BAB II
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
Kabupaten Kepulauan Sangihe, berawal dari Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud sebagai bagian
Daerah Tingkat I Provinsi Sulawesi Utara, yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959
tanggal 14 Juli 1959. Pada tahun 2002 berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2002 Kabupaten Kepulauan
Sangihe dan Talaud dimekarkan menjadi 2 (dua) Kabupaten yaitu : Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai
kabupaten induk dan Kabupaten Kepulauan Talaud sebagai kabupaten baru hasil pemekaran. Pada tahun 2007
berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2007 tanggal 2 Januari 2007 tentang Pembentukan Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe kembali dimekarkan menjadi
Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, yang peresmiannya
dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2007.
2.1
Pulau Kawio (44016 LU 1252541 BT), memiliki luas 0,9 km2 dengan jumlah penduduk 121
KK / 294 jiwa. Di pulau ini terdapat titik dasar No. TD 054 dan titik referensi No. TR 054 (PP No. 38
Tahun 2002).
Pulau Kawaluso (41406 LU 1251859 BT), memiliki luas 1,22 km2 dengan jumlah penduduk
186 KK / 600 jiwa. Di pulau ini terdapat titik dasar No. TD 053A dan titik referensi No. TR 053.
Pulau Marore (44414 LU 1252842 BT), memiliki luas 1,56 km2 dengan jumlah penduduk
121 KK / 294 jiwa. Pulau ini memiliki titik dasar No. TD 055A dan titik referensi No. TR 055.
Pulau Batupebawaikang (44446 LU 1252924 BT), TD.055B, TR.055.
Dari letak dan kondisi geografis wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, terdapat sejumlah
karakteristik yang dinilai sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan, yaitu :
Sebagai Daerah Perbatasan, kawasan ini memiliki peluang dalam membangun kerja sama dengan
negara tetangga, khususnya dengan Philipina atau dengan negara-negara di kawasan Pacific
lainnya.
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten
II -
Sebagai Daerah Kepulauan, kawasan ini terdiri atas gugusan pulau yang besar dan kecil
berjumlah 105 buah pulau, dimana 26 buah pulau berpenghuni dan 79 buah pulau belum
berpenghuni. Memiliki garis pantai mencapai + 297 km, pengembangannya lebih dominan pada
pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan.
Sebagai Daerah Rawan Bencana Alam, hal ini berkaitan dengan keadaan topografi daerah
Kabupaten Kepulauan Sangihe yang terdiri dari daerah perbukitan dan pegunungan dengan
struktur tanah yang labil. Selain itu Kawasan Kepulauan Sangihe adalah daerah lintasan Gunung
berapi trans pasifik dari daerah Hawai, Jepang, Philipina dan berakhir di Kawasan Maluku.
Sebagai Daerah Tertinggal atau daerah miskin, hal ini lebih diakibatkan oleh kebijakan pemerintah
pusat di masa lalu yang sentralistik dan cenderung mengabaikan sentuhan terhadap
Pembangunan di kawasan perbatasan. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya proses kemiskinan
yang terstruktur dan berpengaruh terhadap lemahnya daya saing komoditas dan pemberdayaan
ekonomi daerah.
Jarak Tahuna (Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Sangihe) dengan Manado (Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Utara) adalah 142 Mil laut, yang dapat ditempuh kurang lebih 8 (delapan) jam menggunakan
kapal laut reguler, atau dengan waktu 5 (lima) jam dengan kapal cepat serta dengan transportasi udara
sekitar 50 menit.
Jarak Tahuna ke Melonguane (Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Talaud) adalah 118 Mil laut, dapat
ditempuh dalam waktu kurang lebih 12 (dua belas) jam menggunakan kapal motor rute Tahuna - Talaud,
atau dapat ditempuh dengan pesawat terbang + 45 menit.
Jarak Tahuna ke Ondong (Ibu Kota Kab. Kepl. Sitaro) adalah 54 Mil laut, dapat ditempuh kurang lebih 2
(dua) jam dengan kapal cepat (express).
Kondisi Administratif
Pembentukan Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai bagian Daerah Tingkat I Provinsi
Sulawesi Utara, ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan LNRI
Nomor 1822); sebagaimana yang telah diperbaharui dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2002
tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Talaud di Provinsi Sulawesi Utara (Lembaran Negara RI
Tahun 2002 Nomor 22, Tambahan LNRI Nomor 4183); dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2007
tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro di Provinsi Sulawesi Utara
(Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 17, Tambahan LNRI Nomor 4691). Pasca pemekaran daerah
ini terdiri atas 15 Kecamatan, 145 Kampung dan 22 Kelurahan.
Batas administratif wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah:
Sebelah Utara
: Laut Mindanau Republik Philipina dan Kabupaten Kepulauan
Talaud.
Sebelah Timur
: Laut Maluku
Sebelah Selatan
: Kab. Kepl. Siau Tagulandang Biaro dan Laut Sulawesi
Sebelah Barat
: Laut Sulawesi dan Laut Sulu Republik Philipina
Kondisi Hidrologi
II -
Pada umumnya kondisi hidrogeologi di Kabupaten Kepulauan Sangihe lebih di dominasi oleh
air permukaan berupa sungai-sungai yang berhulu di daerah perbukitan dan pegunungan di bagian
tengah Pulau Sangihe dan bermuara di pantai laut.
