Anda di halaman 1dari 15

PERANAN DANTON DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI

RAID PRAJURIT DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS POKOK


YONIF MEK 412/BES

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) merupakan
komponen utama dalam membangun kekuatan pertahanan TNI aspek
darat, sebagai pelaksanaan tugas pokok TNI yang dituangkan dalam
kaidah Undang–Undang No 34 tahun 2004 yaitu TNI AD memiliki peran
dalam menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari berbagai ancaman dan
segala gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara. Dalam
mengemban tugasnya TNI AD dituntut untuk melaksanakan tugas secara
profesionalisme baik dalam pelaksanaan tugas Operasi Militer Untuk
Perang (OMP) maupun Operasi Militer Untuk Selain Perang (OMSP).
Beberapa tuntutan profesionalisme prajurit TNI AD yang senantiasa harus
dijaga meliputi aspek keterampilan teknik, keterampilan taktik, dan aspek
fisik.

Mencermati dinamika lingkungan strategis maka ancaman


keamanan yang dihadapi Indonesia dapat berbentuk ancaman keamanan
tradisional berupa invasi atau agresi militer dari negara lain dan ancaman
keamanan non tradisional baik yang bersifat lintas negara maupun yang
timbul di dalam negeri. Walaupun ancaman keamanan tradisional
diperkirakan kecil kemungkinannya, namun tidak berarti bahwa
kesiapsiagaan TNI AD menjadi menurun. Dalam konteks tersebut di atas,
upaya yang dilakukan oleh TNI AD lebih diarahkan pada upaya penyiapan
dan pembinaan kekuatan yang siap digunakan untuk melaksanakan
Operasi Militer Perang (OMP), sebagai upaya preventif guna mencegah
2

dan mengatasi dampak keamanan yang lebih besar. Sedangkan ancaman


yang diperkirakan paling besar kemungkinannya dihadapi oleh bangsa
Indonesia adalah yang bersifat ancaman non tradisional, oleh TNI AD
dalam tugas menghadapi ancaman tersebut dengan melaksanakan
Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Oleh karena itu kebijakan strategis
pertahanan negara Indonesia yang diarahkan untuk menghadapi dan
mengatasi ancaman non tradisional, merupakan prioritas dan sangat
mendesak. Berdasarkan kebijakan strategis pertahanan negara Indonesia,
maka Pimpinan TNI AD mengambil suatu kebijakan yaitu meningkatkan
kemampuan prajurit Batalyon Infanteri Regular menjadi Batalyon Infanteri
Raider dengan harapan agar prajurit Raider di samping mampu
melaksanakan berbagai operasi taktis dalam rangka Operasi Militer Perang
(OMP) dan Operasi Militer selain Perang (OMSP). Pasukan Raider adalah
pasukan yang mempunyai kualifikasi internasional (international
qualification). Kemampuan tersebut juga harus dimiliki oleh prajurit
Batalyon Infanteri Mekanis 412/Bharata Eka Sakti(Yonif MEK 412/BES )

Yonif MEK 412/BES yang sebelumnya dikenal dengan nama


Batalyon Infanteri 412 / Raider atau Batalyon Infanteri 412 / Bharata Eka
Sakti) adalah salah satu Batalyon Infanteri di jajaran Brigade Infanteri
Mekanis 6 / Trisakti Baladaya, Divisi Infanteri 2 / Kostrad yang bermarkas
di Purworejo, Jawa Tengah. Dari awal dibentuknya sampai dengan
sekarang banyak mengalami proses perubahan.

Berdasarkan Peraturan Kasad Nomor 4 Tahun 2015 Tanggal 11


Nopember 2015 Dan Surat Telegram Danbrigif Mekanis 6/2 Kostrad No
St/230/2016 Tgl 03 April 2016, Tentang Penataan Satjar Kostrad Dan
Validasi Satjar Kostrad Termasuk Diantaranya Yonif 412/Raider Diubah
Menjadi Yonif Mekanis 412/Bharata Eka Shakti.

