Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perjuangan untuk meraih kemerdekaan Bangsa Indonesia tidak terlepas dari


semua usaha dan kerja keras rakyat dan para pahlawanya. Dengan segenap kekuatan dan
jiwa mereka para pahlawan, rakyat, dan ulama telah menghadapi berbagai rintangan
seperti penjajahan, kerja paksa (rodi dan romusha), adu domba, agresi militer dan lainya
yang menguras tenaga dan mental mereka pada saat sebelum kemerdekaan tercapai.
Namun semua tragedy dan rintangan tersebut telah membuat bangsa Indonesia sadar dan
belajar bahwa pentingnya rasa persatuan dan kesatuan nasional yang memuncak pada
lahirnya sumpah pemuda. Dari situlah serangan balik bangsa Indonesia dimulai terhadap
kolonialisme. Segala taktik dan strategi berperang dilakukan seperti gerilya, membentuk
organisasi pergerakan, perundingan dan lain-lain. Dan kemudian tanggal 17 agustus 1945
lahirlah NKRI yang merdeka dan berdaulat.
Dari sejarah tersebut kita belajar bahwa strategi dan takik sangat penting
untuk mencapai kemenangan yang didasari oleh persatuan (nationally). Dan dari sanalah
cikal bakal kekuatan militer dan pertahanan Indonesia terbentuk.
Sekarang kita sudah merdeka dan berdaulat. Lalu, perjuangan kita sudah
selesai? Tentu saja tidak! Kita masih harus mempertahankan kemerdekaan kita dari
segala macam bentuk ancaman baik dari luar maupun dari dalam. Apakah dengan
berperang dan menumpahkan darah lagi? Mungkin itu bisa terjadi lagi, namun hal itu
bukan hal yang paling mengancam dan berbahaya untuk Negara merdeka seperti
Indonesia. Sekarang adalah zamanya perang budaya, perang teknologi, doktrinisasi,
perebutan hak wilayah, pekerja asing, aliran sesat yang membahayakan identitas,
integritas, dan kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu kita membutuhkan
ketahanan nasional baik dalam segi fisik maupun mora. Dalam mewujudkan ketahanan
nasional banyak aspek dan unsur yang kita bisa manfaatkan, seperti geografis dan
wilayah. Oleh karena itu dalam tulisan ini kita akan belajar mengenali geostrategic serta
kaitanya dengan ketahanan nasional

1.2 TUJUAN
1. Memahami konsep strategi secara umum dan geostrategic
2. Memahami geostrategi dalam kaitanya dengan ketahanan nasional
3. Mengetahui unsur-unsur dalam ketahanan nasional
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian strategi dan geostrategic
2. Apa saja aspek yang dibutuhkan dalam pelaksanaan geostrategic
3. Apa pengertian ketahanan nasional dan kaitanya dengan geostrategic
4. Apa saja unsur yang dibutuhkan untuk mewujudkan ketahanan nasional
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ketahanan Nasional

Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan didalam


upaya mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi Indonesia
dirumuskan dalam wujud ketahanan nasional, sehingga bisa dikatakan geostartegi adalah
ketahanan nasional itu sendiri. Ketahanan nasional itu sendiri adalah suatu kondisi
dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan
maupun gangguan yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam, yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Menurut Lemhanas pada 1969, Ketahanan Nasional adalah keuletan dan daya tahan
kita menghadapi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang
langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa
Indonesia.
Menurut SK Menhankam / Pangab No.SKEP/1382/XII/1974, Ketahanan Nasional
adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala ancaman, gangguan, tantangan baik yang datang dari dalam maupun
dari luar, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan nasional.

2.2 Unsur-Unsur Ketahanan Nasional

Istilah ketahanan nasional dalam bahasa inggris bisa disebut dengan nasional
resillence. Dalam terminology barat, istilah yang kurang lebih semakna dengan ketahanan
nasional yaitu national power (kekuatan nasional)
Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasioanal
dalam menghadapi segala macam dan benruk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang secara lansung atau tidak
langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan Negara. Ketahanan nasional dalam kaitanya dengan geostrategis adalah
bagaimana usaha dalam ketahanan nasional berupa pengenembangan kekuatan dalam
mengantisipasi segala bentuk ancaman tersebut dapat memanfaatkan semaksimal
mungkin konstelasi geografi Negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan ,
sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia.

