Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Tentang

ANCAMAN TERHADAP INTEGRASI NASIONAL

Oleh :

NAMA : SULISTI MURSALIM

KELAS : XI IPA 2

MAPEL : PKn

MAN 01 ALOR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

Kalabahi, 10 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dari Ancaman Non-Militer
B. Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Ideologi
C. Transcript of Ancaman Non-Militer dibidang Ideologi
D. Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Politik
E. Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Ekonomi
F. Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Sosial Budaya
G. Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Teknologi dan Informasi
H. Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Keselamatan Umum
I. Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan Negara
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keanekaragaman yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus
tantangan. Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena keanekaragaman yang dimiliki tersebut
akan membuat bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan memiliki kekayaan yang
melimpah baik kekayaan alam maupun kekayaan budaya yang dapat menarik minat
wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia. Keanekaragaman bangsa Indonesia juga
merupakan sebuah tantangan bahkan ancaman.
Walaupun keanekaragaman bangsa Indonesia selalu diarahkan pada persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara, tetap saja bangsa Indonesia selalu menghadapi ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar Indonesia.
Salah satunya adalah ancaman terhadap aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya
bangsa Indonesia yang merupakan ancaman non-militer.
Ancaman non-militer merupakan golongan ancaman pertahanan yang sifatnya tidak
secara langsung mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa. Namun, resiko
yang ditimbulkan dari ancaman non-militer dapat berimplikasi mengganggu stabilitas
nasional. Terganggunya stabilitas nasional tidak saja menghambat pembangunan nasional,
tetapi lambat-laun dapat berkembang menjadi permasalahan yang mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi ancaman tersebut diperlukan strategi
yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ancaman non-militer?
2. Bagaimana strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman dalam bidang ideologi?
3. Bagaimana strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman dalam bidang politik?
4. Bagaimana strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman dalam bidang ekonomi?
5. Bagaimana strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman dalam bidang sosial budaya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari ancaman non-militer
2. Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman di bidang ideology
3. Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman di bidang politik
4. Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman di bidang ekonomi
5. Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman di bidang sosial
budaya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dari Ancaman Non-Militer


Ancaman Non-militer adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan senjata tetapi
jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman non-militer dapat berasal dari luar negeri atau dapat
pula bersumber dari dalam negeri. Yang bertugas menghadapi ancaman non-militer adalah
lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang
dihadapi dengan di dukung oleh unsur unsur lain dari kekuatan bangsa.
Inti pertahanan nonmiliter adalah pertahanan secara nonfisik yang tidak menggunakan
senjata, tetapi pemberdayaan faktor-faktor ideologi, politik, ekonomi, psikologi, sosial
budaya, dan teknologi melalui profesi, pengetahuan dan keahlian serta kecerdasan untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan. Sehingga dalam menghadapi ancaman
nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama,
sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur-unsur
lain dari kekuatan bangsa.
B. Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Ideologi
Strategi di bidang ideologi ditujukan untuk mengatasi segala ancaman, tantangan,
hambatan, serta gangguan yang akan membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila
sebagai dasar filsafat bangsa dan negara. Strategi di bidang ideologi menurut Noor Ms Bakry
dirumuskan sebagai kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan keyakinan
kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk menggalang dan
memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan untuk menangkal penetrasi
ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Salah satu ancaman nonmiliter yang membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara
adalah ancaman yang berdimensi ideologi. Upaya menghadapi ancaman ini adalah dengan
kebijakan dan langkah-langkah politik yang tepat dan intensif untuk mencegah meluasnya
pengaruh ideologi lain terhadap ideologi Pancasila. Strategi menghadapi ancaman ini
dihadapi dengan konsep pertahanan berlapis berikut:
1. Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur-unsur pertahanan
nonmiliter, yakni kementrian atau lembaga pemerintah non-kementrian yang
membidangi ideologi.
2. Kementrian serta unsur pemerintahan yang membidangi politik dalam negri
mengerahkan seluruh kekuatan politik serta instrument pemerintahan dalam negri
mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah guna menghadapi ancaman
berdimensi ideologi, sementara kementrian serta unsur pemerintahan yang
membidangi politik luar negri mengerahkan jajarannya yang tersebar disetiap negara
untuk penguatan langkah serta upaya diplomasi dalam menangkal usaha-usaha pihak
lain yang mengancam ideologi Pancasila.
3. Unsur pemerintah yang membidangi informassi mendinamisasikan kekuatan nasional
di bidang informasi untuk melakukan “operasi informasi imbangan” sehingga
masyarakat mendapatkan informasi yang dapat menangkal berbagai pengaruh asing
yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses pembelajaran
dan kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan berlanjut kepada para
siswa dan mahasiswa disemua tingkat dan jenjang Pendidikan Pancasila dan
Pendidikan Kewarganegaraan.
5. Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin agama
untuk menjadi mitra pemerintah dalam menyinergikan strategi untuk membentengi
masyarakat dari ancaman penetrasi ideologi asing yang membahayakan keamanan
negara.
6. Peran lapis pertahanan militer dalam hal ini dilaksanakan melelui program
pelaksanaan bakti TNI yang secara intensif sesuai dengan wilayah kerja unit TNI.
Titik berat pelaksanaanya adalah dengan peningkatan komunikasi sosial TNI yang
diselenggarakan dalam format meningkatkan kesadaran bela negara, dengan
memanfaatkan program bela negara di lingkungan pekerjaan, pendidikan dan
perumahan dalam rangka revitalisasi Pancasila
C. Transcript of Ancaman Non-Militer dibidang Ideologi
Penyalahgunaan Narkoba (Narkotika dan obat-obatan terlarang) Banyaknya tindakan
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) Perusakan lingkungan. Lunturnya persatuan dan
kesatuan bangsa. Derasnya arus budaya asing yang masuk ke indonesia Ancaman adalah
yang menggunakan faktor-faktor non-militer yang dinilai dapat membahayakan kedaulatan
negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. dan
Disebabkan oleh pengaruh negatif globalisasi.Pengertian Ancaman Non-Militer
 Ancaman Non-Militer
1. Ancaman Non-Militer DISUSUN OLEH: 1. ALIYAH HUSNUN AZIZAH (08) 2.
ANINDA QUINSY AURENTIA (10) 3. FIONA VICTOR ISWARA (13) 4.
GHASANNI NURBANING TYAS (14) 5. LOVIETASARI (18) 6. MAY
PRADENTA M.P.N (21) 7. NADIAH SALSABILA RAHMAH (26) 8. WINDA
MARTHA R.T (31) 9. ZAHRA SALSABILA MUTIA (33) XI-MIPA-1
2. Pengertian Ancaman Non-Militer  Ancaman yang menggunakan faktor-faktor non-
militer yang dinilai dapat membahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.  Disebabkan oleh
pengaruh negatif globalisasi
 Bentuk Ancaman Non- Militer
1. Bentuk Ancaman Non-Militer Ancaman Non- Militer Ideologi Politik Ekonomi Sosial
Budaya
2. Ancaman di Bidang Ideologi  Segala bentuk ancaman yang dapat mengganggu
ketahanan nasional suatu negara yang dilakukan dalam tataran pemikiran, baik berasal
dari dalam maupun dalam negeri.  Akibatnya, dapat memicu disintegrasi nasional
serta menjadi ancaman bagi kepribadian bangsa yang sesungguhnya.
3. Ancaman di Bidang Ideologi  Ancaman Ideologi dari luar  Masuknya ideologi
asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, seperti liberalisme, komunis, dan
zionis.  Ancaman Ideologi dari dalam  Munculnya paham-paham radikal dan
ekstrem  Munculnya berbagai aliran sesat di Indonesia  Provokasi dari kelompok
masyarakat tertentu terhadap kelompok masyarakat lainnya yang mengandung unsur
SARA
4. Ancaman di Bidang Politik  Politik merupakan instrumen utama untuk
menggerakkan perang. Hal ini membuktikan bahwa kekuatan politik dapat
menumbangkan suatu sistem pemerintahan bahkan menghancurkan suatu negara. 
Ancaman politik dari luar  Intimidasi  Provokasi  Blokade politik
5. Ancaman di Bidang Politik  Ancaman politik dari dalam  Sikap apatis terhadap
pemerintah  Sikap mau menang sendiri dalam masyarakat suatu Negara  Permainan
kotor para politisi dan pejabat Negara  Gerakan separatisme
6. Ancaman di Bidang Ekonomi  Ekonomi merupakan salah satu penentu posisi tawar
setiap negara dalam pergaulan internasional. Kondisi ekonomi sangat menentukan
dalam pertahanan negara.  Terjadi karena adanya globalisasi ekonomi.  Akibatnya,
batas-batas suatu negara akan kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan
perekonomian internasional akan semakin erat.
7. Ancaman di Bidang Ekonomi  Ancaman ekonomi dari luar  Masuknya produk
asing ke dalam pasar domestik  Penguasaan ekonomi di Indonesia oleh pihak asing 
Ancaman ekonomi dari dalam  Inflasi  Pengangguran  Infrastruktur yang tidak
memadai  Hilangnya kecintaan terhadap produk dalam negeri
8. Ancaman di Bidang Sosial Budaya  Sosial budaya merupakan segala sesuatu atau
tata nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat yang menjadi suatu ciri khas bagi
masyarakat tersebut.  Penyebabnya, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi 
Ancaman sosial budaya dari luar  Munculnya gaya hidup konsumtif  Muncul sifat
hedonisme  Munculnya gejala westernisasi  Adanya sikap individualisme 
Memudarnya gotong-royong, dan kepedulian antar masyarakat  Lunturnya nilai
keagamaan
9. Ancaman di Bidang Sosial Budaya  Ancaman sosial budaya dari dalam 
Kemiskinan  SDM rendah  Keterbelakangan  Ketidakadilan
 Strategi dalam Mengatasi Ancaman Non-Militer
1. Strategi dalam Mengatasi Ancaman Non-Militer  Segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan
segenap bangsa dari ancaman aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
teknologi, dan lain-lain.
2. Strategi Mengatasi Ancaman Ideologi  Pengamalan Pancasila secara objektif dan
subjektif ditumbuhkembangkan secara konsisten  Pancasila sebagai ideologi terbuka
perlu terus direlevansikan dan diaktualisasikan nilai instrumentalnya  Bhineka
Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara bersumber dari Pancasila harus terus
dikembangkan dan ditanamkan  Sikap yang wajar dari anggota masyarakat dan
pemerintah terhadap adanya keanekaragaman.
3. Strategi Mengatasi Ancaman Ideologi  Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
dan dasar negara Republik Indonesia harus dihayati dan diamalkan secara nyata 
Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila harus menunjukkan keseimbangan fisik
material dengan pembangunan mental spiritual untuk menghindari tumbuhnya
materialisme dan sekulerisme.  Pendidikan Moral Pancasila ditanamkan pada diri
anak didik
4. Strategi Mengatasi Ancaman Politik  Mengembangkan demokrasi politik 
Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik  Mengadakan reformasi lembaga-
lembaga politik agar menjalankan fungsi dan perannya secara baik dan benar 
Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang bersih
dan berwibawa  Menegakkan supremasi hukum  Memperkuat posisi Indonesia
dalam kancah politik internasional
5. Strategi Mengatasi Ancaman Ekonomi  Mengembangkan sistem ekonomi 
Pertanian dijadikan prioritas utama  Industri harus menggunakan bahan baku dari
dalam negeri sendiri  Diadakan perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan
rakyat  Tidak bergantung pada badan multilateral  Mempererat kerja sama dengan
negara berkembang untuk bersama-sama menghadapi kepentingan negara maju
6. Strategi Mengatasi Ancaman Sosial Budaya  Penguasaan IPTEK yang diimbangi
Imtaq  Pengenalan budaya nusantara melalui pendidikan formal  Meningkatkan
rasa Nasionalisme dan mempelajari kebudayaan yang berasal dari berbagai suku
bangsa di Indonesia  Melakukan penyaringan budaya yang masuk dengan
menggunakan nilai- nilai Pancasila
D. Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Politik
Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi politik, strategi  pertahanan di bidang
politik ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam menanggulangi segala bentuk
ancaman yang ditujukan kepada keidupan politik bangsa Indonesia. Menurut Noor Ms Bakry,
strategi di bidag politik terwujud dengan adanya kehidupan politik bangsa yang berlandaskan
demokrasi Pancasila yang telah mampu memelihara stabilitas politik yang sehat dan dinamis
serta mampu melaksanakan politik luar negri bebas aktif.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk melaksanakan strategi dalam
menghadapi ancaman berdimensi politik dilakukan melalui dua pendekatan berikut:
1. Pendekatan ke dalam, yaitu pembangunan dan penataan sistem politik dalam negri yang
sehat dan dinamis dalam kerangka demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau
kemajemukan bangsa Indonesia. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya stabilitas
politik dalam negri yang dinamis serta memberikan efek penangkal yang tinggi. Pentaan
ke dalam diwujudkan melalui pembangunan dan penataan sistem politik dalam negri yang
dikemas kedalam penguatan tiga pilar berikut.
a. Penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah, efektif, bersih, bewibawa,
bebas KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) dan bertanggung jawab yang
berkemampuan mewujudkan tujuan pembentukan pemerintahan Negara, seperti
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
b. Penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang berkualitas dan
professional pada bidang lainnya. Lembaga legislatif yang mampu bekerja sama
dengan pemerintah dalam memproses dan melahiran produk-produk legislasi (berupa
peraturan perundang-undangan) bagi kepentingan pembangunan nasional.
c. Penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun organisasi masyarakat
sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat sebagai subjek politik dan
pembangunan nasional. Kekuatan politik berkewajiban mewujudkan dan
meningkatkan perannya dalam pendidikan politik bagi waga Negara.
2. Pendekatan ke luar yang diarahkan untuk mendinamisasikan strategi dan upaya
diplomatik melalui peningkatan peran instrument politik luar negri dalam membangun
kerjasama dan saling percaya dengan negara-negara lain sebagai kondisi untuk mencegah
atau mengurangi potensi konflik antar negara, yang dimulai dari tataran internal, regional,
supraregional, hingga global. Pendekatan ke luar diwujudkan dengan cara berikut:
a. Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan dan peningkatan
kondisi dalam negri yang semakin mantap dan stabil, yang dibarengi dengan upaya-
upaya peningkatan dan perbaikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan kuat serta
penguatan dan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.
b. Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan untuk selalu aktif
dan berperan dalam membangun dan meningkatkan kerjasama dengan negara lain
dalam kerangka prinsip saling percaya, saling menghargai, dan tidak saling
mengintervensi urusan dalam negri.
c. Pada lingkup supraregional, politik luar negri dikembangkan untuk berperan dalam
penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10 negara anggota bersama-sama
dengan Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru, melalui
hubungan bilateral yang harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam kerjasama
yang lebih konkret. Dalam kerangka penguatan ASEAN plus Enam tersebut, kinerja
politik luar negri Indonesia harus mampu membangun hubungan dan kerjasama yang
memberikan jaminan atas kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, tidak adanya intervensi, terutama jaminan tidak adanya agresi
terhadap wilayah kedaulatan Indonesia.
d. Pada lingkup global, politik luar negri harus memainkan perannya secara maksimal
dalam memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan Indonesia sebgai
anggota PBB, Gerakan Non-blok, Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Forum
Regional ASEAN (ARF). Peran diplomasi harus mampu mengidentifikasi potensi-
potensi ancaman berdimensi politik yang mengancam kedaulatan dan kepentingan
nasional Indonesia serta melakukan langkah-langkah pencegahan.
 Strategi Indonesia untuk menghadapi ancaman politik
Ancaman politik merupakan salah satu ancaman non milliter yang sifatnya
mengancam secara tidak langsung seperti ancaman militer maupun ancaman ideologi
yang notabennya memberikan ancaman pertahanan dan keamanan. Berbeda dengan
ancaman militer yang dapat mengancam kedaulatan suatu negara, keberlangsungan
bangsa, dan keselamatan rakyat, ancaman politik lebih memberikan ancaman pada
aspek persepsi individu. Meskipun kelihatan sepele, namun ancaman politik
merupakan salah satu ancaman yang sulit dihadapi. Ancaman ini dapat memecah
belah suatu anggota kelompok dalam suatu bangsa. Jika terjadi perpecahan kelompok
akibat perbedaan paham politik maka lama kelamaan bangsa akan terpecah belah.
Untuk menghadapi ancaman ini, strategi indonesia dalam menghadapi ancaman
politik adalah dengan memperkuat asas kebersamaan dan persatuan yang telah
dirumuskan dalam perundang undangan (UUD 1945). Hal ini juga ditegaskan dalam
sila ke-3 pancasila yang berbunyi "Persatuan Indonesia". Kesadaran akan pentingnya
persatuan dan kesatuan agar Indonesia tidak terpecah belah juga sangat diperlukan
agar strategi menghadapi ancaman politik ini dapat berjalan dengan baik. Selain itu,
aspek demokrasi juga sangat diperlukan sebagai salah satu pilar untuk menghadapi
ancaan politik, pernyataan ini telah saya bahas dalam artikel sebelumnya yang
berjudul Demokrasi: Pengertian, Makna, dan Hakikat Demokrasi Ancaman non
militer pada dasarnya memang dapat mengganggu stabilitas suatu negara. Untuk
melancarkan strategi Indonesia menghadapi ancaman politik yang umumnya berasal
dari dalam Negeri dapat dilakukan dengan cara dibawah ini:
- Strategi menghadapi ancaman politik dengan pendekatan dari dalam
Strategi pendekatan dari dalam adalah dengan melakukan penataan beserta
pembangunan suatu sistem politik Negara yang dinamis dan sehat didalam
kerangka negara yang bersifat deokratis (menghargai perbedaan dan kebhinekaan
yang terdapat di Indonesia). Dengan menerapkan strategi ini diharapkan dapat
tercipta suatu stabilitas sistem politik dalam negeri secara dinamis dan berdampak
baik sebagai penangkal perpecahan.
- Selain itu penguatan penguatan di berbagai lembaga negara juga dapat menjadi
pilar penopang kesuksesan strategi dan upaya ini. Lembaga negara yang bebas
dari korupsi, kolusi, dan nepotisme akan mewujudkan terbentuknya pemerintah
negara yang sehat dan kokoh seperti yang telah dicantumkan dalam Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD 1945).. Lembaga legislatif yang
mengalami penguatan dari segi kualitas dan profesionalitas akan membawa
Negara Indonesia menuju negara yang tertib, adil dan makmur. Dengan lembaga
legislatif yang profesional maka akan tercipta produk produk perundang undangan
berkualitas demi kepentingan rakyat. Selain itu, lembaga legislatif juga memegang
fungsi kontrol terhadap suatu penyelenggaraan pemerintahan sebuah Negara. Hal
ini harus dilaksanakan dengan landasan untuk kepentingan Negara dan bangsa
bukan atas dasar kepentingan individu maupun golongan tertentu. Penguatan antar
partai politik juga sangat penting dalam hal ini, karena penguatan partai politik
memiliki tujuan untuk memberdayakan masyarakat sebagai subyek pembangunan
nasional dan subyek politik. Hal ini harus dilandasi oleh asas gotong royong dan
kejujuran antar partai politik. Strategi menghadapi ancaman politik dengan
pendekatan dari luar Upaya Indonesia menghadapi ancaman politik dengan
pendekatan dari luar bermaksud mengusahakan upaya dan strategi diplomatik
dengan melakukan pedekatan pendekatan politik luar negeri yang bertujuan
membangun sebuah kerja sama antar Negara. Upaya ini dapat meningkatkan rasa
saling percaya antae Negara dan mencegah terjadinya konflik antar Negara.
Pendekatan dari luar dapat dibagi menjadi beberapa lingkup berdasarkan skalanya.
- Lingkup internal:
Lingkup internal mencakup pembangunan, penciptaan dan pembangunan dalam
Negeri secara stabil yang diimbangi dengan adanya upaya peningkatan sekaligus
perbaikan keadaan ekonomi yang kuat.
- Lingkup regional:
Lingkup regional mencakup aktivitas diplomasi dan politik indonesia yang
mengarah pada peran serta dalam membangun maupun meningkatkan kerjasama
antar negara dengan menumbuhkan asas saling percaya dan saling menghargai.
- Lingkup supraregional:
Lingkup supraregional merupakan lingkup yang lebih besar dari regional. Sebagai
contoh adalah ASEAN yang terdiri dari 10 Negara Asia tenggara yang secara
bersama sama membangun sebuah hubungan bilateral secara harmonis dalam
mewujudkan sebuah kerjasama konkret. Dalam rangka menyongsong ASEAN ini
peran serta politik Indonesia diharuskan untuk mampu membangun sebuah
hubungan kerja sama dengan tetap memberikan jaminan atas keutuhan dan
kedaulatan Negara.
- Lingkup global:
Dalam lingkup global, Strategi politik luar negeri harus dapat dilaksanakan secara
maksimal untuk memperjuangkan kepentingan dalam lingkup nasional melalui
bergabungnya Indonesia sebagai salah satu anggota PBB, Negara yang netral
(non-blok), Negara yang tergabung dalam konferensi Islam dunia, dan merangkap
sebagai anggota regional ASEAN. Peran serta doplomasi luar negeri ini
diharuskan untk mampu mengidentifikasi adanya potensi ancaman yang dapat
mengancam ideologi maupun keutuhan Negara. Untuk itu, maka diperlukan
adanya strategi membangun pertahanan militer dan non militer di Indonesia.
E. Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Ekonomi
Pembang unan di bidang ekonomi ditujukan untuk menciptakan kehidupan
perekonomian bangsa Indonesia yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang mampu
memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta mampu menciptakan
kemandirian ekonomi nasional berdaya saing yang tinggi. Kondisi tersebut dapat tercipta
apabila Negara Indonesia mempunyai strategi yang tepat untuk menghadapi berbagai
ancaman di bidang ekonomi.
Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi, sistem dan upaya pertahanan
negara yang ditempuh adalah dengan membangun ketahanan di bidang ekonomi melalui
penataan sistem ekonomi nasional yang sehat dan berdaya saing. Sasaran pembangunan
bidang ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi bagi perwujudan stabilitas
ekonomi yang memberikan efek kesejahteraan dan penangkalan yang efektif sekaligus
mampu menjadi pemenang dalam era globalisasi. Untuk menghadapi tantangan tersebut,
diperlukan upaya akselerasi pembangunan perekonomian nasional yang berdaya saing
melalui pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Adapun strategi untuk menghadapi ancaman dibidang ekonomi diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Untuk menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi dari internal, prioritas
kebijakan dapat berupa penciptaan lapangan kerja padat karya sebagai solusi
memberantas kemiskinan, pembangunan infrastruktur , penciptaan iklim usaha yang
kondusif, dan pemilihan teknologi yang tepat guna sebagai solusi pemerataan
kesempatan kerja.
2) Untuk menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi dari eksternal, Indonesia harus
membangun dan menjaga hubungan baik dengan negara-negara utama dalam tatanan
ekonomi-politik dunia.
3) Unsur pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi,
mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsure utama dari pertahanan non-
militer. Dalam hal ini keterlibatan lapis pertahanan militer diwujudkan dalam
meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi keamanan nasional yang
terkendali, membantu kelancaran distribusi komoditas dan kebutuhan pokok
masyarakat, terutama di daerah-daerah pedalaman dan terisolasi yang tidak dapat
dijangkau dengan sarana transportasi umum.
Ancaman indonesia di bidang sosial dan budaya dapat dibedakan menjadi dua kategori
yakni dari dalam dan dari luar. Ancaman sosial dan budaya dari dalam adalah kemiskinan,
keterbelakangan, kebodohan dan ketidakadilan yang beredar di suatu negara. isu isu tersebut
akan menjadi cikal bakal segala permasalahan yang muncul seperti terorisme, gerakan
separatisme, tindak kekerasan yang bersifat mengancam keutuhan persatuan dan kesatuan
rakyat, bangsa, dan negara.
Sedangkan faktor dari luar adalah seperti masuknya nilai nilau budaya asing dan
menggeser bahkan menggantikan tempat budaya dalam negeri sendiri. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi baik teknologi informasi maupun
telekomunikasi yang notabennya memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi
maupun berhubungan dengan seseorang sekalipun terpaut dalam jarak yang jauh. Hal ini lama
kelamaan akan menyebabkan melemahnya nilai sosial dan budaya dalam sebuah negara yang
akhirnya akan menjadi penyebab utama suatu bangsa mudah diserang dari bidang non militer.
Untuk dapat memahami hubungan antara arus perkembangan teknologi dengan ancaman
sosial dan budaya maka simaklah artikel sebelumnya yang berjudul Globalisasi: Pengertian,
Penyebab dan Dampak Globalisasi
Dalam rangka upaya Indonesia menghadapi ancaman di bidang sosial budaya yang
pengaruhnya dari luar maka Indonesia melakukan beberapa langkah, strategi dan upaya
seperti:
- Memelihara keselarasan dan keseimbangan fundamental.
- Meningkatkan kesadaran akan pentingnya bertoleransi.
- Menghargai adanya perbedaan. (Untuk memahami pentingnya menghargai
perbedaan maka simaklah artikel sebelumnya yang berjudul 5 Faktor Penyebab
Keberagaman Masyarakat Indonesia.
F. Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam dan
ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu kemiskinan, kebo dohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu-isu tersebut menjadi titik pangkal segala
permasalahan , seperti separatisme, terorisme, kekerasan yang mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.
Ancaman dari luar berupa penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negri yang sulit
dibendung mempengaruhi tata nilai sampai pada tingkat lokal. Kemajuan teknologi informasi
mengakibatkan dunia menjadi desa global tempat interaksi antarmasyarakat terjadi secara
langsung. Sebagai akibatmya, terjadi benturan tata nilai sehingga lambat-laun nilai-nilai
persatuan dan kesatuan bangsa semakin terdesak misalnya oleh nilai-nilai individualisme,
konsumerisme, dan hedonisme.
Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan kelangsungan hidup
sosial budaya, Bangsa Indonesia berusaha memelihara keseimbangan dan keselarasan
fundamental, yaitu keseimbangan antara manusia dengan alam semesta, manusia dengan
masyarakat, manusia dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin.
Kesadaran akan perlunya keseimbangan dan keserasian melahirkan toleransi yang tinggi,
sehingga menjadi bangsa yang berbhinneka dan bertekad untuk selalu hidup bersatu dengan
memperhatikan perkembangan tradisi, pendidikan, kepemimpinan, integrasi nasional,
kepribadian bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa, dan pelestarian alam.
G. Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Teknologi dan Informasi
Perkembangan teknologi dan informasi semakin lama semakin pesat. Sebagai negara
yang ingin masyarakatnya maju dan tidak mau tertinggal dengan negara-negara lain,
Indonesia harus mengikuti perkembangan tersebut. Ancaman di bidang teknologi dan
informasi tidak jauh berbeda dengan bidang sosial budaya, yaitu melalui perkembangan
IPTEK banyak pengaruh budaya dan kebudayaan luar yang sesuai ataupun tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia masuk dengan mudahnya. Selain itu, dengan
perkembangan teknologi semakin marak terjadi kejahatan teknologi atau cybercrime.
Strategi bangsa Indonesia dalam mencegah terjadinya ancaman bidang teknologi dan
informasi adalah dengan membatasi diri dalam mengakses internet. Selain itu, dengan
peningkatan pemahaman terhadap agama dan Pancasila sehingga dapat menjadi benteng
terhadap hal-hal yang bertentangan dengan kepribadian kita, misalnya gaya hidup, sikap dan
budaya asing.
H. Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Keselamatan Umum
Ancaman bagi keselamatan umum dapat terjadi karena bencana alam, misalnya gempa
bumi, meletusnya gunung, dan tsunami. Ancaman karena manusia, misalnya penggunaan
obat-obatan dan bahan kimia, pembuangan limbah industry, kebakaran, serta kecelakaan
transportasi. Strategi dalam menghadapi ancaman keselamatan umum misalnya sebagai
berikut:
 Menjaga keseimbangan alam.
 Menjaga kebersihan lingkungan.
 Membuat kebijakan atau peraturan yang jelas dan tegas terhadap pemakaian obat-obatan
sesuai dosisnya.
 Menegakkan hukum terhadap pemakaian bahan kimia yang melebihi dosis yang dapat
membahayakan manusia khususnya dan makhluk hidup lain pada umumnya.
I. Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan Negara
1. Pengertian Pertahanan dan Keamanan Negara
Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan
segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
2. Contoh kasus Ancaman Integrasi Nasional Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan
Negara
- Persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia, mencuat pada tahun 1967 ketika
dalam pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara, masing-masing negara
ternyata memasukkan pulau Sipadan dan pulau Ligitan ke dalam batas-batas
wilayahnya. Kedua negara lalu sepakat agar Sipadan dan Ligitan dinyatakan dalam
keadaan status status quo akan tetapi ternyata pengertian ini berbeda. Pihak Malaysia
membangun resor parawisata baru yang dikelola pihak swasta Malaysia karena
Malaysia memahami status quo sebagai tetap berada di bawah Malaysia sampai
persengketaan selesai, sedangkan pihak Indonesia mengartikan bahwa dalam status ini
berarti status kedua pulau tadi tidak boleh ditempati/diduduki sampai persoalan atas
kepemilikan dua pulau ini selesai.
- Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah organisasi yang didirikan pada
tahun 1965 untuk mengakhiri pemerintahan provinsi Papua dan Papua Barat yang saat
ini di Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai Irian Jaya, dan untuk memisahkan
diri dari Indonesia. Gerakan ini dilarang di Indonesia, dan memicu untuk terjadinya
kemerdekaan bagi provinsi tersebut yang berakibat tuduhan pengkhianatan. Sejak
awal OPM telah menempuh jalur dialog diplomatik, melakukan upacara pengibaran
bendera Bintang Kejora, dan dilakukan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua.
Pendukung secara rutin menampilkan bendera Bintang Kejora dan simbol lain dari
kesatuan Papua, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang negara,
yang telah diadopsi pada periode 1961 sampai pemerintahan Indonesia dimulai pada
Mei 1963 di bawah Perjanjian New York.
- Tersebarnya dokumen-dokumen rahasia milik pribadi atau pemerintah Provinsi DKI
Jakarta yang membuat ketidaknyamanan pada masyarakat.
- Penyadapan bukti ketahanan Indonesia kurang karena kurangnya penguasaan
teknologi yang semakin maju. Penyadapan adalah masalah yang mengancam
keamanan baik dari individu maupun orang banyak. Penyadapan ini pula berkaitan
dengan sila ke-dua dan ke-lima.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ancaman Non-militer adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan senjata tetapi
jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Yang bertugas menghadapi ancaman non-militer adalah
lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang
dihadapi dengan di dukung oleh unsur unsur lain dari kekuatan bangsa.
Inti pertahanan nonmiliter adalah pertahanan secara nonfisik yang tidak menggunakan
senjata, tetapi pemberdayaan faktor-faktor ideologi, politik, ekonomi, psikologi, sosial
budaya, dan teknologi melalui profesi, pengetahuan dan keahlian serta kecerdasan untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan. Sehingga dalam menghadapi ancaman
nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama,
sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur-unsur
lain dari kekuatan bangsa.
Beberapa strategi yang diperlukan untuk menghadapi ancaman non-militer yaitu
diantaranya : strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideologi, strategi dalam
menghadapi ancaman di bidang politik, strategi dalam menghadapi ancaman di bidang
ekonomi, strategi dalam menghadapi ancaman di bidang sosial budaya.
B. Saran
Dalam membuat makalah seharusnya kita lebih memperhatikan sistematika makalah.
Menyusun sebaik mungkin sehingga pembaca mudah dalam memahami isi makalah. Jika
membuat makalah alangkah baiknya tidak bertele-tele dalam menguraikan isi sehingga
pembaca tidak merasa bosan.
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud RI.2015.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.Jakarta.Kemendikbud


http://ppkn-smp.blogspot.co.id/2015/03/ancaman-non-militer-bidang-ekonomi-dan.html
http://www.kompasiana.com/daris/ancaman-militer-dan-nirmiliter_5508e9a6a33311da5b2e3fc9
 http://www.habibullahurl.com/2015/05/pengertian-ancaman-tantangan-hambatan-gangguan.html
http://ilmupelajaran2.blogspot.co.id/2014/06/bentuk-bentuk-ancaman-terhadap-negara.html

Anda mungkin juga menyukai