Anda di halaman 1dari 8

“Merancang Strategi Pertempuran Dengan Efektif dan Efisien”

Oleh :

Bagian I

Pendahuluan

Pada era modern ini, meskipun secara umum situasi global dapat dikatakan damai, namun
persaingan dan konfrontasi antar negara, baik negara individual maupun secara regional masih
dapat kita temukan. Sehingga pertahanan negara baik alutsista maupun strategi militernya menjadi
hal yang amat penting.

Kondisi perang, selain memerlukan sistem alutsista dan strategi, juga membutuhkan banyak
sumber daya lainnya, seperti sumber daya manusia, sumber daya ekonomi, waktu, dan juga tenaga
yang sangat banyak. Apabila kondisi perang berkepanjangan, tentu saja akan sangat menguras
seluruh sumber daya tersebut dan secara tidak langsung mengancam kelangsungan negara dan
masa depan negara tersebut itu sendiri.

Hal tersebut tentu harus dihindari oleh seluruh perencana pertahanan, unsur militer
ataupun seluruh pihak yang terlibat di dalamnya. Sehingga menjadi hal yang penting bagi perencana
pertahanan maupun unsur militer suatu negara, untuk dapat merencanakan dan mengimplentasikan
strategi militer atau strategi perang dengan efektif dan efisien. Efektif berarti tepat pada sasaran
yang dituju, meminimalkan korban dan kerugian yang tidak perlu dan efisien berarti dalam
prosesnya tidak membutuhkan sumber daya yang terlalu besar, baik waktu, ekonomi, tenaga dan
manusia sehingga tidak mengancam untuk kelangsungan masa depan negara tersebut itu sendiri.
Menang perang tapi negara menjadi bangkrut karenanya juga bukan sesuatu yang baik menurut
penulis.

Pada kesempatan penulisan essay ini, penulis memilih salah satu tokoh militer terkenal dari
China yaitu Sun Tzu, dimana strategi yang banyak diaplikasikan oleh Sun Tzu, sesuai dengan judul
essay yang penulis pilih dimana merencanakan dan melaksanakan pertempuran dengan efektif dan
efisien.

Bagian II

Biografi

Sun Tzu adalah seorang tokoh ahli perang terkenal dari China, diperkirakan hidup pada
tahun 551 SM sampai dengan 479 SM, adalah seorang filsuf dan panglima perang hebat. Sun Tzu
mengabdi pada Kasiar Wu pada masa dinasti Qi. Sun Tzu banyak menghasilkan strategi-strategi
perang yang unik dan efektif dalam memenangkan banyak pertempuran pada masanya. Banyak
strategi-strategi yang tidak biasa diambil oleh Sun Tzu dalam menghadapi lawan-lawan kerajaan,
dalam artian banyak strategi-strategi baru yang tidak biasa dikenal pada masanya yang dilakukan
oleh ahli-ahli perang baik pada kerajaannya maupun pada lawan-lawannya.

Sun Tzu dengan strategi-strategi yang dijalankannya banyak memenangkan pertempuran


setidaknya terhadap tujuh kerajaan yang berada di sekitar wilayah kerajaan Qi, dalam
memperebutkan daerah yang kaya sumber daya alam di China bagian Timur.
Sun Tzu menghasilkan tulisan atau manuskrip yang terkenal sampai saat ini yang berjudul
“The Art of War” atau jika diterjemahkan secara harfiah maka berjudul “Seni Perang” berisi tulisan-
tulisan strategi Sun Tzu yang dalam manuskrip aslinya sekitar 13 bab ini banyak sekali diaplikasikan
tidak hanya sebagai strategi dalam dunia militer, tapi juga di dalam berbagai aspek kehidupan.
Antara lain untuk aspek bisnis, manajemen, kepemimpinan dan banyak aspek lain yang
membutuhkan suatu penyusunan strategi yang matang. Tulisan Sun Tzu sudah banyak dikenal dan
diterjemahkan ke berbagai Bahasa di seluruh dunia, dipelajari banyak pemimpin-pemimpin dunia,
dan di dalam dunia militer sendiri, banyak petinggi-petinggi militer di dunia mempelajari strategi-
strategi dan pemikiran yang ditulis oleh Sun Tzu.

Bagian III

Strategi-Strategi

Seni Perang yang ditulis dan diaplikasikan oleh Sun Tzu terdiri dari 13 bagian penting, yang
semuanya merupakan factor-faktor yang saling berhubungan satu dengan yang lain.

1. Perencanaan

Seperti halnya memulai sesuatu, perencanaan merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam memulai aksi militer. Ada factor-faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum
merencanakan dan memulai peperangan atau aksi milter, antara lain adalah Faktor
Pemersatu, Faktor Pemimpin, Faktor Iklim/Cuaca atau Daerah, Faktor Kedisiplinan atau
Perintah, Faktor Pasukan, Faktor Imbalan atau Hukuman secara adil.

Jika perencana militer dapat memastikan bahwa Faktor-Faktor di atas yang dimiliki
negara berada di atas kekuatan yang dimiliki musuh, maka kemungkinan memenangkan
peperangan sangat besar, jika tidak maka memulai peperangan adalah sebuah langkah
keliru.

2. Melancarkan perang

Apabila perang sudah atau aksi militer sudah dilakukan dan terjadi maka pada saat
ini hindari lah perang atau aksi militer yang berlarut-larut, sedapat mungkin manfaatkanlah
sumber-sumber daya dari musuh, seperti menggunakan bekal rampasan, atau menguasi
daerah-daerah vital sumber daya lawan terlebih dahulu. Selain itu sangat penting
membangkitkan motivasi pasukan agar memukul lawan menjadi motivasi utama. Selain itu
memancing amarah dari pihak lawan juga salah satu taktik penting, karena amarah atau
emosi pihak lawan, menjadikan pihak lawan rentan berbuat kesalahan.

3. Menyerang dengan strategi

Menyerang lawan tidak seharusnya menyerang dengan membabi buta, namun


menyerang lawan harus dengan strategi agar tepat sasaran. Strategi ini mencakup
perhitungan perbandingan kekuatan sendiri dengan kekuatan lawan, sehingga kapan harus
harus menyerang, bertahan, ataupun mundur. Jika jumlah kekuatan sendiri lebih besar dari
lawan, maka diperhitungkan pula strategi menyerangnya. Sun Tzu mengatakan bahwa,
jika pasukan kita 10 berbanding 1 dari lawan,maka kepung dan seranglah , jika
pasukan kita 5 berbanding 1 dari lawan,maka pecahkan kekuatan lawan dan lah, jika
pasukan kita 2 berbanding 1 dari lawan, maka seranglah dari 2 arah, jika pasukan kita
seimbang dengan lawan, maka dahulukan menyerang.
Sun Tzu juga mengatakan jika kondisi pasukan atau kekuatan sendiri sedikit
lebih kecil dari lawan, maka bertahanlah, jika pasukan lawan lebih besar, maka
menghindarlah dari serangan, sedangkan apabila pasukan lawan jauh lebih besar
lagi, maka mundur adalah tindakan yang bijak. Adalah hal penting untuk tahu kapan
menyerang dan kapan bertahan.
4. Penempatan pasukan secara taktis

Sun Tzu mengatakan bahwa dalam peperangan, para ahli perang yang cerdas harus
pertama menempatkan posisi mereka di jauh dari kemungkinan untuk kalah, lalu menunggu
kesempatan untuk mengalahkan lawan. Ahli-ahli perang yang memiliki kemampuan
bertahan baik, akan dapat memilih tempat untuk menyembunyikan kekuatan atau
pasukannya di tempat yang paling tersembunyi dari lawan, dan ahli perang yang memiliki
kemampuan menyerang dengan baik akan dapat menempatkan pasukannya untuk
menyerang dari posisi yang paling tidak dapat diperkirakan lawan.
Strategi penting lainnya dalam hal taktis adalah tidak pernah menyia-nyiakan
kesempatan untuk menghancurkan lawan atau meraih kemenangan terlebih dahulu dari
lawan.
5. Energi

Strategi mengatur energi atau kekuatan pada hakikatnya adalah mengatur jumlah
pasukan, baik itu pasukan besar maupun kecil. Sun Tzu mengatakan bahwa mengatur
pasukan yang besar maupun pasukan yang kecil itu adalah tidak ada perbedaan, namun yang
paling utama adalah dapat secara tepat membagi kekuatan yang ada.