Dalam pelaksanaanya ketahanan nasional memiliki beberapa unsure yang


diperhatikan sebagai sumber ide dan kekuatan nasional, yaitu sebagai berikut:

A. Penduduk
B. Wilayah
C. Sumber Daya Alam
D. Ideologi
E. Bidang Politik
F. Bidang Ekonomi
G. Sosial Budaya
H. Pertahanan Keamanan

Unsur, elemen atau faktor yang mempengaruhi kekuatan/ketahanan nasional suatu


Negara terdiri atas beberapa aspek. Para ahli memberikan pendapatnya mengenai unsur-
unsur kekuatan nasional suatu Negara.
a. Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthou,
Unsur ketahanan nasional negara terbagi menjadi beberapa faktor, yaitu :
 Faktor tetap terdiri atas geografi dan sumber daya alam,
 Faktor berubah terdiri atas kemampuan industri, militer, demografi, karakter
nasional, modal nasional, moral nasional, dan kualitas diplomasi.
b. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray,
Unsur kekuatan nasional negara terbagi menjadi dua faktor, yaitu
 Tangible factors terdiri atas penduduk, kemampuan industry, dan militer.
 Intangible factors terdiri atas karakter nasional, moral nasional, dan kualitas
kepemimpinan.
c. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra,
Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas tiga, yaitu :
 Alamiah terdiri atas geografi, sumberdaya, dan penduduk;
 Sosial terdiri atas perkembangan ekonomi, struktur politik, budaya dan moral
nasional;
 Lain-lain: ide, inteligensi, dan diplomasi, kebijakan kepemimpinan.
d. Unsur kekuatan nasional model Indonesia
Unsur-unsur kekuatan nasional di Indonesia diistilahkan dengan gatra dalam ketahanan
nasional Indonesia. Pemikiran tentang gatra dalam ketahanan nasional dirumuskan dan
dikembangkan oleh Lemhanas. Unsur-unsur kekuatan nasional Indonesia dikenal dengan
nama Astagatra yang terdiri atas Trigatra dan Pancagatra.
 Trigatra adalah aspek alamiah yang terdiri atas penduduk, sumber daya alam, dan
wilayah.
 Pancagatra adalah aspek social yang terdiri atas idiologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan.

Bila dibandingkan perumusan unsur-unsur ketahanan nasional di atas, pada


hakikatnya dapat dilihat adanya persamaan. Unsur-unsur demikian dianggap
mempengaruhi Negara dalam mengembangkan kekuatan nasionalnya untuk menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan. Pertanyaan dasarnya adalah
dalam kondisi apa atau bagaimana unsur-unsur tersebut dapat dikatakan mendukung
kekuatan nasional suatu negara. Bila mana suatu unsur justru dapat melemahkan
kekuatan nasional suatu negara?
Pertanyaan demikian dapat diperinci dan diperjelas. Misalnya, penduduk yang
bagaimanakah yang mampu mendukung kekuatan nasional suatu negara, wilayah atau
geografi yang seperti apa dapat mengembangkan kekuatan sebuah bangsa, dan
seterusnya. Jawaban eksploratif atas pertanyaan tersebut sampai pada kesimpulan bahwa
pada hakikatnya ketahanan nasional adalah sebuah kondisi atau keadaan.
Dalam praktiknya kondisi ketahanan nasional dapat diketahui melalui pengamatan
atas sejumlah gatra dalam suatu kurun waktu tertentu. Hasil pengamatan yang mendalam
itu akan menggambarkan tingkat ketahanan nasional. Apakah ketahanan nasional
Indonesia kuat/meningkat atau lemah/menurun. Lemah atau turunnya tingkat ketahanan
nasional akan menurun kemampuan bangsa dalam menghadapi ancaman yang terjadi.
Apakah pengamatan tersebut kita lakukan pada sejumlah gatra yang ada pada tingkat
wilayah atau regional maka akan menghasilkan kondisi ketahanan regional. Penjelasan
atas tiap unsur dalam ketahanan nasional adalah sebagai berikut.

a. Unsur Penduduk
Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional negara yang
bersangkutan, faktor yang berkaitan dengan penduduk negara meliputi dua hal berikut.
 Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan
kepribadian.
 Aspek kualitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran; perataan
dan perimbangan penduduk di tiap wilayah negara. Terkait dengan unsur penduduk
adalah faktor moral nasional dan karakter nasional. Moral nasional menunjukan pada
dukungan rakyat secara penuh terhadap negaranya kita menghadapi ancaman.
Karakter nasional menunjukan pada ciri-ciri khusus yang dimiliki suatu bangsa
sehingga bias dibedakan dengan bangsa lain. Moral dan karakter nasional
mempengaruhi ketahanan suatu bangsa.

b. Unsur Wilayah
Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional negara. Hal yang terkait dengan
wilayah negara meliputi:
 Bentuk wilayah negara dapat berupa negara pantai, negara kepulawan atau negara
kontinental;
 Luas wilayah negara; ada negara dengan wilayah yang luas dan negara dengan
wilayah yang sempit (kecil);
 Posisi geografis, astronomi dan geologis negara;
 Daya dukung wilayah negara; ada wilayah yang habitable dan ada wilayah yang
unhabitable.
Dalam kaitannya dengan wilayah negara, pada masa sekarang ini perlu
dipertimbangkan adanya kemajuan teknologi, kemajuan informasi dan komunikasi. Suatu
wilayah yang pada awalnya sama sekali tidak mendukung kekuatan nasional, karena
penggunaan teknologi maka wilayah itu kemudian menjadi unsur kekuatan nasional
negara. Misalnya, wilayah kering dibuat saluran atau sungai buatan.
c. Unsur Sumber Daya Alam
Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen ketahanan
nasional, meliputi:
 Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber daya alam
hewani, nabati dan tambang;
 Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam;
 Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan
lingkungan hidup;
 Kontrol sumber daya alam.
d. Unsur di Bidang Ideologi
Ideologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita dari sebuah masyarakat tentang
kebaikan bersama yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang harus dicapai dan cara-
cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu. (Ramlan Surbakti, 1999). Ideologi itu
berisikan serangkaian nilai (norma) atau sistem dasar yang bersifat menyeluruh dan
mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh suatu masyarakat atau bangsa sebagai
wawasan atau pandangan hidup mereka.
Ideologi mengandung ketahanan suatu bangsa oleh karena idiologi bagi suatu
bangsa memiliki dua fungsi pokok, yaitu
 Sebagai tujuan atau cinta-cinta dari kelompok masyarakat yang bersangkutan, artinya
nilai-nilai yang terkandung dalam idiologi itu menjadi cita-cita yang hendak dituju
secara bersama;
 Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan, artinya masyarakat
yang banyak dan beragam itu bersedia menjadikan idiologi sebagai milik bersama dan
menjadikannya bersatu.
e. Unsur di Bidang Politik
Politik penyelenggaraan bernegara amat memengaruhi kekuatan nasional suatu
negara. Penyelenggara bernegara dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti
 Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi atau nondemokrasi;
 Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem presidensiil atau parlementer;
 Bentuk pemerintah yang dipilih apakah republik atau kerajaan;
 Suatu negara yang dibentuk apakah sebagai negara kesatuan atau negara serikat.
Pemilihan suatu bangsa atas politik penyelenggaraan bernegara tertentu saja
tergantung pada nilai-nilai dan aspirasi bangsa yang bersangkutan. Dalam realitasnya,
sebuah bangsa bias mengalami beberapa kali perubahan dan pergantian politik
penyelenggaraan bernegara. Misalnya negara Prancis dari bentuk kerajaan menjadi
republik.
Bangsa Indonesia sekarang ini telah berketetapan untuk mewujudkan negara
Indonesia yang bersusunan kesatuan, berbentuk republik dengan sistem pemerintahan
presidensiil. Adapun sistem politik yang dijalankan adalah sistem politik demokrasi
(Pasal 1 ayat (2) UUD 1945).
f. Unsur di Bidang Ekonomi
Ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara merupakan kekuatan nasional negara
yang bersangkutan terlebih di era global sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung
dalam upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga negara. Kemajuan pusat di
bidang ekonomi tertentu saja menjadikan negara yang bersangkutan tumbuh sebagai
kesatuan dunia. Contoh, Jepang dan Cina.
Setiap negara memiliki sistem ekonomi dalam rangka mendukung kekuatan
ekonomi bangsanya. Sistem ekonomi secara garis besar dikelompokan menjadi dua
macam yaitu sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi sosialis. Suatu negara dapat
pula mengembangkan sistem ekonomi yang dianggap sebagai cerminan dari nilai dan
idiologi bangsa yang bersangkutan. Contoh, bangsa Indonesia menyatakan sistem
ekonomi Pancasila yang bercorak kekeluargaan.

g. Unsur di Bidang Sosial Budaya


Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan nasional suatu negara.
Hal-hal yang dialami sebuah bangsa yang homogen tentu saja akan berbeda dengan yang
dihadapi bangsa yang heterogen (plural) dari segi sosial budaya nasyarakatnya.
Contohnya, bangsa Indonesia yang heterogen berbeda dengan bangsa Israel atau bangsa
Jepang yang relatif homogen.
Pengembangan integrasi nasional menjadi hal yang amat penting sehingga dapat
memperkuat kekuatan nasionalnya. Integrasi bangsa dapat dilakukan dengan 2 (dua)
strategi kebijakan, yaitu “assimilationist policy” dan “bhinneka tunggal ika policy”
(Winarno, 2002). Strategi pertama dengan cara penghapusan sifat-sifat cultural utama
dari komunitas kecil yang berbeda menjadi sebuah kebudayaan nasional. Strategi kedua
dengan cara penciptaan kesetiaan nasional tanpa menghapuskan kebudayaan lokal, Tidak
dapat ditentukan strategi mana yang paling benar. Negara dapat pula melakukan
kombinasi dari keduanya. Kesalahan dalam strategi dapat mengantarkan bangsa yang
bersangkutan ke perpecahan bahkan perang saudara. Misal, perpecahan etnis di
Yugoslavia, pertentangan antara suku Huttu dan Tutsi di Rwanda, perang saudara antara
bangsa Sinhala dan Tamil di Sri Lanka.
h. Unsur di bidang Pertahanan Keamanan
Pertahanan keamanan suatu negara merupakan unsur pokok terutama dalam
menghadapi ancaman militer negara lain. Oleh karena itu, unsur utama pertahanan
keamanan berada di tangan tentara (militer). Pertahanan keamanan negara juga
merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara.
Negara dapat melibatkan rakyatnya dalam upaya pertahanan negara sebagai
bentuk dari hak dan kewajiban warga negara dalam membela negara. Upaya melibatkan
rakyat menggunakan cara yang berbeda-beda sesuai dengan sistem dan politik pertahanan
yang dianut oleh negara. Politik pertahanan negara disesuaikan dengan nilai filosofis
bangsa, kepentingan nasional dan konteks zamannya.
Bangsa Indonesia dewasa ini menetapkan politik pertahanan sesuai dengan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pertahanan Negara. Pertahanan negara
Indonesia bersifat semesta dengan menempatkan tentara sebagai komponen utama
pertahanan.
Ketahanan Nasional Indonesai dikelola berdasarkan unsur Astagrata yang
meliputi unsur-unsur geografi, kekayaan alam, kependudukan, idiologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Unsur geografi, kekayaan alam, kependudukan
disebut Trigatra. Unsur keamanan disebut Pancagatra.
Kebutuhan Nasional adalah suatu pengertian holistik, dimana terdapat saling
hubungan antara gatra dalam keseluruhan kehidupan nasional (Astagrata). Kualitas
Pancasila dalam kehidupan nasional Indonesai tersebut terintegrasi dan dalam
integrasinya dengan Trigrata. Keadaaan kedelapan unsur tersebut mencerminkan kondisi
Ketahanan Nasional Indonesia, apabila ketahanan nasional kita kuat atau lemah.
Kelemahan disalahsatu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan
memengaruhi kondisi secara keseluruhan. Ketahanan Nasional Indonesia bahkan
merupakan suatu penjumlahan ketahanan segenap gatranya, melainkan suatu hasil
keterkaitan yang integrative dari kondisi dinamik kehidupan bangsa di seluruh aspek
kehidupan.

2.3 PENDEKATAN ASTA GATRA DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN NASIONAL


Untuk menghadapi globalisasi tersebut kita harus tahu kekuatan dan kelemahan yang kita
miliki dalam segenap aspek kehidupan bangsa (astagatra) sebagai berikut :
1. Geografi
Potensi wilayah darat, laut, udara dan iklim tropis sebagai ruang hidup sangat baik dan
strategis, namun di sisi lain terdapat kelemahan dalam pendayagunaan wilayah darat, laut
dirgantara, dan pengaturan tata ruangnya.
2. Sumber Kekayaan Alam
Potensi SKA di daratan, lautan dan dirgantara, baik yang bersifat hayati maupun
nonhayati, serta yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui sangat besa. Hal
ini merupakan modal dan kekuatan dalam pembangunan. Kelemahaanya, belum sepenuhnya
potensi sumber kekayaan alam tersebut dimanfaatkan secara optimal. Hal ini tidak sejalan
dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Di sisi lain juga sumber kekayaan alam yang ada tidak seutuhnya dapat dijaga
keamanannya dengan baik atau dengan kata lain rawan pencurian.
3. Demografi.
Jumlah penduduk Indonesia termasuk nomor 4 di dunia. Pertumbuhannya dapat ditekan
melalui KB. Begitu juag tingkat kesehatan harapan hidup, dan kualitas fisik semakin
meningkat. Kelemahannya, sebagian penduduk Indonesia antarwilayah atau daerah atau
antarpulau tidak proporsional, pertumbuhan belum mencapai zero grwoth dan kualitas
nonfisik yang masih rendah.
4. Ideologi
Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat. Kelemahannya, pengamalan atau pmbudayaan Pancasila
tersebut belum sepenuhnya terwujud.
5. Politik
Dalam pelaksanaan politik sudah diciptakan kerangka landasan sistem Politik Demokrasi
Pancasila dan sudah tertata terutama struktur politik dan mekanismenya. Kelemahannya,
budaya politik masih perlu perbaikan dan peningkatan. Suprastruktur masih sangat dominan
apabila dibandingkan dengan infrastruktur dan substruktur.

6. Ekonomi
Kekuatan perekonomian Indonesia terletak pada struktur perekonomian yang makin
seimbang antara sektor pertanian dengan sektor industri dan jasa. Kelemahannya,
perindustrian Indonesia belum begitu kokoh karena masih tergantung pada impor bahan
baku atau komponen. Sementara itu, dalam proses pembangunan terjadi ekonomi biaya
tinggi (high cost economy) yang membuat inefisien biaya pembangunan. Kesenjangan
ekonomi juga cenderung semakin tinggi dapat memacu dan memicu destabilisasi ekonomi
dan politik yang berpengaruh terhadap kelangsungan pembangunan. Perpajakan juga masih
lemah dan perlu mendapat perhatian.
7. Sosial Budaya
Hasil pembangunan selama PJPT I dapat meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan
rakyat serta meningkatkan harkat martabat dan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang tidak
lepas dari akar kebudayaannya. Kelemahan yang perlu diperbaiki di antaranya,
berkembangnya primordialisme, kolusi, korupsi, dan nepotisme yang membudaya dan
disiplin nasional yang semakin merosot. Kehidupan masyarakat agak cenderung ke arah
individualis dan materialistis dan makin berkurangnya keteladanan para pemimpin.
8. Pertahanan dan Keamanan
Bangsa Indonesia mewarisi tradisi sebagai bangsa pejuang yang merebut kemerdekaan
dari penjajah merupakan sumber kekuatan. Kelemahannya sishankamrata tersebut belum
sepenuhnya terwujud. Kesadaran bela negara belum memasyarakat. Sementara itu tingkat
keamanan masyarakat masih terganggu dengan makin meningkatnya kriminalitas.
Faktor yang sangat berpengaruh dominan adalah perekonomian, khususnya perdagangan
untuk memperoleh keuntungan bagi kesejahteraan rakyat masing-masing negara. Kondisi
sekarang negara-negara maju menguasai sebagian besar modal, teknologi atau skill. Hal ini
merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mensejajarkan diri dengan bangsa atau
negara maju tersebut, melalui peningkatan tannas Indonesia. Kunci dalam peningkatan
tannas Indonesia itu adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia menuju ke
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi oleh iman dan taqwa.

1. Aspek Trigatra
Dalam pengaturan aspek Trigatra yang perlu mendapat perhatian ialah :
1. Pengaturan tata ruang wilayah Nasional yang serasi antara kepentingan kesejahteraan
dan kepentingan keamanan. Sumber-sumber perekonomian dan pemukiman harus
dilindungi. Perencanaan pembangunan harus mempertimbangkan kepentingan keamanan
tersebut dalam arti luas, selain mempertimbangkan aspek kesejahteraan untuk
masyarakat luas.
2. Pengelolaan sumber kekayaan alam dengan memperhatikan asas manfaat, daya saing
dan lestari serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Asas manfaat berkaitan dengan
upaya pengelolaan sumber kekayaan alam itu, digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Mempunyai daya saing berkaitan dengan “mutu” yang tinggi
standar sesuai dengan kebutuhan pasar dan pelayanan yang menyenangkan. Begitu pula
hasil pembangunan hendaknya mencerminkan pemerataan.
Program KB tidak hanya ditujukan kepada pengendalian tetapi peningkatan kesejahteraan
dan mutu kehidupan. Perlu diupayakan peningkatan kualitasnya melalui program pendidikan
dan keterampilan dalam arti luas untuk memulihkan kualitas SDM Indonesia yang
menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan dilandasi iman dan taqwa. Di sisi lain, perlu
diupayakan agar menjadi sebaran yang proporsional, melalui program pengembangan atau
pembangunan wilayah luar Pulau Jawa. Pada tahap awal transmigrasi boleh jadi alternatif,
tetapi relokasi industri di Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa serta pengembangan potensi-
potensi perekonomian di wilayah luar Pulau Jawa.

