disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas mata kuliah strategi dan
keamanan
Disusun oleh:
Qorienza R. A 1242500831
PENDAHULUAN
BAB II
1
Mas’oed, Mohtar. (1990). Ilmu Hubungan Internasional, Disiplin dan Metodologi, Jakarta:
LP3ES. hal
PEMBAHASAN
A. Defense
Military defense menjadi pilihan negara jika terjadi suatu konflik, akan
tetapi ketika tidak ada konflik sekalipun, tetap dipilih karena terkait dengan
pertahanan sebuah negara. Salah satu contohnya juga pembentukan NATO
dimana terdapat satu poin perjanjian yang menyebutkan bahwa ketika satu
negara anggota diserang maka serangan tersebut dianggap sebagai serangan
pada seluruh negara anggota. Sebuah bentuk collective defense yang mana
bentuk ini merupakan salah satu bentuk perwujudan defense. Bentuk contoh
yang lain yaitu dapat terlihat saat ini ketika Amerika Serikat mulai menyadari
bahwa China mulai menjadi negara super power yang baru dari sisi ekonomi dan
sebagainya. Sehingga Amerika Serikat melakukan upaya-upaya untuk
menghadapi China agar tidak melampau ke-super power-an Amerika Serikat.
a. Deterrence
b. Compellence
c. Offense
Konsep ini digunakan oleh negara untuk menyerang negara lain. Konsep
ini biasanya dilakukan oleh negara yang sudah memiliki perlengkapan militer
yang sudah maju dan mapan. Kebanyakan negara tidak memilih untuk
menerapkan strategi ini dan lebih memilih untuk menerapkan strategi defense.
Dalam Cooperation Under Security Dilemma, Robert Jervis mengatakan,” jika
defensive lebih menguntungkan daripada ofensif, maka lebih mudah untuk
mempertahankan daripada maju, menghancurkan dan mengambil. ” Lebih lanjut
menurut Jervis, “When the defense has the advantage… The state that fears
attack does not pre‐empt‐since that would be a wasteful use of its military
resources‐but rather prepares to receive an attack .” Artinya ketika strategi
defense menguntungkan negara, maka negara tersebut tidak akan lebih dulu
menyerang karena menganggap bahwa penggunaan militer akan bersifat sia-sia
dan lebih memilih untuk menunggu diserang.
d. Swaggering
Swaggering merupakan salah satu strategi keamanan yang dilakukan
oleh suatu negara dimana negara tersebut berusaha untuk menunjukkan fasilitas
militer yang mereka miliki kepada negara lain. Kegunaan dari fungsi kapabilitas
militer ini berbeda dengan kegunaan dari strategi yang lain. Swaggering lebih
banyak dilakukan pada situasi damai yakni dapat digunakan untuk kepentingan
latihan militer, demonstrasi senjata, atau melakukan pembelian atau membangun
senjata yang bermakna prestisius dengan tujuan penunjukkan egoistic. Contoh
dari strategi Swaggering adalah latihan militer bersama yang dilakukan oleh
Indonesia dengan Amerika Serikat dimana satu sama lain tujuannya untuk saling
show off.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari paparan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa dalam konsep Use Of Force terdapat sub konsep lainnya yaitu
Defense, Deterrence, Compellence, Offense, dan Swaggering. Dalam tulisan kali ini kami
Baylis, John & dkk. 2002. Strategy in the Contemporary World. Oxford University Press
Goodpaster, Andrew J & dkk. 1997. Post Cold War: Conflict Deterrence. Washington
D.C : National Academy Press.
Griffiths, Martin & Terry O’Callaghan. 2007. International Relations : The Key Concepts .
New York : Routledge.