Pendahuluan.
Satuan jajaran TNI AD, khususnya Batalyon Infanteri baik yang berada langsung
dibawah Kotama, di Bawah Brigade Infanteri maupun dibawah Korem, harus
melaksanakan perbaikan dalam pembinaan satuan sesuai garis-garis kebijakan Kasad.
Olehkarenanya setiap Komandan Batalyon Infanteri, harus bisa menjabarkan setiap
program yang diberikan oleh Komando Atas, berdasarkan program kerja dan anggaran TNI
AD, yang nantinya dituangkan dalam bentuk program pembinaan di satuan masing-masing,
untuk kemudian dijabarkan dan dilaksanakan. Secara umum pelaksanaan pembinaan
satuan di jajaran Batalyon Infanteri cukup memuaskan. Kendati demikian, pada prakteknya
di lapangan masih banyak ditemukan pelaksanaan pembinaan satuan yang asal-asalan,
sehingga satuan tersebut tidak siap operasional. Ada pun permasalahan utama yang masih
kita jumpai yaitu kurang optimalnya Danyon dalam melaksanakan pembenahan dalam
bidang organisasi, penempatan personel yang tidak sesuai kualifikasi, material satuan yang
tidak terawat, latihan tidak optimal, minimnya peranti lunak di satuan, pangkalan yang
kurang tertib dan kurang terpelihara.
Ditinjau dari latar belakang permasalahan dan persoalan tersebut diatas maka
sangat penting penulis mengungkapkan ide melalui tulisan yang berjudul optimalisasi
pembinaan satuan Batalyon Infanteri guna mewujudkan satuan yang siap operasional,
dengan metode deskriptis analisis melalui pendekatan empiris. Maksud penulisan ini
sebagai gambaran tentang upaya Optimalisasi pembinaan satuan Batalyon Infanteri,
sebagai bahan masukan dalam rangka merumuskan dan menentukan kebijakan dalam
pembinaan satuan kedepan.
.…………………………………… pada alinea keempat, esais menguraikan nilai guna
tulisan, maksud dan tujuan penulisan serta ruang lingkup pembatasan (bila ada) dalam
pemecahan setiap persoalan ………………….. dstnya ……………………...
Pembahasan.
Satuan Batalyon Infanteri yang siap operasional merupakan satuan yang terlatih dan
terbina secara terus menerus dan simultan, namun tetap berpegang teguh pada pedoman
pelaksanaan pembinaan satuan yang telah disahkan oleh pimpinan TNI AD, diantaranya :
Doktrin Kartika Eka Paksi dan Buku petunjuk pembinaan satuan TNI AD Skep Kasad
Nomor 542/XII/2006.
…………………………………… pada alinea pertama, esais membuat uraian kalimat
pengantar untuk mengulas tentang gagasan atau ide berupa sub judul.
Namun pada kenyataannya, masih ada beberapa satuan Batalyon Infanteri yang
melaksanakan pembinaan satuannya berdasarkan pada selera Komandan Batalyon,
sehingga pembinaan satuan di satuan tersebut tidak mencapai tujuan yang diharapkan. Hal
ini dapat dilihat dari beberapa data dan fakta yang ditemukan di satuan Batalyon Infanteri,
antara lain ; 1. Bidang Organisasi. Sebagian besar Satuan Batalyon Infanteri di jajaran TNI
AD belum dapat terpenuhi sesuai TOP, dimana terdapat kekurangan maupun kelebihan
personel khususnya Bintara dan Tamtama, sehingga pelaksanaan pembinaan satuan tidak
dapat berjalan secara optimal yang mengakibatkan kerawanan di dalam satuan tersebut
berupa tindakan-tindakan prajurit yang anarkis. Contoh kasus yang pernah terjadi pada
tahun 2009, yaitu anggota Kompi E YONIF 751/VJS mengamuk di dalam markas (Majalah
Gatra, 2009). Data dari hasil penyelidikan dan penyidikan Pomdam XVII/Trikora,
menyebutkan bahwa latar belakang permasalahan terletak pada kesalahan Dansat dalam
penataan organisasi, sehingga terjadi ketidakpuasan di kalangan anak buah; 2. Pembinaan
Personel, terdapat beberapa permasalahan menonjol, diantaranya ; a. Penempatan
personel khusunya Bintara dan Tamtama tidak sesuai dengan jenjang kepangkatan
maupun pendidikan spesialisasi yang dimiliki ; b. Cuti tahunan yang semestinya menjadi
hal penting, terutama bagi moril prajurit, namun hal ini sering terabaikan ; c. Banyak
ditemukan personel Perwira dan Bintara di satuan yang belum memiliki spesialisasi,
sehingga terbatasnya kemampuan yang bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya ; d.
Tingginya angka pelanggaran di satuan, seperti : Narkoba, susila, disersi dan laka lalin; 3.
Pembinaan Materiil, banyak barang barang yang tidak layak pakai dan tidak sesuai
TOP/DSPP Batalyon Infanteri, sehingga mempengaruhi pelaksanaan kegiatan, antara lain :
a. Terdapat beberapa senjata yang rusak.; b. Sebagian besar alat optik di satuan sudah
tidak operasional, seperti kompas, teropong dan GPS sehingga pelaksanaan latihan
terhambat ; c. Kurangnya kemampuan pemeliharaan dan perawatan perlengkapan; 4.
