Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi buruk merupakan salah satu masalah kesehatan yang biasa menyerang anak-
anak serta balita dan belum dapat diatasi secara menyeluruh diberbagai daerah.
Khususnya pada daerah-daerah terpencil di Indonesia. Banyak faktor-faktor yang
menjadi alasannya, diantaranya seperti: kurangnya ketersedian bahan makanan yang
sehat dan bergizi, sulitnya akses menuju tempat pelayanan kesehatan, kurangnya tenaga
kesehatan, kurangnya informasi dan pendidikan kesehatan, ekonomi, dll.
Menurut laporan dari PBB pada tahun 2018, kasus malnutrisi masih tersebar di
Afrika dengan jumlah sekitar 20% dari populasi. Sedangkan di Asia, ada lebih dari 12%
populasinya. Sedangkan jumlah kasus keseluruhan di Indonesia pada tahun 2013 adalah
19,6 % dan pada tahun 2018 menjadi 17,6 %. Data ini diambil dari Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) dan mencatat bahwa kementrian kesehatan hanya mampu mengurangi
2% kasus gizi buruk yang ada di Indonesia selama 5 tahun. Dan pada awal tahun 2018,
tercatat 76 anak meninggal dunia akibat gizi buruk dan campak yang terjadi di Asmat,
Papua. Hal ini dikarenakan akse kesehatan berupa fasilitas kesehtan, tenaga medis, dan
obat-obatan yang jauh dari masyarakat Asmat serta pendidikan yang rendah menjadi
penyebab gizi buruk dan campak yang mewabah di Asmat.
Di daerah Batu Atas, kabupaten Buton Selatan merupakan salah satu daerah yang
terdapat kasus gizi buruk yang cukup tinggi. Jika faktor-faktor yang menjadi alasan
tidak menyeluruhnya pelayanan kesehatan di Indonesia tidak segera diatasi, maka
dampaknya akan meningkatkan angka kasus kematian dengan gizi buruk diberbagai
daerah khususnya daerah-daerah terpencil.
Banyak program dari pemerintah yang dijalankan untuk mengatasi masalah
pelayanan kesehatan di daerah terpencil. Salah satunya yaitu program Nusantara Sehat
(NS), dimana para petugas kesehatan di sebar ke berbagai daerah terpencil untuk
mengabdi dan menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat yang sulit mendapatkan
pelayanan kesehatan. Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan pangan
keberbagai daerah yang kekrurangan sumber ketahanan pangan. Dalam hal ini,
pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat setempat mempunyai peran penting dalam
mengatasi masalah gizi buruk.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin menegetahui hubungan
antara masalah kesehatan gizi buruk dan faktor-faktor yang menjadi penghambat
pelayanan kesehatan di daerah terpencil khusus nya di daerah Batu Atas, kabupaten
Buton Selatan.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan penelitiannya adalah : bagaimana


hubungan antara masalah kesehatan gizi buruk dan faktor-faktor yang menjadi
penghambat pelayanan kesehatan di daerah terpencil khusus nya di daerah Batu Atas,
kabupaten Buton Selatan?

Anda mungkin juga menyukai