Anda di halaman 1dari 11

OPTIMALISASI PEMELIHARAAN ALUTSISTA GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

SATUAN KAVALERI DALAM MENDUKUNG


TUGAS POKOK TNI AD

Kesiapan operasional Alutsista yang dimiliki oleh satuan Kavaleri tidak terlepas dari
pelaksanaan pemeliharan yang dilakukan. Pemeliharaan yang baik tentu saja akan
berdampak pada masa pakai dari Alutsista tersebut. Fenomena yang terjadi adalah
peremajaan Alutsista tidak diikuti dengan peningkatan sistem pemeliharaan Alutsista di satuan
berupa manajemen pemeliharaan (maintenance), sarana dan prasarana pendukung seperti
bengkel (workshop), suku cadang, dan peranti lunak. Akibatnya kesiapan operasional
Alutsista yang rendah untuk mendukung tugas pokok satuan. Di satuan Kavaleri ada tiga
komponen yang perlu diperhatikan dalam setiap kegiatan pemeliharaan, meliputi otomotif,
senjata dan alat komunikasi. Setiap komponen tersebut harus dapat dioperasionalkan secara
baik. Oleh karenanya perlu adanya pemeliharaan yang dilaksanakan secara maksimal dan
tepat sasaran sehingga tugas pokok satuan dapat tercapai.
Optimalisasi pemeliharaan Alutsista satuan Kavaleri yang efektif dan efisien dalam
rangka mendukung tugas pokok satuan setidaknya ada empat pokok persoalan yang perlu
dikupas dalam permasalahan di atas, yaitu:
1. Bagaimana manajemen pemeliharaan (maintenance).
2. Bagaimana sarana dan prasarana pendukung/Workshop Bengkel.

Dari persoalan tersebut, kemudian bisa dirumuskan permasalahan pokoknya yaitu


“Bagaimana Optimalisasi Pemeliharaan Alutsista Guna Meningkatkan Kemampuan
Satuan Kavaleri Dalam Mendukung Tugas Pokok TNI AD ?”.

Manajemen pemeliharaan (maintenance)


Alutsista yang dioperasikan di satuan Kavaleri saat ini cenderung semakin kompleks
dan membutuhkan modal yang cukup besar untuk biaya operasional. Untuk itu, strategi dan
kebijakan pemeliharaan diperlukan agar semua peralatan yang beroperasi dalam sistem tidak
mengalami kegagalan dalam operasionalnya. Upaya mengoptimalkan pemeliharaan telah
banyak dilakukan, semua ini bertujuan untuk menjaga keandalan (reliability) dan ketersediaan
(availability) sistem. Oleh sebab itu, saat ini teknik pemeliharaan lebih banyak terfokus pada
2

pemeliharaan pencegahan (preventive) untuk menghindari kerusakan yang lebih serius. Masa
pakai Alutsista yang ada tentu saja tergantung pada kemampuan pemeliharaan yang
dilakukan satuan tersebut. Kemampuan ini tentu tidak terlepas dari manajemen pemeliharaan
yang ada. Tingkat manajemen pemeliharaan sangatlah berpengaruh pada tingkat kesiapan
operasional Alutsista tersebut. Namun pada kenyataannya, tingkat manajemen pemeliharaan
satuan saat ini masih kurang. Tingkat manajemen pemeliharaan hanya terbatas pada
perbaikan kerusakan dari Alutsista yang ada, bukan termasuk bagaimana menerapkan
tahapan-tahapan dari manajemen pemeliharaan yang baik. Apalagi pemeliharaan yang
dilakukan satuan Kavaleri adalah pemeliharaan tingkat “0”. Sehingga harapannya
pemeliharaan Alutsista Satuan Kavaleri tidak hanya untuk memperbaiki kendaraan yang rusak
namun mengerti akan manajemen yang harus diterapkan dalam kegiatan pemeliharaan
Alutsista tersebut, sehingga didapatkan tahapan-tahapan pemeliharaan yang baik dan benar.
Secara garis besar manajemen pemeliharaan merupakan pengorganisasian operasi
pemeliharaan untuk memberikan performansi mengenai peralatan dan fasilitas satuan.
Gagasan yang timbul mengenai pokok-pokok pikiran dalam perencanaan program
pemeliharaan ditunjukkan oleh tiga buah pertanyaan sebagai berikut :