Strategi mengatur kekuatan ini akan berhubungan dengan jenis taktik menyerang
secara langsung atau menyerang secara tidak langsung. Menyerang secara langsung artinya
memukul langsung musuh terutama pada titik kelemahannya. Menyerang secara tidak
langsung artinya juga termasuk taktik mengecoh musuh, menyamarkan kekuatan sehingga
musuh tidak dapat memprediksi kapan kekuatan sendiri akan melakukan serangan.

6. Kelemahan dan kekuatan

Apabila kita duluan tiba dan menguasi medan pertempuran , maka dia yang akan
mendapat keuntungan strategis dari kondisi tersebut, karena kita memiliki keuntungan dari
segi waktu. Karena pihak tersebut akan bebas mengambil posisi yang paling
menguntungkan. Selain itu pihak yang duluan tiba di tempat pertempuran, akan dapat
menentukan titik-titik di mana lawan tidak dapat memprediksi target-target serangan, atau
pihak kita dapat memancing lawan ke titik-titik jebakan.

Keuntungan waktu tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk mempelajari kelemahan


dan kekuatan lawan, termasuk kemungkinan mengetahui strategi yang akan dilakukan oleh
pihak lawan. Apabila kekuatan pihak lawan lebih besar, dan kita mengetahui strategi yang
akan dilakukan pihak lawan, maka kita dapat pula menyesuaikan strategi yang harus
dijalankan, misalnya jika pihak lawan memperkuat barisan depan, maka barisan belakangan
akan menjadi lemah, jika pihak lawan memperkuat sayap kiri, maka akan ada kemungkinan
sayap kanan menjadi lebih lemah, hal-hal ini jika diketahui oleh pihak kita akan membawa
keuntungan bagi kita.

Keahlian tertinggi dalam taktik penempatan pasukan adalah memastikan pasukan


tidak memiliki formasi dan susunan yang tetap atau salalu sama. Dengan formasi tidak tetap
dan selalu berubah-ubah, posisi dan kekuatan pasukan kita tidak bisa diketahui bahkan oleh
seorang mata-mata yang berhasil menyusup sekalipun. Dan, seorang ahli strategi yang
paling bijaksana sekalipun tidak akan mampu membongkar kerahasiaan rencana dalam
rangka menyerang kita1

7. Melakuan Manuver

Seperti yang sudah disampaikan pada point 6 “Kelemahan dan Kekuatan”, menurut
Sun Tzu, apabila kekuatan kita sudah mencapai daerah pertempuran, maka aka nada
keuntungan bagi kita, sehingga salah satunya adalah dapat menentukan jalur-jalur menuver
atau kekuatan yang diperlukan. Apakah harus maju, memutar, atau kombinasi dari beberapa
manuver. Sangat penting bagi pemimpin atau panglima perang untuk mengetahui jelas
kondisi medan pertempuran, dan membina kedisiplinan pasukan selama manuver. Karena
jika tanpa kedisiplinan pasukan, maka justru akan mendatangkan bahaya bagi seluruh
kekuatan.

Penempatan pasukan sesuai dengan kondisi personil juga harus dipertimbangkan,


sebaiknya pasukan yang memiliki kondisi yang baik ditempatkan di barisan depan, demikan
pula sebaliknya pasukan yang memiliki kondisi yang kurang prima, maka ditempatkan di
barisan belakang, strategi ini akan membuat pergerakan pasukan tetap lincah dan cepat.

Selama manuver pasukan atau kekuatan, penting sekali jalur komunikasi tetap
terhubung, sehingga instruksi-instruksi dari panglima perang, dapat selalu diterima oleh
seluruh pasukan dan arah manuver sesuai dengan apa yang sudah direncanakan

8. Aneka taktik Perang

Menurut Sun Tzu, setidaknya ada beberapa taktik yang sering dan harus dilakukan
selama masa perang, antara lain, pertama jangan mencari perlindungan disuatu wilayah
yang tidak aman, jangan mengabaikan pentingnya diplomasi dalam meminta simpati negara,
jangan menunda manuver pada saat suatu manuver justru sulit dilakukan, dalam situasi
bahaya rencanakan untuk meloloskan diri secepat mungkin, saat situasi sulit bertempurlah
sampai titik darah penghabisan, carilah rute-rute jalan pintas agar memberikan peluang
kemenangan lebih besar, biarkan musuh meloloskan diri sebagian walau punya kemampuan
mengejar, pikirkan serangan berikutnya, jangan terfokus hanya merebut wilayah namun
kekuatan lawan masih utuh, jika perintah penguasa negara tidak mendukung kemajuan
perang yang sedang berlangsung maka abaikan saja.

9. Pergerakan Pasukan

Dalam menentukan pergerakan pasukan, sangat penting untuk mengetahui medan


dan jalur yang harus ditempuh selama pergerakan pasukan, dan juga selama pergerakan
pasukan, penting juga untuk selalu mengamati posisi pasukan lawan jika memungkinkan,
selain itu manfaatkan tanda-tanda alam yang timbul dari pergerakan kekuatan lawan.

Pemilihan tempat-tempat tepat untuk melakukan istirahat atau memulihkan kondisi


pasukan juga penting untuk dipertimbangkan, jangan memilih tempat istirahat yang mudah
diakses oleh kekuatan lawan, dan manfaatkan perlindungan alam untuk kamuflase agar
tidak mudah terlihat oleh lawan, hal ini akan menjadikan pertempuran menjadi efektif.

1
Tjio Tjiang Feng, Seni Perang Sun Tzu & 36 Strategi, (Jakarta:Visimedia,2007),h.32
Selama pergerakan pasukan, amati juga sikap-sikap yang ditunjukkan oleh lawan,
apakah lawan menunjukkan sikap tenang, menantang atau cemas. Jika hal ini dapat
diketahui, maka akan menambah informasi untuk Menyusun strategi berikutnya.

10. Dataran

Dataran merupakan area atau wilayah-wilayah yang terlibat dalam situasi


pertempuran, dataran-dataran ini ada beberapa jenis yang terbagi dalam kedudukannya
dalam situasi pertempuran.
Sun Tzu mengatakan bahwa kita dapat membedakan enam jenis dataran, yaitu yang
pertama adalah medan komunikatif, kedua medan jebakan, ketiga medan netral, keempat
medan yang menyempit, kelima medan kunci, dan keenam adalah medan yang berada jauh
dari musuh.
Medan komunikatif merupakan dataran atau wilayah yang memudahkan untuk
menerima informasi dan juga jalur logistik ataupun pergerakan pasukan yang mudah. Hal ini
membuat kita memiliki banyak keuntungan dari medan komunikatif.
Medan jebakan merupakan adalah wilayah yang sangat mudah dimasuki namun
sangat sulit keluar dari wilayah tersebut. Jika kekuatan kita siap di wilayah tersebut maka
kita dapat menghancurkan lawan dengan mudah, sebaliknya jika kita tidak siap di wilayah
tersebut dan lawan siap maka kita akan sangat berpotensi menderita kekalahan.
Medan netral, adalah wilayah yang sama-sama tidak menguntungkan untuk
diduduki oleh kedua belah pihak. Pada wilayah ini, apabila lawan melempar umpan, maka
jangan buru-buru melancarkan serangan, tapi berpura-pura mundur dengan maksud agar
dapat menarik musuh keluar dari wilayah tersebut, sampai dengan setengah kekuatan untuk
kemudian diserang.
Medan menyempit adalah medan yang sama-sama sulit dimasuki dan keluar, dan
apabila kekuatan kita sampai terelebih dahulu di medan ini, hendaklah segera mungkin
membuat benteng di pintu2 masuk strategis. Sebaliknya jika lawan sudah menguasi dan
membentuk benteng di daerah ini, maka janganlah buru-buru menyerang karena hanya
akan memboroskan sumber daya yang ada.
Medan kunci adalah adalah wilayah atau daerah pertempuran yang memiliki posisi
paling strategis untuk pihak yang terlebih dahulu menguasainya. Di tempat ini, pasukan
dapat beristirahat ataupun mengamati pergerakan lawna dengan bebas, ataupun memulai
serangan denga naman.
Medan jauh adlah wilayah atau daerah yang sama-sama tidak memiliki keuntungan
bagi kedua belah pihak dalam melakukan serangan langsung, dan juga tidak menguntungkan
untuk saling memancing lawan keluar dari medan jauh.
Kesemua medan di atas merupakan tanggung jawab dari panglima perang untuk
mengetahui dan mengelola medan beserta kekuatan pasukan dengan baik, jika panglima
perang tidak mampu mengelola medan dan kekuatan, maka pasukan akan berpotensi
mendapat kekalahan.

Suatu pasukan mungkin akan mengalami kegagalan disebabkan oleh enam


hal yang sering terjadi yang merupakan kelemahan jenderal dan tidak disebabkan
oleh faktor alam, yakni (1) pelarian diri, (2) ketidaktaatan, (3) keruntuhan, (4)
kehancuran, (5) ketidaktertiban, (6) gerakan mundur dalam kekacaubalauan. 2
2
Tjio Tjiang Feng, Seni Perang Sun Tzu & 36 Strategi, (Jakarta:Visimedia,2007),h.53
11. 9 Medan Pertempuran

Menurut Sun Tzu, ada sembilan jenis medan pertempuran yang biasa dihadapi oleh
setiap panglima perang. Medan Pertempuran Biasa-biasa, yaitu medan pertempuran yang
berada di wilayah sendiri. Medan Pertempuran Sederhana, yaitu medan pertempuran yang
berada di wilayah musuh. Medan Pertempuran Kristis, yaitu medan pertempuran yang
dimana posisinya yang sama-sama milik kedua belah pihak. Medan Pertempuran Terbuka,
yaitu medan pertempuran dimana wilayah yang dapat dimiliki 2 pihak. Medan Pertempuran
Memegang komando yaitu medan pertempuran untuk merebut posisi strategis dan dapat
memberi komando pada semua daerah. Medan Pertempuran Serius, yaitu medan
pertempuran di dalam wilayah musuh. Medan Pertempuran Berbahaya, yaitu medan
pertempuran di wilayah yang tidak aman dan sukar. Medan Pertempuran Sulit, yaitu medan
pertempuran yang wilayah yang sulit untuk jalur masuk dan keluarr. Medan Pertempuran
Putus asa adalah medan pertempuran terakhir dimana posisi salah satu pihak sudah
terpojok.

12. Menyerang Menggunakan Api

Pada hakikatnya konsep menyerang menggunakan api, sama artinya menyerang


menggunakan persenjataan atau alusista. Namun saat menyerang hendaknya menyerang
untuk target target penting yaitu : menyerang pasukan lawan, menyerang perbekalan lawan,
menyerang alat transportasi lawan, menyerang dan menghancurkan gudang persenjataan
lawan, merusak jalur logistic lawan.

Jika prinsip-prinsip target penyerangan tersebut dilakukan, maka akan meningkatkan


efektifitas dan efisiensinsi dalam menjalangkan pertempuran, karena bukan menyerang
target-target yang tidak jelas dampaknya.

13. Intelijen dan spionase

Sun Tzu juga tidak lupa memikirkan aspek intelijen dan spionase dalam situasi
perang (maupun tidak dalam situasi perang), karena aspek intelijen ini menjadi penting
karena semua rencana pertempuran atau menghadapi lawan tidak akan sempurna tanpa
adanya informasi-informasi perihal internal lawan.

Intelijen dan spionase ini memanfaatkan berbagai macam pihak yang dapat disebut
sebagai agen atau agen mata-mata. Agen lokal yang dapat dimanfaatkan dari penduduk
setempat dari wilayah lawan. Agen dalam yaitu pejabat, petinggi militer ataupun orang-
orang penting yang memiliki peran sentral pada wilayah lawan. Agen ganda, yaitu mata-
mata dari pihak musuh yang justru dapat dipekerjakan oleh kita sendiri. Agen celaka, yaitu
agen mata-mata dari pihak sendiri yang justru membelot dan kemudian diberi informasi
palsu untuk dibocorkan kepada pihak lawan. Agen hidup, yaitu agen mata-mata yang
berhasil mendapatkan informasi-informasi penting dari wilayah lawan dan Kembali kepada
wilayah kekuasan kita.

Bagian IV

Perbandingan Dengan Teori Perang Kontemporer


Setelah kita mengetahui pokok-pokok seni perang yang ditulis dan diaplikasikan oleh
Sun Tzu terdiri dari 13 bagian. Maka kita dapat membandingkan pokok-pokok seni perang
tersebut dengan teori perang kontemporer atau jaman modern. Perbandingan tersebut
dapat kita sandingkan sendiri dengan pokok tersebut.

Perencanaan, bahwa perencanaan yang matang sebelum dimulainya suatu aksi


militer sama-sama penting harus dilakukan baik pada saat jaman dahulu maupun jaman
modern, bagaimana merencanakan strategi perang yang efisien dan efektif. Yang
membedakan adalah kecepatan sumber data yang pada jaman modern akan lebih cepat
didapatkan, karena didukung oleh infrastruktur teknologi informasi.

Melancarkan Perang, bahwa dalam melancarkan aksi militer, baik pada jaman
dahulu dan jaman modern, masih memiliki prinsip yang sama.

Menyerang Dengan Strategi, bahwa dalam menyerang dengan strategi, merupakan


hal yang patut dilakukan, Sun Tzu dari jaman dahulu sudah mengajarkan kepada ahli perang
jaman modern agar tidak menyerang tanpa strategi yang jelas.

Penempatan Pasukan Secara Taktis, management energi, dan mengetahui kekuatan


dan kelemahan baik di pasukan sendiri maupun pasukan lawan juga sudah diadopsi oleh
teori perang kontemporer.

Melakukan Manuver dalam peperangan, hendaknya dilakukan dengan tetap


menjaga jalur komunikasi agar manuver pasukan atau kekuatan sesuai denga apa yang
sudah direncanakan. Bedanya dulu sistem komunikasi masih sangat sederhana dan hanya
mengandalkan sinyal-sinyal, pada jaman modern jalur komunikasi dapat dilakukan dengan
cepat.

Aneka Taktik Perang menurut seni perang Sun Tzu terdiri dari beberapa hal, namun
yang sedikit membedakan adalah pada taktik jika perintah penguasa negara tidak
mendukung kemajuan perang yang sedang berlangsung maka abaikan saja, maka pada teori
perang kontemporer hal ini sedikit terdistorsi dengan adanya pengaruh politik dari dalam
negeri sendiri. Jika pengaruh politik terlalu kuat, maka hal ini akan menjadi hambatan
tersendiri pagi panglima-panglima perang jaman modern untuk mengambil keputusan.

Pergerakan Pasukan, Dataran, dan Sembilan Medan Pertempuran baik jaman Sun
Tzu maupun jaman modern, sama-sama mengambil peran penting sebagai informasi dalam
pergerakan pasukan dan kekuatan.

Menyerang Menggunakan Api, Spionase dan Inteleijen merupakan strategi penting


terakhir dalam perencanaan peperangan, namun untuk jaman modern, spionase dan
intelijen, mungkin dapat dengan mudah didistorsi oleh pengaruh gratifikasi dari pihak-pihak
lawan.

Bagian V

Kesimpulan

Setelah kita membandingkan pokok-pokok seni perang yang ditulis dan diaplikasikan
oleh Sun Tzu terdiri dari 13 bagian dengan teori perang kontemporer dapat kita tarik
kesimpulan bahwa sebagian besar strategi-strategi perang yang ditulis oleh Sun Tzu masih
relevan sampai saat ini. Pada jaman modern atau teknik perang kontemporer hal-hal yang
dapat mempengaruhi strategi-strategi tersebut adalah kekuatan politik dalam dan luar
negeri, serta pengaruh dari adanya strategi gratifikasi yang mungkin dilakukan oleh pihak-
pihak lawan. Namun pengaruh ini dapat dihindari jika para panglima perang memiliki
integritas dan loyalitas yang tinggi kepada negara.

Anda mungkin juga menyukai