Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN STRATEGI PENGAMANAN WILAYAH NASIONAL DALAM

PRESPEKTIF GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI PERBATASAN NKRI

Herinto Sidik Iriansyah


Dosen PNS DPK STKIP Kusuma Negara

Abstrak : salah satu pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada
wujud wilayah nusantara. Profil wilayah perbatasan dengan Negara tetangga mewujudkan
bahwa faktor-faktor penyebab permasalahan di wilayah perbatasan meliputi semua aspek
kehidupan nasional. Sumber ancaman (source of threat) terhadap “keamanan nasional” semakin
luas baik dari dalam maupun luar negeri (Internal Theat/Ekternal Threat) tetapi juga bersifat
Global. Geofolitik di Indonesia diartikan sebagai system politik sebagai wujud kebijaksanaan
dan strategi nasional dalam mengatasi masalah-masalah perbatasan NKRI..

Kata kunci : geopolitik, geostrategi, NKRI.

Pendahuluan Komponen-komponen Keamanan Nasional


Para Ilmuwan biasanya menfsirkan
Pelaksanaan wilayah NKRI tidak bebas
keamanan yang secara sederhana dapat di
dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan
mengerti sebagai suasana bebas dari segala
lingkungan sekitarnya, baik lingkungan regional
bentuk ancaman bahaya, kecemasan, dan
maupun internasional. Dalam hal ini bangsa
ketakutak sebagai kondisi tidak adanya ancaman
Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar
fisik (militer) yang berasal dari luar negeri,
sebagai pedoman agar tidak terombang-ambing
“suatu bangsa berada dalam keadaan
dalam memperjuangakan kepentingan nasional
aman selama bangsa itu tidak dapat
untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.
dipaksa untuk mengorbankan nilai nilai
Salah satu pedoman bangsa Indonesia adalah
yang dianggapnya penting (vital) .., dan
wawasan nasional yang berpijak pada wujud
jika dapat menghindari perang atau jika
wilayah nusantara.
terpaksa melakukannya, dapat keluar
Profil wilayah perbatasan dengan negara
sebagai pemenang.”
tetangga menunjukkan bahwa faktor-faktor
penyebab permasalahan di wilayah pembatasan
Dengan semangat yang sama,
demikian banyak meliputi semua aspek
pemahaman keamanan nasional dalam
ketahanan nasional. Permasalahan seragam dan
International Encyclopedia of the Social
dominan di semua wilayah perbatasan darat
Sciences mendefinisikan keamanan sebagai
adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap
“kemampuan suatu bangsa untuk melindungi
aspek sosial budaya dan ekonomi yang
nilai-nilai internalnya dari ancaman luar”.
menunjukkan bahwa penduduk di wilayah
Tiga cirri penting dari pengertian
perbatasan dengan negara tetangga umumnya
tradisional itu adalah : pertama, identifikasi
dalam keadaan miskin.
“nasional” sebagai “negara” ; kedua, ancaman
diasumsikan berasal dari luar wilayah negara;
dan, keiga, penggunaan kekuatan militer untuk nasional. Barry Buzan mencoba nenawarkan
menghadapi ancaman-ancaman itu. Tak heran tiga landasan keamanan nasional: landasan
jika Arnold Wolfers sampai pada kesimpulan, ideasional, landasan institutional, dan landasan
bahwa masalah utama yang dihadapi setiap fisik. Buzan menganggap sebagai landasan fisik
Negara adalah membangun kekuatan untuk meliputi penduduk dan wilayah serta segenap
menangkal (to deter) atau mengalahkan (no sumber daya yang terletak di dalam lingkup
defeat) suatu serangan. orientas territorialnya; landasan institutional
Padahal, kontriksi nasionalitas dan meliputi semua mekanisme kenegaraan,
nasionalisme tidak selamanya dapat di wujudkan termasuk lembaga legislative dari eksekutif
secara utuh dalam konstruksi kenegaraan. Di maupun ketentuan hokum, prosedur dan norma-
samping itu, ancaman militer mungkin juga norma kenegaraan; landasan ideasional dapat
bukan merupakan satu-satunya jenis anvaman mencakup berbagai hal termasuk gagasan
yang dihadapi oleh negara maupun warga tentang wawasan kebngsaan”.
negaranya. Barangkali definisi tradisional Dalam konteks seperti itu, kalaupun
seperti yang puluhan tahun dikenal di Barat itu keamanan nasional akan diidentifikasi sebagai
hanya dapat dimengerti terutama dengan “keamanan negara” dengan asumsi bahwa
mengingat sejarah pembentukan negara-negara negara tidak lagi menghadapi gugatan atas
Barat, yang barangkali dari konsepsi Wesphalian legitimasinya, maka ia perlu mengandung
tentang “negara-bangsa” (nation-state). Hanya sedikit-dikitnya tiga komponen; kedaulatan
sebagian kecil dari mereka yang masih wilayah, lembaga-lembaga negara (termasuk
menghadapi persoalan fundamental mengenai pemerintahan) yang dapat berfungsi
formasi dan institusi pengorganisasian negara. sebagaimana mestinya; dan terjaminnya
Bahkan dalam kasusu seperti Quebec di Kanada, keselamatan, ketertiban serta kesejahteraan
upaya untuk meneguhkan identitas kenegaraan masyarakat.
dilakukan dengan cara non-kekerasan (non
violent). Konstitusi Soviet, dan kemudian Rusia, Kompleksitas ancaman: perspekrif, lingkup
mengakui hak pemisahan diri secara damai. dan sifat
Sebaliknya, tidak seperti negara-negara Barat Ancaman militer hanya merupakan
yang lebih maju, negara-negara berkembang sebagian dari dimensi ancaman. belakangan
menghadapi masalah yang jauh lebih kompleks. muncul perspekrif baru: human security.
Peninggalan colonial (colonial legacy) Berbeda dapri perspektif sebelumnya yang
menyebabakan sebagian dari mereka terlebih cenderung melihat nefara sebagai unsure yang
dahulu berhasil membentuk negara sebelum paling penting, “human security” yang melihat
berhasil membangun bangsa. Selama puluhan pentingnya keamanan manusia. Dalam
tahun, bangsa tetap tidak lebih dari sekedar perspektif ini kesejahteraan warga negara
komunitas yang di bayangkan (imagined merupakan sesuatu yang di pandang penting.
community); dan “kebangsaan” tetap merupakan Mereka dapat menghadapi ancaman dari
proyek besar yang entah kapan akan berakhir. berbagai sumber, bahkan termasuk ddari
Sebab itu, dalam banyak kasus, negara-negara aparatur alam maupun kecelakaan.