Yonif MEK 412/BES merupakan sebuah pasukan elit Infanteri TNI


Angkatan Darat yang mempunyai tugas pokok mencari, mendekati,
menawan dan menghancurkan musuh untuk sasaran yang strategis.
Secara khusus Yonif MEK 412/BES   juga harus mampu melaksanakan
operasi khusus Raid penghancuran dan Raid pembebasan Sandera atau
3

tawanan (Raid Cur/Baswan) untuk menghadapi ancaman non tradisional


yang bersifat lintas negara maupun isu-isu keamanan yang timbul di dalam
negeri. Keberhasilan Operasi Raid yang akan dilakukan oleh Yonif MEK
412/BES akan berhasil dengan baik apabila didukung oleh tingkat
kemampuan para Danki,Danton dan para prajurit Yonif MEK 412/BES
Yonif MEK 412/BES secara organisatoris terdiri dari Eselon
Pimpinan, Eselon Pembantu Pimpinan, Eselon Pelayanan dan Eselon
Pelaksana. Eselon pelaksana terdiri dari Kipan dan Kiban.
Komandan Kompi Senapan (Dankipan) dalam melaksanakan
tugasnya dibantu oleh empat Komandan Peleton yang masing-masing
dijabat oleh seorang Pama Angkatan Darat berpangkat Letnan, terdiri dari:
a. Komandan Peleton Kendaraan Tempur, disingkat
Dantonranpur
b. Komandan Peleton Senapan 1, disingkat Dantonpan 1.
c. Komandan Peleton Senapan 2, disingkat Dantonpan 2.
d. Komandan Peleton Senapan 3, disingkat Dantonpan 3.
Komandan Peleton Senapan Kompi A Yonif MEK 412/BES
membawahi 34 orang prajurit. Dengan demikian Danton mempunyai tugas
dan tanggung jawab untuk membina kemampuan prajuritnya baik dari
aspek sikap dan perilaku, pengetahuan serta keterampilan.
Semua prajurit terutama Danton harus mengikuti pendidikan Raider
untuk mendapatkan kemampuan dan kualifikasi tersebut, Realitas
dilapangan belum semua prajurit Yonif MEK 412/BES memiliki kualifikasi
raider,hal, tersebut dikarenakan terbatasnya personel maupun alokasi
diksus Raider yang tersedia.sehingga hal tersebut mempengaruhi
kemampuan Operasi Raid prajurit Yonif MEK 412/BES 

Operasi Raid memiliki beberapa jenis: Raid Penghancuran,


Pembebasan Tawanan, Penculikan,Pelolosan, dan dipimpin oleh
Komandan Tim Raid. Yang bertugas merencanakan dan mempersiapkan
secara teknis dan detail serta memimpin tim Raid dalam pelaksanaan tugas
Operasi Raid.
4

Kondisi di satuan saat ini adalah setiap prajurit belum tentu bisa
melaksanakan Operasi Raid dan setiap Danton belum tentu mampu
memimpin, melatih , dan memiliki kualifikasi Raid guna mendukung tugas
pokok batalyon. Raider serta harapan untuk kedepannya para prajurit
mampu melaksakan Operasi Raid tanpa harus melaksankan pendidikan
raider berkat kemampuan Danton yang telah memahami materi serta
mampu mengaplikasikan Operasi Raid dalam sebuah bentuk latihan
Operasi Raid

Fenomena yang dapat diambil adalah sebagai seorang Danton,yaitu


seiring perkembangan zaman dan teknologi, berubahnya dimensi
pertempuran yang ada saat ini, dan memerlukan kemampuan Operasi
Raid termasuk pertempuran jarak dekat dalam upaya pembebasan
tawanan,penculikan maupun penghancuran instalasi guna manangkal
kelompok kelompok teroris yang mengancam kedaulatan negara.

Danton sebagai unsur kompi mempunyai tugas dan tanggung jawab


yang sangat berat dalam hal peningkatan kemampuan Operasi Raid
prajurit peletonnya, kemampuan Danton harus lebih menguasai dan dapat
dijadikan contoh buat prajurit yang ada dibatalyon. berdasarkan uraian di
atas, maka, penulis berusaha menuangkannya dalam tugas akhir yang
berjudul “ PERANAN DANTON DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
OPERASI RAID PRAJURIT DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS
POKOK YONIF MEK 412/BES.”

