1.2 TUJUAN
1. Memahami konsep strategi secara umum dan geostrategic
2. Memahami geostrategi dalam kaitanya dengan ketahanan nasional
3. Mengetahui unsur-unsur dalam ketahanan nasional
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian strategi dan geostrategic
2. Apa saja aspek yang dibutuhkan dalam pelaksanaan geostrategic
3. Apa pengertian ketahanan nasional dan kaitanya dengan geostrategic
4. Apa saja unsur yang dibutuhkan untuk mewujudkan ketahanan nasional
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah ketahanan nasional dalam bahasa inggris bisa disebut dengan nasional
resillence. Dalam terminology barat, istilah yang kurang lebih semakna dengan ketahanan
nasional yaitu national power (kekuatan nasional)
Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasioanal
dalam menghadapi segala macam dan benruk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang secara lansung atau tidak
langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan Negara. Ketahanan nasional dalam kaitanya dengan geostrategis adalah
bagaimana usaha dalam ketahanan nasional berupa pengenembangan kekuatan dalam
mengantisipasi segala bentuk ancaman tersebut dapat memanfaatkan semaksimal
mungkin konstelasi geografi Negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan ,
sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia.
A. Penduduk
B. Wilayah
C. Sumber Daya Alam
D. Ideologi
E. Bidang Politik
F. Bidang Ekonomi
G. Sosial Budaya
H. Pertahanan Keamanan
a. Unsur Penduduk
Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional negara yang
bersangkutan, faktor yang berkaitan dengan penduduk negara meliputi dua hal berikut.
Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan
kepribadian.
Aspek kualitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran; perataan
dan perimbangan penduduk di tiap wilayah negara. Terkait dengan unsur penduduk
adalah faktor moral nasional dan karakter nasional. Moral nasional menunjukan pada
dukungan rakyat secara penuh terhadap negaranya kita menghadapi ancaman.
Karakter nasional menunjukan pada ciri-ciri khusus yang dimiliki suatu bangsa
sehingga bias dibedakan dengan bangsa lain. Moral dan karakter nasional
mempengaruhi ketahanan suatu bangsa.
b. Unsur Wilayah
Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional negara. Hal yang terkait dengan
wilayah negara meliputi:
Bentuk wilayah negara dapat berupa negara pantai, negara kepulawan atau negara
kontinental;
Luas wilayah negara; ada negara dengan wilayah yang luas dan negara dengan
wilayah yang sempit (kecil);
Posisi geografis, astronomi dan geologis negara;
Daya dukung wilayah negara; ada wilayah yang habitable dan ada wilayah yang
unhabitable.
Dalam kaitannya dengan wilayah negara, pada masa sekarang ini perlu
dipertimbangkan adanya kemajuan teknologi, kemajuan informasi dan komunikasi. Suatu
wilayah yang pada awalnya sama sekali tidak mendukung kekuatan nasional, karena
penggunaan teknologi maka wilayah itu kemudian menjadi unsur kekuatan nasional
negara. Misalnya, wilayah kering dibuat saluran atau sungai buatan.
c. Unsur Sumber Daya Alam
Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen ketahanan
nasional, meliputi:
Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber daya alam
hewani, nabati dan tambang;
Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam;
Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan
lingkungan hidup;
Kontrol sumber daya alam.
d. Unsur di Bidang Ideologi
Ideologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita dari sebuah masyarakat tentang
kebaikan bersama yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang harus dicapai dan cara-
cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu. (Ramlan Surbakti, 1999). Ideologi itu
berisikan serangkaian nilai (norma) atau sistem dasar yang bersifat menyeluruh dan
mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh suatu masyarakat atau bangsa sebagai
wawasan atau pandangan hidup mereka.
Ideologi mengandung ketahanan suatu bangsa oleh karena idiologi bagi suatu
bangsa memiliki dua fungsi pokok, yaitu
Sebagai tujuan atau cinta-cinta dari kelompok masyarakat yang bersangkutan, artinya
nilai-nilai yang terkandung dalam idiologi itu menjadi cita-cita yang hendak dituju
secara bersama;
Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan, artinya masyarakat
yang banyak dan beragam itu bersedia menjadikan idiologi sebagai milik bersama dan
menjadikannya bersatu.
e. Unsur di Bidang Politik
Politik penyelenggaraan bernegara amat memengaruhi kekuatan nasional suatu
negara. Penyelenggara bernegara dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti
Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi atau nondemokrasi;
Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem presidensiil atau parlementer;
Bentuk pemerintah yang dipilih apakah republik atau kerajaan;
Suatu negara yang dibentuk apakah sebagai negara kesatuan atau negara serikat.