berkembang menghadapi sekaligus tugas ganda Diskursus kontemporer yang
bina-bangsa (nation-building) dan bina-negara memberikan definisi keamanan secara fleksibel
(state-building), selain menghadapi ancaman dan longgar, dengan memasukkan unsure dan
militer luar terhadap wilayahnya. perspektif yang tidak terdapat dalam diskursus
Tidak mudah oleh kareanya tradisional. Bagi Caroline Thomas dan Jessica
mengidentifikasi landasan-landasan yang dapat Mathews, misalnya keamanan bukan hanya
dianggap sebagai bagian dari keamanan berkaitas dengan nexus military-external tetapi
juga menyangkut dimensi-dimensi lain. tetapi juga ancaman azymutal yang bersifat
Keamanan., menurut Thomas dan Mathews, global tanpa bisa dikategorikan sebagai ancaman
bukan hanya terbatas pada dimensi militerm luar atau dalam. Seirama dengan itu, watak
seperti sering diasumsikan dalam diskusi tentang ancaman (nature of threat) juga berubah menjadi
konsep keamanan, tetapi merujuk pada seluruh multidimensional. Ancaman menjadi semakin
dimensi yang menentukan eksistensi negara… majemuk, dan tidak bisa semata-mata dibatasi
(termasuk didalamnya) upaya memantapkan sebagai ancaman militer, Ideologi , politik,
keamanan internal melalui bina-bangsa, ekonomi dan cultural merupakan dimensi yang
ketersediaan pangan, fasilitas kesehatan, uang, tetap relevan diperbincangkan.
dan perdagangan, maupun melalui Seperti halnya ancaman militer, ancaman
pengembangan senjata nuklir. ideology dan atau politik dapat muncul dalam
Thomas dan Mathews mungkin mulai berbagai bentuk. Suatu negara mungkin
mengakui keberadaan ancaman non militer, menghadapi ancaman politik dalam bentuk
namun mereka berdua tidak sepenuhnya tekanan tertentu untuk mengubah tujuan-bentuk
meninggalkan tradisi yang menganggap negara atau structur institusi-institusi politiknya. Dalam
sebagai entitas yang paling penting. Kontribusi bentuk yang paling ekstrim, ancaman politik ini
mereka berdua terutama terletakk pada ruang terutama terjadi jika terdapat perbedaan
lingkup keamanan yang tidak lagi terbatas pada organizing principle antar negara yang
dimensi militer. Istilah-istilah yang kemudian antagonistic. Apa yang dilakukan olrh Libya
muncul misalnya keamanan lingkungan dan Suriah terhadap beberapa pemerintahan
(environmental security), keamanan pangan moderat di Timur Tengah (Libanon, Yordan)
(food security), keamanan energi (energy dan Amerika terhadap rejim-rejim radikal di
security) dan keamanan ekonomi (economic Amerika Latin dan Karibis (Kuba, Vhille,
security) menunjukkan bahwa suatu entitas Guatemala, Haiti). Dalam bentuk yang lebih
sosial dan/atau politik dapat menghadapi lunak, persyaratan politik yang menyertai
ancaman di berbagai bidang kehidupannya. segenap bantuan bilateral dan multilateral,
Tentu, ancaman itu daepat berasa dari mungkin dapat dikategorikan sebagai ancaman
dalam maupun luar negeri. Belakangan muncul politik.
berbagai terminology; misalnya ancaman Ancaman luar yang tidak kalah penting
transnasional (lintas nasional) sebagai ancaman adalah ancaman ekonomi. Namun berlainan
yang berasal dari luar negara dan bergema di dengan ancaman politik dan militer dari luar,
dalam suatu negara. Pada prinsipnya, ancaman ancaman luar ekonomi ini agak sukar
ini berasal dari luar tapal batas tetapi dapat didefinisikan dengan jelas. Sekalipun demikian,
menimbukan masalah-masalah serius di dalam sukar untuk mengatakan bahwa ancaman
wilayah nasional suatu negara. Mereka dapat terhadap keamanan nasional ini mempunyai
mengancam komponen keamanan seperti yang implikasi langsung dengan kelangsungan hidup
diidentifikasi sebelumnya, landasan fisik, negara. Selain itu, ancaman ekonomi luar
landasan ideasional, dan landasan institutional. bersifat ambiguous, serta tidak memenuhi
criteria cross-boundry, dan pada saat sama juga
Relevansi, konstektualiasi, dan instrument rideaek memenuhi criteria penggunaan
keamanan nasional kekerasaan.
Sumber ancaman (source of treat) Lebih lagi, beberapa gejala kontemporer
terhadap apa yang selama ini dikenal sebagai lebih menyerupai dinamika ekonomi normal
‘keamanan nasional” menjadi semakin luas, daripada benar-benar merupakan ancaman
bukan hanya meliputo ancaman dari dalam daelam pengertian yang tradisional, baik untuk
(internal threat) dan/atau luar (external threat) menguasai wilayah maupun untuk mengubah
institusi-institusi negara. Tidak mungkin bisa di
jawab dengan memuaskan apakah krisis Geopolitik Indonesia
ekonomi merupakan konspirasi untuk Geopolitik diartikan sebagai system
menghancurkan negara Indonesia, atau semata- politik atau peraturan-peraturan sebagai wujud
mata merupakan konsekuensi yang tidak dapat kebijaksanaan dan strategi nasional yang
dielakkan dari dinamika ekonomi kontemporer didorong oleh aspirasi nasional geografik
dan penataan ekonomi Indonesia yang rapuh. (kepentingna yang titik beratnya terletak pada
Ancaman ekonomi mungkin baru bisa pertimbangan geografi, wilayah atu territorial
mempunyai implikasi militer, misalnya jika dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila
kerugian material itu menyebabkan dilaksanakan dan berhasil akan berdampak
menyusutnya anggaran atau menurup pasukan langsung kepada system politik suatu Negara.
logistic yang diperlukan untuk pengembangan Sebaliknya, politik Negara itu secara langsung
atau operasi militer. akan berdampak pada geofragi Negara yang
Di tengah keharusan untuk bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada
mempersiapkan diri terhadap keamanan internal, geografi sosial (hokum geografis), mengenai
ancaman militer dari luar merupakan sesuatu situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan
yang harus selalu diperhitungkan, sekalipun segala sesuatu yang dianggap relevan dengan
pada saat yang sama harus diakui pula bahwa karakteristik geografi suatu Negara.
untuk beberapa tahun yang dapat diperhitungkan Sebagai Negara kepulauan, dengan
ke depan sukar dibayangkan terjadinya perang masyarakat yang berbhineka, Negara Indonesia
dalam pengertian tradisional. Menduduki memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus
wilayah asing (occupation) menjadi sesuatu yang kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi
secara moral memperioleh gugatan semakin dan keadaan geografi yang strategis dan kaya
tajam dan secara ekonomis semakin mahal. sumber daya alam. Sementara kelemahannya
Konflik bersenjata, jika harus terjadi, terletak pada wujud kepulauan dan
kemungkinan benar akan bersifat terbatas, keanekaragaman masyarakan yang harus
berlangsung dalam waktu singkat, dan disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air,
menggunakan teknologi tinggi. sebagaimana telah diperjuangkan oleh para
Amerika Serikat diperkirakan tetap pendiri Negara ini. Dorongan kuat untuk
memainkan peranan penting di kawasan Asia mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia
Pasifik, baik karenan potensi ketidakstabilan di tercermin pada momentum sumpah pemuda
Semenanjung Korea hubungan tradisionalnya tahun 1928 dan kemudian dilanjutkan dengan
dengan Jepang dan Korea Selatan perjuangan kemerdekaan yang puncaknya terjadi
kekhawatirannya terhadap tampilnya Cina pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia 17
sebagai kekuatan hegemon regional, maupun Agustus 1945.
