Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

TNI-AD merupakan unsur utama Negara Republik Indonesia untuk mejaga


kedaulatan dan mempertahankan wilayah NKRI dari berbagai ancaman. TNI-AD sendiri
berasal dari rakyat Indonesia itu sendiri yang rela dan bersedia mengabdikan dirinya
untuk menjadi prajurit. Tentu saja untuk dapat mempertahankan dan menjaga
kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia para prajurit TNI-AD itu
sendiri telah dilatih dan memiliki kemampuan-kemampuan militer sesuai dengan
tuntutan tugas nya yaitu jago perang, jago menembak, jago bela diri dan memiliki fisik
yang prima.

Walaupun para prajurit sudah memiliki kemampuan militer tersebut, tetap saja
para prajurit tidak boleh terlena dengan keadaan. Para prajurit juga harus tetap sering
melatihkan kemampuan nya tersebut guna untuk mencapai hasil yang lebih baik agar
dapat menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik, seperti motto “ Lebih Baik Gagal
di Medan Latihan , daripada gagal di Medan Pertempuran “. Kata-kata tersebut dibuat
berdasarkan apa yang pernah terjadi di medan pertempuran, ketika prajurit kemampuan
nya kurang di medan pertempuran, maka dia akan susah untuk menjalankan tugas nya
tersebut. Oleh karena itu maka prajurit TNI-AD harus sering melatih kemampuan-
kemampuan yang dimilikinya.

Sebagai prajurit TNI-AD, tentu kemampuan-kemampuan dasar militer wajib


dimiliki oleh setiap prajurit seperti ilmu perang, bela diri, dan menembak. Tak sedikit
pula prajurit TNI-AD yg kurang menguasai kemampuan-kemampuan dasar militer
tersebut seperti menembak padahal menembak adalah wajib di kuasai oleh setiap
prajurit TNI-AD. Menembak sendiri merupakan suatu kegiatan di mana prajurit
menggunakan senjata untuk melepaskan proyektil menuju ke sasaran baik itu untuk
menghancurkan ataupaun sekedar mengambil nilai. Kemampuan tersebut wajib
dilatihkan sampai mahir dalam rangka memenuhi tantangan tugas kedepan yang
semakin kompleks. Masih banyak bagi prajurit ketika diuji menembak mendapatkan
nilai yang belum memenuhi syarat di karenakan kurangnya latihan di satuan masing-
masing. Salah satu penyebab nya mungkin karena fasilitas lapangan tembak yg kurang
memadai di satuan tersebut.

Menembak merupakan kemampuan dasar tempur yang harus selalu dilatih


sebagai seorang prajurit TNI baik itu Perwira, Bintara, atau Tamtama disamping untuk
membiasakan prajurit itu sendiri menggunakan senjata. Ditambah lagi sekarang prajurit
TNI-AD harus memiliki kualifikasi mahir menembak dimana untuk mendapatkan
kualifikasi tersebut harus bias melewati dan melaksanakan menembak dalam beberapa
tahap mulai dari jarak tembak dan sikap menembak. Sasaran yang harus dicapai bagi
seorang Perwira, Bintara, dan Tamtama adalah diharapkan mampu menembak dengan
perkenaan maksimal agar dapat memperoleh kualifikasi mahir menembak. Selain itu,
prajurit juga dituntut agar mampu mengatasi permasalahan teknis menembak
dilapangan dengan cepat, tepat, dan benar.

Dihadapkan dengan tuntutan prajurit harus mampu menembak dengan baik, para
Danton juga dituntut untuk dapat membawa para anggotanya untuk menghadapi
Peleton Tangkas yang di adakan tiap tahun tahun dengan memperlombakan
kemampuan prajurit antar Kodam seluruh Indonesia. Salah satu materi Peleton
Senapan adalah menembak dimana menembak salah satu yg paling bergengsi untuk di
pertandingkan antar kodam. Para Danton di tuntut harus bias melatih para anggotanya
untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan menembak anggota nya agar
siap untuk menghadapi Peleton Tangkas, seperti bagaimana cara menembak yang
baik, cara meremas picu yang baik, cara memasang gambar bidik yg tepat untuk
perkenaan yang tepat. Seperti kita ketahui bahwa anggota tidak semuanya jago
menembak di karenakan keterbatasan fasilitas menembak. Seharusnya setiap hari para
anggota di latih menembak sehingga anggota dapat menguasai dengan betul cara
menembak yang baik dan diharapkan dapat memberikan yang terbaik bagi satuannya
dalam menghadapi tuntuna tugas pokok TNI AD.
Batalyon Infanteri Mekanis 412/Bharata Eka Shakti atau sebelumnya dikenal juga
sebagai (Yonif 412/Raider atau Batalyon Infanteri 412/Bharata Eka Shakti) adalah salah
satu Batalyon Infanteri di jajaran Brigade Infanteri Mekanis 6/Trisakti Baladaya, Divisi
Infanteri 2/Kostrad. yang bermarkas di Purworejo, Jawa Tengah. Dari awal dibentuknya
sampai dengan sekarang banyak mengalami proses perubahan. Batalyon Infanteri
Mekanis 412/BES sebagai salah satu dari jajaran TNI-AD tentunya punya tuntutan dari
satuan atas untuk dapat melakukan segala tugas nya dengan baik. Untuk dapat
melakukan tugasnya dengan baik tentu setiap prajurit di Yonif Mekanis 412 / BES harus
mempunyai kemampuan-kemampuan tempur seperti menembak. Tetapi tidak semua
prajurit mahir dalam melaksanakan menembak. Kurang mampunya prajurit dalam
menembak tentu ada factor-faktor tertentu yang menyebabkan prajurit tidak dapat
melaksanakan menembak dengan baik. Danton sebagai komandan yang langsung
berinteraksi kepada para prajurit tentu melihat hal ini harus berpikir bagaimana cara
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Danton berperan bagi para prajurit agar
kemampuan menembak para anggotanya dapat meningkat dan memperoleh hasil
sesuai yang diharapkan guna memenuhi tuntutan tugas pokok TNI-AD.

Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menulis tugas akhir
dengan judul “ Peran Danton Dalam Meningkatkan Kemampuan Menembak Prajurit
Yonif Mekanis 412/BES. “

2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus


pada suatu permasalahan sehingga hasil penelitian nanti lebih jelas dan bermanfaat.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis memfokuskan pembahasan pada
Peran Danton Dalam Meningkatkan Kemampuan Menembak Prajurit Yonif Mekanis
412/BES.

3. Rumusan Masalah
Dalam pernyataan diatas, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengangkat
suatu permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimana peran Danton dalam meningkatkan kemampuan menembak SS-2


prajurit Yonif Mekanis 412/BES?
b. Apa kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan menembak SS-2
prajurit Yonif Mekanis 412/BES?
c. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan
menembak SS-2 prajuit Yonif Mekanis 412/BES?

4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui peran Danton meningkatkan kemampuan menembak SS-2


prajurit Yonif Mekanis 412/BES.
b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan
menembak SS-2 prajurit Yonif Mekanis 412/BES.
c. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan
kemampuan menembak SS-2 prajurit Yonif Mekanis 412/BES.

5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis :

Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang cara


bertindak Danton dalam menyiapkan anggotanya untuk mendukung tugas pokok
TNI-AD.

b. Manfaat Praktis :
1. Memberikan masukan bagi para Taruna agar dapat bertindak yang
benar dalam menyiapkan anggotanya ketika di satuan nanti.
2. Memberikan pengalaman bagi penulis sehingga dapat mengetahui
secara langsung peran Danton disatuan.
6. Sistematika Penulisan

a. Bab I Pendahuluan

Pada bab ini menjelaskan latar belakang masalah, fokus masalah,


perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Tujuan dari bab ini adalah memberikan gambaran atau kerangka pikir secara
umum mengenai pelaksanaan penelitian ini.

b. Bab II Studi Kepustakaan

Bab ini merupakan bab yang akan menguraikan keseluruhan dasar teori
dan definisi dari variabel yang diteliti. Tujuan dari bab ini adalah dalam
membentuk acuan kerangka berpikir yang akan berguna dalam pelaksanaan
penelitian ini.

c. Bab III Prosedur Penelitian.

Bab ini terdiri dari pemilihan metode penelitian, lokasi penelitian,


instrumen penelitian, sampel dan sumber data, tehnik pengumpulan data dan
tehnik analisa data. Tujuan dari bab ini adalah untuk memberikan gambaran
mengenai metode yang dipakai untuk melakukan penelitian yang nantinya dapat
digunakan sebagai jembatan antara teori dengan pembahasan masalah yang
akan diteliti.

d. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan.

Bab ini berisikan data-data atau fakta yang didapatkan oleh penulis pada
saat melakukan penelitian. Data tersebut didapatkan sesuai dengan metodologi
penelitian yang digunakan. Setelah mendapatkan data-data tersebut, penulis
mengaitkan hal tersebut dengan teori-teori yang ada dan melakukan analisis
terhadap hal tersebut, sehingga diperoleh suatu kesimpulan mengenai hasil
penelitian dan pembahasannya.
e. BAB V Penutup.

Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh penelitian yang dilaksanakan oleh
penulis yang berisi jawaban semua pertanyaan penelitian yang dibahas pada
Bab IV.

Anda mungkin juga menyukai