Anda di halaman 1dari 10

RESIMEN SISWA SECAPA TNI ANGKATAN DARAT

BATALYON SISWA-2

TUGAS TERSTRUKTUR

DOKTRIN TNI AD KARTIKA EKA PAKSI

NAMA CAPA : ANTOK WIDODO


NO CAPA : 505
TON/KI/YON : 1/A/2
MATERI : UTP UMUM / JABATAN
PERTEMUAN : 2 (DUA)
KELAS : 14 GATSU
GUMIL : LETTU INF BAMBANG SUTRISNO

Bandung, Juni 2023


2

HUBUNGAN ANTARA UTP DENGAN SJM,

POLA KARIER DAN SISBINLAT

PENDAHULUAN

Sesuai UU Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, disebutkan bahwa tugas pokok
TNI adalah menegakkan kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, serta melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman, gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan Negara. TNI AD yang merupakan bagian integral dari TNI
berperan sebagai komponen utama kekuatan pertahanan Negara di darat,
diharapkan dapat menunaikan tugas pokok sesuai yang diamanatkan oleh Undang-
Undang tersebut. Guna mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD tersebut
seyogyanya dibutuhkan pembinaan satuan yang optimal, terukur dan terarah oleh
setiap satuan.

Demikian pula halnya di batalyon, kesiapsiagaan operasionalnya dapat


terwujud dalam mendukung tugas pokok TNI AD, khususnya terkait pembinaan
latihan dan pangkalan. Namun walaupun selama ini pelaksanaan pembinaan satuan
di Batalyon dirasakan cukup memadai, tetapi apabila di hadapkan dengan kondisi,
tuntutan dan tantangan tugas ke depan yang sangat kompleks maka perlu adanya
upaya peningkatan yang lebih signifikan guna mengeliminir berbagai kendala yang
dihadapi dalam melaksanakan pembinaan satuan di satuan.
3

PEMBAHASAN

Agar terwujudnya penyelenggaraan UTP yang berkualitas dan profesional maka


teknik penyelenggaraan UTP dilaksanakan dengan menggunakan teknik pengujian
bersama-sama, kelompok, sirkuit kombinasi, acak dan gabungan serta poros.

a. Bandingkan penggunaan teknik-teknik penyelenggaraan UTP tersebut !

JAWABAN

Teknis. Teknis penyelenggaraan UTPU dan UTPJ TNI AD dilaksanakan dengan


teknik pengujian bersama-sama, kelompok, sirkuit kombinasi, acak dan gabungan
serta poros.
a. Teknik pengujian bersama-sama. Teknik pengujian bersama-sama
adalah setiap pelaku mengerjakan pekerjaan masing-masing dalam satu
persoalan dan waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan apabila standar
yang diberikan tidak harus urut tetapi dituntut kebenaran, efektifitas waktu,
pengawasan dan pengendalian, serta efektifitas penguji untuk menguji teknik
bersama-sama ini perlu diperhatikan kondisi sarana dan prasarana. Contoh
tugas yang dapat dikerjakan dengan teknik bersama-sama antara lain: 1)
Menyamar diri dan perlengkapan. 2) Menaksir jarak. 3) Mengukur jarak di
atas peta. 4) Menentukan koordinat. 5) Menembak. 6) Dan lain-lain. 7)
Pelaksanaannya: a) Jelaskan tugas yang harus dilaksanakan pada materi
menyamar. b) Jelaskan standar urut-urutan dan waktu penyamaran dengan
waktu sesuai PUP dan PKJ (contoh waktu menyamar 15 menit). c) Tunjukkan
tempat yang digunakan untuk mengambil alat samaran misalnya rumput,
daun dan sebagainya. d) Tunjukkan tempat berkumpul bila sudah selesai
melaksanakan kegiatan. e) Keharusan kegiatan UTPU dan UTPJ TNI AD
diawali oleh materi penyamaran maka seluruh pelaku dikumpulkan di
lapangan secara bersama-sama. f) Secara bersamaan tiup peluit satu kali
dan tekan tombol stopwatch berarti kegiatan penyamaran dimulai. Semua
yang diuji lari ke tempat yang disediakan untuk menyamar. g) Setelah waktu
15 menit, secara bersamaan tiup peluit dua kali dan tekan tombol stopwatch
4

berarti kegiatan penyamaran selesai. Penguji memerintahkan pelaku tinggal


di tempat yang ditentukan. Dengan demikian yang belum masuk dalam
tempat kumpul setelah peluit dua kali adalah yang tidak lulus, sedangkan
yang sudah kumpul sebelum peluit dua kali harus dicek, dari standar waktu
sudah memenuhi syarat, tetapi belum tentu benar dalam penyamaran
tersebut. Pisahkan yang benar dan yang salah sesuai standar yang benar
adalah yang lulus, kemudian catat yang lulus dalam formulirnya. Demikian
juga yang tidak lulus. Perhatikan hal-hal yang harus diingat dalam penentuan
teknik pengujian ini karena tidak semua tugas dapat dilaksanakan dengan
cara demikian.

b. Teknik Pengujian Kelompok. Teknik pengujian kelompok ini


digunakan untuk menguji perorangan dalam melaksanakan tugas lebih dari
satu persoalan yang dikelompokkan menjadi satu pos pengujian untuk
mendapatkan efisiensi waktu dan mengurangi jumlah penguji. Oleh karena itu
persoalan dikerjakan secara berkelanjutan. Contoh persoalan yang dapat
dikelompokkan antara lain: 1) Melaksanakan tindakan keamanan. 2) Mengisi
dan mengosongkan senjata. 3) Bongkar pasang senjata. 4)
Pelaksanaannya: a) Penguji. Pada saat pelaksanaan pengujian diwajibkan
mengawasi dengan cermat dan teliti serta dilarang untuk berkomentar,
mengarahkan atau mengganggu konsentrasi pelaku. b) Pelaku melaksanakan
secara perorangan dengan persoalan ujian yang berlanjut dari persoalan satu
ke persoalan berikutnya. c) Setelah pelaku siap maka penguji
memerintahkan pelaku untuk mengerjakan dan bersamaan dengan itu penguji
menekan tombol stopwatch tanda kegiatan dimulai. d) Setelah waktu yang
ditentukan habis, maka penguji menekan tombol stopwatch tanda kegiatan
selesai serta memerintahkan pelaku untuk menghentikan kegiatan. e) Pelaku
yang lulus adalah yang tepat waktu dan menjawab/mengerjakan sesuai
ketentuan. f) Pelaku yang tidak lulus adalah yang tidak tepat waktu dan
salah/menyimpang tidak sesuai ketentuan. g) Adakan pengecekan dengan
teliti dan objektif. h) Kemungkinan adanya perbedaan dalam penilaian antara
standar waktu yang ditentukan sudah memenuhi ketentuan tetapi belum tentu
benar dalam menjawab/mengerjakan.
5

c. Teknik Pengujian Sirkuit Kombinasi. Teknik pengujian sirkuit


kombinasi merupakan rangkaian pos-pos Penguji yang melingkar dengan
jenis-jenis materi ujian yang berbeda. Teknik pengujian ini dilaksanakan
secara berurutan mulai dari pos 1 (satu) menuju pos berikutnya searah jarum
jam, seluruh pelaku memulai ujian dari pos 1 (satu). Teknik ini mirip dengan
kegiatan HTF (How to find the Fighter). Pada teknik ini membutuhkan waktu
yang lama karena semua kegiatan dimulai dari pos 1 (satu). Contoh pos pada
teknik sirkuit kombinasi: 1) Pos 1 = Ilmu Medan. 2) Pos 2 = Pionir. 3)
Pos 3 = Pam Intel. 4) Pos 4 = Komunikasi. 5) Pos 5 = Teknik bertempur. 6)
Pos 6 = Pengetahuan Senjata. 7)Pos 7 = Long malap dan seterusnya.

Gambar

POS 12

POS 77 POS 2
3

DP/TB
AKHIR

POS 67 POS 3

POS POS 4
56
8) Pelaksanaannya: a) Pelaku berkumpul di daerah persiapan. b) Pelaku
diorganisir menjadi perorangan/kelompok sesuai tingkat kecakapan atau
dalam hubungan satuan. c) Setelah pelaku mendapat pengarahan dari Katim
penguji selanjutnya pelaku perorangan/kelompok 1 (satu) bergerak menuju
pos 1 (satu) dan perorangan/kelompok yang lain menunggu di daerah
persiapan. d) Setelah perorangan/kelompok 1 (satu) selesai melaksanakan
ujian di pos 1 (satu) selanjutnya penguji di pos 1 (satu) memerintahkan pelaku
menuju ke pos 2 (dua) dan Katim penguji memerintahkan
perorangan/kelompok 2 (dua) menuju ke pos 1(satu) demikian sampai seluruh
6

pelaku selesai. e) Penguji. Pada saat pelaksanaan pengujian diwajibkan


mengawasi dengan cermat dan teliti dilarang untuk berkomentar,
mengarahkan atau mengganggu konsentrasi pelaku.

d. Teknik Pengujian Acak. Teknik pengujian acak merupakan teknik


pengujian dimana pelaku bergerak menuju pos yang telah ditentukan oleh
Katim penguji kemudian bebas untuk melanjutkan ke pos berikutnya sesuai
dengan keinginan dan persoalan yang dianggap mudah sampai seluruh
persoalan selesai. Hal yang menonjol teknik acak ini adalah pengawasan dan
pengendalian dimana Katim penguji sulit untuk mengetahui sejauh mana
kegiatan ujian berlangsung, namun waktu yang dibutuhkan untuk ujian relatif
singkat. Contoh pos pada teknik acak: 1) Pos1 = Ilmu Medan. 2) Pos 2 =
Pionir. 3) Pos 3 = Pam Intel. 4) Pos 4 = Komunikasi. 5) Pos 5 = Teknik
bertempur. 6) Pos 6 = Pengetahuan Senjata. 7) Pos 7 = Long malap dan
seterusnya.
Gambar
POS 12

POS 7
POS 2 3
DP/TB
AKHIR

POS 67 POS 3

POS 56 POS 4

8) Pelaksanaannya: a) Pelaku berkumpul di daerah persiapan menerima


pengarahan dari Katim penguji selanjutnya Katim penguji mengorganisir
menjadi perorangan/kelompok/satuan dan menunjuk pelaku menuju pos-pos
pengujian. b) Pelaku bergerak menuju pos pengujian sesuai petunjuk dari
Katim penguji, selanjutnya pelaku bebas memilih pos yang berikutnya sampai
dengan selesai. c) Setelah seluruh persoalan selesai pelaku menuju ke TB
akhir. d) Penguji. Pada saat pelaksanaan pengujian diwajibkan mengawasi
7

dengan cermat dan teliti dilarang untuk berkomentar, mengarahkan atau


mengganggu konsentrasi pelaku.
e. Teknik Pengujian Gabungan. Teknik pengujian gabungan merupakan
kombinasi dari beberapaTeknik pengujian yang ada. Teknik gabungan ini
dilaksanakan dengan memperhatikan, ada tidaknya materi yang dilaksanakan
secara bersama-sama, ada tidaknya persoalan yang dikelompokan menjadi
satu pos pengujian dan memudahkan efektifitas pengawasan dan
pengendalian. Contoh pos pada teknik gabungan: 1) Pos 1 = Menyamar. 2)
Pos 2 = Tindakan keamanan, bongkar senjata dan memasang kembali. 3)
Pos 3 =PamIntel.4) Pos 4 = Komunikasi. 5) Pos 5 = Teknik bertempur. 6) Pos
6 = Ilmu medan. 7) Pos 7 = Long malap dan seterusnya. 8) Pelaksanaanya:
a) Pelaku berkumpul di daerah persiapan menerima pengarahan dari Katim
penguji selanjutnya Katim penguji mengorganisir menjadi perorangan/
kelompok/satuan dan menunjuk pelaku menuju pos-pos pengujian. b) Pelaku
bergerak menuju pos pengujian sesuai petunjuk dari Katim penguji,
selanjutnya pelaku bebas memilih pos yang berikutnya atau sesuai arah
jarum jam sampai dengan selesai. c) Setelah seluruh persoalan selesai
pelaku menuju ke TB akhir. d) Penguji. Pada saat pelaksanaan pengujian
diwajibkan mengawasi dengan cermat dan teliti dilarang untuk berkomentar,
mengarahkan atau mengganggu konsentrasi pelaku.

f. Teknik Pengujian Poros. Teknik pengujian poros merupakan Teknik


pengujian dimana pelaku sebagai objek yang bergerak dari daerah persiapan
sebagai porosnya dan dikendalikan langsung atas perintah penguji. Teknik
pengujian ini yang berperan adalah penguji sebagai pengendali untuk
memudahkan efektifitas pengawasan dan pengendalian terhadap pelaku dan
pos-pos yang kosong. 1) Pos 1 = IlmuMedan. 2) Pos 2 = Pionir. 3) Pos
3= Pam Intel. 4) Pos 4 = Komunikasi. 5) Pos 5 = Teknik bertempur. 6)
Pos 6 = Pengetahuan Senjata. 7) Pos 7 = Long malap dan seterusnya.
8

Gambar

POS 12

POS 7 POS 2 3

DP/TB
AKHIR

POS 67 POS 3

POS 56 POS 4

8) Pelaksanaannya: a) Pelaku berkumpul di daerah persiapan menerima


pengarahan dari Katim penguji selanjutnya Katim penguji mengorganisir
menjadi perorangan/kelompok/satuan dan menunjuk pelaku menuju pos-pos
pengujian. b) Pelaku setelah selesai melaksanakan pengujian di pos
langsung kembali ke daerah persiapan. c) Pelaku di daerah persiapan
akan diarahkan oleh penguji sesuai pos yang kosong. d) Pelaku setelah
melaksanakan pengujian diwajibkan kembali ke daerah persiapan dan
melapor ke penguji. e) Penguji berperan untuk mengatur dan
mengendalikan dinamika pengujian dari DP.

b. Bagaimana pendapat Capa tentang efektivitas dan relevansi


penggunaan teknik-teknik penyelenggaraan UTP yang dioperasionalkan di
satuan dihubungkan dengan tujuan dan sasaran UTP!
JAWAB: Tujuan dan Sasaran. a. Tujuan. Mewujudkan penyelenggaraan UTPU
dan UTPJ TNI AD guna kesamaan pemahaman dan tindakan yang berkualitas serta
operasional dalam rangka mendukung tugas pokok satuan. b. Sasaran. 1)
Terwujudnya penyelenggaraan UTPU TNI AD bagi penyelenggara yang berkualitas
dan profesional sehingga pelaku memiliki kemampuan standard kelulusan yang
sudah ditetapkan. 2) Terwujudnya penyelenggaraan UTPJ TNI AD bagi
penyelenggara yang berkualitas dan profesional sehingga pelaku memiliki
9

kemampuan standard kelulusan yang sudah ditetapkan.

PENUTUP

Kesimpulan. Sehubungan dengan kondisi tersebut, maka diperlukan Langkah-


langkah konkrit terhadap pengelolaan satuan khususnya pada pelaksanaan
pembinaan latihan dan pangkalan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a.
Pembinaan Latihan. Pembinaan latihan merupakan upaya kegiatan dan pekerjaan
dalam merencanakan dan menyusun program latihan, mengelola sumber daya
latihan, dan mengatur serta mengendalikan, oleh para pembina latihan, sehingga
prajurit memiliki kemampuan yang handal sampai tingkat kesiapan operasional dan
dapat melaksanakan tugas-tugas operasi peperangan di darat, disamping itu latihan
merupakan kesejahteraan bagi seluruh prajurit. Prajurit yang melaksanakan latihan
dengan cermat, semangat dan sungguh-sungguh akan menghasilkan kecakapan
bagi perorangan, kelompok maupun satuan, sehingga setiap saat mampu
melaksanakan berbagai macam tugas. Sasaran penyelenggaraan latihan yang salah
satunya adalah tercapainya kemampuan standar prajurit dan satuan dalam
melaksanakan tugas-tugas baik bersifat teknis dan taktis sehingga dapat
dipergunakan dalam menghadapi tugas-tugas yang diemban.

Saran. Perubahan dan perkembangan lingkungan strategis dan kemajuan Iptek di


bidang teknologi persenjataan, sangat mempengaruhi teknik dan strategi perang
pada saat ini.  Hal tersebut mendorong TNI Angkatan Darat untuk selalu
meningkatkan kemampuannya agar dapat mengimbangi dan menghadapi setiap
ancaman yang bakal terjadi khususnya yang datang melalui media darat.  Upaya
untuk meningkatkan kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk pembinaan
kemampuan TNI Angkatan Darat diarahkan agar mampu melaksanakan tugas TNI
Angkatan Darat di bidang intelijen, pertahanan, keamanan, pemberdayaan wilayah
pertahanan dan dukungan guna mendukung kegiatan TNI Angkatan Darat.

REFERENSI
10

a. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/483/XII/2003 tanggal 24 Desember


2003 Buku Petunjuk Pelaksanaan tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan UTP
Umum dan Jabatan Bintara dan Tamtama Infanteri TNI AD

b. Keputusan Kasad Nomor Kep/477/VI/2017 tanggal 12Juni 2017 Petunjuk


Teknis tentang Penyelenggaraan UTP Umum dan Jabatan TNI AD

c. https://adoc.pub/rahasia-sistem-pembinaan-latihan-bab-i-pendahuluan.html

Bandung, 12 Juni 2023


Penulis

Antok Widodo
Wiradhika Madya No. Capa 505

Anda mungkin juga menyukai