karena kepentingan ekonominya di kawasan ini. Oleh karena itu, wawasan nusantara
Amcaman militer dari luar terhadap Indonesia adalah geopolitik Indonesia. Hal ini dipahami
kelihatannya akan bersifat ancaman tidak berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan
langsung yang terjadi karena ketidakstabilan nusantara terjadandung konsepsi geopolitik
regional. Termasuk dalam kategori ini adalah Indonesia, yaitu unsure ruang, yang kini
antara lain, perlombaan senjata yang dapat berkembang tidak saja secara fisik geografis,
terjadi karena ketidakadilan di Semenanjung melainkan dalam pengertian secara keseluruhan.
Korea dan Asia Timur, prospek penyelesaian Faktor-faktor yang mempengaruhi wawasan
masalah Taiwan, dan kemungkinan aksiden nusantara (Wanus) antara lain :
perbatasan dengan negara-negara yang
berbatasan dengan Indonesia.
 Wilayah (geografi) Dalam bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India
Pertama, Asas Kepulauan (Archipelagic dan ‘nesos’ berarti pulau. Indonesia
Principle). Kata ‘Archipelago’ dan mengandung makna spiritual yang
‘Archipelagic’ berasal dari kata Italia didalamnya terasa ada jiwa perjuangan
‘Archipelagos’. Akar katanya adlah ‘archi’ menuju cita-cita luhur, Negara kesatuan,
yang berarti terpenting, terutama dan kemerdekaan dan kebebasan.
‘pelagos’ berarti laut atau wilayah lautan. Ketiga, Konsepsi tentang Wilayah
Jadi, ‘Archipelagos’ berarti lautan Indonesia. Saat ini Konvensi PBB tentang
terpenting. Hukum Laut (United Nation Convention on
Istilah ‘Archipelago’ adalah wilayah the Law of the sea UNCLOS) mengakui
lautan dengan pulau-pulau di dalamnya. Arti adanya keinginan untuk membentuk tertib
ini kemudian menjadi pulau-pulau saja tanpa hokum laut dan samudera yang dapat
menyebut unsure lautnya sebagai akhibat memudahkan komunikasi internasional dan
penyerapan bahasa barat, sehingga memajukan penggunaan laut dan samudera
Archipelago selalu diartikan kepulauan atau secara damai. Di samping itu, ada keinginan
kumpulan pulau. Lahirnya asas Archipelago pula untuk mendayagunakan kekayaan
mengandung pengertian bahwa pulau-pulau alamnya secara adil dan efisien, konservasi
tersebut selalu dalam kesatuan utuh, dan pengkajian hayatinya, serta
sementara tempat unsure perairan atau lautan pelingdungan lingkungan laut. Sesuai
antara pulau-pulau berfungsi sebagai unsut dengan hokum laut Internasional, secara
penghubung dan bukan unsure pemisah. garis besar Indonesia sebagai Negara
Asas dan wawasan kepulauan ini dijumpai kepulauan memiliki Teritorial, Perairan
dalam pengertian the Indian Archipelago. Pedalaman, Zona Ekonomi Ekslusif, dan
Kata Archipelago pertama kali dipakai oleh Landasan Kontinental. Masing-masing dapat
Johan Crawford dalam bukunya ‘The History dijelaskan sebagai berikut :
of Indian Archipelago (1820)’. Kata Indian 1. Negara kepulauan adalah suatu Negara
Archipelago diterjemahkan kedalam bahasa yang seluruhnya terdiri atas satu atau
Belanda Indische Arciple yang semula lebih kepulauan dapat mencakup pulau-
ditafsirkan sebagai wilayah Kepulauan pulau lain. Pengertian kepulauan adalah
Andaman sampai Marshanai. gugusan pulau, termasuk bagian pulau,
Kedua, Kepulauan Indonesia. Bagian perairan diantaranya dan lain-lain wujud
wilayah Indiche Archipel yang dikuasai alamiah yang hubungannya satu sama
Belanda dinamakan Nederlandsch lain demikian erat sehingga pulau-pulau
Oostindishe Archipelago. Itulah wilayah perairan dan wujud alamiah lainnya
jajahan Belanda yang kemudian menjadi merupakan satu kesatuan geografi,
wilayah Negara Republik Indonesia. ekonnomi dan politik yang hakikim atau
Sebagai sebutan untuk kepulaian ini sudah yang secara histories dianggap demikian.
banyak nama yang dipakai, yaitu ‘Hindia 2. Laut territorial adalah salah satu wilayah
Timur’, ‘Insuline’ oleh Multatuli, laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil
‘nusantara’. ‘Indonesia’ dan ‘Hindia laut diukur dari garis pangkal, sedangkan
Belanda’ (Nederlandsch-Indie) pada masa garis pangkal adalah garis air surut
penjajahan Belanda. Bangsa Indonesia terendah sepanjang pantai, seperti yang
sangat mencintai nama ‘Indonesia’ meskipun terlihat pada peta laut skala besat yang
bukan dari bahasanya sendiri, tetapi ciptaan berupa garis yang menghubungkan titik-
orang barat. Nama Indonesia mengandung titik terluar dari dua pulau dengan
arti yang tepat, yaitu kepulauan Indonesia. batasan-batasan tertentu sesuai konvensi
ini. Kedaulatan suatu Negara pantai Indonesia jika dibandingkan dengan Negara-
mencakup daratan, perairan pedalaman negara Asia Tenggara merupakan yang
dan laut territorial tersebut. terluas.
3. Perairan pedalaman adalah wilayah
sebelah dalam daratan atau sebelah  Geopolitik & Geostrategi
dalam dari garis pangkal. Istilah geopolitik semula diartikan oleh
4. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak Frederic Ratzel (1844-1904) sebagai ilmu
boleh melebihi 200mil laut dari garis bumi politik (Political Geography). Istilah
pangkal. Di dalam ZEE Negara yang ini kemudian dikembangkan dan diperluas
bersangkutan memiliki hak berdaulat oleh sarjaan ilmu politik Swedia, Rudolph
untuk keperluan eksplorasi, eksploitasi, Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer
dam pengelolaan sumber daya alam (1869-1964) dari Jerman menjadi
hayati dari perairan. Geographical Politic dan disingkat
5. Landasan kontinen suatu Negara Geopolitik. Perbedaan dari dua istilah di
berpantai meliputi dasar laut dan tanah atas terletak pada titik perhatian dan
dibaahnya yang terletak di luar laut tekananya, apakah pada bidang geografi
tutorialnya sepanjang merupakan ataukah politik. Illmu bumi politik (Political
kelanjutan alamiah wilayah daratnnya. Geography) mempelajari fenomena geografi
Jarak 200 mil, tidak boleh melebihi 100 dari aspek politik, sedangkan geopolitik
mil dari garis batas kedalaman dasar laut mempelajari fenomena politik dari aspek
sedalam 2500m. geography.
Geopolitik memaparkan dasar
Keempat, Karakteristik Wilayah pertimbangan dalam menentukan altenative
Nusantara. Nusantara berarti Kepulauan kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan
Indonesia yang terletak diantara benua Asia tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam
dan benua Australia dan diantara samudera heopolitik nasional untuk mewujudkan
Pasifik dan samudera Hindia, yang tediri dari tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam
sekitar 17.508 pulau besar maupun kecil. heopolitik menjadi perkembangan suatu
Jumlah pulau yang sudah memiliki nama wawasan nasonal. Pengertian geopolitik
adalah 6.044 buah. Kepulauan Indonesia telah dipraktikkan sejak abad XIX, tetapi
terletak pada batas-batas astronomi Utara : pengertiannya baru tumbuh pada awal abad
60 08’ LU, Selatan : 110 15’ LS, Barat : 940 XX sebagai ilmu penyelenggaraan Negara
45’ BT dan Timur : 1410 05’ BT. yang setiap kebijakkannya dikaitkan dengan
Jarak utara selatan sekitar 1.888 km, masalah-masalah geografi wilayah yang
sedangkan jarak barat timur sekitar 5.110 menjadi tempat tinggal suatu bangsa.
km, bila diproyeksikan pada peta benua Frederich Ratzel pada akhir abad ke-19
Eropa, maka jarak barat timur tersebut sama mengembangkan kajian geografi politik
dengan jarak antara London dengan Ankara, dengan dasar pandangan bahwa Negara
Turki. Bila diproyeksikan pada peta adalah mirip organism atau makhluk hidup.
Amerika Serikat, maka jarak tersebut sama Dia memandang Negara dari sudut konsep
dengan jarak antara pantai barat dan pantai ruang. Negara adalah ruang yang ditempati
timur Amerika Serikat. oleh kelompok masyarakat politik (bangsa).
Luas wilayah Indonesia seluruhnya Bangsa dan Negara terikat hokum alam. Jika
adalah 5.193.250 km2, yang terdiri atas bangsa dan Negara ingin tetap eksis dan
daratan seluas 2.027.087 km2 dan perairan berkembang, maka harus diberlakukan
127.166.163 km2, luas wilayah daratan hokum ekspansi (pemekaran wilayah).
Disamping itu Rudolph Kjellen Strategi biasanya menjangkau masa
berpendapat bahwa Negara adalah organisme depan, sehingga pada umumnya strategi
yang harus memiliki intelektual. Negara disusun secara bertahap dengan
merupaka system politik yang mencakup memperhitungkan factor-factor yang
geoplitik, ekonomi politik, kratopolitik, dan mempengaruhinya. Dengan demikian
sosiopolitik. Kjellen juga mengajukan geostrategic adalah perumusan strategi
paham ekspansionisme dalam rangka untuk nasional dengan memperhitungkan kondisi
mempertahankan Negara dan dan konstelasi sebagai factor utamanya,
mengembangkannya. Selanjutya dia
mengajukan langkah strategis untuk  Perkembangan Wilayah Indonesia dan
memperkuat Negara dengan memulai Dasar Hukumnya
pembangunan kekuatan daratan (continental) Sejak 17 Agustus 1945 sampai dengan 13
dan diikuti dengan pembangunan kekuasaan Desember 1957. Wilayah Negara Republik
bahari (maritim). Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia bekas Hindia Belanda berdasarkan ketentuan
yang didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dalam “Teritoriale Zee En Maritieme
dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas Kringen Ordonantie” tahun 1939 tentang
tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945. batas wilayah laut territorial Indonesia.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta Ordonisasi tahun 1939 tersebut menetapkan
damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. batas wilayah laut territorial sejauh 3 mil dari
Bangsa Indonesia menolak segala bentuk garis pantai ketika surut, dengan asas pulau
penjajahan, karena tidak sesuai dengan demi pulau secara terpisah-pisah. Pada masa
pembangunan kekuasaan bahari (maritime). tersebut wilayah Negara Indonesia bertumpu
Oleh karena itu, bangsa Indonesia juga pada wilayah daratan pulau-pulau yang
menolak paham ekspansionisme dan adu terpisah-pisah oleh perairan atau selat antara
kekuatan yang berkembang di Barat. Bangsa pulau-pulau itu. Wilayah laut territorial
Indonesia juga menolak paham rasialisme, masih sangat sedikit karena untuk setiap
karena semua manusia mempunyai martabat pulau hanya ditambah perairan sejauh 3 mil
yang sama, dan semua bangsa memiliki hak disekelilingnya. Sebagian besar wilayah
dan kewajiban yang sama berdasarkan nilai- perairan bebas. Hal ini tentu tidak sesuai
nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang dengan kepentigan keselamatan dan
universal. keamanan Negara Kesatuan RI.
Strategi adalah polfitik dalam Dari Deklarasi Juanda (13 Desember
pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana 1957) sampai dengan 17 Februari 1969.
mencapai tujuan atau sasaran yang Pada tanggal 13 Desember 1957 dikelurkan
ditetapkan sesuai dengan keinginan politik. deklarasi Juanda yang dinyatakan sebagai
Karena strategi merupakan upaya pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan
pelaksanaan, maka strategi pada hakikatnya tujuan adalah: 1) Perwujudan bentuk wilayah
merupakan suatu seni yang implementasinya Negara Kesatuan RI yang utuh dan bulat. 2)
didasari oleh intuisi, perasaan dan hasil penentuan batas-batas wilayah Negara
pengalaman. Strategi juga merupakan ilmu Indonesia disesuaikan dengan asas Negara
yang langkah-langkahnya selalu berkaitan kepulauan (Archipelagic State Principles).
dengan data atu fakta yang ada. Seni dan 3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran
ilmu digunakan sekaligus untuk membina yang lebih menjamin keselamatan dan
atau mengelola sumber daya yang dimiliki keamanan Negara Indonesia. Deklarasi
dalam suatu rencana dan tindakan. Juanda kemudian dikukuhkan dengan
Undang-Undang No. 4/Prp?1960 tanggal 18 3. ZEE memiliki kekuatan hokum
Februari 1960 tentang Perairan Indonesia. internasional.
Sejak itu terjadi perubahan bentuk wilayah Melalui [erjuangan panjang di forum
nasional dan cara perhitungannya. Laut Internasional, akhirnya Konferensi PBB
territorial diukur sejauh 12 mmil dari titik- tentang Hukum Laut II di New York 30
titik pulau terluar yang saling dihubungkan, April 1982 menerima “The United Nation
sehingga merupakan satu kesatuan wilayah Convention on the Law of the sea”
yang utuh dan bulat. Semua perairan (UNCLOS), yang kemudian di tandatangani
diantara pulau-pulau nusantara menjadi laut pada 10 Desember 1982 di Montego By,
territorial Indonesia. Dengan demikian luas Jamaica oleh 117 negara termasuk Indonesia.
wilayah territorial Indonesia yang semula Konvensi tersebut mengakui atas asas
hanya sekitar 2 juta km2 kemudian Negara Kepulauan serta menetapkan asas-
bertambah menjadi 5 juta km 2 lebih. Tiga asas pengukuran ZEE. Pemerintah dan DPR
per lima wilayah Indonesia berupa perairan RI kemudian menetapkan UU No.5 tahun
atau lautan. Oleh karena itu, Negara 1983 tentang ZEE, serta UU No. 17 tahun
Indonesia dikenal sebagai Negara maritime. 1985 tentang Rtifikasi UNCLOS. Sejak 3
Dari 17 Februari 1969 (Deklarasi Februari 1986, Indonesia telah tercataat
Landas Kontinen) sampai sekarang. sebagai salah satu dari 25 negara yang telah
Deklarasi tentang landas kontinen Negara RI meratifikasinya.
merupakan konsep politik yang berdasarkan
konsep wilayah. Deklarasi ini dipandang  Kendala Pengamanan Wilayah Indonesia
pula sebagai upaya untuk mewujudkan Pasal Pemahaman posisi geostrategic Indonesia
33 ayat 3 UUD 1945. Konsekuensinya sebagai negara Kepulauan belum banyak
bahwa sumber kekayaan alam dalam landas memperoleh tempat dalam kebijakan
kontinen Indonesia adalah milik eksklusif pertahanan yang secara operasional di
Negara. Demi kepastian hokum dan untuk transformasikan ke dalam pengembangan
mendukung kebijaksanaan Pemerintah, asas- kekuatan pertahanan di mana dalam
asas pokok tersebut dituangkan dalam implikasinya akan memberikan dampak pada
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1973 keselamatan dan keamanan sebagian besar
tentang Landas Kontinen Indonesia. rakyat Indonesia. Oleh karena itu, beberapa
Disamping itu UU ini juga member dasar hal yang menjadi permasalahan atau kendala
bagi pengaturan eksplorasi serta penyidikan bagi bangsa Indonesia ditinjau aspek
ilmiah atas kekayaan alam di landas kontinen maritime mencakup:
dan masalah-masalah yang ditimbulkannya. Dari perspektif tradisional pertahanan,
Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE). yaitu tanggung jawab untuk
Pengumuman Pemerintah Negara tentang mempertahankan wilayah Indonesia sebagai
Zona Ekonomi Ekslusif terjadi pada 21 negara kepulauan menjadi makin kompleks
Maret 1980. Batas ZEE adalah sekitas 200 karena luasnya wiayah perairan dan
mil yang di hitung dari garis dasar laut menyebarnya wilayah daratan. Wilayah air
wilayah Indonesia. Alasan-alasan yang yang luas, daratan yang melebar dan luasnya
mendorong pemerintah mengumumkan ZEE wilayah udara di atasnya menyebabkan
adalah : wilayah Indonesia sangat rawan terhadap
1. Persediaan ikan yang semakin berbagai ancaman. Terorisme,
terbatas. penyelundupan manusia, kejahatan
2. Kebutuhan untuk pembangunan internasional, penyelendupan senjata ringan
nasional Indonesia. dan sebagainya telah berhasil
mengeksploitasi sifat wilayah air dan udara daerah-daerah perbatasan. Kontrol efektif
yang terbuka, dan wilayah darat yang atas ALKI, wilayah darat, dan sumber-
tersebar yang tidak mampu dikontrol oleh sumber ekonomi di laut dan di darat
Indonesia. memerlukan kekuatan udara yang memadai.
Wilayah-wilayah yang terbuka, terlebih Human Trafficking dan penyelundupan
yang berhimpitan dengan choke points dan senjata ringan dan narkotika. Sebagian
ALKI ini sangat mudah menjadi sasaran. besar, kurang lebih 80%, disebarkan melalui
Bahkan lebih buruk lagi bisa terjadi benturan jalur laut. Demikian juga halnya dengan
antaa freedom of navigation dan isu penyelundupan manusia yang berhasil
kedaulatan di daerah-daerah yang mengambil keuntungan dari luasnya wilayah
berhimpitan atau menjadi choke points dan perairan Indonesia yang tidak mudah
ALKI tersebut. Dalam perspekif defence diawasi. Indonesia bisa menjadi tujuan akhir
proper, keberadaan ALKI berarti pembagian atau tempat transit. Beredarnya senjata-
Indonesia kedalam beberapa kompartemen senjata illegal di daerah konflik
strategis yang sangat potensial rawan menunjukkan betapa kontrol udara yang
terhadap berbagai ancaman. lemah atas wilayah laut terkait langsung
Aspek perlindungan terhadap asset dengan tingkat konflik di Indonesia. Daerah-
strategis untuk kepentingan ekonomi. daerah yang berhimpitan dengan ALKI
Misalnya banyak terjadi pelanggaran di laut selalu rawan terhadap kegiatan-kegiatan
atau penangkapan ikan secara illegal oleh kejahatan Internasional, penyelundupan
kapal-kapal asing yang berbendera manusia, senjata dan infiltrasi.
Indonesia. Diperkirakan kerugiannya
berkisar 3 – 4 miliar dolar tiap tahun.  Kebijakan Penetapan Garis Batas
Lemahnya kontrol dari udara Internasional
memberikan dampak keruhian di bidang jasa Kondisi geografis Indonesia yang
angkut pelabuhan terutama dari aspek memiliki wilayah perbatasan yang
keamanan jalur perdagangan laut dan membentang cukup panjang di wilayah darat
lemahnya kontrol atas barang-barang yang maupun di wilayah laut, menginsyaratkan
diangkut melahirkan ISPS (International adanya sejumlah potensi permasalahan
Ship and Port Security) dan PSI politik dan keamanan yang harus di atasi
(Proliferation of Security Initiative). secara terus menerus. Terdapatnya sejumlah
Masalah ini juga menjadi salah satu pemicu sengketa dan konflik wilayah yang terjadi
lahirnya berbagai bentuk intervensi dan menyusul hilangnya beberapa pulau sebagai
inisiatif oleh negara-negara besar untuk akhibat tidak tegasnya penetapan garis batas
memainkan peran di kawasan sekitar wilayah kedaulatan dan yurisdiksi nasional,
Indonesia. Atau paling tidak kebijakan menandakan bahwa secara structural
keamanan dan pertahanan negara-negara Indonesia belum memaksimalkan
tersebut akan selalu berimplikasi terhadap penanganan kebijakan penarikan garis batas
kawasan ini. Demikian halnya dengan fisik semenjak proklamasi kemerdekaan
pencarian sumber-sumber energy baru di hingga saat ini.
wilayah perairan. Kebutuhan energy tahun Sesungguhnya kebijakan dalam rangka
2010 diperkirakan meningkat 210%. Tidak penetapan garis batas internasional
hanya ini berarti bahwa rute pasokan energy merupakan upaya sebuah negara untuk
lewat laut harus aman, melainkan juga menunjukkan eksistensinya secara fisik
bahwa sumber-sumber energy di laut akan terhadap masyarakat internasional.
menjadi sumber sengketa baru, terutama di Meskipun disadari bahwa kondisi geografis
Indonesia yang 2/3 dari seluruh wilayahnya segera dimulai dan diselesaikan perundingan
merupakan perairan yang menghubungkan mengenai batas wilayah maritime dengan
pulau-pulau kecil maupun besar, negara-negara tetangga yang masih memiliki
menggambarkan tingkat kesulitan sengketa.
Perumusan Kebijakan Strategi Pengamanan Kedua, Pengajuan amandemen alur Laut
Wilayah Nasional yang sangat tinggi dalam Kepuauan Indonesia (ALKI) kepada
menentukan garis wilayah perbatasan secara International Maritime Organization (IMO).
operasional. Ketiga, Peratifikasian Konvensi PBB tentang
Jangankan di wilayah laut yang hokum perjanjian internasional dan batas
berbatasan dengan entitas Internasional, di wilayah Negara.
wilayah darat seperti halnya batas wilayah Keempat, delimitasi dan demarkasi batas
RI – Malaysia, RI – Timor Leste dan bahkan wilayah dalam bentuk peta dan titik
RI – PNG, masih menemui segudang koordinat batas.
permasalahan menyangkut hak-hak Kelima, Pengundangan garis batas landas
kedaulatan, termasuk masalah hak tradisional kontinen.
maupun hak ulayat. Adapun program Keenam, Penyusunan RUU tentang batas
penetapan garis batas internasional yang wilayah kedaulatan NKRI.
telah dibuat pemerintah meliputi kegiatan- Ketujuh, Penyelesaian masalah perbatasan.
kegiatan sebagai berikut :
Pertama, perundingan dan penetapan batas  Kebijakan Pengamanan Wilayah
maritime antara Indonesia dengan negara Perbatasan
tetangga, yang sampai hari ini belum Wilayah perbatasan merupakan ujung
sepenuhnya tuntas. Masalah batas maritime tombak pertahanan nasional. Oleh
yang belum tuntas diantaranya adalah pasca karenanya kondisi keamanan di wilayah
lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan yang tersebut yang letak geografisnya berbatasan
mengakhibatkan berubahnya garis batas langsung dengan negara-negara lain,
antara Indonesia – Malaysia; kasus seyogyanya dapat menjadi prioritas utama
penambangan pasir di Pulau Nipah yang guna mengawal keutuhan wilayah NKRI
mengakhibatkan kondisi fisiknya saat ini secara keseluruhan.
kian menyusut dan membuat terjadinya Seringnya terjadi penyelundupan, illegal
perubahan jarak batas territorial Indonesia – logging dan illegal fishing merupakan contoh
Singapura; dan perbatasan maritime permasalahan yang muncul akhibat dari
Indonesia – Timor Leste, serta menyangkut kurangnya kemampuan pengawasan aparat
batas maritime Oekussi yang masih pemerintahan dalam mengamankan wilayah
diperdebatkan karena masih terdapat tida perbatasan ini. Adapun beberapa program
titik perbatasan darat yang belum disepakati. pemerintahan yang terkait dengan proses
Keterlambatan pemerintah dalam menangani pengamanan di wilayah ini, antara lain
masalah penetapan perbatasan maritime, meliputi kegiatan-kegiatan Pembukaan dan
menimbulkan permasalahan baru yang peningkatan pelayanan imigrasi, bea cukar,
semakin rumit, seperti kebingungan petugas dan karantina di pos pemeriksaan lintas
di lapangan pada saat yang menindak batas, Pembangunan tugu batas, dermaga,
penggaran batas maritime karena tidak suar, sarana komunikasi, Pembangunan pos
mengetahui kejelasan batas yuridis yang penamanan, Pos polisi dan sarana
harus dijaga. Untuk itu, sebagai langkah pendukungnya, patrol darat, laut, udara.
antisipatif dari pemerintah Indonesia Pembangunan system pertahanan di
terhadap ancaman di wilayah maritime, perlu wilayah perbatasan tidak bisa lepas dari
keterpaduan kebijakan-kebijakan yang seharusnya dapat di lakukan dengan
menjadi landasan tindak operasional petugas menggunakan citra satelit, dengan
keamanan di wilayah perbatasan. Dalam menggunakan teknologi satelit penginderaan
usaha merumuskan kebijakan yang jarak jauh dapat meminimalisir penggunaan
komprehensif, maka diperlukan adanya waktu dan biaya dalam melakukan survey
proses penyusunan dan inventarisasi secara terhadap pulau-pulau dan karang di wilayah
akurat menyangkut garis batas dan pulau terluar Indonesia. Untuk itulah peningkatan
terluat yang menjadi base point penarikan tekhnologi dalam hal penginderaan jarak
garis batas territorial jaug oleh citra satelit Indonesia adalah
Selanjutnya dalam rangka proses kebutuhan yang cukup mendasar, mengingat
inventarisasi, permasalahan pulau terluar citra Satelit Landsat – ETM yang selama ini
yang memerlukan penanganan adalah di gunakan, memiliki masalah yang cukup
“penanaman pulau-pulau terluar”. Hal ini di krusial dalam pemisahan citra darat dan air,
lakukan sebagai bagian dari proses hal ini disebabkan banyaknya awan dan
identifikasi secara kondisi yang efektif dan kabut yang terdapat pada citra.
keberadaan pulau terluar dalam Disamping itu, citra satelit ini juga dapat
meningkatkan system ketahanan wilayah. memudahkan pengawasan terhadap wilayah
Sampai saat ini proses penamaan pulau- perbatasan. Sebahai negara kepulauan yang
pulau terluar belum seluruhnya selesai juga turut menandatangani UNCLOS 1982,
dilaksanakan. Berdasarkan data deari Indonesia berkewajiban menjaga dan
Departemen Dalam Negeri, dari 17.480 menjamin keamanan kapal-kapal asing yang
pulau di Indonesia baru 45% yang bernama melintas diperairannya. Hal ini telah di
dan masih 55% yang belum bernama. tetapkan dalam banyak pasal didalam
Keberadaan pulau-pulai yang belum di beri UNCLOS 1982. Disisi lain, kondisi wilayah
nama dapat menjadi ancama tersendiri bagi perbatasan RI dengan negara disekitarnya
proses pengamanan daerah perbatasan, memiliki potensi dan tingkat kerawanan
karenan secara tidak langsing akan yang cukup tinggi. Untuk itu perlu
mengakhibatkan terhambatnya identifikasi diperlakukan pengawasan yang ekstra ketat
wilayah dalam rangka penyusunan konsep dan menyeluruh dengan tetap berpegang
penanganan wilayah perbatasan. pada kesepakatan UNCLOS 1982 sebagai
Proses pemberian nama pada pulau-pulau upaya mempertahankan keutuhan dan
ini akan memberikan informasi yang lebih kedaulatan NKRI.
akurat mengenai kondisi obyektig di Pemberlakuan hokum internasional
perbatasanm yang pada akhirnya kebijakan secara menyeluruh oleh Pemerintah RI
yang akan diambil oleh pemerintah adalah sebuah keharusan. UNCLOS 1982
mengenai wilayah perbatasan akan semakin terdiri dari 17 Bab, 320 pasal, dan 9 annex
komprehensif dan tepat sasaran. Namun yang terikat secara utuh. Ketentuan
dalam proses menginventarisasi pulau-pulau konvensi tersebut selain mengatur
tersebut, pemerintah mengalami kesulitan pembinaan dan pengelolaan juga
yang sangat mendasar terutama pada waktu menyangkut penegakan hokum. Akan tetapi,
mengidentifikasi keberadaan pulau itu ketentuan UNCLOS 1982 yang terkait
sendiri. Cara konvensional yang berlaku dengan kewilayahan, serta beberapa
selama ini adalah dengan survey langsung ke ketentuan tentang lintas (damai, transit,
lapangan yang akanmemakan waktu begitu ALKI, lintas akses dan komunikasi) tersebut
lama. Dalam hal ini, proses inventarisasi dan baru dituangkan dalam UU No. 6 tahun 1996
investigasi pulau-pulau terluar tersebut, tentang perairan Indonesia yang terlebih
dahulu harus disosialisasikan kepada melakukan perbuatan yang tidak ada
masyarakat Indonesia maupun kepada hubungannya dengan lintas damai”.
masyarakat Internasonal. Meskipun
ketentuan UNCLOS 1982 yang kemudian di  Kebijakan Pengembangan Wilayah
tuangkan dalam UU No. 6 tahun 1996 Perbatasan
tersebut baru terbentuk kurang lebih 25%, Sebagaimana telah dijelaskan pada
berupa beberapa produk peraturan pembahasan sebelumnya, bahwa
perundangan-undangan yang berkaitan pelaksanaan mengenai penanggulangan
dengan wilayah negara yang antara lain UU masalah perbatasan membutuhkan sebuah
No. 6 tahun 1996 tentang perairan Indonesia telaah yang menyeluruh, komprehensif dan
dengan PP No.38 tahun 2002 tentang Daftar terarah. Hal ini tentunya secara teknis akan
Koordinat Geografis Titik-Titik Garis melibatkan banyak pihak untuk menunjang
Pangkal Kepulauan Indonesia. Sisanya tercapainya tujuan nasional.
(75%) belum dipenuhi pengaturannya Mengenai pengembangan wilayah
melalui perundang-undangan yang perbatasan, pemerintah pusat tentunya
diperlukan. membutuhkan perpanjangan tangan di
Selanjutnya beberapa kewajiban negara daerah dengan cara memberikan otonomi
sesuai ketentuan Konvensi Hukum Laut yang seluas-luasnya kepada daerah untuk
Tahun 1982 yang berkaitan dengan mengurus urusannya sendiri, serta
kedaulatan teritotial atas wilayah negara, dan membangun kerjasama yang sinergis antara
hak berdaulat sebagaimana di sebut dalam Pemerintah Pusat dan Daerah dalam hal
Bab II Territorial Sea and Contigous Zone peningkatan kesejahteraan umum dan
belum dilaksanakan sepenuhnya secara keadilan sosial. Hal ini di jelaskan dalam
menyeluruh. Antara lain ketentuan pada UU No.32 tentang Otonomi Daerah, Pasal 1
pasal 19 ayat 1 yang menyebutkan bahwa, ayat 2 berbunyi “Pemerintahan daerah adalah
negara memiliki kewajiban untuk mengatur penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
hak dan kewajiban kapal sesuai konvensi dan pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
penegakan hokum atas pelanggaran lintas otonomi dan tugas pembantuan dengan
damai asing yang mengancam kedaulatan, prinsip otonomi seluas-luasnya dengan
integritas territorial, kemerdekaan politik, system dan prinsip NKRI sebagaimana
dan prinsip-prinsip Piagam PBB. dimaksud dalam UUD NKRI tahun 1945”.
Dalam hal ini pengaturan dan Namun, pelaksanaan otonomi seluas-luasnya
pengawasan di perbatasan NKRI masih tersebut terbatas hanya pada hak daerah
sangat lemah sehingga menyebabkan untuk mengelola dan mengembangkan
terjadinya banyak pelanggaran. Kemudian dirinya sendiri untuk kepentingan
banyaknya kapal-kapal nelayan asing yang masyarakat di daerah tersebut, karena pada
memasuki wilayah terrirorial Indonesia, pasal 10 ayat 1 UU No. 32 tentang Otonomi
serta mengeksploitasi kekayaan laut di Daerah menyeburkan “pemerintah daerah
wilayah Indonesia merupakan kewajiban menyelenggarakan urusan pemerintahan
pemerintah Indonesia untuk melakukan yang menjadi kewenangannya, kecuali
pengaturan dan pengawasan efektif, sesuai urusan pemerintahan yang oleh Undang-
dengan ketentuan pasal 19 ayat 2 yang Undang ini ditentukan menjadi urusan
berbunyi bahwa “negara memiliki kewajiban pemerintah”.
untuk mengatur hak dan kewajiban kapal Karena itu, untuk mengimplementasikan
sesuai konvensi dan penegakan hokum atas tanggungjawab daerah dalam rangka
pelanggaran lintas damai asing yang mendukung kebijakan nasional,
Pemerintahan Daerah melaksanakan program mendelegitimasi kebijakan pemerintah pusat
pengembangan wilayah perbatasan terkait di daerah perbatasan.
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut Program pembangunan nasional yang
(bersama pemerintah pusat): tidak merata pada masa lalu telah
a. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan menyebabkan masyarakat di perbatasan
jalan, jaringan irigasi, prasarana air baku, menjadi tertinggal secara ekonomi, sosial,
dan sarana pemukiman dan beberapa politik dan informasi. Hal ini disadari bahwa
wilayah perbatasan; hal ini dilakukan secara langsung pada dasarnya telah
untuk meningkatkan sirkulasi ke daerah berimplikasi pada terpuruknya jiwa
pelosok di perbatasan. nasionalisme, meningkatnya angka
b. Pembangunan pusat-pusat pemukiman. kemiskinan, meningkatnya tindak kekerasan
c. Peningkatan layanan pendidikan dan serta terjadi kesenjangan ekonomi dan sosial
kesehatan. yang cukup jauh antara masyarakat yang
d. Pendirin balai latihan kerja. berada di dekat Ibukota dan di perbatasan.
e. Pembangunan dan pengadaan prasaranan Keterbelakangan, kemiskinan, dan
transportasi darat, laut, dan udara, perhatian yang kurang terhadap masyarakat
penyediaan subsidi angkutan di wilayah di wilayah perbatasan ini juga berefek secara
perbatasan tertentu, pembangunan pos menyeluruh terhadap integritas nasional.
dan telekomunikasi di sejumlah desa Karena itu tidak terlalu mengherankan bila di
perbatasan. wilayah perbatasan banyak bermunculan
f. Perluasan sarana dan prasarana jaringan masalah baru yang cenderung lebih
komunikasi (melalui nedia berorientasi politik dan ekonomi dengan
ekektronik/televise dan radio) untuk negara tetangga. Kurangnya perhatian
menangkal penetrasi budaya dan politik pemerintah pusat terhadap wilayah
negara tetangga. perbatasan justru menjadi beban lagi
g. Pemberian intensif untuk pendirian pemerintahan daerah yang secara lansung
kawasan ekonomi khusus (seperti merasakan efek negatifnya. Meningkatknya
kawasan perdagangan bebas, kawasan kriminalitas dan aktivitas illegal menyulitkan
industry, dan lain-lain. perkembangan daerah tersebut. Hal ini
mengakhibatkan kurangnya kemampuan
Yang penting sebagai bahan analisis dan daerah untuk berkembang secara pesat,
evaluasi disini adalah, kebijakan sehingga pembangunan di wilayah
pengembangan wilayah pembatasan yang perbatasan ini semakin tinggi.
selama ini tidak berpihak pada kepentingan Undang-Undang Otonomi Daerah
rakyat, ataupun adanya diskriminasi dalam sebenarnya telah membawa angin segar bagi
pembangunan fisik wilayah di daerah perkembangan wilayah atau daerah yang
terpencil. Artinya bahwa pembangunan berda jauh dari Ibu kota, terutama daerah-
aspek ekonomi, politik, sosial budaya dan daerah yang selama ini terabaikan
keamanan seyogyanya dikembangkan secara pengelolaannya yang dikarenakan system
berkesinambungan dan dapat menjawab ekonomi yang masih sentralistik.
permasalahan yang menonjol dalam berbagai Kemampuan pemerintah daerah untuk
aspek. Dengan tidak terjawabnya meningkatkan taraf perekonomiannya selalu
permasalahan tersebut, menunjukkan telah terbentur pada masalah subsidi dari
terjadi fragmentasi politik yang kemudian pemerintah pusat. Karena itulah, dengan
menggiring lahirnya berbagai tindakan yang adanya Undang-Undang ini, diharapkan
mengarah munculnya aksi-aksi untuk daerah mampu semakin mandiri dan leluasa
untuk mengolola wilayah kekuasaannya, dan/atau rumusan ulang ketentuan perundangan
termasuk meningkatkan kesejahteraan dan mengenai, antara lain, keamanan nasional,
perhatin terhadap masyarakat yang berada di pertahanan negara, TNI, kepolisian, Polri,
wilayah perbatasan. intelijen, rahasia negara dan kebebasan
informasi, ketentuan darurat, pembantuan
Penutup tentara, bela negara, sumberdaya alam,
Demokrasi adalah suatu system yang sumberdaya pertahanan, penanggulangan
bertumpu pada pembagian kekuasaan (sharing of terorisme, pencucian uang, penyelundupan lintas
power) dan/atau pembagian tanggungjawab batas, dan beberapa yang lain. Tentu, selain
(sharing of responsibility). Persoalan siapa yang diperlukan kerangka kebijakan dan aturan-aturan
harus bertanggungjawab untuk menjawab pelaksana undang-undang. Tidak dapat
ancaman keamanan tertentu menjadi rumit dan dihindari, seluruh ketentuan perundangan itu
political: rumit, karena perkembangan konsep perlu sekaligus memenuhi keharusan untuk
dan ketidakpastian setelah berakhirnya Perang mampu menciptakan mekanisme pelaksanaan
Dingin; dan political: karena landasan yang efektif tanpa mengurangi kadar demokrasi
konstitusional, sejarah maupun realita politik dan perlindungan hak-hak asasi manusia.
bisa menjadi kekuatan inersia untuk membangun
pola pembagian kerja baru. Terlebih lagi,
beberapa ketentuan perundangan yang ada tidak DAFTAR PUSTAKA
operasional, tidak mengacu pada pengertian
yang sama, misalnya tentang operasi militer
selain perang, atau yang di susun pada konteks Bakosurtanal.2003. “Peta Sinopik Batas Yuridis
politik yang sama sekali berbedea dengan dan Kedaulatan NKRI”. Jakarta.
semangat reformasi. Dalam beberapa hal ini
Dahuri, Rokhmin. 2002. “Reorientasi
misalnya intelijen, bahkan belum ada ketentuan
Pembangunan Berbasis Kelautan”. PT
perundangan yang cukup demokratik.
Pradnya Paramita. Jakarta.
Ketentuan mengenai perbantuan militer
(perkuatan Polri) hanya diatur dalam peraturan Dahuri, Rokhmin, Jacub Rais, Sapta Putra
pemerintahan, sesuatu yang sah menurut UU Ginting, dan MJ Sitepu. 2001.
Kepolisian Negara, tetapi tidak sesuai dengan “Pengembangan Kelembagaan Dalam
ketentuan dalam TAP MPR. Lebih sulit lagi Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah
tugas TNI, menurut UUD 1945 (pasal 30 ayat 3) Pesisir dan Lautan Secara Terpadu”.
adalah mempertahankan, melindungi dan LISPI. Jakarta.
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
TAP MPR VII (pasal 2 ayat 2) merujuk pada Dahuri, Rokhmin, 2000. “Pendayagunaan
“menegakkan kedaulatan negara, keutuhan Sumber Daya Kelautan Kesejahteraan
wilayah, serta melindungi segenap bangsa dan untuk Rakyat”. LISPI. Jakarta.
seluruh tumpah darah dari ancaman dan
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah,
gangguan terhadap keutuha bangsa dan negara”.
Departemen Dalam Negeri.
TAP MPR tidak banyak menjelaskan, bahkan
1998.”Pedoman Perencanaan dan
membuat komplikasi dengan memasukkan
Pengelolaan Zona Pesisir Terpadu”.
“segenap bangsa dan seluruh tumpah darah” dan
spectrum ancaman yang all inclusive. Ditjen Perhubungan Laut. 1999. “Meningkatkan
Tidak mengherankan jika upaya untuk Peranan dan Daya Saing Pelayaran
menjamin keamanan nasional di masa-masa Rakyat Menghadapi Era Globalisasi”.
yang akan datang, memerlukan penyusunan Prosiding.
Kamaluddin, Laode M. 2002. “Pembangunan
Ekonomi Maritim Di Indonesia”. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.hal
281-297.

Kamaluddin, Laode M. 1999. “Format


Indonesia Baru, Reorientasi Strategi
dan Kebijakan Pembangunan Nasional
serta Arah Pembangunan Daerah”.
(Hak Cipta No. 020476/4 Nopember
1999).

Masduki, Ali. 1999. “ Pencemaran Perairan


Pantai oleh Minyak Bumi dalam
Tinjauan Ekologi Laut”. Karya Ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai