Anda di halaman 1dari 4

Tugas Praktik MK Konservasi Sumber Daya Perairan Kelas VA,VB, VC, Desember 2021

PRAKTIK MENGIDENTIFIKASI DAN MENENTUKAN JENIS/TIPE KAWASAN


KONSERVASI KEPULAUAN X

Sebuah kawasan perairan laut nan kaya potensi keanekaragaman hayati memiliki luas Kawasan
yang berpotensi untuk konservasi sebesar 50.000 Ha
Letak, Lokasi dan Batas-batas Kawasan, berada pada Posisi geografis kawasan ini berada pada
perairan cukup strategis. di suatu Kecamatan tepatnya pada 2 desa berbeda, yakni Desa A di sebelah
barat, yang meliputi Pulau C dan Pulau D; dan Desa B di sebelah timur, yang meliputi Pulau F, Pulau
G, Pulau H, dan Pulau I. Luas Wilayah Kecamatan mencakup 140 Km2, sebagian besar terdiri dari
perairan dan 43 buah pulau. Jarak Ibu Kota Kecamatan dari Kota Kabupaten mencapai 22 Km. Batas-
Batas wilayah administrasinya adalah sebagai berikut:
 Sebelah utara berbatasan dengan Selat J
 Sebelah timur berbatasan dengan Pulau L
 Sebelah selatan berbatasan dengan Perairan Kota
 Sebelah barat berbatasan dengan Pulau M dan Selat K
Kondisi Umum. Kepulauan X (contoh kasus) merupakan gugus pulau dan secara administratif masuk
dalam wilayah Kabupaten Y dan dua Provinsi W dan Z. Kawasan yang patut dilestarikan ini terdiri
dari 6 pulau, yaitu pulau C ± 42 Ha, Pulau D ± 13 Ha, Pulau E ± 15 Ha, Pulau F ± 5 Ha, Pulau G ± 5
Ha dan Pulau H ± 4 Ha. Kepulauan X masuk dalam wilayah administratif kecamatan meliputi 1
kelurahan, 13 desa, 2 lingkungan, 24 dusun, 3 RW dan 91 RT. Kawasan ini memiliki luas 50.000 Ha.
Iklim dalam kawasan ini ditandai oleh dua musim dengan keadaan cuaca yang secara signifikan
berbeda yaitu musim timur ( hujan) pada bulan Oktober-April dan musim Barat (kemarau) pada bulan
Juni – September. Musim Timur ditandai dengan keadaan laut yang berombak tinggi, curah hujan
yang intensif dan angin yang bertiup kencang, sedangkan pada musim Barat laut relatif tenang dan
curah hujan rendah. Hari hujan 159 hari/tahun. Rata-rata temperature 270C dan berkisar antara 200C-
370C.
Target Konservasi. Pendekatan konservasi dalam menetapkan kawasan konservasi adalah didasarkan
pada potensi kawasan tersebut yang dapat dikategorikan/dikelompokkan dalam zonasi (3 zona), yaitu :
a) Zona inti; Zona inti kawasan perairan dan Laut di sekitarnya terdapat di 2 (dua) lokasi
dengan luas total 1.086,87 ha (2,22%).
 Zona Inti 1 seluas 312,93 Ha. Pulau kecil tidak berpenghuni dan berpasir putih yang
memiliki keanekaragaman ekosistem terumbu karang dan kepadatan ekosistem lamun
yang tinggi. teridentifikasi sebagai daerah spawning ikan kerapu dan merupakan daerah
nursery ground bagi spesies ikan karang. Beberapa lokasi di pantai pasir putih merupakan
areal pendaratan penyu sisik dan penyu hijau bertelur
 Zona Inti 2 seluas 773.94 Ha. Pulau C merupakan pulau terbesar di kawasan perairan ini.
Potensi yang dimiliki antara lain keanekaragaman dan kepadatan ekosistem lamun dan
terumbu karang yang tinggi, daerah pemijahan ikan karang, teridentifikasi sebagai daerah
pemijahan (Spawning) untuk jenis kima (Tridacna sp), daerah asuhan (nursery ground)
untuk spesies penyu sisik dan penyu hijau. sedangkan pantai pasir putihnya merupakan
daerah pendaratan penyu untuk bertelur.
b) Zona perikanan berkelanjutan. Zona ini dibagi 2 yaitu; (1) Sub Zona Perikanan
Berkelanjutan Umum yang terletak di perairan di luar Pulau-Pulau dan Gosong-Gosong di
Kepulauan X, dengan luas total 39.340,3 ha (78,7%). (2) Sub Zona Perikanan Berkelanjutan
Tradisional tedapat dua area dan mempunyai total luas kawasan sebesar 3.414 Ha (6,8%).
c) Zona pemanfaatan; terdiri dari 8 (delapan) lokasi dengan luas total 6.123 ha (12,2%).
 Zona pemanfaatan 1, di Perairan Pulau I, pulau H dan pulau G dengan luas 349,1 Ha
(0,7%).
 Zona pemanfaatan 2,di perairan di bagian timur pulau H dengan luas 244,3 ha (0,5%).
 Zona pemanfaatan3,di perairan barat, timur dan barat pulau C dengan luas 1.521,3 ha
(3,0%).
 Zona pemanfaatan 4, terletak di perairan selatan pulau C seluas 358,1 ha (0,7%).
 Zona pemanfaatan 5, di selatan dan tenggara pulau C dengan luas 2.881,3 ha (5,8%)
 Zona pemanfaatan 6, di perairan pulau F dengan luas 228,1 ha (0,5%).
 Zona pemanfaatan7, diperairan pulau E dengan luas 200,9 ha (0,4%).
 Zona pemanfaatan 8, diperairan pulau H dengan luas 340,0 ha (0,7%).
Kondisi Ekologis. Kondisi pasang tertinggi di perairan kawasan Kepulauan X umumnya terjadi pada
pukul sore hari dan surut maksimal siang hari. Berdasarkan informasi di lapangan, pada umumnya air
tanah di Kepulauan X dan sekitarnya relatif dangkal. Air tanah di bagian barat pantai umumnya payau
sedangkan dibagian tengah dan selatan tawar tetapi semakin ke timur ke arah pantai meningkat
menjadi agak payau. Kualitas air tanah di kepulauan X, dibeberapa lokasi masih memenuhi
persyaratan untuk air minum dan tidak terpengaruh instrusi air laut.
Kondisi Keanekaragaman Hayati. Flora darat dapat ditemukan dalam jumlah dan variasi cukup
banyak di pulau C, D, H dan I. Sedangkan di Pulau F dan G flora darat relatif terbatas, karena
penggunaan lahan sudah didominasi oleh pemukiman. Potensi flora di daratan kepulauan X meliputi
tiga jenis pohon utama, yakni Kelapa, cemara laut dan sukun. Selain itu, terdapat juga sejumlah perdu
dengan jenis yang agak banyak adalah santigi ditambah dengan pohon pisang yang telah
dibudidayakan secara intensif.
Berdasarkan data dari kecamatan, di perairan kepulauan X terdapat beberapa jenis rumput laut, namun
dari hasil pengamatan lapangan penutupan rumput laut di kepulauan tersebut sudah berkurang bahkan
bisa dikatakan hampir tidak ada. Tumbuhan padang lamun terlihat sangat mendominasi areal sekitar
pantai, dengan demikian, areal sekitar pantai yang letaknya berbatasan dengan terumbu karang,
penutupannya didominasi oleh padang lamun.
Secara umum kondisi terumbu karang banyak mengalami kerusakan, baik karena perbuatan manusia
berupa penggunaan bahan peledak dan racun pembius dalam penangkapan ikan. Terumbu karang yang
sudah rusak banyak ditemukan di perairan pulau F dan H. Daerah Tenggara pulau C berpasir putih
yang relatif luas yang merupakan daerah wisata. Daerah tersebut ditumbuhi dengan rataan terumbu
tengah yang lebar dengan dasar pasir yang hampir semuanya ditutupi lamun. Karang di daerah ini
hampir semuanya mati dan ditutupi lumut, umumnya dari jenis Acropora spp. Beberapa koloni karang
yang mulai tumbuh kembali umumnya dari karang dengan bentuk pertumbuhan masif.
Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi. Distribusi dan jumlah penduduk dalam kawasan Kepulauan X
tersebar pada 3 pulau yang berpenghuni yaitu pulau C, H dan G. Penduduk Pulau C mencapai 522 jiwa
meliputi 117 KK. Komposisi Penduduknya terdiri dari 249 laki-laki dan 273 Perempuan. Penduduk
Pulau G mencapai 850 jiwa meliputi 206 KK. Komposisi penduduknya terdiri dari 465 laki-laki dan
415 perempuan. Penduduk pulau H sebanyak 278 KK, jumlah jiwa 1802 jiwa, (terdiri dari 843 laki-
laki dan 959 perempuan). Secara Demografis, Kepadatan penduduk di Kepulauan X sebenarnya
relatif rendah di banding pulau nelayan lain di Provinsi W dan Z. Ditinjau dari luas luas daratan yang
hanya sekitar 84 hektar dengan jumlah penduduk 3174 jiwa, berarti kepadatan penduduk di kawasan
Kepulauan X sekitar 37 jiwa/ha. Kepadatan penduduk masing-masing pulau adalah : Pulau C 6
jiwa/ha. Pulau G 10 jiwa/ha, dan Pulau H 21 jiwa/ha. Bila dibanding pulau nelayan lain di Provinsi
kepadatan penduduk di kawasan kepulauan X jauh lebih rendah. Ditinjau dari jumlah penduduk,
penduduk H lebih besar dari pada penduduk pulau lainnya, hal ini karena H merupakan kota
kecamatan dan telah berkembang pesat sebagai pintu masuk ke kawasan kepulauan X. Sebagaian
besar masyarakat mata pencaharian utama penduduk Kepulauan X berhubungan dengan hasil laut.
Potensi Perikanan. Fauna laut yang dominan di kepulauan X adalah berbagai jenis ikan perairan,
baik sebagai ikan konsumsi, ikan hias maupun obyek wisata laut. Ikan konsumsi didominasi oleh
Lutjanus decussates, Siganus spp dan Naso spp. Ikan yg berpotensi sebagai ikan hias dan daya tarik
wisata didominasi jenis Hemitaurichtys polylepis dan Chaetodon kleini dari suku Chaetodontidae.
Jenis-jenis ikan ini masing-masing dapat ditemui pada daerah paparan terumbu karang dan drop off.
Dalam 5 tahun terakhir, terdapat kecenderungan penurunan hasil tangkapan ikan karang utama oleh
nelayan pancing di kepulauan X, tetapi untuk nelayan yang menggunakan alat tangkap bahan peledak
atau racun pembius yang umumnya berasal dari luar kawasan keulauan X, jumlah tangkapannya tetap
bahkan meningkat.
Potensi Pariwisata
 Diving : Selama ini pantai Pulau C dijadikan tempat untuk bermain Diving oleh wisatawan. Hal ini
karena keindahan terumbu karangnya yang mempunyai nilai keindahan yang cukup besar bila
dibandingkan dengan pantai lainnya. Kegiatan ini sangat menarik wisatawan untuk mengunjungi
pantai Pulau C. Ditambah lagi dengan kualitas pantai yang belum tercemar oleh kerusakan alam
dan juga pasir putih yang mengelilingi sepanjang kawasan pantai.
 Snorkeling : Pantai Pulau C mempunyai ekosistem terumbu karang dan jenis flora dan fauna yang
keanekaragamannya cukup tinggi. Keindahan ini sangat menarik minat wisatawan untuk
melakukan kegiatan snorkeling untuk menikmati keindahan pantai C di waktu senggang.
 Fishing : Pantai Pulau C juga memiliki jenis ikan yang sangat beranekaragam. Jenis ikannya masih
cukup banyak karena masih belum dirusak oleh aktivitas penangkan ikan dengan menggunakan
alat-alat keras ataupun karena faktor lingkungan. Wisatawan melakukan kegiatan Fishing pada
waktu-waktu senggang sambil menikmati suasana keindahan pantai Pulau C.
 Budidaya Rumput Laut : Pulau C selain mempunyai jenis flora dan fauna yang beranekaragam,
juga memiliki jenis rumput laut yang cukup bagus. Sehingga hal ini menarik wisatawan untuk
datang dan belaar tentang bagaimana kegiatan budidaya rumput laut yang sudah dijadikan tradisi
bagi masyarakat Pulau C.
 Melihat Penyu Bertelur dan Aktivitas Penangkapan Nener : Pada lokasi pantai lain selain pantai
pulau C, kegiatan melihat Penyu bertelur dan aktivitas Penangkapan Nener (benih bandeng) sudah
jarang didapati. Hal ini disebabkan oleh karena kondisi kerusakan pantai yang belum tertangani
dengan baik, sedangkan di pantai Pulau C keadaan ekosistem pantainya masih terjaga dengan baik
sehingga penyu masih datang untuk bertelur dan pada saat saat tertentu banyak terdapat nener .
Kondisi ini menjadikan wisatawan untuk mengunjunginya.
 Sun rise & Sun set : Pulau C dengan keindahan pantainya yang masih alami, kondisi lingkungan
yang masih bagus menarik wisatawan untuk menikmati keindahan sun rise dan sun set.

Aksesibilitas. Akses menuju kawasan kepulauan X saat ini dapat menggunakan beberapa jalur
pelayaran yakni dari ibu kota provinsi melalui Pelabuhan rakyat maupun dari kota-kabupaten di
sekiranya dengan menggunakan perahu dan moda angutan lainnya; Terdapat 3 pintu (pelabuhan)
untuk masuk ke kawasan kepulauan X, yaitu : Pelabuhan Pulau H untuk kunjungan penduduk dari luar
kawasan, Pelabuhan Pulau G untuk transportasi internal (wisata dan biasa), dan Pelabuhan Pulau C
untuk kunjungan wisata dan internal kawasan, antara lain untuk pengambilan air, perikanan, dan lain-
lain.

Berdasarkan uraian di atas,


a. Apakah kawasan di atas layak/tidak layak untuk ditetapkan sebagai kawasan konservasi?
b. Lakukan analisis sederhana untuk mengidentifikasi dan menentukan jenis/tipe kawasan konservasi
dengan menggunakan panduan Suplemen 1 Pedoman E-KKP3K dan alat (excel) untuk membantu
penentuan tipe/jenis kawasan konservasi (terlampir, atau unduh pada situs kkji.kp3k.kkp.go.id)
c. Bila anda diberikan tanggungjawab untuk mengelola kawasan di atas, uraikan rencana yang akan
anda lakukan dalam 5 (lima) tahun pertama.

Catatan :
1. Setiap Komti kelas membagi rekannya menjadi 10 kelompok
2. Setiap kelompok mengerjakan tulisan/laporan dan PPT sebagai bahan paparan
3. Template PPT : Judul, Pendahuluan (Latar belakang, Tujuan, Manfaat), Tinjauan Pustaka
(minimal 5 dan terbitan 10 tahun terakhir), Metodelogi (Desk Study), Hasil dan Pembahasan
(Hasil, Pembahasan), Kesimpulan dan Saran (Kesimpulan, Saran), Daftar Pustaka
4. Laporan Praktik dan PPT dikumpulkan sebelum paparan dimulai
5. Paparan dan diskusi untuk setiap kelompok dialokasikan maksimal 60 menit
6. Setiap anggota kelompok wajib aktif dalam menulis dan menyiapkan PPT serta
menjawab/merespon pertanyaan dari anggota kelompok lain dan dosen pengampu
7. Pada saat paparan, pengampu MK KSDP (Dr. Pigoselpi Anas, Ir. Iis Jubaedah, M.Si, Dr. Ade
Sunaryo, Dr. Toni Ruchimat) akan hadir di setiap kelas
8. Selamat mengerjakan

--tr--

Anda mungkin juga menyukai