Anda di halaman 1dari 3

Muhamad Danial Maliqi

6211191194
Kelas K
Mata kuliah: Pertahanan dan Keamanan

Defence As Security
David J. Galbreath, John R. Deni

Kata Kunci: PERTAHANAN, NEGARA, ANCAMAN, MILITER, FOKUS, MEMBELA, AKTOR,


PERANG, keamanan dan pertahanan, LAPANGAN.
Review
Secara tradisional, aktor dalam sistem internasional adalah negara dan sampai hari ini mereka
adalah pemegang utama kemampuan militer. Bidang-bidang akademik ini secara tradisional memahami
pertahanan sebagai tindakan melindungi terhadap ancaman eksistensial dengan cara militer. Sementara
Piagam PBB menunjukkan bahwa ada perbedaan yang jelas antara keamanan dan pertahanan sehingga
dapat mengatur penggunaan kekuatan, secara de facto, negara selalu membela lebih dari sekedar
perbatasan fisik wilayah mereka. Jika kita memahami keberadaan suatu negara tidak murni dalam
istilah fisik tetapi juga dalam hal ideational, batas konseptual antara pertahanan dan keamanan menjadi
kabur. Kemudian ancaman tidak hanya berasal jika perbatasan fisik suatu negara diserang, tetapi juga
jika aktor mengancam apa yang dihargai negara dalam istilah yang lebih umum.
Sejak akhir Perang Dingin, yang merupakan periode yang bab ini akan fokus pada, nilai-nilai
dan norma-norma yang menyerang aktor sebagai layak membela di tingkat global telah menjadi lebih
terfokus pada tingkat individu; Artinya, mereka telah mendefinisikan tanggung jawab negara bukan
dalam hal wilayah tetapi bukan kelangsungan hidup warganya. Akibatnya, keamanan dan pertahanan
(serta pembenaran untuk intervensi militer) tidak dapat dibedakan seperti Piagam PBB yang
menyebabkan seseorang berasumsi. Bagian kedua dan ketiga menyajikan pendalaman studi keamanan
dengan menggambarkan perkembangan normatif yang berbeda (keamanan manusia, RtoP dan POC)
yang berfokus pada individu di satu sisi, dan gagasan hukum dan politik yang saling terkait tentang
keamanan kolektif dan pertahanan kolektif di tingkat global dan regional di sisi lain.
Pemahaman tentang keamanan dan pertahanan, khususnya dibahas di bidang studi keamanan
dan pertahanan, telah berkembang sepanjang waktu dan di seluruh sekolah pemikiran. Studi pertahanan
realis atau neorealist (struktural) melihat negara sebagai aktor utama di kancah internasional dan fokus
pada bagaimana mempertahankan diri dari ancaman dengan mengalahkan lawan mana pun, terutama
melalui kemampuan militer yang unggul. Baik membela dan mengancam aktor adalah negara yang
bertindak dengan cara yang mementingkan diri sendiri untuk memberikan kelangsungan hidup mereka.
Keamanan negara dijaga oleh sarana militer dan kekuasaan saja.
Critical Review
Perang atau konflik akan menjadi lebih problematis dalam kehidupan manusia karena dunia
semakin kecil, jalannya sejarah semakin cepat, penemuan di bidang militer, perkembangan demokrasi.
Secara umum ada dua pandangan tentang perang yaitu menolak dan (relatif) menerima, tetapi apapun
perspektif yang digunakan, perang merupakan bagian dari ruang lingkup yang lebih besar, yaitu:
kondisi hukum yang tidak normal, bentuk penyelesaian konflik, kelompok sikap ekstrim dan
kemungkinan penggunaan kekuatan.
Perang adalah suatu kontak kekerasan dari kesatuan yang berbeda tetapi sejenis. A Contending
by force (Cicero). Pendapat tentang Perang dan Konflik: Pertama, Perkembangan tehnologi dan senjata
perusak massal menjadikan kekerasan internasional kurang relevan dengan aspirasi manusia. Kedua
Penyebaran kegiatan yang bersifat transnasional menjadikan batas negara menjadi kurang penting lagi.
Ketiga, Masalah dalam dan luar negeri menjadi lebih kabur akan memperlemah ketentuan mengenai
kedaulatan negara nasional.
Seiring berkembangnya zaman, pemahaman tentang pertahanan dan keamanan semakin
berkembang. Perbedaan perspektif yang ditimbulkan dari berbagai teori, karena setiap teori memiliki
fokus aktor tersendiri. Ada yang mengutamakan pertahanan, ada juga yang mengutamakan keamanan
daripada pertanahan tergantung perspektif setiap Negara yang menggunakan teori yang mana dan lebih
mengutamakan aktor yang mana terlebihdahulu sehingga dapat menentukan yang harus di priorotaskan
pertama.
Dalam jurnal yang berjudul “Defence As Security” yang ditulis oleh David J. Galbreath & John
R. Deni ini berfokus pada Aktor, Normatif tentang Keamanan dan Pertahanan, dan tiga perdebatan
utama tentang sifat hubungan yang berkembang antara keamanan dan pertahanan. Yang pertama
berfokus pada karakterisasi studi keamanan, dan khususnya perluasan untuk mencakup keragaman
masalah. Bagian kedua dan ketiga menyajikan pendalaman studi keamanan dengan menggambarkan
perkembangan normatif yang berbeda tentang keamanan manusia, RtoP (Responsibility to Protect), dan
POC (Protection of Civilians) yang berfokus pada individu di satu sisi, dan gagasan hukum dan politik
yang saling terkait tentang keamanan kolektif dan pertahanan kolektif di tingkat global dan regional di
sisi lain.
Karena setiap perkembangan zaman, setiap teori semakin beragam maka perspektif tentang
pertahanan dan keamanan semakin beragam. Ada yang lebih mendahulukan pertahanan dibandingkan
keamanan, ada juga yang lebih mendahulukan keamanan dibandingkan pertahanan, dan bahkan ada
yang menganggap pertahanan dan keamanan itu sama. David J. Galbreath & John R. Deni
mendeskripsikan ketiga perspektif tersebut dalam jurnalnya seperti kebijakan keamanan dan pertahanan
di Uni Eropa yang lebih mengutamakan pertahanan terlebih dahulu sebelum keamanan, NATO yang
lebih mengutamakan keamanan dibandingkan pertahanan karena mereka percaya bahwa saling
mempercayai satu sama lain akan membentuk keamanan yang stabil sehingga dapat menyelesaikan
sengketa dengan cara damai. Ada juga yang menganggap pertahanan dan keamanan sebagai fokus
suatu Negara tergantung masalah yang sedang dihadapi.
Menurut teori liberalis, perdamaian sebuah Negara dapat dicapai dengan adanya kerjasama dari sebuah
Negara dengan Negara-negara lainnya untuk menciptakan keamanan suatu Negara sehingga
perdamaianpun akan tercapai. Watak dasar manusia adalah ingin hidup dalam suasana damai, karena
itu hubungan antar bangsa pada prinsipnya dikembangkan untuk menciptakan kedamaian.1

1
Saeri, M. (2012). Teori Hubungan Internasional Sebuah Pendekatan Paradigmatik. Jurnal Transnasional, p 8.

Anda mungkin juga menyukai