B. Aspek Pancagatra
2. Pemahaman penghayatan dan pengamalan Pancasila (ideologi)
Penataran dan pengajaran Pancasila di masyarakat dan sekolah masih dianggap kurang
efektif karena cenderung berorientasi kepada ketermapilan kognitif dan formalitas. Dalam
konteks ini suatu hal yang perlu dan harus diingat bahwa P4 adalah norma yang
mengandung nilai-nilai luhur dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Dan kalaupun ada kelemahan kekurangan dalam pengamalannya, itu adalah kesalahan
oknum, bukan kesalahn P4nya.
3. Penghayatan budaya Pancasila
Suasana harmonis, terpadu dan bersinergi perlu diciptakan sehingga setiap keputusan
politik yang diambil sesuai dengan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat
berlandaskan hukum yang berlaku. Indonesia berdasar atas hukum (rechstaat) tidak berdasar
kekuasaan belaka (machstaat). Rule of law berasaskan supremacy of law, persamaan di
muka hukum atau equality before the law (Pasal 27 ayat (1) UUD 1945). Jika rule of law
dengan asas-asasnya dapat kita lukakn dengan baik diiringi dengan makin meningkatnya
“kecerdasan” rakyat, pemerintahan yang bersih dan berwibawa maka “partisipasi” politik
rakyat akan meningkat.
4. Mewujudkan perekonomian yang efisien, pemerataan dan pertumbuhan yang tinggi
Kendatipun struktur perekonomian Indonesia makin seimbang antara sektor pertanian
dengan sektor industri dan jasa, namun belum efisien. Adanya kebocoran, KKN, pungutan
liar, dan lain0lain yang sejenis dianggap menodai perekonomian Indonesia. Dengan
pemerataan kita akan mencapai pertumbuhan. Konsep ini mengarah kepada empowerment
(pemberdayaan masyarkat), dan bukan konglomerasi pada sekelompok kecil anggota
masyarkat. Paradigma empowerment atau pemberdayaan masyarakat dilandasi oleh
pemikiran bahwa pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila masyarkat
mengelola sumber daya alam yang mereka miliki dan emnggunakan untuk pembangunan
masyarakat. Perbedaan antara model pembangunan yang partisipatif dengan model
empowerment terletak dalam hal model empowerment rakyat miskin, tidak hanya aktif
berpartisipasi dalam proses pemilihan program, perencanaan dan pelaksanaanya. Dalam
model partisipasi keterlibatan rakyat dalam proses pembangunan hanya sebatas pada
pemilihan, perencanaan dan pelaksanaan, sedang pemerintah tetap menguasai dana guna
mendukung pelaksanaan program. Pemberdayaan rakyat tidak akan berhasil apabila tidak
didukung suatu sistem politik dan ekonomu yang demokratis. Reformasi eknomi dengan
model pemberdayaan ini harus disertai dengan reformasi di bidang politik. Birokrasi negara
harus memiliki sikap mental baru yakni sikap memfasilitasi masyarakat dan bertanggung
jawab pada masyarakat terhadap segala kebijaksanaannya.
5. Memantapkan identitas Nasional Bhinneka Tunggal Ika
Perlu disadari dalam kemajemukan itu terdapat kerawanan yaitu gampang dipecah belah.
Oleh karena itu, perlu diciptakan iklim yang kondusif untuk hidup bersama dalam suasan
kebhinnekaan tersebut. Hilangkan premordialisme. Kondisi-kondisi yang mengarah kepada
pertentangan SARA harus dihilangkan. Selain itu, mengekkan hukum dengan asas-asasnya
mutlak diterapkan.
6. Memantapkan kesadaran bela negara
Bela negara dalam pengertian yang luas tidak hanya menyangkut masalah kemiliteran
atau Hankam, tetapi pada seluruh aspek kehidupan bangsa dan negara. Stabilitas keamanan
dalam pembangunan Nasional maka yang lebih esensial harus dipadukan atau dimantapkan
ialah kesamaan pola pikir, pola sikap dan pola tindak kita untuk mencapai kasra dalam cita-
cita nasional, tujuan nasional, tujuan Pembangunan Nasional, sasaran pembangunan
nasional, dan kepentingan Nasional.
Kedelapan aspek kehidupan (astagatra) ditempatkan atau dianggap sebagai
komponen proses yang akan memproses baik langsung maupun tidak langsung input mentah
(maslah masyarkat) menjadi output berupa kondisi tannas sesaat itu kesejahteraan dan
keamanan. Tingkat tannas yang kita ciptakan tersebut melalui pembangunan nasional
dengan pendekatan tad mengarah kepada kebangkitan bangsa Indonesia untuk
menyejajarkan dirinya dengan bangsa-bangsa yang telah maju (national rivival), tannas yang
tangguh (national resiliencies) dan kelangsungan hidup bangsa dan negara atau kejayaan
bangsa dan negara (national survival) yang bebas dari berbagai bentuk penjajahan.
Kelemahan-kelemahan gatra sumber kekayaan alam Indonesia :
 Belum adanya data inventarisasi potensi dan penyebaran sumber kekayaan alam
secara menyeluruh.
 Belum sepnuhnya sumber kekayaan alam tersebut dimanfaatkan secara optimal
 Teknologi pengolahan yang masih rendah.
Harapan kondisi tannas Indonesia untuk menghadapi era globalisasi ialah bahwa tannas
Indonesia harus diupayakan untuk mampu meberikan jaminan terhadap identitas dan
integritas nasional, eksistensi bangsa Indonesia dan negara kesatuan Republik Indonesia, dan
tercapainya tujuan serta cita-cita nasional.

Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya, pengertian ketahanan nasional terdiri atas 3


konsep, yakni Ketahanan Nasional sebagai kondisi, Ketahanan Nasional sebagai metode
atau pendekatan, dan Ketahanan Nasional sebagai doktrin pengaturan bernegara. Sebagai
kajian akademik, kita tidak menggunakan konsepsi ketahanan sebagai doktrin tetapi sebagai
kondisi. Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi
tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Aspek kehidupan tersebut telah dielaborasi dalam
wujud Asta Gatra yang meliputi Tri Gatra (aspek alamiah) dan Panca Gatra (aspek sosial).
Ketahanan nasional juga merupakan pendekatan yang utuh menyeluruh, yakni
mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan nasional bangsa. Aspek tersebut
juga telah terangkum dalam Asta Gatra Ketahanan Nasional. Dengan demikian, ketahanan
nasional Indonesia akan semakin kuat dan kokoh, jika dilakukan upaya pembinaan dan
pengembangan terhadap setiap aspek (gatra) secara terencana, terpadu, dan
berkesinambungan. Pembinaan Ketahanan Nasional dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Asta Gatra (delapan aspek), yang merupakan keseluruhan dari
aspek-aspek kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Pembinaan terhadap aspek sosial penting dilakukan sebab aspek ini bersifat dinamis,
lebih mudah berubah dan termasuk dalam (intagible factor). Pembinaan terhadap aspek
ideologi, yakni ideologi Pancasila adalah berkaitan dengan 5 (lima) nilai dasar yang
dikandungnya, yang dijabarkan dalam nilai instrumental dalam UUD 1945. Amandemen
atas UUD 1945 serta adanya rencana perubahan yang akan datang harus terus dapat
dikembalikan pada nilai dasar Pancasila. Dalam hal ini Pancasila tetap ditempatkan sebagai
kaidah penuntun hukum, termasuk UUD 1945. Sebagai cita-cita hukum, Pancasila harus
tetap diletakkan sebagai fungsi konstitutif dan regulatif bagi norma hukum Indonesia. Di sisi
lain, pendidikan mengenai ideologi Pancasila perlu terus dijalankan dalam sistem
pendidikan nasional. Pembinaan kehidupan politik dewasa ini mengarah pada sistem
politik demokrasi dan budaya demokrasi.
Pengembangan sistem politik diarahkan pada penyempurnaan struktur politik yang
dititik beratkan pada proses pelembagaan demokrasi dengan menata hubungan antara
kelembagaan politik dan kelembagaan pertahanan keamanan dalam kehidupan bernegara. Di
sisi lain pengembangan budaya politik yang dititik beratkan pada penanaman nilai-nilai
demokratis terus diupayakan melalui penciptaan kesadaran budaya dan penanaman nilai-
nilai politik demokratis, terutama penghormatan nilai-nilai HAM, nilai-nilai persamaan,
anti-kekerasan, serta nilai-nilai toleransi, melalui berbagai wacana dan media serta upaya
mewujudkan berbagai wacana dialog bagi peningkatan kesadaran mengenai pentingnya
memelihara persatuan bangsa. Jika kehidupan politik berlangsung demokratis dan stabil
maka ketahanan politik bangsa akan terjaga. Gatra ekonomi diarahkan pada landasan yang
bertumpu pada kekuatan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan stabilitas ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, jika hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat justru
dapat melemahkan ketahanan bangsa. Oleh karena itu pengembangan ekonomi harus
dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh dan seimbang, konsisten dan adil.
Kemiskinan terjadi bukan sekadar karena belum terpenuhinya kebutuhan pokok, tetapi
karena tidak adanya hak dan akses untuk memenuhi kebutuhan pokok. Akses tidak hanya
mencakup ketersediaan pasokan kebutuhan pokok yang berkualitas sesuai dengan lokasi
kebutuhan, tetapi juga keterjangkauan harganya, dan keamanan pasokan sepanjang waktu.
Rakyat Indonesia akan menjadi sejahtera bila hak dan aksesnya untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya terjamin. Dalam gatra sosial budaya, ancaman yang muncul adalah
mudahnya infiltrasi nilai-nilai budaya barat yang sekuler, liberal, dan materialistik
kemasyarakat Indonesia. Pembinaan yang dilakukan terutama dengan meningkatkan
pemahaman, kesadaran dan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya bangsa sendiri. Salah
satunya adalah nilai luhur budaya Pancasila yang selalu menjaga keseimbangan yang
harmonis antara hubungan manusia dengan dirinya, dengan masyarakat, dengan Tuhan, serta
keseimbangan antara kemajuan fisik material dengan kesejahteraan mental spiritual dan
keseimbangan antara kepentingan dunia dengan akhirat. Dalam hal gatra pertahanan dan
keamanan, kepentingan nasional Indonesia yang vital dan permanen adalah tetap tegak dan
utuhnya NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dalam mewujudkan kepentingan nasional tersebut, pertahanan negara Indonesia
diselenggarakan untuk menangkal dan mencegah segala bentuk ancaman dan gangguan,
baik yang bersumber dari luar maupun dari dalam negeri. Dalam mewujudkan komitmen
bangsa Indonesia yang anti-penjajahan dan penindasan suatu bangsa terhadap bangsa yang
lain, orientasi penyelenggaraan pertahanan negara diarahkan untuk sebesar-besarnya
mewujudkan daya tangkal bangsa yang handal.

