Anda di halaman 1dari 19

1

E. Pulau terluar pada Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Talaud

Sebagai kawasan perbatasan memiliki peluang dan kekuatan yang dapat diandalkan untuk bersinergi ke dalam dinamika global karena posisi geografis Kepulauan Sangihe dan Kabpaten Talaud yang terletak di bibir pasifik sangat memungkinkan daerah ini,melakukan terobosan-terobosan dan atau kolaborasi di bidang ekonomi dan pembangunan pada umumnya yang bersifat outward looking mengingat di bagian utara terdapat beberapa negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia seperti : Jepang, Korea, Cina, Taiwan dan Amerika Serikat tanpa mengesampingkan keberadaan negara tetangga Philipina dan aktivitas inward looking (regional dan nasional). Paradigma baru kebijakan pembangunan nasional secara nyata telah menetapkan daerah perbatasan dan daerah tertinggal sebagai fokus dan prioritas pemberdayaan. hal mana secara formal tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang RPJM Nasional 2005 2009 dan Surat Keputusan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 001/Kep/MPDT/II/2005 tanggal 7 Februari 2005 tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal. kekuatan lain adalah sebagai daerah otonom di bawah payung undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Namun harus diakui bahwa sebagai daerah perbatasan diperhadapkan dengan tantangan yang tidak bisa diabaikan seperti isueisue negatif yang sangat merugikan kepentingan nasional dan daerah antara lain menjadi wilayah transit terorisme internasional, praktek penyeludupan barang-barang terlarang (narkoba, senjata api, video porno dan uang palsu). Pelanggaran imigrasi dan bea cukai serta pengrusakan lingkungan/eksploitasi potensi sumber daya laut (perikanan) oleh warga negara asing yang telah berlangsung sejak puluhan tahun lamanya.

Kabupaten Kepulauan Sangihe dan kepulauan Talaud mengoleksi beberapa pulau yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga Filipina. Pulau-pulau ini ada yang berpenghuni dan ada yang tidak berpenghuni . Berdasarkan peraturan Presiden nomor 78 tahun 2005 tentang pengelolahan pulau-pulau terkecil terluar , Kabupaten sangihe memiliki empat pulau terkecil yaitu : a) Pulau Kawio memiliki luas + 0,9 Km2 dengan jumlah penduduk 121 KK/294 Jiwa. Dipulau ini terdapat titik referensi No TR 054 ( PP n0 38 tahun 2002) fasilitas yang telah dibangun adalah jalan desa/setapak sementara juga sedang dibangun dermaga, puskemas pembantu dan sekolah dasar b) Pulau kawio , memiliki luas + 122 km2 dengan julah penduduk 186 kk/600 jiwa. Dipulau ini terdapat titik dasar no TD 053 A dan titik referensi No TR 053 . Fasilitas yang telah dibangun adalah setapak, dermaga, puskesmas pembantu dan sekolah dasar c) Pulau Merore memiliki luas + dengan jumlah penduduk 121 kk/294 jiwa dipulau ini dibangun Pos BCA . Pos keamanan kantor perhubungan lau dan Bea cukai, jalan desa/ seapak, dermaga , puskemas, sekolah dasar, SMP dan SMA serta gudang beras d) Pulau Batupebaikang pulau pulau yang tidak berpenghuni

Pulau-pulau yang terletak di bagian paling utara Kabupaten Kepulauan Sangihe, dan merupakan. Pulau-pulau Kecil Terluar, Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki empat pulau kecil terluar yaitu : 1. Pulau terluar Kabupaten Sangihe a. Pulau Marore

1) Letak Geografis Pulau terluar pada Kabupaten Sangihe yang bebatasan langsung dengan Filipina adalah Pulau Marore. Posisi geografis terletak pada 4 4414 LU, 125 2842 BT, dengan luas pulau ini 3.12 km2. dengan luas daratan 1427 km2. Batas wilayah sebelah utara dengan negara Philipina ( Mindanau), sebelah timur dengan Kabupaten Talaud dan sebelah barat dengan laut Sulawesi. Di pulau ini terdapat titik dasar No. TD.055A dan titik referensi No.TR. 055. 2) Kependudukan Pulau ini berpenghuni dengan satu desa yaitu Desa marore dengan jumlah penduduk 669 jiwa atau 121 kepala keluarga pencaharian adalah sebagai nelayan dan petani Pulau Marore Berbagai fasilitas yang telah dibangun adalah Pos BCA ( Boder Center Area) atau chek point BCA Pulau Marore (kab. Kepulauan

Sangihe).Pos Keamanan, Kantor Perhubungan Laut dan Bea Cukai, jalan desa/setapak, dermaga, Puskesmas, SD, SMP, SMA Perbatasan, gudang beras.

Jarak tempuh lebih dekat bagi masyarakat Miangas dan Marore ke Philipina dari pada ke Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Talaud serta ke Manado.

3) Karakteristik Pada sisi utara pulau ini terdapat perbukitan serta hampir seluruh pulau ini dikelilingi oleh karang (nyare) serta pasir putih dan penggunaan lahannya selain pemukiman juga untuk tanaman kelapa. Memiliki potensi pengembangan perikanan tangkap dan budidaya jaring apung, pabrik es. Pembuatan tanda batas laut antar negara.Pulau marore terdiri dari perbukitan sisa/mesa dengan permukaan planasi, gisik, teras marine dan terumbu paparan pelataran. Komposisi lahan pulau ini terdiri dari hutan basah, hutan lahan kering, semak belukar, lahan terbuka dan terumbu karang. Sebagain besar daerah perbukitn dipergunakan sebagai lahan perkebunan selebihnya ditumbuhi tanaman liar kecuali daerah yang dihuni penduduk. Keadaan pulau marore hampir seluruhnya berbukit tanahnya bercampur batu dan kerikil b. Pulau Kawio

1) Letak Geografis Letak pulau Kawio tidask jauh dari pulau Marore dengan posisi geografis berada pada 4 40 16 Lintang Utara, 125 25 41 Bujur Timur. luas pulau ini 60.2 ha,

Pulau Kawio, memiliki luas + 0,9 km2. dengan. Di pulau ini terdapat titik dasar No. TD 054 dan titik referensi No. TR 054 (PP No. 38 Tahun 2002). 2) Kependudukan Pulau ini berpenghuni dengan satu desa yaitu Desa Kawio jumlah penduduk 121 kepala keluarg/ 385 jiwa Fasilitas yang telah dibangun adalah jalan desa/setapak, dermaga (sementara dibangun), puskesmas pembantu, sekolah dasar.: 1.500 Meter jalan setapak 2.000 Meter jalan tanah. Dermaga, Listrik Tenaga Diesel Pustu (belum ada Dokter, Bidan) 1 (satu) SD YPK Smirna Pos Keamanan belum ada Transportasi dengan Kapal Perintis Potensi Pengembangan: Perikanan Tangkap, Budidaya Jaring Apung, Pabrik Es, Pembuatan Tanda Batas Laut Antar Negara.

3) Karakteristik Pulau kawio berupa dataran rendah yang di sisi utaranya terdapat rawa-rawa. Pulau ini juga dikelilingi oleh karang (nyare) dan pasir putih. Selain tanaman kelapa pulau ini juga menghasilkan Jeruk nipis (citrusaurantifolia)

4) Pulau Kawaluso

1) Letak Geografis

Letak Geografis: 04 14' 06" U 125 18' 59" T Kawaluso Kendahe: 141 mil (Kendahe Ibukota Kecamatan) Kawaluso Tahuna : 145 mil (Tahuna Ibukota Kabupaten). . Di pulau ini terdapat titik dasar No. TD 053A dan titik referensi No. TR 053. 2) Kependudukan memiliki luas daran + 1,22 km2 atau 100 km2 dengan jumlah penduduk 186 kepala keluarga/600 jiwa Fasilitas yang telah dibangun adalah jalan desa/setapak Jalan Kabupaten : 1,2 km, dermaga 80 meter, puskesmas pembantu, sekolah

dasar. Dihuni sejak : 1800 an. Terdapat Monumen NKRI: 1 buah , Mercusuar 1 buah, Pos keamanan Tersedia (TNI AD, belum memiliki personil, kamtibmas masih dari Polsek dan Koramil Kendahe), terdapat 1 Puskesmas Pembantu

Kampung dengan1 Bidan Sarana Pendidikan 1 SD (74 murid, 6 guru, 2 rumah dinas guru, 1 rusak) dan Kebutuhan Listrik, Pabrik Es, Sarana Penampungan ikan, Penyuluh Perikanan, terdapat Tanda batas laut antar Negara

3) Karakteristik Tanda di pulau - pulau kecil. Dibidang keamanan terdapat Isu-isu penyusupan Tentara Moro di Filipina Selatan, situasi masarakat dengan kondisi rumah tangga miskin banyak, Rusaknya terumbu karang, Abrasi Pantai .

5) Pulau Makalehi

1) Letak Geografis Pulau ini Titik Dasar : 051A Titik Referensi 28". 2) Kependudukan Teradapat Pendidikan : 3 bh SD (2 Negeri, 1 Swasta) 1 bh SMP Negeri Penduduk : 1.425 jiwa( 315 KK) Agama: 100% Kristen Protestan (2 bh : 1 bln sekali ada kunjungan petugas kesehatan dari : 05102 44' 15" U 125 09'

Gereja) , Kesehatan

Puskesmas,Jarak ke Ondong : 11 mil 3) Karakteristik Kondisi cuaca di perairan pulau ini dikenal dua macam arah angin yang berpengaruh terhadap gelombang dan arus, yaitu angin utara dan selatan. pada saat angin bertiup dari utara, justru arus mengalir dari selatan ke utara dan begitu pula sebaliknya. pada saat angin utara kecepatan angin sangat tinggi dan gelombang besar. Kondisi pantai Makalehi umumnya berupa pantaiterjal yang tersebar di seluruh pantai pulau, meskipun diselingi oleh substrat pasir di beberapa tempat. Pada saat pasang, air mencapai bibir tebing pulau dan karang di sekitar pantai tidak terlihat karena tertutup air laut. Tetapi pada saat air surut akan terlihat karang terhampar di beberapa tempat. Karena karakteristik pantainya merupakan tebing yang terjal, maka nelayan terbiasa menambatkan perahunya dengan cara dimiringkan dan diikat kedahan pohon. Merupakan Potensi Wisata Bahari.

6) Pulau Batu Bawaikang

1) Letak Geografi Letak Geografis : 04 44' 46" U 125 29' 24" T dengan Titik Dasar Referensi : 055 dengan Luas Pulau : 0,9 km2 : 055B Titi

2) Kependudukan Pulau Batu Bawaekang/Pebawaekang adalah nama gugusan pulau yang terdiri dari 4 pulau karang yang tidak berpenghuni. Terletak tidak jauh dari Marore hanya kisaran puluhan meter jauhnya dari mainland

3) Karakteristik Pulau Marore. Gugusan Pulau Batu Bawaekang terdiri dari Pulau Sakede, Pulau Laweang, Pulau Batu Liang, Pulau Lungguhe. Keadaan cuaca di wilayah

Batubawaikang tidak menentu dan sering berubah-ubah. Pada saat musim angin utara, kecepatan angin bisa mencapai 40 mil/jam dan laut bergelombang besar, sehingga kapal 1000 GT pun tidak mampu melewati perairan ini. Pulau batubawaikang memiliki iklim basah dengan 2 macam pola angin, yaitu angin utara yang bertiup pada Bulan November sampai April bersamaan dengan

datangnya musim kemarau dan angin barat yang terjadi dari bulan April sampai November dengan ketinggian ombak mencapai 4 meter Batubawaikang

merupakan pulau yang berupa bongkahan batu berbentuk bukit kecil yang terjal, dengan vegetasi tingkat rendah yang tersebar di beberapa bagian pulau. Pantai

yang

mengelilingi pulau ini berupa pantai berbatu karang dan sebaran batu

reruntuhan dari pulau.

2. Pulau terluar pada Kabupaten Talaud yaitu a. Pulau Miangas

1) Letal Geografis Letak geografis pulau ini berada pada posisi 05 34 30LU 126 35 35BT. Titik Dasar: 056 dan Titik Referensi : 056. Dengan luas 3,20 Km2. 2) Kependudukan Jumlah penduduk 736 Jiwa atau 236 kepala keluarga dengan mata pencaharian sebagai petani dengan kemiskinan hingga 80 % . Menurut penduduk setempat Pulau Miangas ini bisa dikelilingi dengan berjalan kaki 1,5 Jam saja. Jarak dengan negara Philipina hanya berkisar 78 Mil atau antara Jarak Davao Miangas: 83,6 km sedangkan dengan manado ibukota Propinsi Sulut memiliki jarak 259 Mil. Masyarakat setempat menamakan Mangiasa berarti menangis atau kasihan karena letaknya sangat terpencil,tetapi ada pula yang mengatakan Tinoda yang berarti diseberangkan karena upaya raja Talaud yang memindahkan atau menyeberangkan beberapa keluarga dari pulau karakelang ke pulau Miangas. Sedangkan Pulau ini disebut oleh Filipina dengan nama Palmas Island . Oleh karena itu penduduk Miangas ini juga lebih suka bertransaksi

10

dengan Davao, Filipina dibandingkan dengan warga yang lain di Manado. Didaerah perbatasan ini Philipina memiliki perwakilan yang disebut Republic of Philippines border Crossing Station, chek poit BCA. Pada daerah ini jumlah sekolah yang ada terdapat 1 SD, 1 SMP dan 1 SMK yang baru 3 Tahun berdiri. Sarana transportasi didaerah ini dilayani oleh 3 kapal perintis dan satu kapal pelni dengan frekwensi satu kali dua minggu. Itu kadang kadang terlambat tergantung cuaca terutama pada bulan Agustus-Maret. Barulah pada bulan April-Juli cukup bersahabat sehingga transportasi relatif lancar. Keadaan ekonomi masyarakat khusunya di Miangas, bertumpu pada hasil laut dan kelapan. Harga Jual yang lebih tinggi di wilayah Philipina dan Sulitnya transportasi didaerah ini menjadikan biaya hidup yang begitu tinggi dibanding daerah kepulauan lainnya di Talaud. Harga sembako maupun barang kebutuhan pokok termasuk buku buku bacaan , sangat tergantung pada kapal dari Manado. Apalagi harga bahan bakar dipulau ini sangat mahal. harga premium Rp 15.000/ perliter, Solar 10 000/Liter Minyak tanah Rp 7.000 perliter dan sabun cuci 4.000 perbatang. Begitu mahalnya dan sulitnya mendapatkan beras sehingga penduduk setempat memanfaatkan sejenis talas sebagai pengganti beras dan kecendrungan menggunakan BCA ke Philipina dikarenakan masalah kesejahteraan Nilai barang dari Philipina lebih murah sehingga masyarakat umumnya membeli dan dijual di wilayah Manadao Perdagangan barter kebutuhan sehari hari dan transhipmend Usaha BIMP ( Brunei, Indonesia, Philipina east) EAGA tidak mampu menyentuh masyarakat setempat.

Jika memang mau dibandingkan dengan negara Filipina telah mengembangkan sekitar 100 Jenis pemanfaatan pohon kelapa dan mendapat lisensi sedangkan

11

indonesia khususnya Sulawaesi Utara teramasuk kepulauan Talaud samapai saat ini belum mendayagunakan potensi ini dengan sepenuhnya. Memang

pengembangan kerjasama ekonomi regional BIMP- EAGA adalah untuk mendorong percepatan pembangunan dan kesejahteraan di kawasan,maka menjadi kebutuhan mendasar adalah pendekatan sektoral berbasis yang lebih melekat pada usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan yang dihasilkan oleh penduduk di kawasan zona BIMP EAGA tersebut.peningkatan produksi bagi usaha pertanian memerlukan ekstensifikasi dan intensifikasi sehingga dapat memenuhi cakupan permintaan pasar regional dan menambah pendapatan secara nasional. di provinsi Sulut dalam menunjang kerjasama BIMP-EAGA. Perlu dicatat bahwa Sulawesi utara pada 7-9 agustus 2003 pernah menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan SOM BIMP-EAGA provinsi di kawasan Timur indonesia yang bertempat di Ritzy Hotel Manado ( sekarang Arya Duta). Tetapi kenyataan masyarakat lebih memilih menjual hasil bumi kedaerah

perbatasan yang ditempuh 4 s/d 5 jam ke Philipina daripada menunggu ke melongguane/tahuna . pengembangan potensi sumber daya alam baik dibidang perikanan, hasil bumi dan ekplotasi dibidang pertambangan. Kemudian kepada masyarakat miskin desa-desa tertinggal dengan memberikan bantuan intensif berupa tunjangan kemahalan termasuk juga tunjangan bagi pegawai negeri, membantu beasiswa pendidikan dari mulai siswa SD, SMP, SMA dan bahkan perguruan tinggi seperti S1, S2. Disini sudah terdapat gudang beras yang dimintakan olah warga Miangas kepada Presiden SBY pada tanggal 26 Februari 2006 melalui Video Conference saat peresmian Satelit Telkom-2 dan diresmikan oleh Presiden awal Januari 2007 yang dibangun dengan biaya sebesar 150 juta. Fasilitas Pendidikan terdapat 1 SD(8 Guru), 1 SMP(5 Guru), 1 SMA(2 Guru), Tunjangan Kabupaten untuk guru perorang Rp. 250.000,-. Terdapat 1 Puskesmas umum, 1 Puskesmas Keliling Laut, 1 Dokter, 3 Perawat Jaringan Komunikasi, Listrik Tenaga Diesel 10 KVA. Sedangkan rencana sarana yang harus dibangun BPU, Depot BBM (Bensin 15.000, M.Tanah 10.000), Bandara Perintis panjang landasan 1.200 meter. (masih terdapat kendala pembebasan lahan.

12

3) Karakteristik Pulau terluar pada Kabupaten Talaud yang berbatasan langsung dengan Filipina adalah Pulau Miangas merupakan salah satu pulau kecil di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. dimasukkan dalam anggota gugusan Kepulauan Nanusa. Wilayah berbukitan sebagian kecil di bagian tengah pulau yang berupa gundukan kapur.

b. Pulau Marampit

1) Letak Geografis Pulau Marampit merupakan pulau berpenghuni dengan posisi geografis berada pada posisi 4 46 18 LU dan 12718 32 BT. Dengan Luas : 14,99 km2 Titik Dasar : 057A Titik Referensi : 057 P. Marampit adalah pulau terluar yang

dibatasi oleh Samudra Pasifik di sebelah utara dan timur, Pulau Karatung di sebelah barat, dan di sebelah selatan dengan Selat Pulau Mangupung 2) Kependudukan Penduduk : 1.436 jiwa Pulau ini termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Nanusa, Kabupatan Kepulauan Talaud, Propinsi Sulawesi Utara. Pulau Marampit terdiri dari tiga desa, yaitu Desa Marampit, Desa Dampulis, dan Desa Laluhe. didiami jauh sebelum bangsa Spanyol datang ke Indonesia. Di pulau ini terdapat sarana jalan desa sepanjang 5 km yang menghubungkan tiga desa di pulau

13

tersebut.

Desa

Marampit, Laluhe, Dampulis,

dan Marampit Timur Fauna

memeiliki Ketam Kenari, Pergam (merpati hutan), Kingfisher Terumbu karang dengan jenis Porites dan Montipora. Sedangkan jenis terdapat jenis Ikan kakatua, ikan kulipaser, ikan kerapu serta ikan lolosi. Jenis ikan lain jenis ikan lamun seperti Thalassia hemprichii. sedangkan Jenis Algae cylindracea dan Gracilaria verrucosa. seperti Halimeda

Jenis-jenis moluskaterdapat seperti

Cypraea dan Conus. Jenis Ekhinodermata seperti Echinometra mathaei, Holothuria atra dan Linckia laevigata. Disini terdapat benteng karst peninggalan Kerajaan Bantek. Kerajaan Bantek ada pada Abad ke 7 dan pernah berperang mempertahankan wilayah dari Kerajaan Zulu, Filipina. Kerajaan Majapahit pernah singgah di Pulau Marampit. Hal ini bisa dilihat dari keramik yang tersisa di benteng karst tersebut. Pengembangan Pemberdayaan masyarakat dengan pembinaan dan pembentukan daerah perlindungan laut berbasis masyarakat.

Selain itu perlu adanya pembentukan kelompok nelayan serta pelatihan budidaya rumput laut, pengolahan ikan (ikan asin dan tepung ikan), ekowisata bahari, wisata budaya, penguatan modal serta bantuan perahu panboat berukuran besar beserta peralatan penangkap ikannya untuk menangkap ikan pelagis maupun ikan hiu, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

3) Karakteristik Kondisi alam terdiri dari perbukitan yang dimanfaatkan sebagai daerah perkebunan, selebihnya dipenuhi dengan tanaman liar kecuali daerah yang berpenghuni.. Pulau ini dikelilingi hamparan karang dan pantai berpasir yang landai dengan pemandangan yang indah.

c. Pulau Karatung 1) Letak Geografis posisi geografis berada pada posisi 4 43 25 LU dan 127 05 13 BT.Pulau ini merupakan ibukota Kecamatan Nanusa. 2) Kependudukan Pulau Karatung merupakan pulau berpenghuni dengan jumlah penduduk .

14

3) Karakteristik Kondisi alam pada umumnya berupa dataran rendah dengan di bagian barat agak ketengah terdapat perbukitan dataran rendah yang di dominasi oleh tanaman kelapa dengan hamparan pasir putihnya dihampir seluruh pantai.

d. Pulau Kakorotan

1) Letak Geografis posisi geografis berada pada posisi Titik Dasar: 058 Titik Referensi : 058 Letak Geografis : 04 37' 36" U 127 09' 53" T Penduduk terdiri 784 jiwa. luas pulau ini 7,6 km2.

2) Kependudukan Pulau Kakorotan merupakan pulau berpenghuni dengan jumlah penduduk. Di bidang usaha perikanan, masyarakat masih mengandalkan usaha perikanan

tangkap berupa penangkapan ikan dengan menggunakan pancing serta jaring

15

paka-paka. Hasil tangkapan yang diperoleh hanya untuk konsumsi sendiri dan jika ada kelebihan dijual kepada masyarakat setempat, selebihnya dibuat ikan asin. Terbatasnya akses pemasaran menyebabkan masyarakat membatasi tangkapan ikan sehari-hari . Dibidang Pengembangan Pemberdayaan masyarakat dengan pembinaan dan pembentukan daerah perlindungan laut berbasis

masyarakat. Selain itu perlu adanya pembentukan kelompok nelayan serta pelatihan budidaya rumput laut, pengolahan ikan(ikan asin dan tepung ikan), ekowisata bahari, wisata budaya, penguatan modal serta bantuan perahu panboat berukuran besar beserta peralatan penangkap ikannya untuk menangkap ikan pelagis maupun ikan hiu, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan penduduk.

3) Karakteristik Kondisi alamnya pada umumnya berupa dataran rendah dengan dibagian selatan terdapat perbukitan. Dataran rendah didominasi oleh tanaman kelapa ( Vegetasio) dengan hamparan pasir putihnya di hampir seluruh pantai. Seluruh pantai di P. kakorotan di kelilingi oleh Karang (nyare), bahkan bila air laut surut pula ini akan tersambung daratannya dengan P. Intata. Daerah terumbu Karang Porites dan Montipora. Dengan Ikan-ikan karang sepertiIkan ikan kerapu serta ikan lolosi. kakatua, ikan kulipaser,

Jenis Lamun Thalassia hemprichii dan : Halimeda cylindracea dan

Cymodocea rotundata. Jenis-jenis algae

Gracilaria verrucosa. Jenis Moluska : Genus Cypraea. Jenis ekhinodermata: Tripneustes gratilla, Holothuria atra Culcita novaeguineae Krustasea :

Lobster Panulirus sp serta ketam kenari Birgus latro. Ditempat ini belum terdapat dermaga dan Menara Mercusuar sebagai alat deteksi kedatangan kapal

16

e. Pulau Intata

1) Letak Geografis posisi geografis berada pada posisi 4 38 38 LU, 127 9 49 BT Luas : 0,28 km2 . Titik Dasar : 058A dan Titik Referensi : 058 dari Pulau. Intata

keKaratung dan Kakorotan : 1 jam dengan Perahu motor. Ke Melonguane : 4-6 jam dengan Kapal Pelni seminggu sekali. Pulau intata berpasir putih , 2) Kependudukan Pulau ini tidak berpenghuni 3) Karakteristik Pada bagian luarnya pulau ini terdapat karang (nyare). Pantai berpasir ini merupakan tempat bertelur penyu pada musimnya. Nyare disekitar pulau intata sangat lebar. Bahkan bila air laut surut pada saat purnama antara pulau intatat dan pulau kakorotan tersambung menjadi satu daratan. Pada karang ( nyare) yang lebar inilah setiap tahun di selenggarakan acara Manee , yaitu acara menangkap ikan bersama-sama dengan dihalau memakai daun kelapa di atas karang (nyare) yang airnya tinggal sedikit. kemudian ikan yang di tangkap beramai-ramai untuk selanjutnya dibagi-bagi.Pulai Intata tidak berpenghuni. Bagian Selatan dan Barat berpasir putih.Bagian timur pantainya berbatu. Terumbu karang : Porites dan Montipora.Ikan Karang : Ikan kakatua, ikan kulipaser, ikan kerapu serta

17

ikan lolosi. Jenis Lamun : Thalassia hemprichii. Jenis Algae cylindracea dan Gracilaria verrucosa.

Halimeda

Ekhinodermata : Asteroidea

(Linckia laevigata) Echinoidea (echinometra mathaei Tripneustes gratilla) dan Holothuroidea (holothuria atra) Jenis Moluska Krustasea : Cypraea dan Conus

: lobster (Panulirus sp), ketam kenari (Birgus latro). Pulau Intata

terbentuk akibat gempa yang sangat Dahsyat diikuti dengan gelombang besar (tsunami) yang terjadi di Pulau Kakorotan pada tahun 1628, menyebabkan Kakorotan terbelah menjadi tiga yaitu P.Kakorotan, P.Intata dan P.Malo. Pulau Intata dijadikan daerah yang masuk dalam adat manee .

3. Pulau daerah terluar di Kabupaten Bolmut a. Pulau Bungkil

1) Letak Geografis Pulau letak geografi berada 01 02' 52" U 123 06' 45" dengan TD : 047, TR: 047 dengan Luas: 0,5 km2. Pulau ini terletak pada Kabupaten : BOLMUT Letaknya diPerbatasan Provinsi .Sulut dan Provinsi Gorontalo dengan Jarak ke Pulau . Sulawesi : 6 mil (2 jam perjalanan ditempuh denan speed boat) . Pulau ini Tidak dihuni. 2) Kependudukan

3) Karakteristik

18

Keadaan cuaca dan Kondisi iklim di Pulau Bongkil sangat dipengaruhi oleh angin, dimana arah angin yang sangat besar pengaruhnya adalah pada saat angin bertiup dari arah barat, utara dan timur, dari ketiga arah tersebut dapat membentuk gelombang yang besar.Sedangkan karakteristik Kondisi pantai Pulau Bongkil umumnya berupa pantai berbatu karang yang tersebar di pantai sebelah selatan, barat dan utara. Saat terjadi pasang, karang di sekitar pantai tidak terlihat karena tertutup air laut, tetapi pada saat surut akan terlihat karang yang terhampar luas. Tingkat kecerahan air cukup tinggi dengan jarak pandang mencapai lebih dari 10 meter dari pembacaan secchi disc. Perairan di sekitar Pulau bongkil merupakan daerah penangkapan ikan yang sangat potensial baik untuk jenis ikan pelagis maupun demersal. Pulau Bongkil saat ini menjadi objek wisata bahari karena memiliki pantai dengan pasir putih yang indah. Dikarenakan terdapat daerah penangkapan ikan pelagis dan demersal yang cukup potensial, maka sering terjadi konflik kepemilikan pulau tersebut antara nelayan Bolaang Mongondow dan Gorontalo, bahkan nelayan yang datang dari daerah bagian lain

4. Pulau terluar wilayah kabupaten Minahasa kecematan wori

1. Letak Geografis

19

Letak Geografis : 01 45' 47" U 124 43' 51" T dengan Titik Dasar

049

Titik

Referensi: 049. Dengan Luas Wilayah : 20,7 km2 sedangkan Jarak ke Manado 11 mil (Bunaken 4 mil).

2. Kependudukan Dihuni sejak Fauna Axis) :1896 (orang Gorontalo) Desa: Tinongko, Dango, Bunia,Tangkasi (Nycticebus Coucang), Rusa (Axis

: Tarsius (Tarsius Syrichta), Kuskus

Maleo (Macrochephalon Maleo), Nuri (Lorious Lory), dan Kakatua

(Cacatua Sulphurea)

3. Karakteristik Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu potensi laut yang ada di pulau ini. Pulau Mantehage memiliki hamparan terumbu karang yang luas dan cukup

menjanjikan apabila dikelola secara optimal. Keanekaragaman jenis terumbu karang merupakan daya tarik untuk mengembangkan pulau ini. Mangrove (hutan bakau) merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur, berlempung atau berpasir. Hutan mangrove dapat ditemukan di daerah pantai yang terlindung dan muara sungai dengan ekosistem yang khas.Sedangkan di pantai-pantai curam yang berdinding batu tidak ditumbuhi.

Anda mungkin juga menyukai