Anda di halaman 1dari 55

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

BAB II
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
Kabupaten Kepulauan Sangihe, berawal dari Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud sebagai bagian
Daerah Tingkat I Provinsi Sulawesi Utara, yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959
tanggal 14 Juli 1959. Pada tahun 2002 berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2002 Kabupaten Kepulauan
Sangihe dan Talaud dimekarkan menjadi 2 (dua) Kabupaten yaitu : Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai
kabupaten induk dan Kabupaten Kepulauan Talaud sebagai kabupaten baru hasil pemekaran. Pada tahun 2007
berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2007 tanggal 2 Januari 2007 tentang Pembentukan Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe kembali dimekarkan menjadi
Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, yang peresmiannya
dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2007.
2.1

Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik.


Kabupaten Kepulauan Sangihe secara geografis terletak di antara 4 O 4 13 - 4O 44 22 Lintang Utara,
125O 9 28 - 125O 56 57 Bujur Timur, berada antara Pulau Sulawesi dengan Pulau Mindanao (Republik Pilipina)
dan merupakan bagian integral dari Provinsi Sulawesi Utara dengan ibukota Tahuna dan terbagi menjadi 15 (lima
belas) Kecamatan, 22 (dua puluh dua) Kelurahan dan 146 (seratus empat puluh enam) Kampung.
Secara keseluruhan luas wilayahnya mencapai 11.863,58 km2 yang terdiri dari daratan seluas 736,98
2
km atau 6,2 % dan lautan seluas 11.126,61 km2.
Sebelum terjadi pemekaran wilayah menjadi 3 (tiga) kabupaten, luas wilayah Kabupaten Kepulauan
Sangihe dan Talaud untuk wilayah laut adalah 19.245,67 Km (95%), dan daratan seluas 1.012,93 Km (5%).
Setelah dimekarkan Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepulauan Sitaro, maka luas Kabupaten
Kepulauan Sangihe selaku Kabupaten induk telah berkurang menjadi : 11.863,58 km, yang terdiri dari lautan
11.126,61Km2 ( 93,8%) serta daratan 736,98 Km2 (6,2%).
Sebagai Kawasan Perbatasan dibelahan paling Utara berbatasan dengan Negara Philipina, maka
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Terluar,
daerah ini memiliki 4 (empat) pulau terluar masing-masing adalah :

Pulau Kawio (44016 LU 1252541 BT), memiliki luas 0,9 km2 dengan jumlah penduduk 121
KK / 294 jiwa. Di pulau ini terdapat titik dasar No. TD 054 dan titik referensi No. TR 054 (PP No. 38
Tahun 2002).
Pulau Kawaluso (41406 LU 1251859 BT), memiliki luas 1,22 km2 dengan jumlah penduduk
186 KK / 600 jiwa. Di pulau ini terdapat titik dasar No. TD 053A dan titik referensi No. TR 053.
Pulau Marore (44414 LU 1252842 BT), memiliki luas 1,56 km2 dengan jumlah penduduk
121 KK / 294 jiwa. Pulau ini memiliki titik dasar No. TD 055A dan titik referensi No. TR 055.
Pulau Batupebawaikang (44446 LU 1252924 BT), TD.055B, TR.055.

Dari letak dan kondisi geografis wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, terdapat sejumlah
karakteristik yang dinilai sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan, yaitu :
Sebagai Daerah Perbatasan, kawasan ini memiliki peluang dalam membangun kerja sama dengan
negara tetangga, khususnya dengan Philipina atau dengan negara-negara di kawasan Pacific
lainnya.
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

Sebagai Daerah Kepulauan, kawasan ini terdiri atas gugusan pulau yang besar dan kecil
berjumlah 105 buah pulau, dimana 26 buah pulau berpenghuni dan 79 buah pulau belum
berpenghuni. Memiliki garis pantai mencapai + 297 km, pengembangannya lebih dominan pada
pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan.
Sebagai Daerah Rawan Bencana Alam, hal ini berkaitan dengan keadaan topografi daerah
Kabupaten Kepulauan Sangihe yang terdiri dari daerah perbukitan dan pegunungan dengan
struktur tanah yang labil. Selain itu Kawasan Kepulauan Sangihe adalah daerah lintasan Gunung
berapi trans pasifik dari daerah Hawai, Jepang, Philipina dan berakhir di Kawasan Maluku.
Sebagai Daerah Tertinggal atau daerah miskin, hal ini lebih diakibatkan oleh kebijakan pemerintah
pusat di masa lalu yang sentralistik dan cenderung mengabaikan sentuhan terhadap
Pembangunan di kawasan perbatasan. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya proses kemiskinan
yang terstruktur dan berpengaruh terhadap lemahnya daya saing komoditas dan pemberdayaan
ekonomi daerah.
Jarak Tahuna (Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Sangihe) dengan Manado (Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Utara) adalah 142 Mil laut, yang dapat ditempuh kurang lebih 8 (delapan) jam menggunakan
kapal laut reguler, atau dengan waktu 5 (lima) jam dengan kapal cepat serta dengan transportasi udara
sekitar 50 menit.
Jarak Tahuna ke Melonguane (Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Talaud) adalah 118 Mil laut, dapat
ditempuh dalam waktu kurang lebih 12 (dua belas) jam menggunakan kapal motor rute Tahuna - Talaud,
atau dapat ditempuh dengan pesawat terbang + 45 menit.
Jarak Tahuna ke Ondong (Ibu Kota Kab. Kepl. Sitaro) adalah 54 Mil laut, dapat ditempuh kurang lebih 2
(dua) jam dengan kapal cepat (express).

Kondisi Administratif
Pembentukan Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai bagian Daerah Tingkat I Provinsi
Sulawesi Utara, ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan LNRI
Nomor 1822); sebagaimana yang telah diperbaharui dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2002
tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Talaud di Provinsi Sulawesi Utara (Lembaran Negara RI
Tahun 2002 Nomor 22, Tambahan LNRI Nomor 4183); dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2007
tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro di Provinsi Sulawesi Utara
(Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 17, Tambahan LNRI Nomor 4691). Pasca pemekaran daerah
ini terdiri atas 15 Kecamatan, 145 Kampung dan 22 Kelurahan.
Batas administratif wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah:
Sebelah Utara
: Laut Mindanau Republik Philipina dan Kabupaten Kepulauan
Talaud.
Sebelah Timur
: Laut Maluku
Sebelah Selatan
: Kab. Kepl. Siau Tagulandang Biaro dan Laut Sulawesi
Sebelah Barat
: Laut Sulawesi dan Laut Sulu Republik Philipina

Kondisi Hidrologi

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

Pada umumnya kondisi hidrogeologi di Kabupaten Kepulauan Sangihe lebih di dominasi oleh
air permukaan berupa sungai-sungai yang berhulu di daerah perbukitan dan pegunungan di bagian
tengah Pulau Sangihe dan bermuara di pantai laut.
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Kepulauan Sangihe menurut Dirjen Pengelolaan
DAS dan Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan tahun 2010 adalah DAS Mahena yang terbagi atas
4 wilayah sub DAS yaitu; sub DAS Akembuala, sub DAS Embuhanga/Balao, sub DAS Peliang, sub
DAS Laine. Uraian luas dan debit pada setiap DAS disajikan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe
Nama DAS

Luas (ha)

Debit (m3/detik)

13.530
12.488
12.081
12.753
50.852

4
5
3
3

DAS Mahena
Sub DAS Akengbuala
Sub DAS Embuhanga/Balao
Sub DAS Peliang
Sub DAS Laine
Jumlah

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kepl. Sangihe-Bidang Pengairan


Prosentase luasan Kecamatan terbesar terdapat di Kecamatan Tabukan Utara yaitu seluas
15,57% dari total luasan Kabupaten dan terkecil yaitu Kecamatan Kepulauan Marore seluas 1,50%.
Prosentase luasan kecamatan dan jumlah kelurahan/desa secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 : Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan
Desa
Luas
(%) thdp
No
Kecamatan
Kelurahan
Definitif
(Km)
total
1
Manganitu Selatan
13
73,99
10,04
2
Tatoareng
7
18,56
2,52
3
Tamako
20
69,42
9,42
4
Tabukan Selatan
14
68,76
9,33
5
Tabukan Selatan Tengah
9
46,84
6,36
6
Tabukan Selatan Tenggara
6
22,29
3,02
7
Tabukan Tengah
18
87,39
11,86
8
Manganitu
18
66,46
9,02
9
Tahuna
8
25,76
3,50
10 Tahuna Timur
8
25,15
3,41
11 Tahuna Barat
6
40,66
5,52
12 Tabukan Utara
24
114,76
15,57
13 Nusa Tabukan
5
14,73
2,00
14 Kep. Marore
3
11,02
1,50
15 Kendahe
8
51,19
6,95
Total
22
145
736,98
100,00
Sumber : Sangihe Dalam Angka 2011
Berdasarkan type iklim Schmidt Ferguson, sebagian besar iklim di Kabupaten Sangihe masuk
kedalam iklim type A, yaitu iklim sangat basah dan vegetasi alamiahnya berupa hutan hujan
tropika. Sedangkan menurut type Koppen, iklim di Kabupaten Kepulauan Sangihe masuk
kedalam type Afa, yaitu mempunyai iklim hutan hujan tropis, selalu basah dan hujan banyak.
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

Iklim didaerah ini dipengaruhi oleh angin muson, musim kemarau pada bulan Juli September
dan penghujan pada bulan September Nopember.
Pengukuran stasiun meteorologi Naha suhu udara rata-rata 27,5 C terendah 26,8C pada
bulan Januari dan tertinggi 28,5 bulan juni, dengan kecepatan angin rata-rata 7,17 knot / jam
dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari 731 mm dengan banyaknya hari hujan 26 hari,
kelembaban nisbi 83,92%, tekanan udara 1012,7 MB, dengan penyinaran matahari 62,58%.
Orientasi Kabupaten Kepulauan Sangihe terhadap Propinsi Sulawesi Utara dan cakupan wilayah
kajian dapat dilihat pada Peta 2.1

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Peta 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Cakupan Wilayah Kajian
Peta

ORIENTASI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE


TERHADAP PROVINSI SULAWESI UTARA

Sumber : BAPPEDA Kab. Kepl. Sangihe

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Kondisi topografi Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan daratan yang berbukit-bukit


dengan kondisi tanah (latosol dan aluvial) yang agak labil dengan ketinggian 0 sampai dengan 750 m
dpl. Selain itu Kawasan Kepulauan Sangihe adalah daerah lintasan Gunung berapi trans pasifik dari
daerah Hawai, Jepang, Philipina dan berakhir di Kawasan Maluku.
Kabupaten Kepulauan Sangihe juga adalah daerah vulkanik. Kondisi ini ditandai dengan terdapatnya
gunung berapi yang aktif. 3 (tiga) gugusan pulau yang memiliki gunung berapi aktif yaitu :
1). Gunung Api Awu terletak di ujung Pulau Sangihe 3 40 LU dan 125 30BT luas 135 km puncak
kawa 1.320 m dari permukaan laut dengan ukuran 1.550 x 1.200 m yang biasanya berair.

2). Gunung api Banua Wuhu (Gunung Api bawah laut)


Lokasi Geografi / Koordinat Puncak 3 08' 16" LU dan 125 29' 26" BT sebelah Barat daya P.
Mahangetang. Ketinggian Gn Banua Wuhu terakhir dicatat
pada bulan Mei 1935 adalah + 2000 m di bawah laut.
Tinggi dari dasar laut lebih dari 400 m.
Menurut catatan gunung ini pernah meletus
sebanyak 6 (enam) kali, pertama tahun 1835 dan terakhir
tahun 1919.
3). Gunung Api Kawio Barat (Gunung Api bawah laut)
Gunung ini terletak 75 mil laut sebelah BaratBarat laut, Kepulauan Sangihe Besar, dengan kordinat
puncak 3 8' LU dan 124 10' BT.
Gunung api Kawio Barat (oleh literatur disebut Sub
marine 1922) diperkirakan terbentuk tahun 1922 setelah
terjadi gempa bumi tahun 1912 dengan episentrum antara
Mindanau dan Kep. Sangihe yaitu pada 4 - 6 Lintang
Utara dan 124 - 126 Bujur Timur. Setelah tahun 1922
tidak pernah lagi tercatat adanya kegiatan atau letusan
yang berhubungan dengan gunung api submarine 1922.
Foto tersebut adalah dokumentasi profil gunung api
dimaksud yang diambil oleh tim NOAA pada Agustus 2010.
Tanah di Kabupaten Kepulauan Sangihe
mengandung berbagai mineral seperti emas, barit (BASO4), Pyrite (FeS2), chalcopyrite (Cu2Fe2S4),
galena, pasir besi (Fe) dan bahan galian lainnya antara lain batu gamping, batu kapur, pasir, batu trass
dan tanah liat. Bentuk dan keadaan tanahnya pada umumnya adalah berupa daerah yang berbukit dan
memiliki kemiringan lereng yang curam terutama pada pulau Sangihe. Namun demikian meskipun
curam, daerah ini masih dimanfaatkan penduduk untuk ditanami dengan tanaman perkebunan seperti
kelapa, cengkeh dan pala. Kerapatan penutupan vegetasi pada lereng-lereng tersebut cukup tinggi
sehingga erosi relatif rendah. Sedangkan daerah datar yang penyebarannya cukup luas banyak
terdapat di dataran aluvial seperti di daerah Tabukan Utara yang umumnya digunakan untuk
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

permukiman dan perkebunan kelapa, serta daerah datar lainnya. Kemiringan lereng Kabupaten
Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Gambar 2.2 Peta Kemiringan Lereng.

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Peta 2.2
Kemiringan Lereng Kabupaten Kepulauan Sangihe

BUKU PUTIH SANITASI


Peta

KEMIRINGAN LERENG

Sumber : BAPPEDA Kab. Kepl. Sangihe

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Peta 2.3
Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Cakupan Wilayah Kajian

BUKU PUTIH SANITASI

KEPULAUAN MARORE

Kepulauan Marore

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Sangihe


Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

2.2

Demografi
Penduduk suatu daerah merupakan salah satu tolak ukur bagi pemerintah daerah dalam
mengambil berbagai kebijakan strategis dalam pembangunan. Dengan demikian data kependudukan
yang benar, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, menjadi suatu kebutuhan dalam perencanaan
serta penentuan kebijakan strategis daerah.
Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe berdasarkan hasil sensus penduduk tahun
2010 adalah sebesar 126,100 orang, yang terdiri atas 63,820 laki-laki dan 62,280 perempuan.
Penyebaran populasi penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe terbesar ada di Kecamatan Tabukan
Utara sebesar 15,43 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Tahuna sebagai Ibukota Kabupaten
sebesar 12,65 persen, Kecamatan Manganitu sebesar 11,03 persen dan Kecamatan Tamako sebesar
10,30 persen sedangkan kecamatan lainnya di bawah sepuluh persen.
Dengan jumlah penduduk 126,100 orang yang mendiami luas daratan Kabupaten Kepulauan
Sangihe sekitar 736,98 kilometer persegi maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Kepulauan
Sangihe rata-rata adalah sebesar 171 orang per kilometer persegi. Kecamatan yang paling tinggi
tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Tahuna yakni sebanyak 619 orang per kilometer
persegi sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Tabukan Selatan Tengah yakni sebanyak 58
orang per kilometer persegi.
Proyeksi Penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe selama lima tahun kedepan yakni dari
tahun 2011-2015 menjadi sebesar 111.049 jiwa, dengan tetap didominasi oleh 3 (tiga) kecamatan yang
sama yakni Tabukan Utara, sebesar 17.130 jiwa (15,43%), Tahuna sebesar 14.045 jiwa (12,65%) serta
Manganitu sebesar 12.244 jiwa (11,03%). Secara rinci, proyeksi jumlah penduduk 5 tahun ke depan
dan tingkat kepadatan penduduk per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.3. dan Tabel 2.3a.
Rumus yang digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk
Rumus Aritmatika
Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menganggap pertumbuhan penduduk setiap tahun
adalah sama.
Pn = P0 (1 + rn)
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Jumlah

Kepadatan

7
8
9
10
11
12
13
14
15

Manganitu Selatan
73,99
Tatoareng
18,56
Tamako
69,42
Tabukan Selatan
68,76
Tabukan Selatan Tengah
46,84
Tabukan Selatan
22,29
Tenggara
Tabukan Tengah
87,39
Manganitu
66,46
Tahuna
25,76
Tahuna Timur
25,15
Tahuna Barat
40,66
Tabukan Utrara
114,76
Nusa Tabukan
14,73
Kep. Marore
11,02
Kendahe
51,19
Kabupaten
736,98
Sumber : Sangihe Dalam Angka 2011

Perempuan

1
2
3
4
5
6

Kecamatan

Laki-Laki

No

Luas Daerah
(Km)

Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Kepadatan

4,982
2,225
6,561
3,056
1,378
1,074

4,920
2,133
6,430
2,804
1,330
1,033

9,902
4,358
12,991
5,860
2,708
2,107

133,83
234,81
187,14
85,22
57,81
94,53

5,299
6,962
7,880
6,150
2,712
9,920
1,586
744
3,291
63,820

4,998
6,942
8,068
6,277
2,731
9,532
1,333
627
3,172
62,280

10,297
13,904
15,948
12,377
5,443
19,452
2,919
1,371
6,463
126,100

117,83
209,21
619,10
492,13
133,87
169,50
198,17
124,41
126,26
171,10

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Tabel 2.3a
Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk 5 tahun
PROYEKSI PENDUDUK KAB. KEPULAUAN SANGIHE (JIWA)
Proyeksi 2011

Kecamatan
LakiLaki

Perempuan

Manganitu
Selatan

4857

4797

Tatoareng

2169

2079

Tamako

6396

6269

2979

2734

1343

1297

1047

1007

5166

4873

Manganitu

6787

6768

Tahuna

7682

7865

Tahuna Timur

5996

6071

Tahuna Barat

2644

2662

9671

9293

1546

1300

Kep. Marore

725

611

Kendahe

3208

3092

62218

60717

Tabukan
Selatan
Tabsel
Tengah
Tabsel
Tenggara
Tabukan
Tengah

Tabukan
Utara
Nusa
Tabukan

Kabupaten

Proyeksi 2012

Proyeksi 2013

4249

2115

2027

4142

2062

1976

4038

2010

1927

3937

1959

1878

3838

12665

6236

6111

12347

6079

5958

12037

5927

5808

11735

5778

5663

11440

5713

2905

2665

5570

2832

2598

5430

2761

2533

5293

2691

2469

5161

2640

1310

1264

2574

1277

1232

2509

1245

1201

2446

1214

1171

2385

2054

1021

982

2003

995

957

1952

970

933

1903

946

910

1856

10039

5036

4750

9787

4910

4631

9541

4787

4515

9301

4667

4401

9068

13555

6617

6598

13215

6451

6432

12883

6289

6271

12560

6131

6113

12244

15548

7489

7668

15157

7301

7476

14777

7118

7288

14406

6939

7105

14045

12066

5845

5918

11763

5698

5770

11468

5555

5625

11180

5416

5484

10900

5306

2578

2596

5173

2513

2530

5043

2450

2467

4917

2388

2405

4793

18964

9428

9059

18488

9192

8832

18024

8961

8610

17571

8736

8394

17130

2846

1507

1267

2774

1470

1235

2705

1433

1204

2637

1397

1174

2571

1337

707

596

1303

689

581

1270

672

566

1238

655

552

1207

6301

3128

3015

6143

3049

2939

5988

2973

2865

5838

2898

2793

5692

113908

56203

122935

60656

Perempuan

Jumlah

4676

9411

59193

119849

59134

Perempuan

Jumlah

4559

9175

LakiLaki
4500

Proyeksi 2015

9653

Jumlah

LakiLaki
4616

Proyeksi 2014

LakiLaki
4735

57707

116841

57650

Perempuan

Jumlah

4444

8945

LakiLaki
4387

56259

Perempuan

Jumlah

4333

8720

54847

111049

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

2.3

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe


Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah mewujudkan Kabupaten
Kepulauan Sangihe sebagai simpul utama kawasan Nusa Utara selaku pintu gerbang perbatasan
Indonesia dari aspek pertahanan keamanan serta mengembangkan potensi kelautan sebagai
sektor unggulan untuk menggerakkan perekonomian masyarakat.
Kebijakan penataan ruang Kabupaten Kepulauan Sangihe terdiri atas:
a. pengembangan infrastruktur sebagai aksesbilitas utama pada kawasan perbatasan,
mengembangkan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan kabupaten;
b. peningkatan fungsi kawasan pada aspek pertahanan dan keamanan negara;
c. pengembangan prasarana dan sarana guna mendukung pengembangan ekonomi,
pengembangan potensi bahari sebagai kawasan andalan laut nasional dan pengembangan
kawasan budidaya lainnya;
d. pengembangan pusat permukiman serta pusat pertumbuhan melalui pembangunan
infrastruktur, prasarana dan saran penunjang yang berwawasan lingkungan.
Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang berpotensi mengalami bencana alam sebagai
berikut :
a. kawasan rawan gunung berapi;
b. kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami;
c. kawasan rawan longsor;
d. kawasan rawan banjir; dan
e. kawasan rawan bencana tektonik dan vulkanik.
Visi Kepulauan Sangihe sebagai Kabupaten Bahari yang Sejahtera dan Bermartabat ini
dimaksudkan sebagai upaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi, penciptaan kesempatan kerja dan
peningkatan pendapatan perkapita melalui peningkatan nilai tambah (value added) ruang-ruang untuk
kepentingan kawasan industri dan perdagangan, perkebunan, perikanan, pertambangan, pertanian,
pariwisata, serta kawasan yang mendukung pelestarian lingkungan.
Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kepulauan Sangihe
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten
yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan
oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi.
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten berfungsi sebagai arahan pembentuk sistem
pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten dan sistem perletakan jaringan
prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang
ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada.
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe meliputi:
a.
b.
c.

pusat-pusat kegiatan;
sistem jaringan prasarana utama; dan
sistem jaringan prasarana lainnya.
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Sehubungan dengan upaya pengembangan dan karakteristik wilayah Kabupaten Kepulauan


Sangihe sebagai daerah kepulauan, maka rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Kepulauan
Sangihe sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkaitan dengan satuan wilayah pengembangan
dengan menggunakan pendekatan pada sistem klaster pengembangan;
Sistem klaster pengembangan Kabupaten Kepulauan Sangihe meliputi:
a. klaster Pulau Marore dan Pulau sekitarnya, meliputi: wilayah Kecamatan Kepulauan Marore dan
sebagian Kecamatan Kendahe (Pulau Kawio dan Pulau Lipaeng) dengan pusat pengembangan
Pulau Marore;
b. klaster Tahuna dan sekitarnya, meliputi wilayah Kecamatan Tahuna Barat, Kecamatan Tahuna
Timur, Kecamatan Tahuna, Kecamatan Kendahe, Kecamatan Tabukan Utara, dan Kecamatan
Manganitu dengan pusat pengembangan Tahuna;
c. klaster Dagho dan sekitarnya, meliputi: Kecamatan Tamako, Kecamatan Manganitu Selatan dan
Kecamatan Tatoareng dengan pusat pengembangan Dagho; dan
d. klaster Manalu dan sekitarnya, meliputi: Kecamatan Tabukan Selatan, Kecamatan Tabukan Selatan
Tenggara, Kecamatan Tabukan Tengah, dan Kecamatan Nusa Tabukan dengan pusat
pengembangan Manalu.
Setiap klaster pengembangan Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki fungsi pengembangan kegiatan
masing-masing sebagai berikut:
a. klaster Pulau Marore dan Pulau sekitarnya, dengan fungsi pengembangan dan pengelolaan wilayah
perbatasan;
b. klaster Tahuna dan sekitarnya, dengan fungsi sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional dan Pusat
Pengembangan Ekonomi Perbatasan; dan
c. klaster Dagho dan sekitarnya, dengan fungsi sebagai pengembangan agropolitan, sentra
pengembangan perikanan dan pengembangan pariwisata; dan
d. klaster Manalu dan sekitarnya, dengan fungsi pengembangan minapolitan dan agropolitan.
Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe terdiri atas :
a.
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN);
Menurut Peraturan Pemerintah no 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Lampiran II, PKSN yang berada di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe yaitu Kota Tahuna.
b.
Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL);
PKL ditetapkan dengan Peraturan Daerah RTRW Provinsi berdasarkan usulan pemerintah
kabupaten/kota. PKL yang ditetapkan RTRW Provinsi Sulawesi Utara yang berada dalam wilayah
Kabupaten Kepulauan Sangihe ialah:
a. Petta-Enemawira, Kecamatan Tabukan Utara;
b. Manganitu, Kecamatan Manganitu; dan
c. Manalu, Kecamatan Tabukan Selatan.
c.

d.

Pusat Kegiatan Lingkungan promosi (PKLp);


PKLp yang ditetapkan RTRW Provinsi Sulawesi Utara yang berada dalam wilayah Kabupaten
Kepulauan Sangihe adalah Tamako-Dagho, Kecamatan Tamako; dan Naha, Kecamatan Tabukan
Utara.
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK);
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) ditentukan oleh
Pemerintah Kabupaten.
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kepulauan Sangihe:
1. Marore, Kecamatan Marore;
2. Kahakitang, Kecamatan Tatoareng;
3. Kendahe, Kecamatan Kendahe;
4. Lapango, Kecamatan Manganitu Selatan;
5. Salurang, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah;
6. Pintareng, Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara;
7. Kuma, Kecamatan Tabukan Tengah; dan
8. Nusa, Kecamatan Nusa Tabukan
e.
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala antar desa. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) ditentukan oleh Pemerintah
Kabupaten.
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) di Kepulauan Sangihe:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Nanedakele, Kecamatan Nusa Tabukan;


Binebas, Kecamatan Tabukan Selatan;
Kalasuge, Kecamatan Tabukan Utara;
Kulur, Kecamatan Tabukan Tengah;
Ngalipaeng, Kecamatan Manganitu Selatan;
Kaluwatu, Kecamatan Manganitu Selatan;
Para, Kecamatan Tatoareng;
Kalinda, Kecamatan Tamako;
Kawuis, Kecamatan Manganitu; dan
Mohongsawang, Kecamatan Kendahe.

Rencana pusta pelayanan di Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Peta 2.4

Peta 2.4 Rencana Pusat Layanan Kabupaten Kepulauan Sangihe

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Sumber : BAPPEDA Kab. Kepl. Sangihe, 2012


Pola Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukkan
ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pola ruang wilayah kabupaten
merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten baik untuk pemanfaatan yang berfungsi
lindung maupun budidaya. Pola ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran lebih rinci dari
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.
Pola ruang yang akan dikembangkan di Kabupaten Kepulauan Sangihe dirumuskan
berdasarkan pertimbangan :

Arahan pola ruang berdasarkan rencana tata ruang wilayah Provinsi Sulawesi Utara.
Analisis daya dukung pengembangan wilayah. terutama daya dukung lahan untuk berbagai kegiatan
budidaya dan sumberdaya air.
Pengelolaan Kawasan Lindung berdasarkan Kepres Nomor 32 Tahun 1990
Penetapan status hutan berdasarkan SK Menteri Kehutanan.
Penggunaan lahan eksisting.
Konsep struktur tata ruang yang akan diterapkan.

Rencana pola ruang Kabupaten Kepulauan Sangihe meliputi alokasi ruang:


Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian

lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta
budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan lindung di Kabupaten
Kepulauan Sangihe dapat dikelompokkan menjadi :

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahnya : kawasan hutan lindung dan
kawasan resapan air;
Kawasan perlindungan setempat : sempadan pantai, dan sempadan sungai,
Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, serta kawasan cagar budaya
dan ilmu pengetahuan;
Kawasan rawan bencana alam: rawan gelombang pasang, rawan banjir, dan rawan tanah
longsor;
Kawasan lindung geologi: kawasan rawan bencana alam geologi (kawasan rawan gempa
bumi, kawasan rawan gerakan tanah, kawasan yang terletak di zona patahan aktif, kawasan rawan
tsunami, dan kawasan rawan abrasi), dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air
tanah (kawasan imbuhan air tanah dan sempadan mata air).

Rencana pola ruang Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Peta 2.5

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Peta 2.5 Rencana Pola Ruang Kabupaten Kepulauan Sangihe

RENCANA PUSAT LAYANAN

Sumber : BAPPEDA KAb. Kepl. Sangihe, 2012

Pusat Layanan Kabupaten Kepulauan Sangihe


Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe terdiri atas :
a. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN);
b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL);
c. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp);
d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK); dan
e. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Pusat layanan Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Peta 2.6

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Peta 2.6 Rencana Pola Ruang Kabupaten Kepulauan Sangihe

Sumber : BAPPEDA Kab. Kepl. Sangihe, 2012


Sosial dan Budaya
Pendidikan
Dalam mendukung keberhasilan sektor pendidikan, diperlukan langkah-langkah strategis,
terencana serta terintegrasi. Diantaranya dengan memperluas akses pendidikan seluas-luasnya yang
terakumulasi dalam bentuk tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang dirangkum dalam tabel
berikut.

1
2
3

TK
SDLB
SD

85
209

108
1,377

2,039
13,666

Jumlah
Guru/Dosen

Tingkat Pendidikan

Murid/Mahasisw Jumlah
a

No

Jumlah Kelas

Tabel 2.4
Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Kepulauan Sangihe
Jumlah
Sekolah/PT/Akd

2.4

99
1,449

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

4
5
6
7
8
9
10

MI
12
SLTP
53
MTs
6
SMU
13
SMK
7
MA
5
PT atau Akademi
2
JUMLAH
392
Sumber : Sangihe dalam angka 2011

276
1,751

651
5,843
383
3,639
1,833
177
1,180
29,411

42
544
47
229
149
43
105
2,707

Jumlah guru di Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Tabel 2.6
Tabel 2.6. Jumlah Guru di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2010
No

Kecamatan

1
2
3
4

Manganitu Selatan
Tatoareng
Tamako
Tabukan Selatan
Tabukan Selatan
Tengah
Tabukan Selatan
Tenggara
Tabukan Tengah
Manganitu
Tahuna
Tahuna Timur
Tahuna Barat
Tabukan Utrara
Nusa Tabukan
Kep. Marore
Kendahe
Jumlah

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Jumlah Guru / tingkat pendidikan


TK

SD

SLTP

SLTA

2
1
10
4

95
70
169
83

32
17
51
30

23
15

49

18

28

8
14
10
19
11
12
1
1
3
99

135
176
125
92
65
215
48
17
82
1.449

38
49
91
35
17
102
16
12
31
544

10
21
29
55
53
7
16
229

Sumber : Sangihe Dalam Angka 2011


2.5

Kondisi Kesehatan
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah pembangunan dalam upaya mencapai
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi.
Pembangunan kesehatan dalam rangka terciptanya kualitas sumber daya manusia sebagai
insan harus dilakukan dalam keseluruhan proses kehidupannya mulai dari dalam kandungan bahkan
jauh sebelumnya, yaitu dengan memperhatikan tingkat kesejahteraan calon ibu, kemudian sebagai bayi,
balita, usia sekolah, remaja, pemuda, usia produktif, sampai kepada usia lanjut. Dengan demikian
pembangunan kesehatan juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam setiap tahap pembangunan.
Tabel 2.7
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Jumlah Balai Pengobatan, RB Swasta, Dokter Praktek, Bidan Praktek


dan Tukang Gigi Swasta di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2010
Kecamatan
1
2
3
4

BP Swasta

RB Swasta

Manganitu Selatan
Tatoareng
Tamako
Tabukan Selatan
Tabukan Selatan
5
Tengah
Tabukan Selatan
6
Tenggara
7 Tabukan Tengah
8 Manganitu
9 Tahuna
10 Tahuna Timur
1
1
11 Tahuna Barat
12 Tabukan Utara
13 Nusa Tabukan
14 Kep. Marore
15 Kendahe
Jumlah
1
1
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe

Dokter
Praktek
Swasta

Bidan
Praktek
Swasta

Tukang Gigi
Swasta

1
2
-

1
20
4
2
1
31

6
6

Di Kabupaten Kepulauan Sangihe, pembangunan di bidang kesehatan juga tidak luput dari
perhatian pemerintah daerah maupun masyarakat. Berkenaan dengan derajat kesehatan di Kabupaten
Kepulauan Sangihe dapat dirinci berikut ini, antara lain:
2.5.1

Angka Kematian
Angka kematian bayi di Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2010 sebanyak 12 orang,
sementara persentase kematian bayi dibanding bayi lahir hidup sebesar 0,61%. Sedangkan jumlah
kematian ibu hamil pada tahun 2010 terdapat 4 kasus, yakni terjadi di Puskesmas Dagho Kecamatan
Tamako 1 kasus, Puskesmas Tahuna Timur 2 kasus dan Puskesmas Kalasuge di Kecamatan Tabukan
Utara 1 kasus.

Grafik 2.1
Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita
Menurut Puskesmas di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 20009
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

400
350
300
250
200
150
100
50
0

376

2
4
Lahir
2
180 Mati

150
1
22

95

184

338

263
Lahir Hidup
132

1
2 33
16

45

27 17

80

Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kepulauan Sangihe, 2010

2.5.2

Angka Kesakitan
Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + dan Persentase
Balita dengan Pneumonia Ditangani
Penemuan kasus AFP pada tahun 2010 terdapat 2 kasus yang ditemukan di wilayah Puskesmas
Tamako dan Puskesmas Tahuna.
Angka penderita TB-paru sebanyak 229 orang dan kesembuhan penderita TB-paru yang
dihitung pada tahun 2010 sebanyak 151 orang (66%). Persentase ini mengalami sedikit penurunan
dibandingkan tahun 2009 yakni sebanyak 145 orang penderita dengan kesembuhan mencapai 127
orang (88%).
Penderita pnemonia balita pada tahun 2010 sebanyak 7 orang dengan prosentase
kesembuhan mencapai 100 %. Prosentase kesembuhan penderita TB paru dan pneumonia balita dapat
dilihat pada Grafik 2.2

Grafik 2.2
Persentase Penderita TB Paru dan Pnemonia Balita Ditangani
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

100%
80%

100

100

60%

74

80

87

81

92

40

40%
20%
0%

84

53
% Pnemonia Balita
Ditangani 0
0

% TB Paru Sembuh

Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kepulauan Sangihe, 2010

Persentase HIV/AIDS, Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati dan Angka Kesakitan DBD
Angka kesakitan DBD pada tahun 2010 meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya.
Kasus DBD pada tahun 2010 sebanyak 156 kasus dibandingkan tahun 2009 sebanyak 67 kasus dan
tahun 2008 sebanyak 20 kasus. Namun pada tahun 2011 mengalami penurunan yang signifikan dengan
hanya 9 kasus, dan semuanya dapat ditangani. Prosentase penderita DBD dan yang ditangani dapat
dilihat pada Grafik 2.3

Grafik 2.3
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Persentase HIV/AIDS, IMS dan DBD Ditangani per Puskesmas


di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2010
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%

%DBD yang ditangani

10%
0%

Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kepulauan Sangihe, 2010


Persentase Balita dengan Diare Ditangani
Dari 443 kasus diare yang tercatat pada tahun 2011 sejumlah 323 (72.9%) diantaranya terjadi
pada anak balita. Pada bayi 120 kasus (27.1%) dan sudah tertangani seluruhnya.
Walau kasus diare masih tergolong tinggi dan terjadi peningkatan kasus tetapi jumlahnya masih
dapat ditolerir sehingga belum dapat digolongkan dalam KLB Diare. Yang perlu mendapat perhatian
adalah ternyata lebih setengah dari seluruh penderita diare adalah anak balita sehingga perlu
penanganan yang cepat dan perhatian yang lebih terhadap hygiene sanitasi lingkungan. Jumlah kasus
diare dan jumlah kasus diare pada balita serta penanganannya dapat dilihat pada Grafik 2.4

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Grafik 2.4
Jumlah Kasus Diare pada Balita dan Ditangani Tahun 2010
443

5
4

16
12

57
38

21
14

11
10

86
10
7

64

Jumlah Kasus Diare

42
30

52
37

120

323

9
8
6
0
91
7
6
3
0
Jumlah Kasus Diare pada Balita

Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kepulauan Sangihe, 2010


2.5.3

Status Gizi
Persentase Kunjungan Neonatus, Persentase Kunjungan Bayi dan Persentase BBLR Ditangani
Jumlah Neonatus yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2011 mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2010. Pada tahun 2011 jumlah neonatus sebanyak 1499 orang
sedangkan pada tahun 2010 berjumlah 1577 orang, dan seluruh neonatus tersebut dapat dikunjungi
(KN2 100%).
Pada tahun 2010 seluruh bayi yang lahir di unit pelayanan kesehatan ditimbang. Dari hasil
penimbangan tersebut didapatkan jumlah bayi yang BBLR terdapat sebanyak 32 orang (1.65%).
Persentase kunjungan neonatus, dan BBLR dapat dilihat pada Grafik 2.5

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Grafik 2.5
Cakupan Kunjungan Noenatus, Bayi dan Bayi BBLR
yang Ditangani di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2010
2500
2356

2000

1851
1851
1577

1500
1000

88 199
145
340
20 157 90
172 128
372
145 22
199
500 197
94 14 30182
334
372
226
22
94
16
131
334143 35 245
33
87
182
107
16
131
247
33
199
Jumlah Bayi Lahir
Jumlah
Bayi
Lahir
Hidup
Ditimbang
154 25 KN2
249
49 41
344
45
14 76
202 45
154 27
0
80
17
95
249
27 17
80
49 15

BBLR

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Kepulauan Sangihe, 2011


Balita dengan Gizi Buruk dan Kecamatan Bebas Rawan Gizi
Dari sejumlah 8.186 balita yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2011, yang
ditimbang berjumlah 4.791 balita (58,53%), dan dari jumlah tersebut, balita yang baik berat badannya
naik berjumlah 3.310 balita (69,1%) dan balita yang bawah garis merah (BGM) berjumlah 150 balita
(3,13%).
Balita dengan gizi buruk masih ditemukan pada tahun 2011 dengan jumlah 6 balita. Kecamatan
yang ditemukan adanya balita gizi buruk yaitu Kecamatan Manganitu, Tahuna Timur, Tahuna Barat,
dan Tabukan Utara. Kecamatan bebas rawan gizi berjumlah 11 Kecamatan. Status gizi dapat dilihat
pada Grafik 2.6.

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Grafik 2.6
Status Gizi di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2011
6000
4791

5000

4000
3310

3000

2000
%balita ditimbang
1000
388
0 211

581
81
21

%berat badan naik

%balita gizi buruk

807 814
334

409 281

114 60
128 49

462

540

664182 164 158


96

93

91

385

145 77
95

56

346
269

Sumber : Sangihe Dalam Angka, 2011-Dinas Kesehatan Kab. Kepulauan Sangihe


2.5.4

Insiden Penyakit yang Berkaitan dengan Sanitasi dan Tujuan MDGs


Akses Air Minum dan Insiden Penyakit
Berdasarkan hasil penelitian tahun 2012 yang dilakukan oleh pokja AMPL Kabupaten
Kepulauan Sangihe, menunjukkan bahwa satu-satunya penyakit yang berkorelasi dan memiliki derajat
hubungan yang kuat dengan akses air bersih adalah diare. Semakin tinggi cakupan atau akses
masyarakat terhadap air bersih akan diikuti dengan semakin rendahnya insiden penyakit diare.
Sebaliknya semakin rendah cakupan dan akses masyarakat terhadap air minum semakin tinggi insiden
penyakit diare yang terjadi di tengah masyarakat. Hasil ini menjustifikasi fakta riil di lapangan yang
menunjukkan bahwa di sebagian besar desa dan kecamatan dengan akses air bersih yang rendah,
insiden penyakit diare sangat banyak terjadi. Sebuah penelitian bahkan menyebutkan bahwa Indonesia
kehilangan Rp. 56 trilyun per tahun akibat diare, penyebab terbesar atau 42 persen kematian bayi
adalah diare dan 25,2 persen kematian balita juga karena diare.
Akses Penyehatan Lingkungan dan Insiden Penyakit
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Beberapa penyakit yang memiliki hubungan yang kuat terhadap penyehatan lingkungan yakni
diare, malaria dan demam berdarah. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Pojka
AMPL. Hasil ini menggambarkan bahwa semakin tinggi akses masyarakat terhadap penyehatan
lingkungan akan diikuti dengan semakin rendahnya insiden penyakit diare, malaria dan DBD. Sebaliknya
semakin rendah akses masyarakat terhadap penyehatan lingkungan, semakin tinggi insiden penyakit
diare, malaria dan DBD yang terjadi di tengah masyarakat. Hasil ini sekaligus juga mengklarifikasi fakta
lapangan yang menunjukkan bahwa di sebagian besar kecamatan dengan akses penyehatan
lingkungan yang rendah seperti Kecamatan Manganitu, Tahuna Timur, Tahuna Barat, dan Tabukan
Utara, insiden serangan ke tiga jenis penyakit tersebut lebih banyak terjadi dibandingkan kecamatan
lainnya.
Secara umum, penyebab tingginya insiden penyakit diare, malaria dan DBD pada ke empat
kecamatan tersebut dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu; (i) sebagian besar masyarakatnya belum
memiliki akses tempat pembuangan akhir tinja yang layak, tempat pembuangan sampah dan saluran air
limbah; dan (ii) sebagian masyarakat-nya belum memiliki perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang
memadai. Kedua faktor ini dengan telanjang diperlihatkan oleh hasil registrasi data yang
menginformasikan bahwa pada kecamatan-kecamatan tersebut, masyarakat-nya tidak banyak yang
membuang air besar di septik tank atau cubluk, namun di kebun, sungai dan rawa yang dijadikan
sebagai toilet terbuka. Juga tidak membuang sampah dan air limbah pada tempat yang semestinya.

2.5.4

Sarana Kesehatan
Pada tahun 2010 jumlah tenaga paramedis non perawatan
sebanyak 23 orang, perawatan sebanyak 254 orang dan non
medis sebanyak 17 orang, dokter umum sebanyak 28 orang,
sarjana kesehatan sebanyak 6 orang, sedangkan untuk dokter
ahli, dokter gigi dan apoteker tidak tersedia tenaga.

Tabel 2.8
Jumlah Tenaga Medis Menurut Kecamatan
di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2010

Dokter
Kecamatan

1.
2.
3.
4.

Manganitu
Selatan
Tatoareng
Tamako
Tabukan

Apoteke
r

SAA

Sarjana
Kesehata
n

Umum/
swasta

Gigi

Ahli lain

2
2
2

1
-

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Selatan
Tabukan
5. Selatan
2
Tengah
Tabukan
6. Selatan
1
Tenggara
Tabukan
7.
2
Tengah
8. Manganitu
3
9. Tahuna
1
Tahuna
10
2
Timur
Tahuna
11
1
Barat
Tabukan
12
2
Utrara
Nusa
13
2
Tabukan
14 Kep. Marore
2
15 Kendahe
2
Jumlah 2010
28
2009
19
2008
17
Sumber : Sangihe Dalam Angka 2011

3
-

2
4

6
4
12

Pada tahun 2010 tercatat jumlah rumah sakit sebanyak 1 unit yakni RSU Liun Kendage dengan
jumlah 150 tempat tidur. Jumlah puskesmas di Kabupaten Kepulauan Sangihe berjumlah 17 unit,
puskesmas pembantu (Pustu) 58 unit, puskesmas keliling darat berjumlah 14 unit dan puskesmas
keliling laut berjumlah 4 unit.
Guna menunjang derajat kesehatan masyarakat, ternyata partisipasi pihak swasta juga sangat
besar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya balai pengobatan swasta sebanyak 1 unit, Dokter yang buka
praktek swasta hingga mencapai 31 orang, bidan praktek swasta sebanyak 6 orang.
Penyakit malaria merupakan penyakit yang memiliki jumlah kasus terbanyak selama 5 tahun
terakhir. Hal ini diakibatkan karena kurangnya kesadaran penduduk untuk menjaga kebersihan
lingkungannya serta ketersediaan prasarana dan sarana sanitasi yang tidak memadai. Data tentang 5
jenis penyakit dengan kasus terbanyak di Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Tabel 2.9
Tabel 2.9
5 (Lima) Penyakit Terbanyak di Wilayah
Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2010
No
1
2
3

Jenis Penyakit
TBC
Kusta
DHF DSS

Kasus
223
20
156

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

4
Malaria
5
Rabies
Sumber : Sangihe Dalam Angka, 2011

Sosial Masyarakat
Keheterogenitas suatu masyarakat dalam suatu daerah memiliki keunggulan komperatif serta
berkorelasi positip terhadap pembangunan daerah. Keanekaragaman tingkat sosial, pekerjaan, tingkat
pendapatan serta agama dan kepercayaan yang dianut masyarakat justru membantu terbentuknya ide
dan kreasi baru, serta menjadi nilai tambah yang terakumulasi dalam terciptanya inovasi-inovasi baru
dalam dinamika kehidupan masyarakat.
Jumlah sarana peribadatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk umat Islam seperti mesjid
sebanyak 96 unit, Mushola 19 unit, tempat peribadatan umat Katolik terdiri dari 9 gereja dan 1 kapel
dan tempat peribadatan umat Kristen Protestan yang merupakan mayoritas penduduk Kepulauan
Sangihe berjumlah 306 buah gereja sedangkan tempat peribadatan untuk agama Hindu dan Budha
sampai saat ini belum ada.
Jumlah penduduk berdasarkan Tingkat Kemiskinan
Hasil pendataan yang dilakukan oleh BPS pada tahun anggaran 2010 terdapat 37.917 kepala
keluarga. Jumlah ini tidak terlalu signifikan dengan tahun 2009 sebesar 37.450 kepala keluarga. Dari
jumlah keluarga tahun 2010 ini terdiri dari Pra Sejahtera sebanyak 13.374 KK, KS I sebanyak 11.874
KK, KS II sebanyak 7.973 KK, KS III sebanyak 3.619 KK dan KS III + (plus) sebanyak 1.077 KK. Jumlah
penduduk berdasarkan tingkat kemiskinan dapat dilihat pada Tabel 2.10

1.054
692
2.150
1.010
296

1.476
745
1.866
473
266

428
108
206
265
163

141
32
15
113
119

43
0
8
18
37

Jumlah KK

Manganitu Selatan
Tatoareng
Tamako
Tabukan Selatan
Tabukan Selatan

KS III+

1.
2.
3.
4.
5.

KS III

Kecamatan

KS II

N
o

Sejahtera I Keluarga

Tabel 2.10
Jumlah Keluarga Miskin
Menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2009
Sejahtera Keluarga Pra

2.6

5.047
63

3.142
1.577
4.245
1.660
881

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Tengah
Tabukan Selatan
6.
393
142
Tenggara
7. Tabukan Tengah
1.172
657
8. Manganitu
981
1.547
9 Tahuna
987
888
10 Tahuna Timur
502
697
11 Tahuna Barat
316
587
12 Tabukan Utara
1.473
1.701
13 Nusa Tabukan
572
276
14 Marore
217
87
15 Kendahe
1.019
466
Jumlah
13.374 11.874
Sumber : Sangihe Dalam Angka 2011

69

41

651

640
1.438
1.100
1.012
516
1.501
73
64
390
7.973

280
265
826
695
167
756
26
17
126
3.619

7
83
309
281
8
268
0
0
9
1.077

3.296
4.314
4.110
3.187
1.594
5.699
947
385
2.010
37.917

Jumlah rumah per Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Tabel 2.11

Tabel 2.11
Jumlah rumah per kecamatan
Nama Kecamatan
Jumlah Rumah
Manganitu Selatan
2875
Tatoareng
1357
Tamako
3869
Tabukan Selatan
1477
Tabukan Selatan Tengah
721
Tabukan Selatan Tenggara
575
Tabukan Tengah
2507
Manganitu
3226
Tahuna
3550
Tahuna Timur
3000
Tahuna Barat
1490
Tabukan Utara
5543
Nusa Tabukan
852
Marore
338
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Kendahe
Sumber : Sangihe dalam angka, 2011

1646

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

2.7

Keuangan dan Perekonomian Daerah


Gambar 2.1 PDRB Kab. Kepl. Sangihe, 2005-2010

Sumber : Sangihe Dalam Angka, 2011

Gambar 2.2 Pertumbuhan Ekonomi Kab. Kepl. Sangihe, 2005-2010

Sumber : Sangihe Dalam Angka, 2011

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Gambar 2.3 Distribusi Persentase PDRB ADHB di Kab. Kepl. Sangihe, 2010

Sumber : Sangihe Dalam Angka, 2011


Total pendapatan daerah sejak 2007-2010 berjumlah total Rp. 1.709.362.255.807,71. Pada
tahun 2007 (masih dengan wilayah Kab. Sitaro) pendapatan daerah sebesar Rp. 436.906.868.790,86,
pada tahun 2008 menjadi Rp. 373.621.468.493,46 atau terjadi penurunan sebesar -14,48%. Pada
tahun 2009 pendapatan daerah sebesar Rp. 486.902.264.279,25 atau terjadi peningkatan sebesar
30,32% dibanding pendapatan TA 2008. Pada tahun 2010 pendapatan daerah sebesar Rp.
411.931.653.947,00 atau terjadi penurunan sebesar 15,40% dibanding pendapatan TA 2009.
Gambar 2.4 Distribusi Persentase PDRB ADHK di Kab. Kepl. Sangihe, 2010

Sumber : Sangihe Dalam Angka, 2011

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Tabel 2.12
Ringkasan realisasi APBD 5 tahun terakhir
N
o

Anggaran

n-4

n-3

n-2

n-1

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(g
)

Pendapatan

B
1
2

Pendapatan
Asli Daerah
29.945.513.792,04 26.019.707.249,09
(PAD)
Dana
384.362.840.215,0 310.121.932.800,0
Perimbanga
0
0
n (Transfer)
Lain-lain
Pendapatan
22.598.514783,80 37.479.828.444,40
yang Sah
Jumlah
436.906.868.790,8 373.621.468.493,4
Pendapatan
6
6
Belanja
Belanja
197.189.092.531,3
Tidak
227.112.199.310,00
1
Langsung
Belanja
231.544.760.426,3 207.024.335.145,5
Langsung
0
0
Jumlah
458.656.959.736,3 404.213.427.676,8
Belanja
0
1
Defisit
-21.750.090.945,44
-30.591.959.183
Anggaran
Ket : n = tahun penyusunan buku putih
Sumber : BAPPEDA Kab. Kepl. Sangihe

35.551.041.479,25

411.244.460.800,00

21.713.919.947,00

358.091.975.000,00

40.146.762.000,00

32.125.759.000,00

486.902.264.279,2
5

411.931.653.947,00

246.820.744.740,3
6

273.885.877.614,00

242.535.523.874,0
0
489.356.268.614,3
6
-2.454.004.335

148.253.877.283,00
422.139.754.897,00
-10.208.100.950,00

Realisasi APBD selama 5 tahun terakhir mengalami defisit anggaran sehingga untuk pengalokasian anggaran
untuk sanitasi mengalami kendala.

Tabel 2.13
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

No
(a)
A
1
2
3
4
B
C
D

G
H

I
J

Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir
Subsektor/SKPD
n-4
n-3
n-2
n-1
n
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
Air Limbah
DPU Pengairan
PU-CK
4.429.360.35 4.440.550.60 3.676.504.99 3.711.194.50 1.911.504.18
7
4
9
0
6
BLH
Dinas Tata kota
dan Damkar
Persampahan
850.329.400 903.586.000
99.758.750
625.313.540 812.474.000
Drainase
2.367.010.60 3.949.990.86 367.167.292 213.841.664
7
0
Aspek PHBS
(pelatihan,
sosialisasi,
komunikasi,
pendampingan)
Total Belanja
Modal Sanitasi
(A s/d D)
Total Belanja
Modal Sanitasi
dari APBD murni
(bukan
Pendamping)
Total Belanja
APBD
Proporsi Belanja
Modal Sanitasi
terhadap Belanja
Total
(9:10x100%)
Jumlah
Penduduk
Belanja Modal
Sanitasi per
Penduduk

Ket : belanja modal (investasi baru dan pemeliharaan)


Sumber : BAPPEDA Kab. Kepl. Sangihe, 2012

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Tabel 2.14
Data mengenai ruang fiskal Kabupaten Kepulauan Sangihe 5 tahun terakhir
Tahun

Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah


(IRFD)

n-4
n-3
n-2
n-1
n
Sumber :.....

No
(a)
1

Tabel 2.15
Data perekonomian umum daerah 5 tahun terakhir
(Juta Rp / Million Rps)
n-4
n-3
n-2
n-1
n
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
667.149,34
705.849,85
747.129,73

Deskripsi
(b)
PDRB harga
konstan
(Struktur
Perekonomia
n) (Rp.)
2
Pendapatan
Perkapita
Kabupaten
(Rp.)
3
Upah
Minimum
Regional
Kabupaten
(Rp.)
4
Inflasi (%)
5 Pertumbuhan
5,49
Ekonomi (%)
Ket : n = tahun penyusunan buku putih
Sumber : Sangihe dalam angka 2011

5,80

5,85

Peningkatan Perekonomian Kabupaten Kepulauan Sangihe, terlihat jelas dalam tiga tahun
berturut-turut, hal ini diindikasikan oleh PDRB, baik berdasarkan harga berlaku (ADHB) maupun harga
konstan (ADHK) yang terus meningkat. Data lengkap perbaikan perekonomian dalam tiga tahun terakhir
tersebut termuat pada tabel berikut.

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Tabel 2.16
Perkembangan PDRB Kabupaten Kepulauan Sangihe
Tahun 2008-2010
(Juta Rp)
N
o

Lapangan
Usaha

Pertanian

4
5

Pertamban
gan dan
Penggalian
Industri
dan
Pengolaha
n
Listrik, Gas
dan Air
Bersih
Bangunan
Perdagang
an, Hotel
dan
Restoran
Pengangku
tan dan
Komunikasi
Keuangan
dan Jasa
Perusahaa
n
Jasa-Jasa
Jumlah

Harga Berlaku

Harga Konstan

2008

2009

2010

2008

2009

2010

341.388,7
2

401.548,6
6

489.346,8
5

206.226,
38

212.505,
46

220.757,
86

37.481,79

40.923,84

43.972,67

23.209,9
3

24.901,9
4

26.251,6
2

66.255,80

72.334,92

77.854,07

38.013,7
0

38.644,7
3

39.705,8
3

5.262,56

5.547,40

5.941,86

4.361,27

4.531,79

4.649,48

99.482,25

119.646,1
1

140.679,8
9

54.697,1
3

59.876,9
4

63.015,0
6

170.086,4
0

203.589,2
0

238.219,0
6

117.298,
25

126.598,
73

135.641,
25

102.246,5
5

125.682,5
2

152.085,4
2

72.886,8
0

79.119,6
4

87.079,3
4

76.461,92

88.192,64

103.437,2
2

45.494,0
1

48.928,5
9

53.254,8
6

163.539,7
0
1.062.205
,69

188.783,5
4
1.246.248
,84

221.536,2
2
1.473.073
,28

104.961,
87
667.149,
34

110.742,
03
705.849,
85

116.774,
43
747.129,
7

18,20

5,49

5,80

5,85

%
Pertumbu
han
15,33
17,32
Ekonomi
(PE)
Sumber : Sangihe Dalam Angka 2011

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB-ADHB) dari
tahun ke tahun mengalami perkembangan, ini terlihat dalam tabel diatas bahwa PDRB ADHB meningkat
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

dari Rp. 1.062.205,69 pada tahun 2008 menjadi Rp. 1.473.073,28 pada tahun 2010. Sedangkan ADHK,
meningkat dari Rp. 667.149,34 pada tahun 2008 menjadi Rp. 747.129,73 pada tahun 2010. Peningkatan
ini terjadi oleh adanya perubahan dalam perubahan volume produksi atau perkembangan produktivitas
secara nyata dan cukup tajam.
Perhitungan atas dasar harga konstan adalah salah satu indikator untuk menilai pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan maupun sektoral.
Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Kepulauan Sangihe dari tahun
2007 2010 menggambarkan adanya peningkatan yang diperoleh melalui kontribusi sektor-sektor
pertumbuhan seperti : Sektor Pertanian, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Jasa-jasa, Angkutan dan
komunikasi, bangunan/konstruksi, keuangan, sewa dan jasa, industri dan pengelolaan,
pertambangan/penggalian serta listrik dan air bersih.
Terjadinya peningkatan nilai PDRB setiap tahun juga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan
perkapita masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe selang tahun 2007 s/d 2010.
Tabel 2.17
Struktur Perekonomian Kabupaten Kepulauan Sangihe
Lapangan Usaha

2007
(%)

2008 (%)

2009 (%)

2010 (%)

Sektor Primer

31,78

32,14

32,22

33,22

Pertanian

29,92

31,78

32,14

33,22

19,65

19,64

19,13

18,23

2,88

2,9

3,62

3,58

6,6

6,24

5,8

5,29

Listrik, Gas dan Air Bersih

0,53

0,5

0,45

0,4

Bangunan

9,02

9,37

9,6

9,55

48,55

48,24

48,65

48,55

Perdagangan, Hotel dan


Restoran

15,5

16,01

16,34

16,17

Pengangkutan dan Komunikasi

9,66

9,63

10,08

10,32

Keuangan, Persewaan, dan


Jasa Perusahaan

7,19

7,2

7,08

7,02

Jasa-Jasa

16,2

15,4
100,00

15,15
100,00

15,04
100,00

Sektor Sekunder
Penggalian
Industri Pengolahan

Sektor Tersier

Jumlah

100,00

Sumber:SangiheDalamAngka,2010

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

2.8
2.8.1

Visi dan Misi Kabupaten Kepulauan Sangihe


Visi Kabupaten Kepulauan Sangihe
Pernyataan Visi pembangunan Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam jangka menengah
merupakan komitmen Kepala dan Wakil Kepala Daerah terpilih saat pelaksanaan Pemilihan Kepala
Daerah langsung. Hal ini tidak terlepas dari kondisi yang merupakan cita-cita sekaligus janji kepada
masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe yang akan diciptakan dalam periode lima tahun.
Pernyataan Visi Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut :
VISI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE 2011-2016 : KEPULAUAN SANGIHE SEBAGAI
KABUPATEN BAHARI YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT.

2.8.2

Misi Kabupaten Kepulauan Sangihe


Pernyataan Misi Pembangunan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2011-2016 adalah
sebagai berikut :
MISI :
1. PENANGGULANGAN KEMISKINAN rakyat di wilayah perbatasan negara melalui implementasi
program pengentasan kemiskinan secara sinergis, kolektif dan konsisten serta akselerasi
pencapaian tujuan MDGs tahun 2015;
2. PEMANTAPAN EKONOMI DAERAH dengan mengutamakan pengembangan sektor kelautan
dan perikanan utamanya perikanan tangkap, pariwisata, pertanian dan perkebunan;
3. PENDIDIKAN yang difokuskan pada penyediaan lembaga pendidikan, penyebaran tenaga guru
menurut jenjang yang merata dan proporsional, mewujudkan pendidikan dasar dan menengah
bebas biaya serta pengembangan pendidikan tinggi yang mampu menunjang penciptaan
lapangan kerja daerah;
4. KESEHATAN meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan utamanya bagi penduduk miskin,
meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan puskesmas setara rumah sakit, menyiapkan
tenaga medic, paramedic dan non perawatan, baik jumlah, jenis, kapasitas serta
penyebarannya;
5. KETAHANAN PANGAN diarahkan untuk peningkatan / perluasan lahan, pembangunan
infrastruktur pertanian dan perikanan serta peningkatan kapasitas kelembagaan penyuluhan
yang mampu menerapkan hasil inovasi penelitian dan pengembangan dalam rangka
meningkatkan kualitas dan produktivitas;
6. REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA diarahkan melalui pemantapan kinerja,
integritas, akuntabel, taat hukum, berwibawa dan transparan, meningkatkan kualitas pelayanan
publik yang ditopang oleh efisiensi struktur pemerintah, kapasitas aparatur yang memadai, data
yang lengkap dibarengi penyempurnaan manajemen kepegawaian yang professional serta
penetapan dan penerapan sistem pengukuran capaian kinerja;
7. INFRASTRUKTUR diarahkan untuk meningkatkan daya dukung dan daya gerak pertumbuhan
ekonomi dan sosial berkeadilan melalui ketersediaan RTRW sebagai acuan perencanaan
pembangunan, meningkatkan infrastruktur dasar, kualitas dan keselamatan transportasi,
sanitasi lingkungan, pembangunan/rehabilitasi prasarana pengendalian banjir dan pengaman
pantai serta meningkatkan ketersediaan prasarana, sarana fasilitas komunikasi yang
menjangkau seluruh wilayah;
8. PENYEDIAAN SUMBER DAYA ENERGI diarahkan untuk menuntaskan ketersediaan sumber
daya listrik yang konstan serta kepastian pasokan dan cadangan bahan bakar minyak wilayah
terpencil, pulau-pulau kecil dan pulau-pulau terdepan;

Kabupaten Kepulauan Sangihe

Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

9. KAWASAN KEPULAUAN, PERBATASAN DAN TERTINGGAL diarahkan untuk berfungsinya


PKSN Tahuna sebagai pusat pelayanan wilayah perbatasan, pengembangan ekonomi lokal,
memperkuat kelembagaan ekonomi masyarakat dalam mengelola sumberdaya lokal,
meningkatkan layanan dasar public serta pelayanan dasar lainnya yang terjangkau dan
berkualitas, meningkatkan infrastruktur dan aksesbilitas dengan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi;
10. LINGKUNGAN HIDUP DAN PENANGGULANGAN BENCANA diarahkan untuk meningkatkan
kualitas lingkungan melalui konservasi dan pemulihan terpadu, memperkuat lembaga dan
kesadaran masyarakat menuju berkembangnya konservasi SDA melalui partisipasi aktif
masyarakat, meningkatkan kapasitas aparatur dan masyarakat dalam upaya pengurangan
rasiko, penanganan bencana serta pemulihan pasca bencana;
11. KEBUDAYAAN, KREATIFITAS DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI diarahkan untuk
meningkatkan perhatian dan kesetaraan pemerintah serta masyarakat dalam aktifitas seni
budaya, menumbuhkembangkan apresiasi seni budaya, memperkuat lembaga dan regulasi
kepariwisataan, meningkatkan sarana dan prasarana, penguatan sistem, pemanfaatan iptek,
pembenahan destinasi wisata, infrastruktur, ketertiban dan keamanan terkoordinasi dan
harmonisasi sosial serta kerja sama antar umat beragama.

2.8.3

Grand Strategy Pembangunan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2011-2016


Strategi utama (grand strategy) mewujudkan visi dan misi kemudian dimanifestasikan pada
poin-poin penting strategi pembangunan daerah seperti digambarkan berikut ini :
I. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Sejahtera, Rukun, Aman, Damai dan Bermartabat
I.1 Terciptanya kesejahteraan masyarakat serta hubungan harmonis antar umat beragama
dengan pemerintah;
I.2 Terjangkaunya pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas;
I.3 Pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan kepada seluruh lapisan masyarakat;
I.4 Pemberdayaan pemuda Sangihe dibidang IPTEK dan olahraga;
I.5 Memberdayakan penduduk usia produktif berdasarkan profesi;
I.6 Menciptakan pertumbuhan penduduk tumbuh seimbang.
II. Memberdayakan Potensi Bahari
II.1 Pengembangan daerah pesisir dalam rangka peningkatan kesejahteraan;
II.2 Aksesbilitas seluruh wilayah melalui sarana transportasi baik darat maupun laut;
II.3 Menciptakan produk ikutan hasil perikanan.
III. Membangun Identitas Daerah sebagai Kabupaten Bahari
III.1 Membangun daerah pesisir sebagai wisata bahari;
III.2 Menggalakan home industry berbasis kekayaan laut;
III.3 Mewujudkan Kabupaten Sangihe sebagai sentra ekspor perikanan laut ke negara
tetangga;
III.4 Peningkatan sarana prasarana nelayan.
IV. Menerapkan Aparatur Bersih dan Berwibawa
IV.1 Manajemen pemerintahan terintegrasi berbasis teknologi informasi;
IV.2 Penempatan SKPD sesuai keahlian memiliki potensi yang mampu mengelola
administrasi secara akuntabel;
IV.3 Pelayanan public dengan cara prima cepat tepat mengikuti sistem informasi terbuka yang
mudah diakses oleh masyarakat;

Kabupaten Kepulauan Sangihe

Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

IV.4

Peranan masyarakat dibutuhkan dalam pembangunan serta taat hukum kegiatan


dilakukan secara tertib dan harmonis.
V. Meningkatkan Peran Sangihe dalam Pengembangan Ekonomi Kawasan Bahari
V.1 Sangihe menjadi salah satu Kepulauan tujuan investasi perikanan di Bibir Pasifik;
V.2 Setiap kampung/kelurahan (pesisir) memiliki kelompok usaha perikanan yang mandiri
dan memiliki produk unggulan;
V.3 Seluruh wilayah kecamatan memiliki pasar, penyaluran produksi yang mampu menjamin
ketersediaan bahan pokok dan sarana produksi dengan harga murah;
V.4 Produk unggulan/perikanan menerapkan teknologi pengolahan dan kemasan unggul
dengan mutu terjamin.
2.9

Institusi dan Organisasi Pemerintah Daerah


Secara institusi, Kabupaten Kepulauan Sangihe terdiri lembaga eksekutif berkedudukan
sebagai pelaksana roda pemerintahan yang dibantu oleh Sekretaris Daerah yang membawahi 14
dinas, 7 Badan dan 4 Kantor dan institusi pemerintah daerah lainnya serta lembaga legislatif
berkedudukan sebagai pengawas jalannya roda pemerintahan daerah yang terdiri dari berbagai
fraksi dengan anggota berdasarkan hasil pemilihan umum legislatif.

2.9.1

Struktur Organisasi Pemerintah Daerah


Berikut ini merupakan struktur organisasi SKPD terkait dengan persampahan, air limbah
dan drainase Kabupaten Kepulauan Sangihe berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Peraturan
Daerah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe.
STRUKTUR ORGANISASI
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KEPALA BADAN

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN


SUB
PELAPORAN
BAGIAN
SUB BAGIAN UMUM
KEUANGAN

BIDANG
BIDANG
BIDANG
BIDANG
BIDANG
PENGENDALIAN
DAN EVALUASI
EKONOMI DAN SUMBER DAYA
ALAM
SOSIAL
BUDAYA
PENELITIAN
DAN
STATISTIK
SARANA DAN PRASARANA

SUB BIDANG
SUB BIDANG
SUB BIDANG
Ekonomi SDM dan Kebudayaan Infrastruktur

SUB BIDANG
Penelitian

SUB BIDANG
SUB BIDANG
SUB BIDANG
SUB BIDANG
Pemerintahan
dan Kemasyarakatan
Sumber Daya
Alam Penataan
Ruang, Lingkungan Hidup danStatistik
Pertanahan

Kabupaten Kepulauan Sangihe

SUB BIDANG
Pengendalian

SUB BIDANG
Evaluasi

Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

STRUKTUR ORGANISASI
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

Kabupaten Kepulauan Sangihe

Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

KEPALA
BADAN
SEKRETARIAT

SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN


SUB
PELAPORAN
BAGIAN
SUB BAGIAN UMUM
KEUANGAN

BIDANG
BIDANG
BIDANG
BIDANG
KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
PEMANTAUAN DAN WAS.KONSERVASI
LINGK
PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
LINGKUNGAN

SUB BIDANG
SUB BIDANG
SUB BIDANG
SUB BIDANG
Pemantauan
dan PengawasanReklamasi
Pencemaran
danLingkungan
Pemulihan Kualitas
Operasional
Lingkungan
dan Peran Serta Masyarakat
Analisis Dampak
Lingkungan

SUB BIDANG
SUB BIDANG
SUB BIDANG
SUB BIDANG
KerusakanSDA
Lingkungan
dan Keanekaragaman
Sarana
Hayati
dan Prasarana
Pembinaan Pemantauan
dan Perizinandan PengawasanKonservasi

UPT. LABORATORIUM LINGKUNGAN UPT. TPA KENANGA


UPT. KEBERSIHAN & PERTAMANAN BELINYU

STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

Kabupaten Kepulauan Sangihe

Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN PERENCANAAN DANSUB


PELAPORAN
BAGIAN
KEUANGAN

BIDANG
CIPTA KARYA

BIDANG
BINA MARGA

SEKSI
Pembangunan
Jalan/Jembatan

SUB BAGIAN
UMUM

BIDANG
PENGAIRAN

SEKSI
SEKSI
Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Pengembangan Pengairan

SEKSI
Pemeliharaan Jalan/Jembatan

SEKSI
Lab dan Pengendalian Mutu

SEKSI
SEKSI
Pemeliharaan Pemukiman
Operasi dan Pemeliharaan Pengairan

SEKSI
Bangunan Gedung

SEKSI
Sumber Daya Air Bersih

UPTD
UPTD
UPTD
UPTD
UPTD
Kec. Sungailiat, Pemali, Kec.
Bakam
Kec. Merawang,
Belinyu,
Riau SilipMendo. Barat, Puding.Besar
Pemadam Kebakaran
Peralatan Workshop

STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI
KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

Kabupaten Kepulauan Sangihe

Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
1. PPNS
2. PENGUJI KB

SUB BAGIAN PROGRAM KEUANGAN


SUB BAGIAN
DAN
SUB BAGIAN UMUM
PELAPORAN
KEUANGAN

BIDANG
ANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN
LINGKUNGAN
BIDANG BIDANG
BINA
KESEHATAN MASYARAKAT DAN PROMOSI
KESEHATAN
BINA PROGRAM
PELAYANAN DAN FARMASI

SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
Bina Pelayanan
Kesehatan
RujukanGizi Masyarakat
Kesehatan
Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
Surveylan Epidemiologi Imunisasi
dan Kesehatan
MatraDasar dan

SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
Keperawatan
KesehatanKesehatan
Lainnya IbuMonitoring
dan Anak dan Evaluasi Program Kesehatan
Pengendalian Penyakit Menular Bina
dan Penyakit
Tidakdan
Menular

SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan
Promosi
Kesehatan dan Kesehatan Komunitas
Data dan Informasi
Penyehatan Lingkungan

UPTD

STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

Kabupaten Kepulauan Sangihe

Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN PERENCANAAN DANSUB


PELAPORAN
BAGIANSUB BAGIAN UMUM
KEUANGAN

BIDANG
BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN
LINGKUNGAN
BIDANG BIDANG
BINA
KESEHATAN MASYARAKAT DAN PROMOSI
KESEHATAN
BINA PROGRAM
PELAYANAN DAN FARMASI

SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
Bina Pelayanan
Kesehatan
RujukanGizi Masyarakat
Kesehatan
Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
Surveylan Epidemiologi Imunisasi
dan Kesehatan
MatraDasar dan

SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
Keperawatan
KesehatanKesehatan
Lainnya IbuMonitoring
dan Anak dan Evaluasi Program Kesehatan
Pengendalian Penyakit Menular Bina
dan Penyakit
Tidakdan
Menular

SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan
Promosi
Kesehatan dan Kesehatan Komunitas
Data dan Informasi
Penyehatan Lingkungan

UPTD

Kabupaten Kepulauan Sangihe

Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

Gambar 2.6 Sistematika Kinerja SKPD Sektor Persampahan, Air Bersih dan
Drainase Kabupaten Kepulauan Sangihe
PERSAMPAHAN

AIR BERSIH

DRAINASE

REGULATOR :

REGULATOR :

REGULATOR :

BAPPEDA
BAPPEDA
BAPPEDA
BADAN LINGKUNGAN HIDUP DINAS PEKERJAAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM
DINAS KESEHATAN
DINAS KESEHATAN

OPERATOR :
OPERATOR :
OPERATOR :
BADAN LINGKUNGAN HIDUPDINAS PEKERJAAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM

2.9.2

Matrik Tupoksi, Organisasi dan Tata Laksana SKPD Terkait Sektor Persampahan,
Air Bersih dan Drainase

TUPOKSI
Tugas

Fungsi

BAPPEDA
Melaksanakan
penyusunan
dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perencanaan pembangunan daerah
a. Perumusan
kebijakan
teknis
perencanaan pembangunan daerah
b. Pengkoordinasian
penyusunan
perencanaan pembangunan daerah
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di
bidang perencanaan pembangunan
daerah
d. Pelaksanaan
tugas
lain
yang
diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya

Organisasi

Susunan Organisasi Bappeda terdiri dari :


a. Kepala Badan
b. Sekretariat
c. Bidang Ekonomi dan Sumber Daya
Alam
d. Bidang Sosial dan Budaya
e. Bidang Sarana dan Prasarana
f.
Bidang Penelitian dan Statistik
g. Bidang Pengendalian dan Evaluasi

Tata Laksana

a.

Dalam
Kepala

Kabupaten Kepulauan Sangihe

SKPD SUB-SEKTOR SANITASI


BLH
PU
Melaksanakan
penyusunan
dan Melaksanakan
pelaksanaan kebijakan Daerah di desentralisasi di bidan
bidang Lingkungan Hidup
Umum
a. Perumusan kebijakan teknis di a. Perumusan kebijakan
bidang lingkungan hidup
dengan lingkup tugas
b. Pemberian
dukungan
atas b. Penyelenggaraan
penyelenggaraan
Pemerintah
pemerintahan dan pe
Daerah di bidang lingkungan hidup
sesuai dengan lingkup
c.Pembinaan dan pelaksanaan tugas di c. Pembinaan dan pela
bidang lingkungan hidup
sesuai dengan lingkup
d. Pelaksanaan
tugas
lain
yang d. Pelaksanaan tugas
diberikan oleh Bupati sesuai dengan
diberikan oleh Bupati
tugas di bidang lingkungan hidup
tugas dan fungsinya

Susunan Organisasi Badan Lingkungan


Hidup terdiri dari :
a. Kepala Badan
b. Sekretariat
c.Bidang
Pengendalian
Dampak
Lingkungan
d. Bidang
Pemantauan
dan
Pengawasan Lingkungan
e. Bidang Konservasi Lingkungan
f. Bidang Kebersihan dan Pertamanan
g. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan
melaksanakan
tugasnya, a. Dalam melaksanakan tugasnya,
Badan bertanggungjawab
Kepala Badan bertanggungjawab

Susunan Organisasi Din


Umum terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat
c. Bidang Bina Marga
d. Bidang Cipta Karya
e. Bidang Pengairan
f.Unit Pelaksana Teknis Din

a.

Dalam melaksanak
Kepala Dinas bert

Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.

k.

l.

langsung kepada Bupati, sedangkan


pertanggungjawaban
administratif
melalui Sekretaris Daerah
Sekretariat dipimpin oleh seorang
Sekretaris yang dalam melaksanakan
tugas berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala
Badan
Setiap Bidang dipimpin oleh seorang
Kepala
Bidang
yang
dalam
melaksanakan tugas berada di bawah
dan
bertanggungjawab
kepada
Kepala Badan
Setiap Sub Bidang dipimpin oleh
seorang Kepala Sub Bidang yang
dalam melaksakan tugas berada di
bawah
dan
bertanggungjawab
kepada Sekretaris
Setiap Sub Bidang dipimpin oleh
seorang Kepala Sub Bidang yang
dalam melaksanakan tugas berada di
bawah
dan
bertanggungjawab
kepada Kepala Bidang masingmasing
Apabila Kepala Badan berhalangan di
dalam menjalankan tugasnya, Kepala
Badan dapat menunjuk Sekretaris
atau salah seorang Kepala Bidang
untuk mewakilinya
Hubungan antara Kepala Badan
dengan bawahannya atau sebaliknya
secara administratif dilaksanakan
melalui Sekretariat
Dalam melaksanakan tugas setiap
pimpinan
unit
organisasi
dan
kelompok tenaga fungsional wajib
menerapkan
prinsip
koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan masing-masing maupun
antar satuan organisasi di lingkungan
Pemerintah Daerah serta dengan
instansi di luar Pemerintah Daerah
sesuai dengan tugas masing-masing
Setiap pimpinan satuan organisasi
wajib
mengawasi
bawahannya
masing-masing dan bila terjadi
penyimpangan
agar
mengambil
langkah-langkah yang diperlukan
sesuai dengan Peraturan Perundangundangan
Setiap
pimpinan
organisasi
bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahan masingmasing dan memberikan bimbingan
serta petunjuk bagi pelaksanaan
tugas bawahannya
Setiap pimpinan organisasi wajib
mengikuti dan mematuhi petunjuk
dan
bertanggungjawab
kepada
atasan
masing-masing
dan
menyiapkan laporan berkala tetap
pada waktunya
Setiap laporan yang diterima oleh
pimpinan satuan organisasi dari

Kabupaten Kepulauan Sangihe

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.

k.

langsung
kepada
Bupati,
sedangkan
pertanggungjawaban
administratif melalui Sekretaris
Daerah
Sekretariat dipimpin oleh seorang
Sekretaris
yang
dalam
melaksanakan tugas berada di
bawah
dan
bertanggungjawab
kepada Kepala Badan
Setiap Bidang dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugas berada di
bawah
dan
bertanggungjawab
kepada Kepala Badan
Setiap Sub Bidang dipimpin oleh
seorang Kepala Sub Bidang yang
dalam melaksakan tugas berada di
bawah
dan
bertanggungjawab
kepada Sekretaris
Setiap Sub Bidang dipimpin oleh
seorang Kepala Sub Bidang yang
dalam melaksanakan tugas berada
di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Bidang masingmasing
Apabila Kepala Badan berhalangan
di dalam menjalankan tugasnya,
Kepala Badan dapat menunjuk
Sekretaris atau salah seorang
Kepala Bidang untuk mewakilinya
Hubungan antara Kepala Badan
dengan
bawahannya
atau
sebaliknya secara administratif
dilaksanakan melalui Sekretariat
Dalam melaksanakan tugas setiap
pimpinan unit organisasi dan
kelompok tenaga fungsional wajib
menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik
dalam lingkungan masing-masing
maupun antar satuan organisasi di
lingkungan Pemerintah Daerah
serta dengan instansi di luar
Pemerintah Daerah sesuai dengan
tugas masing-masing
Setiap pimpinan satuan organisasi
wajib mengawasi bawahannya
masing-masing dan bila terjadi
penyimpangan agar mengambil
langkah-langkah yang diperlukan
sesuai
dengan
Peraturan
Perundang-undangan
Setiap
pimpinan
organisasi
bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan
bawahan
masing-masing dan memberikan
bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahannya
Setiap pimpinan organisasi wajib
mengikuti dan mematuhi petunjuk
dan bertanggungjawab kepada
atasan
masing-masing
dan
menyiapkan laporan berkala tetap
pada waktunya

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.

k.

langsung
kepad
sedangkan
pertan
administratif melal
Daerah
Sekretariat dipimpin
Sekretaris
yan
melaksanakan tuga
bawah
dan
bert
kepada Kepala Dinas
Setiap Bidang d
seorang Kepala Bida
melaksanakan tuga
bawah
dan
bert
kepada Kepala Dinas
Setiap Sub Bidang
seorang Kepala Sub
dalam melaksakan tu
bawah
dan
bert
kepada Sekretaris
Setiap Sub Bidang
seorang Kepala Sub
dalam melaksanakan
di bawah dan bert
kepada Kepala Bi
masing
Apabila Kepala Dina
di dalam menjalan
Kepala Dinas dap
Sekretaris atau s
Kepala Bidang untuk
Hubungan antara
dengan
bawaha
sebaliknya secara
dilaksanakan melalui
Dalam melaksanaka
pimpinan unit or
kelompok tenaga fu
menerapkan prinsi
integrasi dan sink
dalam lingkungan m
maupun antar satua
lingkungan Pemeri
serta dengan inst
Pemerintah Daerah
tugas masing-masing
Setiap pimpinan sat
wajib mengawasi
masing-masing dan
penyimpangan aga
langkah-langkah ya
sesuai
dengan
Perundang-undangan
Setiap
pimpinan
bertanggungjawab m
mengkoordinasikan
masing-masing dan
bimbingan serta p
pelaksanaan tugas b
Setiap pimpinan or
mengikuti dan mem
dan bertanggungja
atasan
masing-m
menyiapkan laporan
pada waktunya

Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

m.

n.

bawahannya
wajib
diolah
dan
dipergunakan sebagai bahan untuk
penyusunan laporan lebih lanjut dan
untuk memberikan petunjuk kepada
bawahan
Dalam penyampaian laporan masingmasing kepada atasan, tembusan
laporan wajib disampaikan kepada
satuan organisasi lain yang secara
fungsional mempunyai hubungan
kerja
Dalam melaksanakan tugas setiap
pimpinan
satuan
organisasi
dibawahnya dan dalam rangka
pemberian
bimbingan
kepada
bawahan
masing-masing,
wajib
mengadakan rapat berkala

Kabupaten Kepulauan Sangihe

l.

m.

n.

Setiap laporan yang diterima oleh l.


pimpinan satuan organisasi dari
bawahannya wajib diolah dan
dipergunakan sebagai bahan untuk
penyusunan laporan lebih lanjut
dan untuk memberikan petunjuk
kepada bawahan
Dalam
penyampaian
laporan m.
masing-masing kepada atasan,
tembusan
laporan
wajib
disampaikan
kepada
satuan
organisasi
lain
yang
secara
fungsional mempunyai hubungan
kerja
Dalam melaksanakan tugas setiap n.
pimpinan
satuan
organisasi
dibawahnya dan dalam rangka
pemberian
bimbingan
kepada
bawahan masing-masing, wajib
mengadakan rapat berkala

Setiap laporan yang


pimpinan satuan o
bawahannya wajib
dipergunakan sebag
penyusunan laporan
dan untuk member
kepada bawahan
Dalam
penyampa
masing-masing kep
tembusan
lapo
disampaikan
kep
organisasi
lain
fungsional mempun
kerja
Dalam melaksanakan
pimpinan
satuan
dibawahnya dan d
pemberian
bimbing
bawahan masing-m
mengadakan rapat be

Gambaran Umum Kabupaten

II -

BUKU PUTIH SANITASI DAN AIR MINUM

Kabupaten Kepulauan Sangihe

Gambaran Umum Kabupaten

II -

Kabupaten Kepulauan Sangihe

Gambaran Umum Kabupaten

Anda mungkin juga menyukai