Pemilihan suatu bangsa atas politik penyelenggaraan bernegara tertentu saja
tergantung pada nilai-nilai dan aspirasi bangsa yang bersangkutan. Dalam realitasnya,
sebuah bangsa bias mengalami beberapa kali perubahan dan pergantian politik
penyelenggaraan bernegara. Misalnya negara Prancis dari bentuk kerajaan menjadi
republik.
Bangsa Indonesia sekarang ini telah berketetapan untuk mewujudkan negara
Indonesia yang bersusunan kesatuan, berbentuk republik dengan sistem pemerintahan
presidensiil. Adapun sistem politik yang dijalankan adalah sistem politik demokrasi
(Pasal 1 ayat (2) UUD 1945).
f. Unsur di Bidang Ekonomi
Ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara merupakan kekuatan nasional negara
yang bersangkutan terlebih di era global sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung
dalam upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga negara. Kemajuan pusat di
bidang ekonomi tertentu saja menjadikan negara yang bersangkutan tumbuh sebagai
kesatuan dunia. Contoh, Jepang dan Cina.
Setiap negara memiliki sistem ekonomi dalam rangka mendukung kekuatan
ekonomi bangsanya. Sistem ekonomi secara garis besar dikelompokan menjadi dua
macam yaitu sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi sosialis. Suatu negara dapat
pula mengembangkan sistem ekonomi yang dianggap sebagai cerminan dari nilai dan
idiologi bangsa yang bersangkutan. Contoh, bangsa Indonesia menyatakan sistem
ekonomi Pancasila yang bercorak kekeluargaan.
6. Ekonomi
Kekuatan perekonomian Indonesia terletak pada struktur perekonomian yang makin
seimbang antara sektor pertanian dengan sektor industri dan jasa. Kelemahannya,
perindustrian Indonesia belum begitu kokoh karena masih tergantung pada impor bahan
baku atau komponen. Sementara itu, dalam proses pembangunan terjadi ekonomi biaya
tinggi (high cost economy) yang membuat inefisien biaya pembangunan. Kesenjangan
ekonomi juga cenderung semakin tinggi dapat memacu dan memicu destabilisasi ekonomi
dan politik yang berpengaruh terhadap kelangsungan pembangunan. Perpajakan juga masih
lemah dan perlu mendapat perhatian.
7. Sosial Budaya
Hasil pembangunan selama PJPT I dapat meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan
rakyat serta meningkatkan harkat martabat dan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang tidak
lepas dari akar kebudayaannya. Kelemahan yang perlu diperbaiki di antaranya,
berkembangnya primordialisme, kolusi, korupsi, dan nepotisme yang membudaya dan
disiplin nasional yang semakin merosot. Kehidupan masyarakat agak cenderung ke arah
individualis dan materialistis dan makin berkurangnya keteladanan para pemimpin.
8. Pertahanan dan Keamanan
Bangsa Indonesia mewarisi tradisi sebagai bangsa pejuang yang merebut kemerdekaan
dari penjajah merupakan sumber kekuatan. Kelemahannya sishankamrata tersebut belum
sepenuhnya terwujud. Kesadaran bela negara belum memasyarakat. Sementara itu tingkat
keamanan masyarakat masih terganggu dengan makin meningkatnya kriminalitas.
Faktor yang sangat berpengaruh dominan adalah perekonomian, khususnya perdagangan
untuk memperoleh keuntungan bagi kesejahteraan rakyat masing-masing negara. Kondisi
sekarang negara-negara maju menguasai sebagian besar modal, teknologi atau skill. Hal ini
merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mensejajarkan diri dengan bangsa atau
negara maju tersebut, melalui peningkatan tannas Indonesia. Kunci dalam peningkatan
tannas Indonesia itu adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia menuju ke
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi oleh iman dan taqwa.
1. Aspek Trigatra
Dalam pengaturan aspek Trigatra yang perlu mendapat perhatian ialah :
1. Pengaturan tata ruang wilayah Nasional yang serasi antara kepentingan kesejahteraan
dan kepentingan keamanan. Sumber-sumber perekonomian dan pemukiman harus
dilindungi. Perencanaan pembangunan harus mempertimbangkan kepentingan keamanan
tersebut dalam arti luas, selain mempertimbangkan aspek kesejahteraan untuk
masyarakat luas.
2. Pengelolaan sumber kekayaan alam dengan memperhatikan asas manfaat, daya saing
dan lestari serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Asas manfaat berkaitan dengan
upaya pengelolaan sumber kekayaan alam itu, digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Mempunyai daya saing berkaitan dengan “mutu” yang tinggi
standar sesuai dengan kebutuhan pasar dan pelayanan yang menyenangkan. Begitu pula
hasil pembangunan hendaknya mencerminkan pemerataan.
Program KB tidak hanya ditujukan kepada pengendalian tetapi peningkatan kesejahteraan
dan mutu kehidupan. Perlu diupayakan peningkatan kualitasnya melalui program pendidikan
dan keterampilan dalam arti luas untuk memulihkan kualitas SDM Indonesia yang
menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan dilandasi iman dan taqwa. Di sisi lain, perlu
diupayakan agar menjadi sebaran yang proporsional, melalui program pengembangan atau
pembangunan wilayah luar Pulau Jawa. Pada tahap awal transmigrasi boleh jadi alternatif,
tetapi relokasi industri di Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa serta pengembangan potensi-
potensi perekonomian di wilayah luar Pulau Jawa.
B. Aspek Pancagatra
2. Pemahaman penghayatan dan pengamalan Pancasila (ideologi)
Penataran dan pengajaran Pancasila di masyarakat dan sekolah masih dianggap kurang
efektif karena cenderung berorientasi kepada ketermapilan kognitif dan formalitas. Dalam
konteks ini suatu hal yang perlu dan harus diingat bahwa P4 adalah norma yang
mengandung nilai-nilai luhur dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Dan kalaupun ada kelemahan kekurangan dalam pengamalannya, itu adalah kesalahan
oknum, bukan kesalahn P4nya.
3. Penghayatan budaya Pancasila
Suasana harmonis, terpadu dan bersinergi perlu diciptakan sehingga setiap keputusan
politik yang diambil sesuai dengan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat
berlandaskan hukum yang berlaku. Indonesia berdasar atas hukum (rechstaat) tidak berdasar
kekuasaan belaka (machstaat). Rule of law berasaskan supremacy of law, persamaan di
muka hukum atau equality before the law (Pasal 27 ayat (1) UUD 1945). Jika rule of law
dengan asas-asasnya dapat kita lukakn dengan baik diiringi dengan makin meningkatnya
“kecerdasan” rakyat, pemerintahan yang bersih dan berwibawa maka “partisipasi” politik
rakyat akan meningkat.
4. Mewujudkan perekonomian yang efisien, pemerataan dan pertumbuhan yang tinggi
Kendatipun struktur perekonomian Indonesia makin seimbang antara sektor pertanian
dengan sektor industri dan jasa, namun belum efisien. Adanya kebocoran, KKN, pungutan
liar, dan lain0lain yang sejenis dianggap menodai perekonomian Indonesia. Dengan
pemerataan kita akan mencapai pertumbuhan. Konsep ini mengarah kepada empowerment
(pemberdayaan masyarkat), dan bukan konglomerasi pada sekelompok kecil anggota
masyarkat. Paradigma empowerment atau pemberdayaan masyarakat dilandasi oleh
pemikiran bahwa pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila masyarkat
mengelola sumber daya alam yang mereka miliki dan emnggunakan untuk pembangunan
masyarakat. Perbedaan antara model pembangunan yang partisipatif dengan model
empowerment terletak dalam hal model empowerment rakyat miskin, tidak hanya aktif
berpartisipasi dalam proses pemilihan program, perencanaan dan pelaksanaanya. Dalam
model partisipasi keterlibatan rakyat dalam proses pembangunan hanya sebatas pada
pemilihan, perencanaan dan pelaksanaan, sedang pemerintah tetap menguasai dana guna
mendukung pelaksanaan program. Pemberdayaan rakyat tidak akan berhasil apabila tidak
didukung suatu sistem politik dan ekonomu yang demokratis. Reformasi eknomi dengan
model pemberdayaan ini harus disertai dengan reformasi di bidang politik. Birokrasi negara
harus memiliki sikap mental baru yakni sikap memfasilitasi masyarakat dan bertanggung
jawab pada masyarakat terhadap segala kebijaksanaannya.