1. Apa yang harus dipelihara ?


2. Bagaimana cara pemeliharaannya ?
3. Kapan melakukan pemeliharaannya ?

Dasar pemikiran yang sehat dan logis adalah suatu persyaratan terbaik dalam
mengorganisasikan pemeliharaan. Pengorganisasian ini mencakup penerapan dari metode
manajemen dan memerlukan perhatian yang sistematis. Hal ini merupakan pekerjaan yang
harus dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam mengatur perlengkapan. Dimana
perlengkapan itu merupakan peralatan, material, tenaga kerja, biaya, teknik atau tata cara
yang diterapkan serta waktu pelaksanaannya. Dengan mengetahui tujuan dan sistem
manajemen yang diterapkan, maka akan dapat mengatasi masalah, mengambil tindakan serta
mengerti dengan jelas permasalahan yang sedang dihadapi. Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan dalam merencanakan organisasi pemeliharaan antara lain :
3

1. Situasi Geografis; satuan yang terpusat akan mudah dalam pemeliharannya,


sedangkan satuan yang terpisah letaknya harus memiliki kelompok-kelompok maintenance
yang terdesentralisasi guna memberikan hasil yang efisien.
2. Jenis Peralatan (Equipment); Apabila terdapat Alutsista dimana mesin yang
sejenis maka penanganan maintenance secara sentralisasi akan lebih baik daripada
desentralisasi. Sebaiknya Alutsista dimana mesin tidak sejenis penanganan secara
desentralisasi mungkin lebih baik.
3. Sarana dan prasarana : Pemeliharaan Alutsista tentu harus didukung dengan
sarana prasarana yang memadai. Bengkel/Workshop pemeliharaan sangatlah diperlukan
dalam menunjang pelaksanaan pemeliharaan itu sendiri. Semakin kompleks Alutsista yang
ada di satuan maka perlengkapan bengkel pemeliharaan harus dapat memfasilitasinya.
4. Suku cadang (sparepart) : Terpeliharanya masa pakai Alutsista tidak terlepas dari
kecepatan dukungan suku cadang peralatan tersebut. Semakin lama masa tunggu dari
pergantian alat maka akan berpengaruh terhadap besarnya masalah yang akan dihadapi ke
depannya.
5. Kemampuan Tim Har : Alutsista yang ada di Satuan Kavaleri saat ini terdiri dari
berbagai macam jenis, sehingga memerlukan kemampuan Tim Har yang baik. Tentu saja
tidak semua personel mampu dalam mengatasi permasalahan tersebut, dihadapkan dengan
berbagai jenis Alutsista dan mesin yang ada.

Pemeliharaan yang dilakukan oleh Satuan Kavaleri sangatlah diperlukan guna menjaga
dan memperpanjang masa pakai Alutsista yang ada. Oleh karena itu, satuan harus memiliki
atau menyusun sistem manajemen pemeliharaan Alutsista dengan baik. Sehingga apa yang
menjadi tujuan dari pemeliharaan tersebut dapat tercapai. Hal ini senada dengan apa yang
disampaikan oleh “George Robert Terry”, pengertian manajemen adalah sebuah proses
yang khas yang terdiri dari beberapa tindakan, yakni perencanaan, pengorganinasian,
menggerakkan, dan pengawasan. Semua itu dilakukan untuk menentukan dan mencapai
target atau sasaran yang ingin dicapai dengan memanfaatkan semua sumber daya, termasuk
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Dari penjelasan di atas, dapat dipahami
bahwa manajemen pemeliharaan sangat diperlukan oleh Satuan Kavaleri guna
memaksimalkan kegiatan pemeliharaannya. Mulai dari proses perencanaan (planning),
4

pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling)


terhadap Alutsista yang ada.
Melihat kenyataan di atas, terdapat peluang dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan manajemen pemeliharaan di satuan yaitu :
1. Lulusan Perwira telah dibekali pengetahuan terkait manajemen organisasi;
2. Beberapa anggota sudah melaksanakan kursus dan penataran terkait
pemeliharaan alutsita sehingga sudah mengerti terkait tahapan-tahapan
pemeliharaan;
3. Latar belakang pendidikan anggota yang kebanyakan lulusan teknik/STM/SMK;
4. Sudah terbentuknya organisasi pemeliharaan di Satuan Kavaleri, hal ini tentu
akan mempermudah dalam mengatur pemeliharaan.

Selain peluang yang ada, terdapat kendala-kendala dan kelemahan yang dihadapi,
antara lain :
1. Kemampuan personel dalam menyusun kegiatan perencanaan yang belum
maksimal;
2. Jenis mesin kendaran tempur yang berbeda di satuan sehingga memerlukan
sistem pemeliharaan yang berbeda;
3. Jadwal pemeliharaan yang belum terlaksana dengan baik;
4. Update data perbaikan terhadap Alutsista, alat perlengkapan dan suku
cadang yang belum maksimal.

Berdasarkan peluang, kekuatan dan kendala, kelemahan tersebut, maka strategi yang
dapat diambil yaitu dengan meningkatkan kemampuan manajemen pemeliharaan di satuan,
melalui :
1. Kemampuan personel dalam menyusun kegiatan perencanaan yang belum
maksimal. Adapun upaya yang dilakukan yaitu : Melaksanakan penataran/pelatihan
terkait pengetahuan tentang manajemen pemeliharaan Alutsista bekerja sama Paldam,
Hubdam dan perusahan terkait dengan Alutsista yang dimiliki oleh satuan;
2. Jenis mesin kendaran tempur yang berbeda di satuan sehingga memerlukan
sistem pemeliharaan yang berbeda.
5

Adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu :


1. Melaksanakan pemisahan kemampuan dari masing-masing anggota dihadapkan
pada jenis mesin kendaran yang ada di satuan;
2. Penyusunan organisasi disesuaikan dengan kemampuan/skill yang dimiliki oleh
anggota, guna memaksimalkan kecepatan dan ketepatan dalam pemeliharaan;
3. Pendataan dan penempatan alat peralatan pemeliharaan dan suku cadang
disesuaikan dengan jenis mesin; dan
4. Jadwal pemeliharaan yang belum terlaksana dengan baik.

Upaya yang dapat diambil yaitu :


1. Penyusunan jadwal disesuaikan dengan tingkat pemeliharaan yang meliputi
pemeliharan harian, mingguan dan bulanan dengan dilaksanakan pengawasan dari
perwira sehingga manajemen pemeliharaan mencapai target yang ditentukan;
2. Membuat histori kondisi Alutsista yang ada, sehingga anggota mengetahui kapan
sparepart harus diganti atau pemeliharaan terhadap mesin yang perlu dilakukan;
3. Update data perbaikan terhadap Alutsista yang belum tepat.

Upaya yang dapat diambil yaitu :


1. Pembuatan checklist kerusakan terhadap masing-masing Ton yang ada di Kompi;
2. Pembuatan database di masing-masing Kompi untuk selanjutnya tersambung
dengan database Batalyon untuk mempermudah Tim Har Batalyon melihat kerusakan
dan langkah selanjutnya untuk perbaikan;
3. Pembuatan checklist dan papan data terkait alat perlengkapan pemeliharaan dan
penataannya dengan rapi;
4. Pendataan suku cadang yang sudah ada dan yang diperlukan dalam kegiatan
pemeliharaan, sehingga memudahkan dalam pencarian dan mencegah kehilangan.

Sarana dan Prasarana pendukung (Workshop) Bengkel.


Sarana dan prasarana berupa bengkel atau yang lebih dikenal dengan workshop adalah
salah satu faktor yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan
pemeliharaan Alutsista satuan. Workshop ini sebagai instrumental input dan memegang
peranan penting dalam proses pemeliharaan di satuan. Ditinjau dari benda kerja sebagai
6

objek layanan jasa, pekerjaan seorang mekanik kendaraan memiliki keahlian khusus pada
masing-masing workshop. Artinya workshop melayani secara spesifik mulai dari jenis dan
merek kendaraan, sampai dengan jenis perbaikan, pemeliharaan dan perawatan. Maka dari
itu, workshop sangat diperlukan dalam mendukung kegiatan pemeliharaan Alutsista di satuan.
Namun pada kenyataannya, masih ada satuan yang belum memiliki workshop penunjang
dalam pemeliharaan Alutsista yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari kurang memadainya
peralatan dan tempat workshop di satuan. Sarana dan prasarana workshop yang belum
sesuai inilah tentunya membuat proses pemeliharaan Alutsista menjadi terganggu dan
menghambat operasional Alutsista satuan. Kita harus sadari bersama, Alutsista Satuan
Kavaleri terdiri dari tiga komponen yaitu otomotif, senjata dan alat komunikasi. Oleh karena
itu, pengelolaan sarana prasarana sangat dibutuhkan dalam mengatur kegiatan di workshop.
Sehingga harapannya tercapainya standarisasi workshop Satuan Kavaleri yang dapat
mendukung kegiatan pemeliharaan Alutsista Kavaleri yang terdiri dari otomotif, senjata dan
alat komunikasi sehingga menjadi lebih maksimal.
Pemeliharaan Alutsista tidak akan terlepas dari kondisi dan kelengkapan workshop yang
ada. Workshop yang lengkap tentu saja akan menunjang kelancaran pelaksanaan
pemeliharaan itu sendiri. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh “Kuswana
(2014:1)” menyebutkan bahwa workshop adalah tempat kerja atau bisa juga disebut bengkel.
Intinya tempat tenaga kerja (mekanik, teknisi dan instruktur pelatihan) untuk melakukan
kegiatan teknis dengan dukungan kunci-kunci kerja sesuai dengan bidang pekerjaannya.
Istilah workshop dikenal sejak dari era revolusi industri yang diartikan sebagai ruang bengkel
atau bangunan yang menyediakan tempat dan kunci-kunci yang diperlukan untuk pembuatan
atau perbaikan barang-barang manufaktur. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa
kelangsungan masa pakai dari Alutsista sangat tergantung dari kondisi dan kelengkapan
workshop di satuan. Kecepatan dalam perawatan dan perbaikan Alutsista tentu saja
tergantung dari kelengkapan peralatan dan ketersediaan suku cadang yang ada di workshop
tersebut. Oleh karenanya ketersediaan perlengkapan dan penataan workshop satuan sangat
penting.
Melihat kenyataan di atas, terdapat peluang dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan pemeliharaan Alutsista melalui strategi penyediaan dan penataan
workshop di Satuan Kavaleri yaitu :
7

1. Adanya bengkel kendaraan yang dekat dengan wilayah satuan sehingga dapat
membantu kegiatan pemeliharaan Alutsista, walaupun berbeda jenis service kendaraan;
2. Adanya garasi satuan yang dapat dimanfaatkan sebagai workshop satuan;
3. Sebagian peralatan pemeliharaan sudah dilengkapi oleh satuan;
4. Sudah adanya organisasi Tim Har yang ada di satuan, sehingga akan
mempermudah dalam pemeliharaan dan pemanfaatan workshop satuan.

Selain peluang yang ada, terdapat kendala-kendala dan kelemahan yang dihadapi,
antara lain :
1. Kondisi bengkel yang kurang representatif dihadapkan dengan Alutsista yang ada;
2. Terbatasnya alat perlengkapan pemeliharaan yang ada di workshop;
3. Belum tersedianya workshop untuk senjata dan alat komunikasi;
4. Terbatasnya dukungan suku cadang Alutsista;
5. Terbatasnya piranti lunak Alutsista yang ada saat ini.

Berdasarkan peluang, kekuatan dan kendala, kelemahan tersebut, maka strategi yang
dapat diambil yaitu dengan meningkatkan Sarana dan Prasarana pendukung/Workshop guna
kelancaran pelaksanaan pemeliharaan di satuan, melalui :
1. Kondisi bengkel yang kurang representatif dihadapkan dengan Alutsista yang
ada. Adapun upaya yang dilakukan yaitu :
a. Pemanfaatan ruang yang ada di garasi Tank untuk workshop guna
memaksimalkan kegiatan pemeliharaan;
b. Penataan ruangan untuk kegiatan bengkel dan penempatan alkap serta suku
candang kendaraan sehingga tertata rapi dan mudah dalam penggunaannya serta
mencegah kerusakan dan kehilangan;
c. Membuat penampungan limbah hasil kegiatan pemeliharaan sehingga tidak
mencemari lingkungan;

2. Keterbatasan alat perlengkapan pemeliharaan yang ada di workshop. Adapun


upaya yang dapat dilakukan yaitu :
a. Pengajuan ke Komando Atas terkait perlengkapan yang belum ada di satuan;
b. Pengadaan secara swadaya terkait toolkit dan perlengkapan yang diperlukan;
8

c. Koordinasi dengan bengkel luar terkait keperluan alat perlengkapan


pemeliharaan.

3. Belum tersediannya workshop untuk senjata dan alat komunikasi. Upaya yang
dapat diambil yaitu :
a. Pemanfaatan ruang yang ada di satuan guna workshop alkom dan senjata;
b. Penataan ruangan dan penempatan alkap serta suku cadang alkom dan
senjata sehingga tertata rapi dan mudah dalam penggunaannya serta mencegah
kerusakan dan kehilangan;

4. Keterbatasan dukungan suku cadang Alutsista. Upaya yang dapat diambil yaitu :
a. Pengajuan suku cadang Alutsista yang diperlukan ke Komando atas;
b. Koordinasi dengan satuan perawatan daerah terkait kebutuhan suku cadang;
c. Koordinasi dengan bengkel luar terkait suku cadang yang sejenis dan ada
dipasaran;
d. Terbatasnya piranti lunak Alutsista yang ada saat ini.

Upaya yang dapat diambil yaitu :


1. Koordinasi dengan satuan perawatan daerah terkait kebutuhan peranti lunak yang
dibutuhkan;
2. Koordinasi dengan pihak ke tiga terkait data-data Alutsista tersebut.

Kesiapan operasional Alutsista TNI AD khususnya di satuan jajaran Kavaleri sangat


diperlukan guna mendukung tugas pokok yang diberikan satuan tersebut. Berdasarkan uraian
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masa pakai Alutsista Satuan Kavaleri yang ada saat
ini salah satunya tergantung dari pemeliharaan yang dilakukan. Namun, saat ini peremajaan
Alutsista tidak diikuti dengan peningkatan sistem pemeliharaan Alutsista di satuan berupa
manajemen pemeliharaan (maintenance), sarana dan prasarana pendukung seperti bengkel
(workshop), suku cadang, dan peranti lunak. Akibatnya kesiapan operasional Alutsista yang
rendah untuk mendukung tugas pokok satuan. Oleh karenanya diperlukan strategi-strategi
pemeliharaan terhadap Alutsista. Strategi pemeliharaan tersebut antara lain melalui
peningkatan kemampuan terhadap manajemen pemeliharaan di satuan dan sarana dan
9

prasarana berupa bengkel atau yang lebih dikenal dengan workshop. Manajemen
pemeliharaan Alutsista sangat diperlukan guna memudahkan dalam kegiatan pemeliharaan di
satuan. Mulai dari tahapan perencanaan sampai dengan pengakhiran suatu kegiatan
pemeliharaan terhadap Alutsista tersebut. Dengan merencanakan sistem pemeliharaan yang
baik, akan mempermudah dalam kegiatan pemeliharan yang dilakukan oleh Tim Har satuan.
Selain itu juga, dukungan sarana prasarana berupa workshop bengkel Alutsista sangat
diperlukan. Workshop di satuan sangatlah membantu dalam kegiatan pemeliharaan Alutsista.
Oleh karenanya ketersediaan workshop termasuk kelengkapannya sangat diperlukan oleh
satuan terutama Kavaleri. Dengan adanya strategi pemeliharaan terhadap Alutsista Satuan
Kavaleri yang memadai, diharapkan dapat membantu masa pakaian Alutsista tersebut dalam
menunjang kesiapan operasional satuan.
Kita beharap dengan adanya strategi pemeliharaan Alutsista Satuan Kavaleri, maka
akan dapat memperpanjang masa pakai dari Alutsista tersebut dan juga mendukung kesiapan
operasional satuan. Sehingga disini penulis menyarankan agar :
1. Perlu dimasukkan materi terkait pengetahuan manajemen pemeliharaan di satuan
pada saat kegiatan penataran maupun kursus yang diselenggarakan Pusdikkav;
2. Perlu adanya pembangunan workshop bengkel kendaraan tempur yang terdiri dari
otomotif, senjata dan alat komunikasi di jajaran Satuan Kavaleri; dan
3. Dihadapkan dengan kemampuan personel Tim Har satuan Kavaleri diharapkan
pemeliharaan alutsista tidak hanya tingkat “0” namun dapat lebih dari itu.

Cijantung, November 2021


Penulis,

I. F. Andi Yusuf Kertanegara


Letnan Kolonel Kav NRP
10

RIWAYAT HIDUP

Nama : I. F. Andi Yusuf Kertanegara

Pangkat : Letkol Kav

NRP : 11030039740782

Jabatan : Danyonkav 1/BCC

Tempat/Tanggal Lahir : Kediri, 22 Juli 1982

Status :K2
Pendidikan Umum : a. SD Tahun 1994
b. SMP Tahun 1997

c. SMU Tahun 2000

Pendidikan Militer : a. Akmil Tahun 2003

b. Sussarcabkav Tahun 2004

c. Diklapa II Kav Tahun 2013

d. Dikreg Seskoad Tahun 2017

Dikbangspes : a. Diksarpara Tahun 2000

b. Combat Intel Tahun 2004

c. Sus Danramil Tahun 2004

d. Suspaharmatkav Tahun 2007

e. Suspajasmil Tahun 2008

f. Suspaminpers PNS Tahun 2010


11

g. Suspagar Tahun 2011

h. Kiba Jerman Tahun 2018

i. Susdanyon Jerman Tahun 2019

Riwayat Jabatan : a. Danramil 1709-01/Yama Tahun 2004

b. Pama denkav-3 dam XVII/TKR Tahun 2005

c. Danton 3 Kikavser Denkav 3 Tahun 2006

d. Danton 1 Kikavser Denkav 3 Tahun 2007

e. Danton Tar 2/A Yontar Madya Mentar Tahun 2008

f. Pasi Ops Denkav 3 Tahun 2008

g. Dankikavser Denkav 3 Tahun 2011

h. Wadan Denkav 3 Tahun 2012

i. Kasi Siapsat Bagbinsat Sdirbinsen Pussenkav Tahun 2014

j. Wadanyonkav 9/Bu Dam Jaya Tahun 2015

k. Pabandya Watpers Spers Dam IM Tahun 2018

l. Kasubbagrenmindik Bagdik Pusdikkav Tahun 2020

m. Danyonkav 1/BCC/1 Kostrad Tahun 2021

Penugasan Operasi : a. Ops Tembaga-17 Tahun 2005

b. Ops Tembaga-17 Tahun 2006

c. Ops Tembaga Amole-1 Tahun 2006

d. Ops Tembaga Amole-2 Tahun 2007

e. Ops Tembaga Amole-1 Tahun 2007

f. Ops Tembaga Timika II Tahun 2009

g. Ops Pam Obvitnas BKO Tahun 2010

Anda mungkin juga menyukai