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang diatas maka penulis merumuskan

masalah yang akan diteliti sebagai berikut :


a. Bagaimanakah peran Danton dalam Meningkatkan
kemampuan Operasi Raid prajurit di Yonif 412/BES?;
b. Bagaimanakah implementasi dari 7S Mckinsey dalam
meningkatkan kemampuan Operasi Raid prajurit Yonif 412/BES?
5

3 Maksud dan Tujuan , dan Manfaat

a. Maksud penulisan proposal ini adalah untuk memberikan

gambaran tentang rencana penelitian yang akan dilaksanakan

dalam penulisan Tugas Akhir yang sekaligus untuk melihat untuk

menggambarkan Peranan Danton dalam meningkatkan kemampuan


Operasi Raid prajurit dalam rangka mendukung tugas pokok Yonif
MEK 412/BES.
b. Tujuan. Dalam hal ini peneliti memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui peran Danton dalam meningkatkan
kemampuan Operasi Raid prajurit Di Yonif 412/BES ; dan
2) Untuk mengetahui implementasi 7S Mckinsey dalam
meningkatkan kemampuan Operasi Raid Prajurit di Yonif
412/BES
c. Manfaat Penelitian yang diharapkan untuk mengetahui
bagaimana peranan Danton disatuan dalam meningkatkan
kemampuan Operasi Raid Prajurit mendukung Tugas pokok Yonif
MEK 412/BES.

4. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Ruang lingkup pembahasan Proposal


Tugas Akhir untuk mengetahui Peranan Danton dalam
meningkatkan kemampuan Operasi Raid prajurit dalam rangka
mendukung tugas pokok Yonif MEK 412/BES.sedangkan variabel
penentuan peningkatan kemampuan Operasi Raid difokuskan pada
penyelenggaraan latihannya. Dan objek penelitian prajurit Yonif MEK
412/BES.peneliti membahas secara lingkup besar di jajaran prajurit
guna mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI AD. Ruang lingkup
sebagai batasan masalah agar tidak meluas tentang tugas akhir dan
untuk memudahan penyelesaian permasalahan. .
6

b. Tata Urut dan Sistematika. Tugas Akhir ini terdiri dari 4


(empat) bab yang saling terkait antara bab yang satu dengan bab
yang lainnya, dengan sistematika sebagai berikut:
1) BAB I Pendahuluan.
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang
dilaksanakannya penelitian, perumusan masalah, maksud
dan tujuan, ruang lingkup dan sistematika, metode dan
pendekatan, serta pengertian;
2) BAB II Tinjauan Pustaka.
Bab ini menerangkan tentang peraturan perundang-
undangan/bujuk, kerangka teori, dan kerangka konseptual.

3) BAB III Pembahasan


Bab ini menganalisis pokok-pokok bahasan dengan
menggunakan data/fakta analisa pembahasan, kondisi yang
diharapkan, serta upaya-upaya untuk mengatasi.
4) BAB IV Penutup
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
Kesimpulan dari keseluruhan Bab dan saran yang diberikan
penulis dalam Bab ini berisi jawaban dari pertanyaan penelitiaan
yang ada pada rumusan masalah dan digunakan sebagai
penutup.

5. Metode dan Pendekatan..


a. Metode. Moleong Lexy J mengatakan bahwa metode
kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara
holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 1 Dalam metode kualitatif ini
peneliti melakukan penelitian dengan langkah-langkah sebagai
berikut :

1
Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2005), hlm, 58.
7

1) Sumber data. Sumber data dalam penelitian ini adalah:


a) Buku-buku referensi/kepustakaan yang ada
hubungannya dengan teori yang dipakai pada
penulisan penelitian ini.
b) Dokumentasi (catatan) yang berhubungan
dengan penelitian ini.
c) Wawancara. Peneliti melakukan wawancara
dengan Danton, Bintara, Tamtama Batalyon Yonif MEK
412/BES untuk mengumpulkan data guna mendukung
penelitian ini.

2) Teknik pengumpulan data. Data pada penelitian ini


diperoleh melalui suatu teknik pengumpulan data yang
kemudian data tersebut akan dianalis dan diolah dengan
menggunakan teknik analisis data kualitatif. Dalam penelitian
kualitatif ini, peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian,
sekaligus merupakan perencana pengumpulan data, analisis,
penafsir data, dan pada akhirnya peneliti menjadi pelopor
hasil penelitiannya,2 dengan teknik pengumpulan data
sebagai berikut :
a) Wawancara. Wawancara ( interview ) adalah
usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk-dijawab
secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah
kontak langsung dengan tatap muka (face to face
relation ship) antara si pencari informasi dengan
sumber informasi.
b) Observasi. Menurut Sutrisno Hadi (1986)
mengemukanan bahwa, observasi merupakan suatu
proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari
pelbagai proses biologis dan psykologis. Dua diantara

2
8

yang terpenting afalah prose-prose pengamatan dan


ingatan.
c) Dokumentasi. Menurut Sugiyono (2008; 83)
studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif
ini akan semakin tinggi jika melibatkan atau
menggunakan studi dokumen ini dalam metode
penelitian kualitatifnya. Dokumentasi yang diambil yaitu
seperti gambar aupun foto mengenai satuan batalyon
Yonif MEK 412/BES

3) Lokasi Penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian langsung ke tempat
penelitian di Batalyon Yonif MEK 412/BES Lokasi penelitian
bertepatan dengan pelaksanaan OJT (On The Job Training),
sehingga penulis memiliki keterbatasan waktu untuk
melaksanakan penelitian.
4) Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian melakukan penelitian dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan serta dokumentasi
kepada objek yang diteliti berkaitan dengan pembahasan
yang akan diteliti. Agar hasil penelitian tersebut berdasarkan
fakta yang ada di lapangan. Peneliti kualitatif sebagai human
instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan
data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data
dan membuat kesimpulan atas temuannya3.
Dalam penelitian ini akan digunakan 2 variabel, yaitu 1
variabel : Peran Danton (Ruang lingkup dalam
penyelenggaraan latihan) , serta 1 variabel yaitu

3
http://digilib.unila.ac.id/16632/17/BAB%20III.pdf diakses pada tanggal 7 Februari 2020
9

Meningkatkan Kemampuan. Dengan instrument penelitian


sebagai berikut :

Variable Indicator Instrument penelitian


Peran Danton Meningkatkan 1. Danton memimpin pelaksanaan
Meningkatkan kemampuan latihan serbuan ruangan.
kemampuan ops Pertempuran 2.Danton selalu berupaya mengajak
Raid Jarak Dekat kegiatan latihan dengan semangat.
3. Danton selalu mengoreksi kesalahan
prajurit dalam melaksanakan Serbuan

Melaksanakan 4. Danton memimpin pelaksanaan


pembinaan pembinaan jasmani .
Jasmani Prajurit 5. Danton selalu memberikan contoh
fisik yang prima
6. Danton mengecek kemampuan
jasmani prajurit dan mendorong nilai
naik diatas 81.

Prajurit 7. Danton memimpin pelaksanaan ops


memahami raid dari tahap infiltrasi-giat disas-
tahapan exfiltrasi.
Operasi Raid 8. anggota memahami setiap
pentahapan ops raid
9. Danton dapat menjelaskan materi ops
raid kepada prajurit dengan sebaik
mungkin

Meningkatkan 10. Danton memiliki kemampuan


kemampuan menembak yang baik
tembak tempur 11. Danton mampu mengoreksi
reaksi kemampuan serta kelemahan prajurit
12. Danton mampu melatihkan
kemampuan tembak prajurit

Penyelenggaraan Merencanakan 13. Danton merencanakan setiap


latihan dan membuat kegiatan mingguan secara terstruktur.
jadwal 14. Jadwal kegiatan mingguan
mingguan seringkali tidak terlaksana karena
Peleton; padatnya kegiatan satuan.
15.Danton dalam merencanakan
kegiatan mingguan berpedoman pada
kalender latihan.
Melaksanakan 16. Dalam setiap kegiatan Danton
rencana berpedoman pada rencana pelaksanaan
kegiatan kegiatan, agar kegiatan tidak melenceng
lapangan dari rencana.
peleton;(latihan 17. Kegiatan lapangan dapat
ops raid) dilaksanakan sesuai dengan jadwal
latihan meskipun terkadang banyak
kendala di lapangan.
10

18. Dalam setiap kegiatan lapangan


Danton berpedoman pada protap
satuan untuk menghindari resiko
kecelakaan latihan.
Membuat 19. Laporan kegiatan dilaporkan Danton
laporan latihan sesuai renlakgiat secara tepat waktu.
peleton 20. Kendala maupun hambatan dalam
latihan dilaporkan Danton secara
hierarki ke komando atas.
21. Kadangkala kendala dalam latihan
selama masih bisa diatasi Danton tidak
dilaporkan komandan satuan.
Mengevaluasi 22. Dalam setiap kegiatan Danton
kegiatan prajurit mengevaluasi kegiatan, apabila ada
infanteri. kendala memberikan solusi
pemecahannya.
23. Danton melakukan evaluasi
kegiatan untuk memastikan seluruh
rangkaian kegiatan sudah sesuai
rencana kegiatan.
24. Evaluasi diberikan Danton hanya
apabila ada penyimpangan rencana
dengan pelaksanaan, karena dianggap
kegiatan sudah rutin dan biasa
dilakukan.