5. Memantapkan identitas Nasional Bhinneka Tunggal Ika
Perlu disadari dalam kemajemukan itu terdapat kerawanan yaitu gampang dipecah belah.
Oleh karena itu, perlu diciptakan iklim yang kondusif untuk hidup bersama dalam suasan
kebhinnekaan tersebut. Hilangkan premordialisme. Kondisi-kondisi yang mengarah kepada
pertentangan SARA harus dihilangkan. Selain itu, mengekkan hukum dengan asas-asasnya
mutlak diterapkan.
6. Memantapkan kesadaran bela negara
Bela negara dalam pengertian yang luas tidak hanya menyangkut masalah kemiliteran
atau Hankam, tetapi pada seluruh aspek kehidupan bangsa dan negara. Stabilitas keamanan
dalam pembangunan Nasional maka yang lebih esensial harus dipadukan atau dimantapkan
ialah kesamaan pola pikir, pola sikap dan pola tindak kita untuk mencapai kasra dalam cita-
cita nasional, tujuan nasional, tujuan Pembangunan Nasional, sasaran pembangunan
nasional, dan kepentingan Nasional.
Kedelapan aspek kehidupan (astagatra) ditempatkan atau dianggap sebagai
komponen proses yang akan memproses baik langsung maupun tidak langsung input mentah
(maslah masyarkat) menjadi output berupa kondisi tannas sesaat itu kesejahteraan dan
keamanan. Tingkat tannas yang kita ciptakan tersebut melalui pembangunan nasional
dengan pendekatan tad mengarah kepada kebangkitan bangsa Indonesia untuk
menyejajarkan dirinya dengan bangsa-bangsa yang telah maju (national rivival), tannas yang
tangguh (national resiliencies) dan kelangsungan hidup bangsa dan negara atau kejayaan
bangsa dan negara (national survival) yang bebas dari berbagai bentuk penjajahan.
Kelemahan-kelemahan gatra sumber kekayaan alam Indonesia :
Belum adanya data inventarisasi potensi dan penyebaran sumber kekayaan alam
secara menyeluruh.
Belum sepnuhnya sumber kekayaan alam tersebut dimanfaatkan secara optimal
Teknologi pengolahan yang masih rendah.
Harapan kondisi tannas Indonesia untuk menghadapi era globalisasi ialah bahwa tannas
Indonesia harus diupayakan untuk mampu meberikan jaminan terhadap identitas dan
integritas nasional, eksistensi bangsa Indonesia dan negara kesatuan Republik Indonesia, dan
tercapainya tujuan serta cita-cita nasional.
3.1 Kesimpulan
Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan didalam upaya
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam
wujud ketahanan nasional, sehingga bisa dikatakan geostartegi adalah ketahanan nasional itu
sendiri.
Gatra dalam Ketahanan nasional
1. Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthou
2. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray
3. Unsur kekuatan nasional menurut Palmer & Perkins
4. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra
5. Unsur kekuatan nasional menurut Alfred T. Mahan
6. Unsur kekuatan nasional menurut Cline
7. Unsur kekuatan nasional model Indonesia
8. Unsur atau Gatra dibidang Ideologi
9. Unsur atau Gatra di bidang Politik
10. Unsur atau Gatra di bidang Ekonomi
11. Unsur atau Gatra di bidang Sosial budaya.
ketahanan nasional terdiri atas 3 konsep, yakni Ketahanan Nasional sebagai kondisi,
Ketahanan Nasional sebagai metode atau pendekatan, dan Ketahanan Nasional sebagai
doktrin pengaturan bernegara. Sebagai kajian akademik, kita tidak menggunakan konsepsi
ketahanan sebagai doktrin tetapi sebagai kondisi. Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis
yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara.
Bentuk ancaman militer mencakup:
1. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh Negara lain terhadap kedaulatan
Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.
2. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh Negara lain.
3. Spionase yang dilakukan oleh Negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia
militer.
4. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional yang
membahayakan keselamatan Negara.
5. Pemberontakan bersenjata.
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan. 2011. Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Indonesia. wordpress diakses 15 Maret
2017
Muhammad Latif. 2011. Peranan IPTEK Dalam Implementasi Geostrategi Indonesia, (Online),
(http://mardoto.com/tag/kewarganegaraan/), diakses 15 Maret 2017