Anda di halaman 1dari 3

Nama : Farah Adelia Putri

Nim : 21632011165
Fisip 03 semester 03

DOKUMEN AMDAL
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DAN WISATA
KONSERVASI DI KAWASAN MINAWISATA PANTAI GILI TRAWANGAN, NTB

A.Kondisi Fisik dan Kimia Gili Trawangan

1. Fisika Kimia Perairan


Keadaan iklim di Taman Wisata Perairan Gili Trawangan sama seperti halnya di kabupaten Lombok
Utara pada umumnya, yaitu beriklim tropis dengan suhu udara tertinggi maksimum 32-30C, suhu
udara berkisar antara 28°C terjadi pada bulan Nopember dan suhu udara minimum 20°C terjadi pada
bulan Juni. Suhu tersebut masih bagus untuk kehidupan biota laut. Kemudian pH berkisar antara 7-
8,6. DO berkisar antara 4,8-9,37 mg/l. Kisaran pH dan DO ini masih layak untuk kehidupan biota laut
dan masih sesuai dengan baku mutu lingkungan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari
yaitu mencapai 459 mm, sedangkan terendah pada bulan Juli/Agustus Mencapai titik nol.
Secara umum kualitas perairan di Gili Trawangan ini masih sesuai untuk kehidupan biota laut.
Dengan kecerahan rata-rata 90% terhadap kedalaman dan tidak adanya pencemaran/polutan yang
memasuki perairan, menjadikan wilayah Gili Trawangan sangat sesuai untuk lokasi pariwisata bahari.

2. Topografi dan Batimetri


Keadaan topografi Gili Trawangan pada bagian tengah kearah utara datar dan pada bagian tengah
arah selatan berbukit dengan ketinggian ± 72 meter dari permukaan laut. Keadaan topografi pantai
landai dengan areal yang tidak terlalu luas. Kondisi batimetri sekeliling Gili Trawangan landai hingga
kedalaman 10 meter, pada bagian barat Gili Trawangan mempunyai kedalaman antara 30-40 meter.
Pada bagian barat Gili Trawangan batimetrinya curam dengan kedalaman lebih dari 50 meter.

3. Oseanografi
Pasang surut air laut mempunyai ketinggian 1-5 meter. Pasang surut Selat Lombok memiliki
karakteristik yang unik akibat dipengaruhi oleh dua rambatan gelombang pasang surut yang berasal
dari Samudera Pasifik. Kondisi pasang surut tersebut dan proses atmosfir skala global sehingga
memberikan tambahan fluktuasi permukaan laut hingga 30 cm pada fluktuasi permukaan air yang
disebabkan pasang surut.
Kondisi oseanografi Gili Trawangan dipengaruhi oleh dinamika oseanografi Selat Lombok dan Laut
Flores. Diantara parameter oseanografi yang penting dalam penentuan lokasi wisata bahari adalah
pasang surut, arus gelombang. Berdasarkan pengukuran pasang surut di Dermaga Gili Trawangan
didapatkan tipe pasut adalah campuran condong ke tipe semi diurnal (hari ganda) dengan
perbedaan pasang dan surutnya ± 1 meter.

4. Hidrologi
Air tanah yang dimanfaatkan di ketiga pulau adalah air tanah yang berupa resapan air hujan. Pada
umumnya air tanah yang berkadar garam rendah berada di tengah pulau. Untuk Gili trawangan yang
luasnya cukup besar di bagian tengahnya, masih memungkinkan untuk memperoleh air tawar
dengan kadar garam rendah. Sedangkan di Gili Meno dan Gili Ayer yang luasnya lebih kecil,
mempunyai persediaan air dengan kadar garam rendah lebih terbatas.
5. Salinitas
Secara umum tingkat salinitas di perairan Gili Ayer, Meno dan Trawangan berkisar antara 24 – 32
0/00. Tingkat salinitas air di ketiga gili tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi saliitas air laut, seperti debit masukan air tawar
ke perairan Gili Ayer, Meno dan Trawangan tidak berbeda. Karena di ketiga gili yang merupakan
pulau-pulau kecil tidak memiliki aliran sungai yang besar sehngga debit air tawar yang masuk ke
perairan laut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat salinitas air laut.

B. Biologi

1. Biologi Darat

a. Flora
Secara umum vegetasi yang terdapat di sekitar lokasi proyek pembangunan resort dan kawasan
konservasi adalah pohon kelapa (Cocos nucifera), keben (Barringtonia asiafica) dan jenis tumbuhan
darat yang lain yang berfungsi sebagai peneduh dari panas teriknya sinar matahari.

b. Fauna
Fauna yang terdapat di sekitar lokasi proyek pembagunan resort dan kawasan konservasi biasanya
berasal dari kelas aves, amphibia, reptilia, dan mamalia.

2. Biologi Laut

a. Flora
Flora yang ada disekitar lokasi proyek pembangunan resort dan kawasan konservassi adalah
ekosistem mangrove dan ekosistem lamun yang berfungsi sebagai sedimen trap dan peredam
gelombang serta terdapat ekosistem rumput laut. Mangrove yang tumbuh di kawasan intertidal
tinggi yakni Heritiera littiralis/Dungun, Bayur Laut, Terminalia katapa/ Ketapang, Exceocaria
agallocha/ buta-Buta, Xylocarpus granatum/Benang-benang. Sedangkan pada kawasan yang
menghadap perairan terbuka (arah utara) didominasi oleh Avicenia lanata/ Sia-sia, Api-api, Avicenia
marina/ api-api sie-sie putih yang merupakan mangrove yang tumbuh di kawasan intertidal rendah.

b. Fauna
Fauna yang terdapat di sekitar lokasi proyek pembagunan resort dan kawasan konservasi biasanya
berasal dari kelas aves, amphibia, reptilia, dan mamalia. Potensi perikanan laut meliputi 37 jenis ikan
meliputi ikan Sebelah, Poperek, Belaso, Biji Nangka, Gerot-gerot, Merah Bambangan, Kerapu,
Lencam, Kakap, Kuris I, Swang I, Ekor Kuning, Gulamah, Cucut, Pari, Alu-alu, Layang, Selar, Kuwe,
Daun Bambu, Sunglir, Terbang, Belanak, Julung-julung, Teri, Tembang, Lemuru, Golok-golok,
Terubuk, Kembung, Tenggiri, Layur, Cakalang, Tongkol, Ikan Lainnya, Jenis Udang dan Cumi-cumi.
Potensi ikan air tawar meliputi 8 jenis ikan yakni ikan mas, ikan tawes, ikan mujair, ikan nila, ikan
gurami, ikan lele, ikan lainnya dan udang. Potensi ikan air payau meliputi 9 jenis ikan yakni ikan
bandeng, ikan belanak, ikan mujair, ikan lainnya, udang windu, udang putih, udang api-api, rebon
dan kepiting.
Di daerah perairan yang terdapat koloni terumbu karang pada umumnya hidup berbagai jenis ikan
karang, dalam artian ikan-ikan tersebut kehidupannya tergantung pada keberadaan terumbu karang.
Terutama ikan karang tergantung pada keutuhan dan kesehatan terumbu karang dan
kelimpahannya. Berbagai jenis ikan karang yang hidup di perairan Taman Wisata Perairan Gili
Trawangan antara lain family Acanthuridae, terutama ikan Botana (Acanthurus sp), ikan family
Chaetodontidae terutama jenis bendera atau Chaetodon sp. Ikan besar seperti cakalang
(Katsuwomus sp), kerapu (Ephinephelus sp), ikan bubara (Caranx sp) dan ikan cucut (Carcarias sp)
banyak diketemukan di sekitar terumbu karang. Berbagai jenis ikan karang yang banyak dieksploitasi
oleh nelayan adalah cakalang, bubara, dan kerapu serta tenggiri. Selain itu di kawasan Taman Wisata
Perairan Gili Trawangan masih sangat mudah diketemukan ikan lumba-lumba dan ikan hiu.

C. Sosial Ekonomi Budaya dan Kesehatan Masyarakat

1. Demografi
Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor penentu yang sangat penting dalam keseimbangan
dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Pertambahan dan konsentrasi penduduk terbatas
menimbulkan permintaan terhadap sumberdaya alam yang ada, tidak terkecuali pada sumberdaya
pesisir dan lautan.
Penyebaran penduduk di desa Gili Indah tidak merata, penduduk yang terbanyak di dusun Gili Air
sedangkan yang paling sedikit adalah penduduk Gili Meno. Jumlah secara keseluruhan penduduk di
Desa Gili Indah pada tahun 2005 sebanyak 2.935 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 710 KK, terdiri
dari laki-laki 1.506 jiwa dan perempuan 1.429 jiwa.

2. Kesehatan Masyarakat
Sarana kesehatan terdapat puskesmas pembantu (3 unit) dan Posyandu (3 buah). Di tiap-tiap gili
sudah terdapat sarana kesehatan berupa puskesmas sebanyak 1 buah setiap dusun. Puskesmas yang
sudah ada sudah dapat melayani seluruh penduduk yang tinggal masing-masing gili, namun jika ada
penduduk yang sakit berat biasanya dibawa ke puskesmas atau ke rumah sakit yang berada di
daratan Lombok mengingat puskesmas yang terbatas pada ketiga puskesmas tersebut.

3. Budaya
Sekitar 75% dari penduduk Gili Trawangan berasal dari suku bugis (Sulawesi Selatan), sisanya adalah
suku sasak, Bali, Jawa dan Madura, serta suku- suku lainnya. Dominannya orang Bugis ini menjadikan
kekerabatan diketiga Gili sangat erat, walaupun kehidupan bertetangga mereka dipisahkan laut.
Perkampungan penduduk Gili Trawangan terkonsentrasi ditengah-tengah pulau, sedikit sekali yang
mendirikan rumah dipinggir pantai. Ciri dari rumah mereka adalah rumah panggung dengan kolong
rumah yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti dapur, tempat penyimpanan kayu
bakar, dan tempat istirahat keluarga. Mayoritas penduduk Gili Trawangan adalah beragama islam.
Pada setiap Gili terdapat masjid yang rutin mengadakan pengajian dan kegiatan keagamaan.

4. Ekonomi
Dengan dijadikannya Gili Trawangan sebagai salah satu daerah wisata di Lombok Utara menjadikan
penghasilan PEMDA serta masyarakat setempat menjadi meningkat. Dimana terdapat home stay,
resort, wisata diving, snorkeling, surving, dan olahraga-olahraga air lainnya. Dari fasilitas-fasilitas
yang ada masyarakat setempat dapat mendapatkan lapangan kerja lebih banyak seperti membuka
peminjaman alat snorkeling, alat diving, papan selancar, perahu kano, dan masih ada beberapa
lapangan kerja yang tersedia dengan dijadikannya Gili Trawangan sebagai daerah wisata di Lombok
Utara.

Anda mungkin juga menyukai