Anda di halaman 1dari 12

75

KOPSTUK Contoh : 5 (Format Direktif Latihan tingkat Ki/Rai ke bawah)

DIREKTIF LATIHAN

tentang

LATIHAN ………….. (Nama Latihan)

PENDAHULUAN

1. Umum.

2. Dasar.

3. Maksud dan Tujuan.


a. Maksud.
b. Tujuan.

PETUNJUK UMUM PENYELENGGARAAN LATIHAN

4. Penanggung jawab latihan.

5. Tujuan latihan.

6. Sasaran latihan.
a. Kuantitatif.
b. Kualitatif.

7. Materi latihan.

8. Macam, Metode, Sifat dan Bentuk latihan.


a. Macam.
b. Metode.
c. Sifat (latihan perorangan tidak menggunakan sifat).
d. Bentuk.

9. Tempat latihan.

10. Waktu latihan.

11. Peserta latihan.


a. Penyelenggara.
b. Pelaku.
c. Pendukung.

12. Referensi.

13. Dukungan latihan.

14. Penekanan khusus.


76

PENUTUP

15. Hal-hal yang belum tercantum dalam direktif ini agar dikoordinasikan dengan
pejabat terkait.

16. Direktif ini agar dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan latihan....... TA. ......
dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Dikeluarkan di : ………………..
Pada tanggal : ……- ……- 20…..

Pang / Dan / Dir / Ka

Nama
Pangkat / Korps / NRP
77

KOPSTUK Contoh : 6 (Format Direktif Latihan tingkat Yon/Den ke atas)

DIREKTIF LATIHAN

tentang

LATIHAN …………(Nama latihan)

PENDAHULUAN

1. Umum.

2. Dasar.

3. Maksud dan Tujuan Latihan.


a. Maksud.
b. Tujuan.

PETUNJUK UMUM PENYELENGGARAAN LATIHAN

4. Penanggung Jawab Latihan.

5. Tema Latihan.

6. Tujuan Latihan.

7. Sasaran Latihan.
a. Kuantitatif.
b. Kualitatif.

8. Materi Latihan.

9. Macam, Metode, Sifat, Bentuk dan Tingkat Latihan.


a. Macam.
b. Metode.
c. Sifat.
d. Bentuk.
e. Tingkat.

10. Tempat Latihan.

11. Waktu Latihan.

12. Peserta Latihan.


a. Penyelenggara.
b. Pelaku.
c. Pendukung.

13. Referensi.
78

14. Dukungan latihan.

15. Penekanan khusus.

PENUTUP

16. Hal-hal yang belum tercantum dalam direktif ini agar dikoordinasikan dengan
pejabat terkait.

17. Direktif ini agar dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan latihan....... TA. ......
dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Dikeluarkan di : ………………...
Pada tanggal : ……- ……-20…..

Pang / Dan / Dir

Nama
Pangkat / Korps / NRP
79

KOPSTUK Contoh : 7 (Format Direktif UTP U/J)

DIREKTIF LATIHAN

tentang

UJI TERAMPIL PERORANGAN UMUM/JABATAN

PENDAHULUAN

1. Umum.

2. Dasar.

3. Maksud dan Tujuan.


a. Maksud.
b. Tujuan.

PETUNJUK UMUM PENYELENGGARAAN LATIHAN

4. Penanggung jawab latihan. Pejabat serendah-rendahnya Komandan satuan


setingkat Danyon/Kabalak Kotama.

5. Tujuan. Menguji …………

6. Sasaran.
a. Kuantitatif. (Berapa jumlah personel yang akan diuji).
b. Kualitatif. (Lulus sesuai dengan keterampilan pada jabatannya).

7. Materi. (Sesuai dengan BPKJ 1 s.d. 7 masing-masing kecabangan).

8. Macam dan Metode.


a. Macam : Latihan Teknis.
b. Metode : Disesuaikan dengan BPPP UTP U/J

9. Tempat. Daerah Latihan satuan.

10. Waktu.

11. Peserta.

a. Penyelenggara : Pejabat serendah-rendahnya Komandan satuan


setingkat Danki, khusus untuk satuan Balak
menyesuaikan tingkatannya.

b. Pelaku : (Jumlah dan nama satuan pelaku satuan terkait).

12. Referensi.

a. Bujuklak tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan UTP umum


dan jabatan (BPPP UTP U/J) masing-masing kecabangan.

b. Bujukmingarlat nomor Perkasad……………..


80

13. Dukungan latihan.

14. Penekanan khusus.

PENUTUP

15. Hal-hal yang belum tercantum dalam direktif ini akan dikoordinasikan dengan
pejabat terkait.

16. Direktif ini agar dijadikan pedoman dalam perencanaan dan penyelenggaraan UTP
U/J TA. ………. dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Dikeluarkan di : ………………..
Pada tanggal : ……- …… - 20…...

Pang / Dan / Dir / Ka

Nama
Pangkat / Korps / NRP
Catatan :
1. Persoalan UTP U/J dalam rangka Proglatsi ditentukan oleh LKT yang dikirimkan ke
masing-masing Kotama.

2. Untuk satuan Kompi BS direktif latihan diterbitkan oleh Pangkotama.


81

KOPSTUK Contoh : 8 (Format Direktif UST)

DIREKTIF LATIHAN

Tentang

UJI SIAP TEMPUR (UST) TINGKAT ……..

PENDAHULUAN

1. Umum.

2. Dasar.

3. Maksud dan Tujuan.


a. Maksud.
b. Tujuan.

PETUNJUK UMUM PENYELENGGARAAN LATIHAN

4. Penanggung jawab : Pejabat 3 tingkat di atas satuan pelaku serendah-rendahnya


Komandan satuan setingkat Danyon.

5. Tujuan. Menguji kesiapan tempur satuan setingkat Regu ………

6. Sasaran.

a. Kuantitatif. Jumlah satuan dan personel yang melaksanakan UST.

b. Kualitatif. Lulus melaksanakan materi taktik tingkat ……..

7. Materi.

8. Macam, Metode dan Sifat.

a. Macam : Latihan taktis.

b. Metode : Geladi lapangan.

c. Sifat : Satu pihak dikendalikan.

9. Tempat.

10. Waktu.

11. Peserta.
a. Penyelenggara : Pejabat dua tingkat di atas satuan pelaku
serendah-rendahnya Komandan satuan setingkat
Danki.

b. Pelaku : (Jumlah dan nama satuan pelaku satuan terkait).


82

12. Referensi.

13. Dukungan anggaran.

14. Penekanan khusus.

PENUTUP

15. Hal-hal yang belum tercantum dalam direktif ini akan disampaikan kemudian sesuai
dengan perkembangan di lapangan.

16. Direktif ini agar dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan Uji Siap Tempur (UST)
...........TA.……. dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Dikeluarkan di : ………………..
Pada tanggal : …………. -20…..

Pang / Dan / Dir / Ka

Nama
Pangkat / Korps / NRP

Catatan :
1. Persoalan sudah ditentukan dalam Bujuklak UST masing-masing kecabangan.

2. Untuk satuan Kompi BS direktif latihan diterbitkan oleh Pangkotama.

3. Satuan yang menerima direktif UST dari satuan atasnya selanjutnya membuat RGB
dan Renlat.
83

Contoh : 9 (Penjelasan Direktif Latihan)

DIREKTIF LATIHAN

1. Pengertian. Direktif latihan adalah suatu bentuk petunjuk latihan tertulis yang
dikeluarkan oleh komando atas kepada penyelenggara latihan (Komandan Latihan) dalam
rangka menyelenggarakan latihan di satuan.

2. Tujuan. Sebagai petunjuk dan pedoman dalam menyelenggarakan latihan


sehingga dicapai keseragaman, kesatuan langkah, efektif dan efisiennya pelaksanaan
latihan untuk mencapai sasaran latihan yang telah ditentukan dalam program latihan.

3. Penanggung jawab pembuatan.

a. Pimpinan umum latihan selaku penanggung jawab latihan wajib


mengeluarkan/membuat direktif latihan, serendah-rendahnya adalah satuan
setingkat Batalyon dan khusus untuk satuan badan pelaksana (Balak) agar
menyesuaikan tingkatannya. Untuk komando atas satu tingkat di atas pembuat
direktif latihan tidak perlu mengeluarkan direktif latihan, cukup mengeluarkan Surat
Telegram yang merupakan penekanan, pengendalian dan pengawasan program
latihan di satuan jajarannya. Untuk Kompi BS tidak wajib membuat direktif latihan
perorangan dan satuan karena satuan dibawah Kompi adalah Peleton yang tidak
mempunyai tugas fungsi administrasi, sehingga direktif latihan dibuat oleh
Pangkotama sebagai Komando Atasannya.

b. Direktif latihan dapat digolongkan menjadi tiga :

1) Sebagai penjabaran dari program kerja dan anggaran bidang latihan.

2) Sebagai pertanggungjawaban latihan bagi satuan yang menerima


otorisasi anggaran/dana latihan.

3) Sebagai alat kendali dalam penyelenggaraan latihan satuan yang


menjabarkan program latihan satuan dalam pencapaian tujuan dan sasaran
latihan.

4. Bentuk.

a. Bagian kepala.

1) Kopstuk. Tulis pada bagian kiri atas Kopstuk satuan yang


mengeluarkan Direktif latihan dengan tulisan huruf Kapital/balok.

2) Judul. Direktif latihan dan judul latihan ditulis ditengah-tengah dengan


huruf balok.

a) Direktif latihan yang bukan merupakan lampiran Surat


Perintah memiliki nomor direktif tersendiri dan ditulis dibawah judul.
84

b) Direktif latihan yang merupakan lampiran surat perintah tidak


memiliki nomor direktif tersendiri.

3) Nama latihan. Ditulis di bawah kata direktif dengan diawali kata


“tentang”

b. Bagian Isi/Inti.

1) Pendahuluan (ditulis disebelah kiri dengan huruf balok).

a) Pasal 1 (Umum). Berisikan tentang latar belakang


penyelenggaraan latihan sebagai berikut :

(1) Point a. Berisi tentang uraian latar belakang pentingnya


penyelenggaraan latihan yang akan dilaksanakan.

(2) Point b. Berisi tentang uraian latihan program yang


akan dilaksanakan.

(3) Point c. Berisi tentang pentingnya dibuat direktif sebagai


pedoman dalam penyelenggaraan latihan.

b) Pasal 2. (Dasar) Memuat ketetapan/keputusan maupun


kebijakan yang mendasari diselenggarakannya latihan dari Komando
atas satu tingkat dan program satuan tersebut.

2) Pasal 3. Maksud dan Tujuan.

a) Maksud. Penjelasan maksud penulisan naskah.

b) Tujuan. Penjelasan tentang tujuan dari penulisan naskah.

3) Petunjuk umum penyelenggaraan latihan (ditulis disebelah kiri dengan


huruf balok).

a) Pasal 4. Penanggung jawab latihan. Penanggung jawab


ditulis siapa yang mengeluarkan direktif atau sesuai tataran
kewenangan latihan yaitu satuan yang menerima otorisasi dana
latihan.

b) Pasal 5. Tema Latihan. Memuat suatu pernyataan tentang


jenis operasi/latihan yang dilaksanakan, selanjutnya digunakan
sebagai dasar untuk merumuskan tujuan dan sasaran latihan, serta
pedoman penyelenggara dalam merumuskan skenario latihan dengan
formulasi SI-A-DI-ME (latihan perorangan s.d. latihan satuan setingkat
Kompi yang bersifat teknis dan taktis tidak memakai tema).

c) Pasal 6. Tujuan Latihan. Memuat perumusan dari tingkat


kemampuan tertentu yang ingin dicapai pada materi latihan (untuk
UTP U/J dan UST tujuan latihannya adalah “menguji”).
85

d) Pasal 7. Sasaran Latihan. Meliputi sasaran kuantitatif memuat


penjelasan tentang jumlah personel yang menjadi pelaku latihan dan
sasaran kualitatif memuat penjelasan tentang sesuatu yang harus
dicapai sesuai standarisasi kemampuan latihan baik dari aspek
pengetahuan maupun keterampilan, sasaran latihan harus terukur
dan merupakan penjabaran dari tujuan latihan.

e) Pasal 8. Materi latihan. Memuat materi latihan yang akan


dikembangkan selama pelaksanaan latihan sesuai dengan latihan
yang akan dilaksanakan atau pentahapan operasi.

f) Pasal 9. Macam, Metode, Sifat, Bentuk dan Tingkat latihan.

(1) Macam. Memuat macam latihan yaitu latihan teknis


atau latihan taktis.

(2) Metode. Memuat satu atau lebih dari metode latihan


baik latihan perorangan maupun latihan satuan.

(3) Sifat. Memuat salah satu sifat latihan yaitu satu pihak
dikendalikan, satu pihak tidak dikendalikan, dua pihak
dikendalikan dan dua pihak tidak dikendalikan (untuk latihan
taktis dengan pasukan).

(4) Bentuk. Memuat salah satu bentuk latihan yaitu Seri


atau Pararel sesuai kebutuhan (untuk latihan taktis dengan
pasukan/tanpa pasukan).

(5) Tingkat. Sesuai dengan tingkat satuan latihan yang


menjadi pelaku, bisa satu tingkat atau dua tingkat dan
seterusnya (untuk latihan taktis tanpa pasukan). Di dalam
Bujukmingarlat bahwa tingkat latihan digunakan hanya untuk
melatih Markas Komando ada 3 yaitu satu tingkat, dua tingkat
dan tiga tingkat.

g) Pasal 10. Tempat Latihan. Memuat tempat dimana latihan


tersebut akan diselenggarakan, dapat di satu daerah ataupun
beberapa daerah latihan.

h) Pasal 11. Waktu latihan. Mulai dari pembukaan sampai


dengan penutupan latihan.

i) Pasal 12. Peserta latihan. Memuat keterangan tentang siapa


penyelenggara dan pelaku latihan serta asal satuan yang akan
mengikuti latihan. Penyelenggara latihan ditulis satuan satu tingkat
di atas satuan pelaku serendah-rendahnya satuan setingkat Kompi,
khusus untuk satuan Balak agar menyesuaikan tingkatannya.

j) Pasal 13. Referensi. Memuat keterangan tentang judul,


tanggal pembuatan buku petunjuk yang digunakan dan berkaitan
dengan materi latihan yang akan dikembangkan.
86

k) Pasal 14. Dukungan Latihan. Memuat jumlah anggaran yang


dialokasikan terdiri dari Dukopslat dan Dukloglat.

l) Pasal 15. Penekanan khusus. Berisi tentang optimalisasi


penyelenggaraan latihan memuat hal-hal penting yang perlu
mendapatkan perhatian khusus biasanya menyangkut pembatasan,
prosedur tetap serta upaya-upaya yang perlu diambil untuk mencapai
keberhasilan serta penjelasan menghindari kesalahan latihan masa
lalu agar tidak terulang lagi.

c. Bagian Penutup.

1) Hal-hal yang belum tercantum dalam direktif ini agar dikoordinasikan


dengan pejabat terkait.

2) Agar dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

3) Tempat Mako, Tanggal dan Waktu pembuatan serta Nama, Pangkat,


Korps dan NRP dari Pang/Dan/Dir/Ka yang mengeluarkan direktif
dicantumkan di bagian kanan bawah.

Catatan :

1. Bentuk direktif latihan ini tidak mengikat, disesuaikan dengan kebijakan satuan
yang mengeluarkan dengan prinsip bahwa direktif latihan harus dapat dijadikan pedoman
dalam penyelenggaraan latihan.

2. Direktif latihan yang bukan sebagai lampiran surat perintah memiliki nomor direktif
tersendiri.

3. Kewenangan pembuat direktif latihan untuk latihan perorangan adalah Danrem,


Danyon, Dandim, Danden/Kabalak Kotama, pejabat diatas pembuat direktif cukup
menerbitkan ST.

4. Direktif latihan berklasifikasi BIASA (Tidak perlu dicantumkan).

5. Khusus untuk Uji Siap Tempur (UST) penyelenggaranya adalah dua tingkat di atas
satuan pelaku, maka pembuat direktif latihan adalah tiga tingkat di atas satuan pelaku.

Anda mungkin juga menyukai