Pembinaan Pangkalan. Biasanya setiap Komandan ingin dikenal oleh prajuritnya dengan
membangun bangunan tanpa dihadapkan pada skala prioritas kebutuhan prajurit, sehingga
ditemukan permasalahan yang urgen namun diabaiakan, sebagai contoh ; a. Terbatasnya
jumlah perumahan bagi prajurit; b. Penggunaan bangunan di satuan yang tidak sesuai
dengan fungsi ; c. Kondisi pangkalan yang tidak tertib dan kotor ; 5. Pembinaan peranti
lunak, masih jauh dari yang diharapkan, seperti : a. Kurangnya buku petunjuk teknik
maupun lapangan yang seharusnya digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan ; b. Protap yang ada di satuan sering kurang, kadang tidak di revisi dan tidak teruji
; 6. Pembinaan Latihan. Dalam segi latihan, banyak hal yang ditemukan belum optimal,
seperti contoh adalah a. Bentuk latihan sesuai Program dan Direktif tidak sesuai dengan
Tipologi wilayah, seperti contoh: Direktif Latihan satuan dari komando atas,untuk latihan
tingkat regu sampai dengan tingkat Kompi Batalyon Mekanis di jajaran Brigif 1 Pam
Ibukota, yang berada di wilayah Ibukota Jakarta materinya OLI; dan b. Nilai hasil
menembak dan kesegaran jasmani prajurit masih banyak yang di bawah satndar.
…………………………………… pada alinea kedua, esais menguraikan, data atau
faktafakta empirik/kenyataan terhadap variabel judul esai saat ini, beserta alasan mengapa
hal tersebut terjadi ................................................., yaitu: 1. ............................;
2. ....................
Namun langkah-langkah yang dapat diambil oleh Komandan Batalyon diatas tentu
cukup memakan waktu, tenaga dan pikiran serta biaya. Hal ini dapat dilaksanakan secara
bertahap, bertingkat dan berlanjut, melihat skala prioritas tantangan tugas kedepan,
dengan membuat target jangka pendek, jangka sedang dan jangka panjang. Dengan
kepedulian dan perhatian yang penuh dedikasi tentu hal ini secara bertahap akan
terpecahkan dan sesuai dengan harapan yang diinginkan. Kelemahan metode ini adalah
adanya rotasi jabatan Komandan Batalyon yang tidak tentu dan tidak semua Komandan
Batalyon yang baru, mau melanjutkan program pembinaan satuan dari Komandan Batalyon
sebelumnya, sehingga setiap Komandan Batalyon cenderung memiliki program pembinaan
satuan masing-masing yang dianggap paling benar, sehingga pembinaan satuan akan
mengalami kendala yaitu tidak bisa bertingkat dan berlanjut.
…………………………………….. pada alinea kelima, esais menguraikan kendala dan
kelemahan yang ada, dalam memecahkan setiap persoalan tersebut
Dari permasalahan yang ada, baik bidang organisasi, personel, materiil, pangkalan
dan piranti lunak serta bidang latihan namun dengan konsep pembinanan melalui metoda
observasi/pengamatan, latihan dan evaluasi, pendekatan kepada unsur terkait, dalam
mengatasi permasalahan satuan yang dilakukan oleh Komandan Bawahan, Staf serta
Seluruh anggota. Diharapakan pembinaan satuan dapat mewujudkan Batalyon Infanteri
yang siap operasional. Pembinaan satuan dilaksanakan secara terus menerus sehingga
tetap terpelihara dari pembinaan yang sudah dimiliki, dengan cara setiap perkembangan
dari pembinaan satuan agar dilaporkan ke komando atas dan tugas dari komando atas
untuk memantau serta penyampaikan upaya dari Komandan Batalyon sebelumnya dalam
meningkatkan pembinaan satuan kepada Komandan Batalyon berikutnya. Sehingga
Komandan Batalyon yang baru bisa melanjutkan dan melaksanakan pembinaan satuan
yang berikutnya, dengan demikian pembinaan satuan dapat dilaksanakan secara terus
menerus, bertahap, bertingkat dan berlanjut.
……………………………………. pada alinea keenam, esais menguraikan cara mengatasi
kendala dengan memanfaatkan peluang atau kemampuan yang ada
Penutup.
Kesimpulan,…………………………………………………………………………………………
Dari uraian diatas tentang optimalisasi pembinaan satuan Batalyon Infanteri guna
mewujudkan satuan yang siap operasional, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pembinaan
satuan yang dilaksanakan secara berkelanjutan akan dapat mempengaruhi pencapaian
tugas pokok TNI Angkatan Darat ; 2. Kendala dan permasalahan yang ada apabila tidak
segera di laksanakan pembenahan dan perbaikan secara cepat, maka akan dapat
menumpulkan bahkan mematikan kemampuan satuan sehingga pada akhirnya tugas
pokok satuan tidak akan pernah tercapai ; 3. Pembinaan satuan dengan manajerial yang
baik apabila dilaksanakan dengan benar, terarah dan terencana tentunya akan dapat
meningkatkan kemampuan dan efektifitas satuan dalam melaksanakan tugas pokoknya ;
dan 4. Pembinaan satuan harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran oleh seluruh
prajurit yang ada di satuan. Pemecahan permasalahan dapat dilaksanakan dengan
mengambil langkah-langkah pembenahan di segala bidang secara bertahap bertingkat dan
berlanjut guna tercapainya kesiapan satuan siap operasional.
………………………………… Esais menguraikan atau membuat rangkuman secara
singkat tetapi padat tentang hasil pemecahan dari setiap persoalan
Saran,.......……………………………………………………………………………………………
Dengan menyimak uraian di atas maka sebagai tolak ukur keberhasilan dan adanya
keseragaman dalam melakukan pembinaan satuan maka disarankan perlu standarisasi
dan kriteria keberhasilan dalam pembinaan satuan baik dalam bentuk Bujuknik maupun
buku pedoman yang disesuaikan dengan klasifikasi satuan secara proporsional.
……………………………. Esais membuat rekomendasi, penawaran atau solusi kepada
subjek untuk tindakan selanjutnya terhadap persoalan yang ditemukan