Anda di halaman 1dari 7

Gambaran Umum Pulau Badi

a) Kondisi umum

Pulau badi dan pajenekang merupakan dua pulau dalam wilayah

administrasi Desa Mattiro Deceng. Secara geografis terletak pada

posisi koordinat 04°58’13.8° LS dan 119°19’44.4° BT, dengan

batas-batas administrasi; sebelah utara berbatasan dengan kota

makassar, dan sebelah barat berbatasan dengan selat makassar.

Luas daratan pulau Badi 9.00 Km2 dihuni penduduk 2.906 jiwa

yang terdiri dari 1421 laki-laki dan 1485 perempuan (PMU Core

Map, 2007). Dalam kehidupan sosial masyarakat yang terdiri dari

dua etnis (makassar dan bugis) ini tidak terdapat perbedaan strata

sosial yang tajam. Hal ini tercermin dari pola hidup masyarakatnya

yang cenderung hohmogen. Perbedaaan strata hanya ditandai dari

kontruki bangunan rumah dan ketokohan. Beberapa orang dalam

masyarakat dijadikan sebagai panutan atau tokoh masyaraakat,

peran dari tokoh masyarakat ini sangat besar.

b) Aksesibilitas wilayah

Wilayah pulau badi dapat dijangkau dengan menggunakan jasa

transportasi laut , baik kapal penumpang dan jolloro’. Dipesisir

pangkep khususnya pesisir Desa Maccini Baji terdapat dermaga

dengan kapal reguler melakukan perjalanan kepulau Badi. Untuk

menuju pulau badi, diperlukan waktu tempuh lebih kurang 1 jam .

selain akses dari pangkep perjalanan dapat dilakukan dari makassar


yaitu dipelabuhan rakyat Paotere’ menggunakan jolloro’ dari

pelabuhan paotere dengan waktu tempuh 2jam.

c) Sarana dan prasarana

Sarana dan prasana dasar cukup tersedia seperti sarana pendidikan

berupa 4 buah Sekolah dasar (SD), sekolah dasar tersebut berada

dipulau badi dan pulau pejenekang . sebuah pustu terdapat dipulau

Badi melayani keluhan kesehatan warga dan warga pulau tetangga

( pulau pajenekang). Selain fasilitas kesehatan tersedia pula sarana

listrik berupa generator pembangkit listrik berbaahan solar

merupakan penyuplai listrik bagi warga

d) Mata pencaharian

Jenis mata pencaharain penduduk yang domain adalah nelayan,

umumnya mereka menggunakan alat seperti alat purse seine, bubu,

pancing ikan, rumput laut. Selain nelayan terdapat pula warga yang

bekerja sebagai pedagang pengumpul, PNS, tenaga medis dan

tukang kayu.

Potensi sumberdaya laut dipulau ini lebih tertuju kepada kegiatan

pemanfaatan komoditas melalui kegiatan markultur, seperti

budidaya rumput laut, keramba jaring apung, dan lain-lain. Usaha

budidaya karang komersil juga ada dipulau Badi meski tergolong

baru
e) Waktu, lokasi dan kebiasaan

Bagi masyarakat yang bergantung pada usaha penangkapan ikan ,

maka musim dan bulan sangat mempengaruhi aktivitas mereka.

Pada bulan Mei hingga Oktober, nelayan aktif menangkap ikan

suru, kerapu dan lobster dilokasi sekitar pulau langkai,

lanjukang,kodongbali, pamanggangang atau disekitar pemukiman

mereka.

Bagi yang melakukan penangkapan setiap hari sehingga harus

bolak balik kelokasi penangkapan kecuali hari jumat, ada pula

yang mencari selama 2 minggu hingga 1 bulan. Bagi nelayan yang

mencari selama kurang lebih sebulan maka mereka cenderung

memilih sebuah pulau biasanya yang tidak berpenghuni yang

digunakan sebagai basecamp mereka untuk beristirahat, seperti

pamanggangang dan pulau jagangjangangan. Hal ini dilakukan

untuk menghemat penggunaan bahan bakar minyak.

f) Biofisik Perairan

Luas areal terumbu karang dan rataan pasir Pulau Badi sekitar

36.07 ha. Rataan terumbu (reef flat) melebar ke arah barat dan

selatan dengan tipe terumbu berupa terumbu tepi( fringing reef),

disamping itu terdapat taka (patchreef) atau disebut gusung karang.

Kondisi terumbu karang dari rusak hingga baik. Terumbu karang

yang masih apat ditemukan disebelah tenggara tepatnya di zona

Daerah Perlindungan Laut (DPL). Dibeberapa lokasi ditemukan


tutupan karang (rubble) sebagai indikasi penyebab kerusakan dari

antropogenik.

Relief terumbu karang (rugositas) yang besar, kemiringan terumbu

karang yang terjal, arus air disertai kecdrahan air laut yangtinggi

menyebabkan jumlah jenis dan kelimpahan ikan karang tergolong

tinggi. Di Daerah tubir didominasi oleh ikan-ikan damsel

(pomacentridae), sementara di zona slope bawah lebih banyak ikan

pisang-pisanm(Caesioridae) dan Holocentridae, Lutjanidae. Jenis

karang di dominasi oleh antara lain : genera Acropora dan porites.

Kerang Kima (Tridacnidae) masih ditemukan di setiap lokasi

terumbu karang tgerutama kima lubang (Tridacna crocea).

Vegatasi lamun hanya terdapat genus Thalassia dan Cyomodecea


2. Kondisi Ekosistem Pulau Badi

Pulau Badi dapat ditempuh sekitar 30 menit perjalanan dengan rubber boat

dari Pulau Balang Lompo ke arah Barat Daya dan juga sekitar 30 menit dari Pulau

Barrang Lompo. Pulau ini berpenghuni dan tergolong padat. Kondisi perairan

cukup jernih, reef top pulau ini terdiri daripasir, rubble dan karang hidup.

Pada sisi Timur pulau ditemukan reef top dengan komposisi pasir, rubble

dan karang hidup, vegetasi lamunnya sangat sedikit terdiri dari Thalassia dan

Cymodocea. Di sisi ini terdapat satu titik yang tidak ditemukan lamun. Pada

sebelah Selatan pulau ditemukan reef top yang cukup luas dengan komposisi

substrat terdiri dari pasir, karang 269 hidup dan rubble, dan tidak ditemukan

lamun. Substrat umumnya tertutupi oleh karang hidup sampai pada areal reef

edge. Di sisi Barat dan Utara terdapat reef top dengan komposisi pasir, rubble,

karang hidup dengan komposisi lamun terdiri dari Thalassia, Halodule, Halophila

dan Cymodocea.

Pengamatan mengenai terumbu karang menunjukkan bahwa pecahan karang

(46%) mendominasi reef top pulau, disusul pasir (17%). Selain itu, terlihat

tutupan karang mati sebesar 1%; sedangkan karang mati yang telah ditutupi alga

sebesar 8%. Secara keseluruhan persentase karang hidup hanya 14%, sehingga

termasuk dalam kategori jelek. Dari keseluruhan persentase penutupan, terdapat

karang lunak sebesar 1%, spons 3%, alga 6% serta vegetasi lamun sekitar 4% dari

(Gambar 1 a-d).

Di daerah reef edge pecahan karang juga terlihat relatif tinggi (17%); namun

karang hidupnya mencapai rata-rata 23%. Karang mati yang ditutupi oleh alga
terlihat sekitar 15%; sedangkan penutupan pasir sekitar 26% (Gambar 2 a-d).

Beberapa ekor H. scabra dijumpai di reef edge, tapi tidak lagi ditemukan di reef

top yang merupakan daerah yang paling mudah diakses oleh masyarakat setempat.

Di sekitar perairan Pulau Badi, didapatkan ikan, khususnya ikan target, yang

berukuran besar, serta dijumpai banyak juvenil ikan. Daerah reef edge merupakan

slope hingga kedalaman lebih 20 m. Walaupun keanekaragaman dan kelimpahan

ikan cukup bagus, namun ada beberapa stasiun yang kondisinya jelek. Di luar titik

pengamatan sempat terlihat 2 ekor ikan hiu Carcharhinus sp.

Hasil pengamatan daerah reef top dilakukan pada 9 titik menunjukkan

jumlah ikan yang diperoleh setiap titik adalah Rata rata 120 ekor dari 27 spesies,

dan yang terbagi lagi atas 75 ekor kelompok ikan mayor didominasi jenis

Halichoeres chloropterus, 5 ekor kelompok ikan indikator berupa ikan papakul

Rhinecanthus verrucosus, dan 40 ekor kelompok ikan target yang didominasi oleh

ikan lencam bidadari Pentapodus sp. Di daerah reef edge pada 10 titik

pengamatan, ditemukan sejumlah 534 ekor dari 21 spesies rata-rata pada setiap

titik pengamatan. Jumlah tersebut terdiri atas 305 ekor kelompok ikan mayor

terutama dari jenis ikan betok cagak Chromis ternatensis dan sersan mayor

Abudefduf vaigiensis, 34 ekor kelompok indikator yang didominasi oleh ikan

Kakatua Scarus capistratoides, dan 195 ekor kelompok ikan target yakni ikan

pisang-pisang Caesio teres.

Pengamatan lebih spesifik terhadap spesies ikan ditemukan paling sedikit

sejumlah 85 spesies. Beberapa diantaranya merupakan spesies yang jarang

ditemukan seperti ikan giru Amphiprion peridarion, ikan pakol Canthidermis sp.,

serta ikan kepe-kepe untuk spesies Chaetodon auriga dan C. melannotus .

Anda mungkin juga menyukai