Anda di halaman 1dari 13

Politik Internasional

Penggunaan Tekanan / Force Pada


Politik, Sipil dan Kontrol Nuklir
• Emilia Dwi S (201722024)
• Rintang Perkasa (201522138)
• Nabila Ghaisani p (201722111)
Dalam penggunaan Use Of Force diklasifikasikan dalam
beberapa konsep yaitu:

Defence Deterrence

Swaggering

Compellence Offense
DEFENSE
konsep defense merupakan konsep yang umum, dimana terdapat konflik
ataupun tidak, pertahanan militer merupakan suatu kebutuhan yang dimiliki oleh
setiap negara. defense dapat disebut juga sebagai usaha negara atau aktor untuk
melindungi diri mereka dari serangan musuh, menjaga keamanan dan kedaulatan
negaranya dari negara lain, serta mengurangi kemampuan pihak musuh untuk
menghancurkan atau menguasai sesuatu dari pihak defender.

Defense bertujuan untuk melawan pihak musuh atau penyerang demi


meminimalkan kerugian setelah proses deterrence mengalami kegagalan.military
defense menjadi pilihan negara jika terjadi suatu konflik,akan tetapi ketika tidak ada
konflik sekalipun, tetap dipilih karena terkait dengan pertahanan sebuah negara.
Contoh defense
Pembentukan NATO dimana terdapat satu poin perjanjian
yangmenyebutkan bahwa ketika satu negara anggota diserang
makaserangan tersebut dianggap sebagai serangan pada seluruh Negara
anggota. Sebuah bentuk collective defense yang mana bentuk inimerupakan
salah satu bentuk perwujudan defense.

Bentuk contoh yang lain yaitu dapat terlihat saat ini ketika amerika
Serikat mulaimenyadari bahwa china mulai menjadi negara super power
yang baru dari sisi ekonomi dan sebagainya. Sehingga amerika Serikat
melakukan upaya-upaya untuk menghadapi china agar tidak melampau ke
super poweran amerika Serikat.
DETERRENCE
Dalam sebuah konsep strategi, deterrence selalu kontras dengan defense.
deterrence dan defense lebih fokus kepada kemampuan militer. konsep deterrence
secara umum adalah strategi defensif yang dikembangkan setelah perang dunia
dan digunakan selama perang dingin. Hal ini terutama relevan berkaitan
denganpenggunaan senjata nuklir, dan juga terkait dengan war on terrorism.
Menurut robert jervis, teori deterrence atau pencegahan adalah sebuah teori
yang muncul pada masa perang dingin dan dapat menjelaskan fenomena yang
terjadi pada masa tersebut. Di dalam teori ini, aktor berupaya untuk meningkatkan
kemampuan dan kekuatannya untuk menangkal serangan dari lawan, atau
setidaknya menekan dan memaksa lawan untuk berpikir kembali untuk melakukan
serangan.
tujuan dari penggunaan militer tersebut agar pihak lawan sadar akan resiko
yang mereka hadapi apabila melakukan serangan
CONTOH DETERRENCE

Penggunaan strategi senjata nuklir Amerika Serikat.


upaya ini dilakukan oleh amerika Serikat dengan
meningkatkan jumlah senjata nuklir mereka dalam skala
yang besaruntuk melawan senjata nuklir yang dimiliki uni
Soviet pada saat perang dingin antara kedua negara
superpower ini. Sebaliknya pun begitu,selama perang dingin
uni Soviet lebih mendekat ke arah strategy pelebaran
pencegahan dalam menghadapi Amerika Serikat.
COMPELLENCE
Konsep compellence dapat diartikan sebagai memaksa, namun secara
esensi dapat diartikan sebagai bentuk usaha persuasif dalam level yang
cenderung koersif suatu negara untuk memaksa negara lawan untuk
melaksanakan atau tidakmelaksanakan hal yang menjadi kepentingan pihak
pemberi compellence. compellence adalah tindakan penggunaan
kekuatansecara besar-besaran dengan maksud untuk memaksa lawan agar
melakukan sesuatu atau menghentikan suatu tindakan yang sudahsedang
dijalankan. compellence ini dilakukan manakala deterrence sudah gagal.
Contoh Compellence

Contoh compellence yangsukses adalah apa yang


dilakukan oleh presiden kennedy terhadap pemimpin uni
Soviet, N. Khrushchev dalam kasus teluk babi, cuba
tahun 1962 berawal dari peristiwa krisis misil cuba pada
tahun 1962,ketika itu krisis misil cuba dimulai saat
pesawat tanpa awak AS menemukan sejumlah misil
nuklir Sovyet ditempatkan di cuba
OFFENSE
Konsep ini digunakan oleh negara untuk menyerang negara lain. Konsep ini
biasanya dilakukan oleh negara yang sudah memiliki perlengkapan militer yang
sudah maju dan mapan. kebanyakan Negara tidak memilih untuk menerapkan
strategi ini dan lebih memilih untuk menerapkan strategi defense. Dalam
cooperation under security Dilemma robert jervis mengatakan,jika defensive
lebih menguntungkan daripada ofensif, maka lebih mudah untuk
mempertahankan daripada maju, menghancurkan dan mengambil.
Menurut Jervis, ketika strategi defense menguntungkan negara,
makanegara tersebut tidak akan lebih dulu menyerang karena menganggap
bahwa penggunaan militer akan bersifat sia-sia dan lebih memilih untuk
menunggu diserang.
Contoh Offense

• Kuatnya perancis dan begitu ambisiusnya Napoleon Bonaparte untuk


menguasai Eropa dan mulai melakukan offense untuk ekspansi wilayahnya
sampai uni soviet pada saat itu di kenal sebagai perang Borodino, India yang
sadar dengan populasinya yang banyak dan dominan di kawasan asia
selatan besikap offense dalam perbatasa wilayan Kashmir dengan Pakistan.
SWAGGERING
Swaggering merupakan salah satu strategi keamanan yangdilakukan oleh
suatu negara dimana negara tersebut berusaha untukmenunjukkan fasilitas
militer yang mereka miliki kepada negara lain.kegunaan dari fungsi kapabilitas
militer ini berbeda dengan kegunaan dari strategi yang lain. Swaggering lebih
banyak dilakukan pada situasi damai yakni dapat digunakan untuk kepentingan
latihan militer, demonstrasi senjata, atau melakukan pembelian atau
membangunsenjata yang bermakna prestisius dengan tujuan penunjukkan
egoistic.contoh dari strategi Swaggering adalah latihan militer bersama
yangdilakukan oleh indonesia dengan amerika Serikat dimana satu sama lain
tujuannya untuk saling show off.
Penerapan konsep Deterrence oleh
aktor HI
Dalam strategi deterrence terbagi menjadi dua jenis yaitu:

• Primary deterrence
Untuk mencegah agar potensial agresor tidakmenyerang negara deterrer, atau
mencegah negara sendiri agar tidak diserang oleh potensial agresor.

• Extended deterrence
tidak hanya mencegah agar negara sendiri tidak diserang tetapi juga mencegah agar
potensial agresor tidak menyerang negara-negara sahabat, anggota aliansi atau negara-
negara dibawah pengaruh deterrer.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil penerapan use of force dibagi menjadi 5 konsep
yaitu Defense, Deterrence, Compellence, offense dan Swaggering. Kelima konsep
tersebut memiliki tujuan yang sama. Bagaimana menjaga Negara dengan
melakukan tekanan yang tentu caranya berbeda-beda dari tiap 5 konsep tersebut.
Terlebih kata force atau pengunaan force lebih cenderung melihat bagaimana
Negara mengunakan kekuatan militernya untuk menekan, mengintervensi, bahkan
mengambil dan megeksploitasi suatu Negara. Tetapi dalam teori uses of force yang
terdapat pada 5 konsepnya ternyata bentuk dari pada pengunaan tekanan/force
tidak hanya dari sisi offense saja melainkan dari berbagai sisi dan cara bisa dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai