Anda di halaman 1dari 7

ISU STRATEGIS DAN MENDESAK DALAM PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NTT TIMOR LESTE

NO 1 ISU STRATEGIS/MENDESAK Penetapan tata batas wilayah perbatasan URAIAN PERMASALAHAN 1. Perbatasan darat RI Timor Timur sepanjang 230 Km, mencakup 3 wilayah Kabupaten Belu115 km, Kabupaten TTU 104,5 km, Kabupaten Kupang 10,5 km, belum memiliki patok tapal batas yang permanen dan terdapat sungai Malibaka sebagai perbatasan. 2. Perbatasan laut antarnegara di Kabuapten Alor, Kupang, TTU, Belu, dan Rote Ndao belum ada penetapan. UPAYA PEMECAHAN 1. Damarkasi (pemasangan tugu batas) akan dimulai tahun 2004 di titik-titik batas yang telah disepakati. Perbatasan laut antarnegara sebelum tercapai delimitasi bilateral, bersama atau unilateral oleh pihak indonesia, sebaliknya ditetapkan batas laut sementara, untuk keperluan hankam dan pencegaha penyelundupan dan lintas batas ilegal. Penetapan batas laut sementara Peta garis batas yang telah disepakati akan disosialisasikan dan diberikan kepada Pemda Propinsi, Kabupaten dan Kecamatan di wilayah perbatasan. Pemasangan/rehabilitasi Sistem Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di Pulaupulau kawasan perbatasan. INSTANSI TERKAIT Dep. Kimpraswil Bakosur tanal Depdag ri Mabes TNI AL Pemda Dephan Deplu Dephub

2.

3. 4.

5.

Pembangunan dan peningkatan fungsi Pos Pelintas Batas (PLB)

Belum lengkapnya sarana dan prasarana /fasilitas CIQS (bea cukai, imigrasi, karantina, dan keamanan) di PLB Motaain dan Turiskain (Belu), Oepoli (Kupang) serta Napan dan Wini (TTU), menyebabkan terjadinya pelintas batas dan perdagangan illegal, Maritaing Kec. Alor Timur (Kab. Alor)

1. Perlu peningkatan fungsi Pos Lintas Batas melalui pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pos PLB seperti di Motaain, Turiskain, Oepoli, Napan, dan Wini 2. Penempatan petugas PLB berasal dari putra daerah. 3. Pemberian tunjangan khusus bagi petugas PLB 4. Penetapan 3 pintu lintas batas internasional (Motaain, Metamau, dan

Depdagri Dep. Kehutanan Deplu Depkeu Deptan Depkeh & HAM Mabes Polri Pemda

Halaman - 1

NO

ISU STRATEGIS/MENDESAK

URAIAN PERMASALAHAN

UPAYA PEMECAHAN Napan)

INSTANSI TERKAIT

Keberadaan Daerah Aliran Sungai (DAS) lintas negara

Terdapat dua sungai yang menjadi tapal batas antranegara yaitu (DAS Malibaka) di Belu, dan (DAS Tasona, DAS Boel Ekat, DAS Noel Fael, dan DAS Noelbaki) di Kupang, mengakibatkan sejumlah permasalahan yang perlu diselesaikan, terutama terkait dengan pemanfaatan sumberdaya air dari DAS-DAS tersebut. Terbatasnya sarana dan prasarana di perbatasan baik perhubungan, energi, telekomunikasi, permukiman, air bersih, mengakibatkan wilayah perbatasan menjadi wilayah yang terisolir dan tertinggal. Peningkatan produksi (barang dan jasa) dan peluang pasar untuk meningkatkan pendapatan dari sector industri sangat terbuka luas, apabila ada akses sarana pendukung yang memadai ke tempat tujuan. Sarana pendukung utama dalam meningkatkan peluang tersebut adalah adanya sarana transportasi, komunikasi, listrik, pelayanan air bersih, dan

1. Perlu segera diselesaikan penetapan titik batas dan perjanjian ( RI Timor Leste) dalam penggunaan sumberdaya air dari DAS tersebut. 2. Penyelesaian masalah tapal batas yang menyangkut sungai (DAS) 3. Pengelolaan sumbertdaya air / DAS