3) Devinisi operasional variable.

a) Peran Danton merupakan kemampuan


mempengaruhi untuk orang lain agar mau
bekerjasama dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan
dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan
bawahan dengan indikator :

(1) Meningkatkan kemampuan pertempuran


Jarak dekat.

(2) Melaksanakan Pembinaan Jasmani


Prajurit

(3) Prajurit memahami tahapan Operasi Raid

(4) Meningkatkan Kemampuan Tembak


Tempur Reaksi
11

b) Penyelenggaraan Latihan. latihan merupakan


suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik
dengan indicator :

(1) Merencanakan dan membuat jadwal


mingguan Peleton

(2) Melaksanakan rencana kegiatan


lapangan peleton.

(3) Membuat laporan latihan peleton

(4) Mengevaluasi kegiatan prajurit infanteri.

5) Sampel Sumber Data


Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling
purposive. Menurut Sugiyono (2010), Sampling Purposive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh bisa lebih
representatif. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
kondisi militer di suatu daerah, maka sampel sumber datanya
adalah orang yang berprofesi di bidang militer. Sampel ini
lebih cocok digunakan untuk penelitian-penelitian yang tidak
melakukan regenerasi. Sampel dalam penelitian ini adalah
Danton, Bintara Pelatih (Batih), dan Prajurit Batalyon Yonif
MEK 412/BES
4) Teknik analisis data.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis
data Analisa Model 7S McKinsey. Framework ini mulai
dikembangkan pada awal 1980-an oleh Tom Peters dan Robert
Waterman, dua konsultan yang bekerja di perusahaan konsultasi
McKinsey dan Company, dasar premis dari model yang memiliki tujuh
aspek internal organisasi yang berkaitan satu sama lain demi
keberhasilan dalam keberlangsungan organisasi.
Model 7S McKinsey merupakan kerangka untuk melihat saling
keterkaitan antara formulasi dan implementasi strategi. Implementasi
12

dan strategi manajemen pada penelitian menggunakan pendekatan


analisis strategi sesuai konsep 7S Mckinsey (Antariksa, 2010).
Tujuannya untuk mengkaji dan mengetahui aspek-aspek yang
berkaitan dengan transformasi serta manajemen perubahan yang
dilakukan organisasa. Konsep 7S McKinsey meliputi the hard S’s
yaitu faktor-faktor yang feasible dan mudah diidentifikasikan yaitu
structure, strategi & systems, dan the soft S’s, yaitu faktor-faktor yang
sulit didefinisikan, yaitu shared values, skills, staf, & style. Kerangka
7S dari McKinsey atau McKinsey 7S Framework adalah model
manajemen untuk melihat seberapa efektif organisasi dalam
mencapai tujuan yang diinginkannya (Muhammad, 2009; Mustamu,
2009; Adityo & Suharnomo, 2013), sebagai berikut:
1) Strategy; Strategi suatu organisasi dimaksudkan agar
organisasi dapat memiliki arahan yang jelas dan tegas tentang
cara-cara yang dipakainya untuk mencapai sasaran dan tujuan
organisasi.
2) Structure; struktur organisasi (organizational structure)
merupakan cerminan dari shared values organisasi dalam upaya
pencapaian sasaran dan tujuan organisasi secara optimal.
Struktur yang sanggup mencerminkan shared values dengan
baik akan memberdayakan organisasi untuk mencapai sasaran
dan tujuan tersebut.
3) System; sistem yang dikembangkan organisasi juga
bersumber pada shared values yang ada. Sistem ini termasuk
berbagai hal yang menyangkut perencanaan, implementasi,
kontrol dan evaluasi, anggaran, dan penghargaan.
4) Skills; ketrampilan setiap individu di organisasi merupakan
unsur yang penting bagi keberhasilan organisasi mencapai
sasaran dan tujuannya dengan efektif dan efisien. Jika
ketrampilan para pelaksana organisasi kurang sesuai dengan
kebutuhan organisasi tersebut untuk mewujudkan visinya, maka
organisasi tersebut akan cenderung kontraproduktif. Oleh
karenanya, skills merupakan cerminan dari core competence
13