2.4 Identifikasi Ancaman Terhadap Bangsa Dan Negara


Ancaman dapat dikonsepsikan sebagai setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah
Negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Bentuk ancaman militer mencakup:
1. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh Negara lain terhadap kedaulatan
Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. cara-caranya antara lain:
 lnvlasi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata Negara lain terhadap wilayah
NKRI.
 Bombardemen berupa penggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh angkatan
bersenjata Negara lain terhadap wilayah NKRI.
 Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara NKRI oleh angkatan
bersenjata Negara lain.
 Serangan unsur angkatan bersenjata Negara lain terhadap unsur satuan darat, satuan
laut atau satuan udara TNI.
2. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh Negara lain.
3. Spionase yang dilakukan oleh Negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia
militer.
4. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional yang
membahayakan keselamatan Negara.
5. Pemberontakan bersenjata.
6. Perang udara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan kelompok
masyarakat bersenjata lainya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan didalam upaya
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam
wujud ketahanan nasional, sehingga bisa dikatakan geostartegi adalah ketahanan nasional itu
sendiri.
 Gatra dalam Ketahanan nasional
1. Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthou
2. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray
3. Unsur kekuatan nasional menurut Palmer & Perkins
4. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra
5. Unsur kekuatan nasional menurut Alfred T. Mahan
6. Unsur kekuatan nasional menurut Cline
7. Unsur kekuatan nasional model Indonesia
8. Unsur atau Gatra dibidang Ideologi
9. Unsur atau Gatra di bidang Politik
10. Unsur atau Gatra di bidang Ekonomi
11. Unsur atau Gatra di bidang Sosial budaya.
ketahanan nasional terdiri atas 3 konsep, yakni Ketahanan Nasional sebagai kondisi,
Ketahanan Nasional sebagai metode atau pendekatan, dan Ketahanan Nasional sebagai
doktrin pengaturan bernegara. Sebagai kajian akademik, kita tidak menggunakan konsepsi
ketahanan sebagai doktrin tetapi sebagai kondisi. Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis
yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara.
 Bentuk ancaman militer mencakup:
1. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh Negara lain terhadap kedaulatan
Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.
2. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh Negara lain.
3. Spionase yang dilakukan oleh Negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia
militer.
4. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional yang
membahayakan keselamatan Negara.
5. Pemberontakan bersenjata.
DAFTAR PUSTAKA

Aminnatul Widyana. 2008. Kewarganegaraan (Geostrategi Indonesia). Jurnal Teknologi dan


ilmu pengetahuan. 2 (2): 176-187.

Hendra. 2011. Geostrategi Indonesia.Yogyakarta: Kanisius

Ihsan. 2011. Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Indonesia. wordpress diakses 15 Maret
2017

Muhammad Latif. 2011. Peranan IPTEK Dalam Implementasi Geostrategi Indonesia, (Online),
(http://mardoto.com/tag/kewarganegaraan/), diakses 15 Maret 2017

Scribd. 2011. Geostrategi Indonesia, (http://www.scribd.com/search?query=Geo+Strategi),

diakses 15 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai