop di satuan Kavaleri yaitu; A. Adanya bengkel kendaraan yang
dekat dengan wilayah satuan sehingga dapat membantu kegiatan pemeliharaan
Alutsista, walaupun berbeda jenis servis kendaraan; B. Adanya garasi satuan yang
dapat dimanfaatkan sebagai workshop satuan; C. Sebagaian peralatan pemeliharaan

5
Kuswana, WS. 2014. Ergonomi Dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
8

sudah dilengkapi oleh satuan; D. Sudah adanya organisasi Tim Har yang ada di satuan,
sehingga akan mempermudah dalam pemeliharaan dan pemanfaatan workshop satuan.
Selain peluang yang ada, terdapat kendala-kendala dan kelemahan yang dihadapi,
antara lain: A. Kondisi bengkel yang kurang representative dihadapkan dengan Alutsista
yang ada; B. Keterbatasan alat perlengkapan pemeliharaan yang ada di workshop; C.
Belum tersediannya workshop untuk senjata dan alat komunikasi; D. Keterbatasan
dukungan suku cadang Alutsista; E. Terbatasnya piranti lunak Alutsista yang ada saat
ini.

Berdasarkan peluang, kekuatan dan kendala, kelemahan tersebut, maka strategi


yang dapat diambil yaitu dengan meningkatkan Sarana dan Prasarana
pendukung/Workshop guna kelancaran pelaksanaan pemeliharaan di satuan, melalui :
A. Kondisi bengkel yang kurang representative dihadapkan dengan Alutsista yang ada.
Adapun upaya yang dilakukan yaitu : 1) Pemanfaatan ruang yang ada di garasi Tank
untuk workshop guna memaksimalkan kegiatan pemeliharaan; 2) Penataan ruangan
untuk kegiatan bengkel dan penempatan alkap serta suku candang kendaraan
sehingga tertata rapi dan mudah dalam penggunaannya serta mencegah kerusakan
dan kehilangan; 3) Membuat penampungan limbah hasil kegiatan pemeliharaan
sehingga tidak mencemari lingkungan; B. Keterbatasan alat perlengkapan
pemeliharaan yang ada di workshop. Adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu : 1)
Pengajuan ke Komando Atas terkait perlengkapan yang belum ada di satuan: 2)
Pengadaan secara swadaya terkait toll kit dan perlengkapan yang diperlukan; 3)
Koordinasi dengan bengkel luar terkait keperluan alat perlengkapan pemeliharaan; dan
C. Belum tersediannya workshop untuk senjata dan alat komunikasi. Upaya yang dapat
diambil yaitu :1) Pemanfaatan ruang yang ada di satuan guna workshop alkom dan
senjata; 2) Penataan ruangan dan penempatan alkap serta suku candang alkom dan
senjata sehingga tertata rapi dan mudah dalam penggunaannya serta mencegah
kerusakan dan kehilangan; D. Keterbatasan dukungan suku cadang Alutsista. Upaya
yang dapat diambil yaitu :1) Pengajuan suku cadang Alutsista yang diperlukan ke
Komando atas; 2) Koordinasi dengan satuan perawatan daerah terkait kebutuhan suku
cadang; 3) Koordinasi dengan bengkel luar terkait suku cadang yang sejenis dan ada
dipasaran; E. Terbatasnya piranti lunak Alutsista yang ada saat ini. Upaya yang dapat
diambil yaitu :1) Koordinasi dengan satuan perawatan daerah terkait kebutuhan peranti
lunak yang dibutuhkan; 2) Koordinasi dengan pihak ke tiga terkait data-data Alutsista
tersebut.
9

Penutup

Kesiapan operasional Alutsista TNI AD khususnya di satuan jajaran Kavaleri


sangat diperlukan guna mendukung tugas pokok yang diberikan satuan tersebut.
Berdasarkan urain di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masa pakai Alutsista satuan
Kavaleri yang ada saat ini salah satunya tergantung dari pemeliharaan yang dilakukan.
Namun, saat ini peremajaan Alutsista tidak diikuti dengan peningkatan sistem
pemeliharaan Alutsista di satuan berupa manajemen pemeliharaan (maintenance),
sarana dan prasarana pendukung seperti bengkel (workshop), suku cadang, dan peranti
lunak. Akibatnya kesiapan operasional Alutsista yang rendah untuk mendukung tugas
pokok satuan. Oleh karenanya diperlukan strategi-strategi pemeliharaan terhdapat
Alutsista. Strategi pemeliharaan tersebut antara lain melalui peningkatan kemampuan
terhadap manajemen pemeliharaan di satuan dan Sarana dan prasarana berupa
bengkel atau yang lebih dikenal dengan workshop. Manajemen pemeliharaan Alutsista
sangat diperlukan guna memudahkan dalam kegiatan pemeliharaan di satuan. Mulai dari
tahapan perencanaan sampai dengan pengakhiran suatu kegiatan pemeliharaan
terhadap Alutsista tersebut. Dengan merencanakan system pemeliharaan yang baik,
akan mempermudah dalam kegitan pemeliharan yang dilakukan oleh Tim Har satuan.
Selain itu juga, dukungan sarana prasarana berupa workshop bengkel Alutsista sangat
diperlukan. Workshop di satuan sangatlah membantu dalam kegiatan pemeliharaan
Alutsista. Perawatan dan perbaikan terhadap Alutsista dilaksanakan di workshop. Oleh
karenanya ketersediaan workshop termasuk kelengkapannya sangat diperlukan oleh
satuan terutama Kavaleri. Dengan adanya Strategi pemeliharaan terhadap Alutsista
satuan Kavaleri yang memadai, diharapkan dapat membantu masa pakaian Alutsista
tersebut dalam menunjang kesiapan operasional satuan.

Kita berharap dengan adanya strategi pemeliharaan Alutsista satuan Kavaleri,


maka akan dapat memperpanjang masa pakai dari Alutsista tersebut dan juga
mendukung kesiapan operasional satuan. Sehingga disini penulis menyarankan agar : 1)
Perlu dimasukkan materi terkait pengetahuan manajemen pemeliharaan di satuan pada
saat kegiatan penataran maupun kursus yang diselenggarakan Pusdikkav; 2) Perlu
adanya pembangunan workshop bengkel kendaraan tempur yang terdiri dari otomotive,
senjata dan alat komunikasi di jajaran satuan Kavaleri; dan 3) Dihadapkan dengan
kemampuan personel Tim Har satuan Kavaleri diharapkan pemeliharaan alutsista tidak
hanya tingkat “0” namun dapat lebih dari itu.

Demikian karya tulis mengenai “strategi pemeliharaan Alutsista satuan Kavaleri


dalam mendukung tugas pokok satuan TNI AD” semoga dapat dijadikan bahan masukan
10

bagi Komando atas untuk kelancaran pelaksanaan pemeliharan Alutsista satuan


Kavaleri sehingga siap operasional.

Mempawah, Januari 2021


Penulis,

I Nyoman Artawan, S.Sos.


Mayor Kav NRP 11030039330482
DAFTAR PUSTAKA

1. UU RI Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI Pasal 8

2. Permenhan Nomor 46 Tahun 2016 Pasal 1 Ayat 2

3. Bujuk orgasYonkav Rok 2011

4. https://www.brilio.net/wow/11-pengertian-manajemen-menurut-para-ahli-dan-
secara-umum-
200416e.html#:~:text=Pengertian%20manajemen%20menurut%20Oey%20Liang,
untuk%20mencapai%20tujuan%20yang%20diinginkan. (Di akses tgl 4 Januari
2021)

5. Kuswana, WS. 2014. Ergonomi Dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
ALUR PIKIR

STRATEGI PEMELIHARAAN ALUTSISTA SATUAN KAVALERI DALAM


MENDUKUNG TUGAS POKOK SATUAN TNI AD

LANDASAN
1. UU RI No 34 tahun 2004
KONDISI 2. Permenhan No 46 Tahun
ALUTSISTA SAT 2016
YONKAV 3. Bujuk OrgasYonkav Rok TUGAS SATUAN
2011 POKOK TERCAPAI

PERMASALAHAN

1. Bagimana manajemen
KONDISI HAR pemeliharaan KONDISI HAR
ALUTSITA SAT (maintenance)? STRATEGI ALUTSITA SAT
YONKAV SAAT INI
2. Bagaimana Sarana dan YONKAV YG
DIHARAPKAN
Prasarana
pendukung/Workshop
Bengkel?

TUGAS FAKTOR YG
POKOK TNI BERPENGARUH
RIWAYAT HIDUP

Nama : I Nyoman Artawan, S.Sos.


Pangkat : Mayor Kav
NRP : 11030039330482
Jabatan : Danyonkav 12/BC
Tempat/Tanggal Lahir : Tabanan 10 April 1982
Status :K3
Pendidikan Umum : a. SD Tahun 1994
b. SMP Tahun 1997
c. SMU Tahun 2000
d. S1 Tahun 2009
Pendidikan Militer : a. Akmil Tahun 2003
b. Sussarcabkav Tahun 2005
c. Diklapa I Kav Tahun 2010
d. Diklapa II Kav Tahun 2017
e. Dikreg Seskoad Tahun 2017

Riwayat Jabatan : a. Pama Pussenkav Tahun 2004


b. Pama Yonkav 1/Kostrad Tahun 2005
c. Danton 3/11 Yonkav 1/Kostrad Tahun 2006
d. Danton 2/11 Yonkav 1/Kostrad Tahun 2008
e. Danton 1/D Yontar Dewasa Tahun 2007
f. Danton 1/74 Yonkav 7/Sersus Tahun 2010
g. Kasi 2/Operasi Yonkav 7/Sersus Tahun 2010
h. Palin Yonkav 7/Sersus Tahun 2011
i. Danki Serbu 74 Yonkav 7/Sersus Tahun 2012
j. Pabanda Ops Sopdam XVI/PTM Tahun 2014

Penugasan Operasi : a. Satgas Ops Pamrahwan Ambon Tahun 2015


b. Satgas Indo FPC XXVI-D2/UNIFIL Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai