Anda di halaman 1dari 5

1

RESIMEN SISWA SECAPA AD


BATALYON SISWA 1

PEDOMAN DOKTRIN DALAM TUGAS OMP MAUPUN OMSP

NAMA CAPA : GINDA YUDDHA P


NO. CAPA : 041
MATA KULIAH : DOKTRIN MILITER
MATERI : DOKTRIN TRIDEK
PERTEMUAN KE : EMPAT
NAMA GUMIL : MAYOR INF MAISYAMSURIJAL,S.Pd

Bandung, 06 Oktober 2022


2

PEDOMAN DOKTRIN DALAM TUGAS OMP MAUPUN OMSP

PENDAHULUAN

Penggunaan kekuatan diselaraskan dengan postur TNI yang merupakan


keterpaduan pengerahan kekuatan kemampuan dan gelar pasukan di lapangan
sesuai denan peran, tugas dan fungsi masing-masing yang diproyeksikan melalui
pola operasi mliter untuk perang dan pola operasi militer selain perang.
Terwujudnya hal tersebut, perlu dimengerti terlebih dahulu tentang kebijakan
pelibatan kekuatan TNI , dan pokok-pokok penggunaan kekuatan TNI.

Penggunaan kekuatan TNI dilaksanakan melalui operasi militer untuk


perang dan operasi militer selain perang dengan memperhatikan prinsip-
prinsip penggunaan kekuatan sesuai dengan aturan yang dilandasi oleh
legitimasi politik dan hukum. Prinsip kewenangan dan tangung jawab
pengerahan kekuatan TNI berada pada Presiden setelah mendapat persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) selanjutnya tanggung
jawab penggunaan kekuatan TNI berada pada Panglima TNI.

Untuk mengatasi tuntutan dan tantangan tugas yang semakin kompleks


tersebut, maka di susun Doktrin TNI Tridek yang komprehensif, kekinian dan dapat
di operasionalkan. Rumusan kebijakan dan strategi TNI dalam menghadapi
ancaman dan gangguan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang meliputi
pelajaran dari sejarah dan pengalaman bangsa.
3

PEMBAHASAN

Prinsip-prinsip penggunaan TNI. Penggunaan kekuatan dalam


penyelenggaraan pertahanan matra darat secara mendasar merupakan bagian dari
upaya pertahanan negara, merupakan strategi pertahanan Negara berlapis melalui
strategi penangkalan yang mengsinergikan pertahanan mliter dari nonmiliter.
Kekuatan pertahanan matra darat digunakan untuk melaksanakan tugas TNI
sebagai penangkal. Penindak dan pemulih baik dalam bentuk OMP maupun
OMSP.

Penggunaan kekuatan TNI dalam menjalankan tugas baik melalui OMP


maupun OMSP pada hakikatnya adalah penggunaan dapat upaya pengerahan
kekuatan TNI sebagai bagian integral dari operasi TNI.

Operasi Militer Perang. Operasi Militer untuk Perang (OMP) pada dasarnya
dilakukan dengan mengerahkan segenap komponen pertahanan Negara. Dalam
kerangka pertahanan militer, TNI menyelenggarak perencanaan strategis dan
mengimplementasikannya dalam bentuk gelar kekuatan. Berkaitan dengan hal
tersebut, TNI digelar secara kenyal guna memenuhi tuntutan strategis pertahanan
dan strategi militer, baik untuk kepentingan penangkalan maupun penindakan.
Penggelaran tersebut merupakan implementasikan konsep pertahanan Negara
berlapis yang mengedepankan upaya penangkalan ancaman yang diikuti oleh
penindakan apabila musuh militer memasuki wilayah NKRI dan selanjutnya
dikembangkan konsep perang berlarut antara lain dengan mengembangkan taktik
gerilya apabila musuh berhasil memasuki wilayah daratan dan melakukan
penguasaan atas wilayah NKRI. Penggunaan kekuatan TNI dalam OMP disiapkan
secara terus menerus, terpadu dalam pelaksanaan operasional di mandala perang.
Oleh karenanya dengan berorientasi pada terbentuknya kekuatan TNI, operasi TNI
meliputi serangkaian operasi-operasi militer dilakukan oleh kekuatan TNI AD, AL
dan AU dalam satu mandala perang. Dalam kaitan ini, kekuatan TNI dapat
dikerahkan dalam operasi. Oleh karenanya, OMP harus direncanakan secara
terintegrasi dengan memperhatikan kemampuan dan batas-batas kemampuan
masing-masing

matra yang dilibatkan dalam operasi. Pada penyelenggaraan perang berlarut,


kekuatan TNI disusun dalam satuan-satuan mobil dan satuan-satuan yang
berfungsi sebagai titik-titik kuat pada sisitem pertahanan semesta. Titik-titik kuat
4

tersebut merupakan simpul-simpul dari jaringan perlawanan semesta yang dibina


dan disiapkan selama masa damai melalui binter.

Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Penggunaan kekuatan TNI pada


Operasi Militer Selain Perang (OMSP) diselenggarakan dalam bentuk-bentuk tugas
operasi, baik yang bersifat tempur maupun non tempur untuk kepentingan
pertahanan Negara dan/atau dalam upaya mendukung kepentingan nasional
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Operasi dilaksanakan sesuai
dengan doktrin dan profesionalitas TNI.

Penggunaan kekuatan TNI dalam melaksanakan tugas TNI harus


mempunyai sasaran yang jelas yaitu : tercapainya efek tangkal yang optimal untuk
mencegah munculnya ancaman militer yang berasal dari luar negari,
tertanggulanginya ancaman mliter maupun nonmiliter di wilayah darat nasional,
terlaksananya tugas-tugas bantuan yang diberikan oleh otoritas yang berwenang,
terlaksananya tugas-tugas perdamaian dunia dan pulihnya kondisi keamanan
Negara. Penggunaan kekuatan TNI tersebut harus sesuai dengan peraturan
perundang-undangan serta berdasarkan kebijakan dan keputusan politik Negara.

PENUTUP

a.) KESIMPULAN
Pelibatan TNI dalam hubungan operasi untuk menghadapi ancaman dari luar
negeri dikembangkan dengan pola operasi militer untuk perang. Sementara itu,
untuk menyikapi perkembangan kondisi lingkungan strategis dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, dikembangkan pola operasi militer selain
perang.

b.) SARAN

TNI mempunyai fungsi pembinaan terhadap kemampuan potensial dan


kemampuan nyata, Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut maka TNI
menganut suatu pola pembinaan terhadap manusia yang akan mengawasi
organisasi TNI dengan berpedoman pada doktrin yang telah ditetapkan.
5

REFERENSI

a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara


Nasional Indonesia.
b. Doktrin Tentara Nasional Indonesia Tri Dharma Eka Karma (Tridek)
Keputusan Panglima TNI Nomor Kep / 2 / I / 2007 tanggal 12 Januari 2007.
.

Bandung,06 Oktober 2022

Ginda Yuddha Pratama


No CAPA 041

Anda mungkin juga menyukai