Dep. Kimpraswil Dep. Kehutanan Depdagri Deplu Pemda

Sarana dan Prasarana wilayah

1. Perlu peningkatan sarana dan


prasarana perhubungan sepanjang perbatasan RI Timor Leste di Kab. Belu, Kupang, Alor, TTU dan Rote Ndao. Penyediaan energi listrik sarana telekomunikasi dan pemukiman Penanganan pintu-pintu arteri dari pusat-pusat pertumbuhan Perlu adanya kerjasama interdep dalam rangka membangun sarana dan prtasarana seperti transportasi, komunikasi, kelistrikan, pelayanan air bersih, serta sarana ekonomi (perbankan) di perbatasan. Subsidi angkutan perintis darat, laut, dan udara Pembangunan terminal antarnegara di Atambua Pengembangan badar udara Haliwen Pengembangan pelabuhan dan

Dep. Kimpraswil Dephub Dep. ESDM / PLN Pemda

2. 1.

Aksesibilitas ke kawasan perbatasan

2. 3. 4. 5.

Dep. Kimpraswil Dephub Keminfokom Dep. ESDM/PLN Perbankan Pemda

Halaman - 2

NO

ISU STRATEGIS/MENDESAK

URAIAN PERMASALAHAN pelayanan perbankan di sekitar perbatasan.

UPAYA PEMECAHAN pengadaan fasilitas SBNP. 1. Membangun pos-pos keamanan lintas batas (CIQS) 2. Penegakkan hukum di daerah perbatasan 3. Melakukan koordinasi pemantauan keamanan antara RI Timor Leste 4. Pemberdayaan masyarakat di perbatasan 5. Sosialisasi tentang kesadaran hukum

INSTANSI TERKAIT

Gangguan keamanan dan ketertiban

Keamanan dan ketertiban masyarakat belum kondusif sehingga masih sering terjadi gangguan keamanan dan ketertiban berupa kriminalitas perdagangan illegal, penyelundupan, pencurian ikan, penyelundupan orang, pencurian ternak, masuknya senjata api illegal, perjudian dan pelaku pelangga hukum lainnya. Masih maraknya kegiatan perdagangan illegal dan pelintas batas tradisional ini disebabkan oleh kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar perbatasan, serta masih terbatasnya sarana dan prasarana infrastruktur dan kurangnya perhatian pemerintah khususnya dalam penegakkan supremasi hukum. Pengembangan kondisi ekonomi masyarakat di perbatasan terkait erat dengan ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur ekonomi wilayah, penyediaan tenaga kerja dan bantuan pendampingan teknis, serta penyediaan dukungan finansial. Persoalan ekonomi ini adalah fenomena migrasi dari kegiatan

Deplu Dephan Depkeh & HAM Mabes TNI Mabes Polri Kejaksanaan Depkeu Deptan Pemda

Pelintas Batas Ilegal

Untuk mengatasi maraknya perdagangan illegal ( illegal trading) dan pelintas batas illegal, perlu dilaksanakan pembangunan sarana dan prasarana serta infrastrukturm, dan penaggakan supremasi hukum bagi pelintas batas illegal.

Depdagri Deple Mabes Polri Kimpraswil Menkeh & HAM Pemda

Pasar perbatasan dan peluang usaha masyarakat di perbatasan

1. Perlu adanya peningkatan perekonomian masyarakat di perbatasan serta pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur perekonomian di perbatasan. 2. Menginventarisasi koperasi yang harus mendapat bantuan pendanaan 3. Pemberian bantuan dana penguatan untuk kegiatan koperasi di perbatasan

Depdagri Kementrian UKM Depnakertrans Deperindag Depkimpraswil Depsos Pemda

Halaman - 3

NO

ISU STRATEGIS/MENDESAK

URAIAN PERMASALAHAN perdagangan illegal (illegal bisnis dan illegal trading) yang akhirnya menimbulkan kerawanan sosial ekonomi di kawasan perbatasan RI Timor Leste.

UPAYA PEMECAHAN

INSTANSI TERKAIT

Tata ruang wilayah perbatasan

Pembangunan di wilayah perbatasan harus memperhatikan kaidah keruangan, hal ini menyebabkan penyusunan tata ruang di perbatasan, khususnya di wilayah perbatasan darat RI Timor Leste di Kabupaten Belu, TTU, dan Kupang merupakan keharusan, demikian juga untuk pulau-pulau di wilayah perbatasan di Kabupaten Alor dan Rote Ndao. Belum tersusunya rencana tata ruang wilayah (RTRW) di wilayah perbatasan RI Timor Leste, menyebabkan pengembangan daerah tersebut sulit untuk dilakukan. 1. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya status pemilikan setifikat tanah. 2. Masih adanya status kepemilikan tanah yang masih dikuasai secara adat (hak ulayat). 3. Pelepasan tanah hak ulayat

1. Perlu disusunnya RTRW perbatasan antara negara RI dengan Timor Leste di Kabupaten Belu, TTU, dan Kupang dalam bentuk Keppres (sesuai dengan UU No. 24/1992). 2. Perlu disusunya RTRW pulau-pulau di wilayah perbatasan.

DKP Depkimpraswil Pemda

10

Pertanahahn / Hak Ulayat

1. Penyuluhan arti pentingnya status hukum kepemilkikan tanah. 2. Pemberian bagi sertifikat tanah (pemutihan sertifikat tanah). 3. Pembebasan tanah oleh pemerintah untuk pembangunan fasilitas umum. 4. Komitmen aparat pemerintah dalam rangka penyelesaian masalah pertanahan secepatnya.

BPN Depdagri Pemda

Halaman - 4

NO

ISU STRATEGIS/MENDESAK

URAIAN PERMASALAHAN untuk kegiatan/kepentingan pemerintah seperti Polsek, Bea Cukai, Imigrasi, dll, secara resmi belum dilakukan. 4. Kepemilikan tanah masyarakat Timor Leste di wilayah RI.

UPAYA PEMECAHAN 5. Penetapan status lahan atau tanah melalui kegioatan Prona.

INSTANSI TERKAIT

11

Peningkatan pendidikan

1. Rendahnya kualitas SDM 2. Kurangnya tenaga guru SD, SLTP, SMU. 3. Banyaknya gedung sekolah yang sudah rusak (tidak bias dipergunakan) 4. Belum adanya SMU di kota kecamatan di kawasan perbatasan (Amfoang), SMU di Maritaing Kec. Alor Timur (Kab. Alor) 5. Sarana dan Fasilitas serta tenaga edukatif Universitas Timor (UNIMOR) masih terbatas. 1. Tingginya persentase angka kematian ibu dan anak. 2. Kurangnya prasarana kesehatan yang memadai. 3. Terbatasnya jumlah Puskesmas atau Posyandu, Puskesmas Pembantu (Pustu). 4. Kurangnya tanaga medis (dokter), paramedis, dan bidan.

1. Pengangkatan tenaga guru/honorer 2. Peningkatan kualitas tenaga guru 3. Perbaikan gedung sekolah yang rusak, pembangunan gedung sekolah, pembangunan gedung sekolah SLTA, pendirian sekolah unggulan dan kejuruan. 4. Mlakukan upaya pertukaran guru/kepala sekolah. 5. Peningkatan sarana pendidikan. 6. Pengadaan dan shering dana pendidikan, serta pembangunan sarana dan prasarana Universitas Timor. 7. Pengangkatan tenaga edukatif dengan sumber pendanaan dari Depdiknas. 1. Melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat perbatasan. 2. Membangun Puskesmas, Posyandu, dan Pustu sampai ke tingkat desa perbatasan. 3. Meningkatlkan gizi masyarakat dan kesehatan lingkungan. 4. Pengadaan obat-obatan dan peralatan medis yang memadai. 5. Mendiirikan RSU (minimal tipe C) dan gedung karantina.

Depdiknas Depkimpraswil Pemda

12

Peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat

Depkes KLH Pemda

Halaman - 5

NO

ISU STRATEGIS/MENDESAK

URAIAN PERMASALAHAN 5. Adanya penyakit menular spesifik perbatasan.

UPAYA PEMECAHAN 6. Meningkatkan jangkauan pelayanan pengembangan Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas, dan Puskesmas rawat inap. 7. Mengadakan pelatihan untuk tenaga penyuluh kesehatan. 1. Perlu dilakukan penetapan jumlah pengungsi yang perlu ditangani. 2. Perlu dilakukan pendekatan dengan masyarakat local yang sudah ditempati pengungsi maupun yang akan ditempati oleh pengungsi agar terjadi integrasi. 3. Perlu penentuan opsi bagi pengungsi tentang arah minat, apakah memilih pemulangan (repatriasi) alih tugas bagi PNS/TNI/Polri, resettlement di Timor Barat, dan transmigrasi ke luar NTT. Untuk itu perlu disusun pedoman untuk masing-masing penanganan sebagai bahan sosialisasi kepada pengungsi oleh pemerintah kabupaten.

INSTANSI TERKAIT

13

Penanganan eks pengungsi Timor-Timur

1. Masih banyaknya Jumlah pengungsi yang belum terselesaikan. Berdasarkan hasil pertemuan Kefamenanu (Maret 2004) tercatat sebanyak 7.094 KK. 2. Adanya penolakan dari masyarakat local terhadap pengungsi yang berasal Timor-timur, sehingga belum tertampungnya eks pengungsi dalam perumahan/resettlement. 3. Sulitnya menentukan solusi untuk pengungsi karenba mereka tidak memiliki jiwa pelancong (karena sangat terikat dengan keluarga dan tanah kelahiran). 1. Adanya perdagangan langsung dari Surabaya ke Dili, menyebabkan beberapa permasalahan seperti tidak berfungsinya pasar tradisonal yang telah dibangun dan berkurangnya pendapatan Pemda NTT khususnya Kab. Belu dan Kab. TTU (Distrik

Depnakertrans Depsos Depdagri Depkimpraswil Deplu Pemda BPN Depkeh & HAM

14

Perdagangan Lintas Batas

1. Perlu dilakukan pengkajian ulang penetapan satu pintu masuk untuk kegiatan perdagangan ke wilayah Timor Leste, melalui wilayah di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Belu. 2. Perlu koordiansi antarnegara dengan merujuk kesepakatan yang telah ada.

Depkeu Depdagri Deperindag Deplu Pemda

Halaman - 6

NO

ISU STRATEGIS/MENDESAK

URAIAN PERMASALAHAN Oecusi).

UPAYA PEMECAHAN

INSTANSI TERKAIT

2. Kurangnya dukungan
Pemerintah Timor Leste (tidak sesuai agreement) 15 Kerjasama pengamanan segitiga Emas Selat Ombai Selat Ombai sebagai kawasan darat laut yang dapat dipakai sebagai ruang mobilitas kapal laut / kapal selam ke negara Timor Leste, maupun penyelundupan sehingga berpotensi sebagai ancaman dan gangguan bagi NKRI Adanya lulusan SMU/SMK yang tidak meneruskan ke Perguruan Tinggi dan tidak dapat memasuki lapangan kerja karena keterbatasan keterampilan dan biaya. Perlu difasilitasi adanya kerjasama Kabupaten Alor, Belu, dan TTU dalam rangka pengamanan Selat Ombai. Deplu Dephankam Mabes TNI Bakosurtanal Pemda

16

Tenaga Kerja

1. Perlu dilakukan pengkajian potensi peluang kerja, dunia usaha dan jumlah pencari kerja. 2. Perlu dilakukan pelatihan keterampilan sesuai dengan peluang kerja dan dunia usaha yang tersedia, karean terbatasnya pelatih maka diusulkan sebaiknya membuat Lokakarya (LK) bukan BLK 3. Berdasarkan pengkajian tersebut agar disusun proposal dan diajukan kepada Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri (Depnakertrans).

Depnakertrans Depdiknas Pemda

Halaman - 7

Anda mungkin juga menyukai