organisasi, karena strategi yang disusun juga merupakan refleksi


atas skills yang ada.
5) Staff; berdasarkan shared values yang ada, organisasi
membentuk personil di dalamnya (pengelola). Organisasi akan
menentukan prasyarat personal seperti apa yang dianggap
sesuai dengan keberadaan dan tujuan organisasi. Jika tujuan
organisasi dan tujuan individu di dalamnya tidak searah, maka
akan sulit bagi organisasi tersebut untuk dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
6) Style; gaya manajemen (kepemimpinan) organisasi
merupakan hasil perpaduan antara kelima elemen sebelumnya.
Kelima elemen tersebut menentukan gaya kepemimpinan seperti
apakah yang paling tepat agar organisasi dapat mencapai
sasaran dan tujuannya secara efektif dan efisien. Gaya
kepemimpinan yang kurang tepat dengan kelima elemen
tersebut akan menyebabkan organisasi menjadi gagal atau
bahkan menuju kehancuran.
7) Shared Values; nilai budaya kerja yang dijalankan
ditengah organisasi tersebut dan merupakan suatu guideline
bagi anggota organisasi untuk tumbuh dan berkembang. 4

b. Pendekatan. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini


menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu suatu penelitian yang
bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah serta dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.5 Dengan kata lain penelitian
deskriptif, peneliti hendak menggambarkan suatu gejala (fenomena) atau

4
http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/rsfu/article/viewFile/2624/2355. diakses pada tanggal
13 Februari 2021.
5
Tohirin, Metode penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan imbingan Konseling,
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 3.
14

sifat tertentu, tidak untuk mencari atau menerangkan keterkaitan antar


variabel.6

6. Pengertian
a. peran adalah merupakan aspek dinamis kedudukan. Ketika
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka orang tersebut telah menjalankan suatu
peranan. Peranan dan kedudukan saling tergantung satu sama lain.
Tidak ada peranan tanpa kedudukan, demikian pula tidak ada
kedudukan tanpa peranan.

b.. Komandan Peleton (Danton) adalah dijabat oleh seorang


Letnan Dua. Posisi Komandan Peleton biasanya merupakan
penugasan pertama, bagi perwira yang baru lulus dari Akademi
Militer.

c. Operasi Raid adalah suatu usaha pekerjaan dan kegiatan


yang memberikan daya kejut/pendadakan terhadap sasaran–
sasaran yang bersifat strategis, di daerah musuh atau daerah yang
dikuasai musuh, tanpa bermaksud untuk menduduki sasaran atau
daerah tersebut dalam waktu yang lama.

d. Ancaman Non Tradisional yaitu yang dilakukan oleh


aktor non negara berupa aksi terror, perampokan dan pembajakan,
penyelundupan, imigrasi gelap, perdagangan narkotik dan obat
terlarang, penangkapan ikan secara ilegal, serta pencurian
kekayaan.

e. Invasi adalah aksi militer dimana angkatan bersenjata suatu


negara memasuki daerah yang dikuasai oleh suatu negara lain,
dengan tujuan menguasai daerah tersebut atau mengubah
pemerintahan yang berkuasa. Invasi bisa menjadi penyebab
perang, bisa digunakan sebagai strategi untuk menyelesaikan
perang, atau bisa menjadi inti dari perang itu sendiri.

6
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan : Jenis, Metode, dan Prosedur, ( Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2013), hlm. 59.
15

f. Metode artinya jalan atau cara yang harus ditempuh untuk


mencapai tujuan tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
susunan W.J.S. Poerwadarminta, bahwa “metode adalah cara
yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud”.
Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke
pencapaian tujuan. Teknik dan taktik mengajar merupakan
penjabaran dari metode pembelajaran.

g. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut


pandang kita terhadap proses pembelajaran.

h. Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk


melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan
adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan
seseorang.

` i. Peningkatan. Upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan


kualitas maupun kuantitas.

Anda mungkin juga menyukai