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Kepulauan Sangihe menurut Dirjen Pengelolaan
DAS dan Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan tahun 2010 adalah DAS Mahena yang terbagi atas
4 wilayah sub DAS yaitu; sub DAS Akembuala, sub DAS Embuhanga/Balao, sub DAS Peliang, sub
DAS Laine. Uraian luas dan debit pada setiap DAS disajikan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe
Nama DAS
Luas (ha)
Debit (m3/detik)
13.530
12.488
12.081
12.753
50.852
4
5
3
3
DAS Mahena
Sub DAS Akengbuala
Sub DAS Embuhanga/Balao
Sub DAS Peliang
Sub DAS Laine
Jumlah
II -
Iklim didaerah ini dipengaruhi oleh angin muson, musim kemarau pada bulan Juli September
dan penghujan pada bulan September Nopember.
Pengukuran stasiun meteorologi Naha suhu udara rata-rata 27,5 C terendah 26,8C pada
bulan Januari dan tertinggi 28,5 bulan juni, dengan kecepatan angin rata-rata 7,17 knot / jam
dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari 731 mm dengan banyaknya hari hujan 26 hari,
kelembaban nisbi 83,92%, tekanan udara 1012,7 MB, dengan penyinaran matahari 62,58%.
Orientasi Kabupaten Kepulauan Sangihe terhadap Propinsi Sulawesi Utara dan cakupan wilayah
kajian dapat dilihat pada Peta 2.1
II -
Peta 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Cakupan Wilayah Kajian
Peta
II -
II -
permukiman dan perkebunan kelapa, serta daerah datar lainnya. Kemiringan lereng Kabupaten
Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Gambar 2.2 Peta Kemiringan Lereng.
II -
Peta 2.2
Kemiringan Lereng Kabupaten Kepulauan Sangihe
KEMIRINGAN LERENG
II -
II -
Peta 2.3
Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Cakupan Wilayah Kajian
KEPULAUAN MARORE
Kepulauan Marore
II -
2.2
Demografi
Penduduk suatu daerah merupakan salah satu tolak ukur bagi pemerintah daerah dalam
mengambil berbagai kebijakan strategis dalam pembangunan. Dengan demikian data kependudukan
yang benar, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, menjadi suatu kebutuhan dalam perencanaan
serta penentuan kebijakan strategis daerah.
Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe berdasarkan hasil sensus penduduk tahun
2010 adalah sebesar 126,100 orang, yang terdiri atas 63,820 laki-laki dan 62,280 perempuan.
Penyebaran populasi penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe terbesar ada di Kecamatan Tabukan
Utara sebesar 15,43 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Tahuna sebagai Ibukota Kabupaten
sebesar 12,65 persen, Kecamatan Manganitu sebesar 11,03 persen dan Kecamatan Tamako sebesar
10,30 persen sedangkan kecamatan lainnya di bawah sepuluh persen.
Dengan jumlah penduduk 126,100 orang yang mendiami luas daratan Kabupaten Kepulauan
Sangihe sekitar 736,98 kilometer persegi maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Kepulauan
Sangihe rata-rata adalah sebesar 171 orang per kilometer persegi. Kecamatan yang paling tinggi
tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Tahuna yakni sebanyak 619 orang per kilometer
persegi sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Tabukan Selatan Tengah yakni sebanyak 58
orang per kilometer persegi.
Proyeksi Penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe selama lima tahun kedepan yakni dari
tahun 2011-2015 menjadi sebesar 111.049 jiwa, dengan tetap didominasi oleh 3 (tiga) kecamatan yang
sama yakni Tabukan Utara, sebesar 17.130 jiwa (15,43%), Tahuna sebesar 14.045 jiwa (12,65%) serta
Manganitu sebesar 12.244 jiwa (11,03%). Secara rinci, proyeksi jumlah penduduk 5 tahun ke depan
dan tingkat kepadatan penduduk per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.3. dan Tabel 2.3a.
Rumus yang digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk
Rumus Aritmatika
Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menganggap pertumbuhan penduduk setiap tahun
adalah sama.
Pn = P0 (1 + rn)
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
II -
Jumlah
Kepadatan
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Manganitu Selatan
73,99
Tatoareng
18,56
Tamako
69,42
Tabukan Selatan
68,76
Tabukan Selatan Tengah
46,84
Tabukan Selatan
22,29
Tenggara
Tabukan Tengah
87,39
Manganitu
66,46
Tahuna
25,76
Tahuna Timur
25,15
Tahuna Barat
40,66
Tabukan Utrara
114,76
Nusa Tabukan
14,73
Kep. Marore
11,02
Kendahe
51,19
Kabupaten
736,98
Sumber : Sangihe Dalam Angka 2011
Perempuan
1
2
3
4
5
6
Kecamatan
Laki-Laki
No
Luas Daerah
(Km)
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Kepadatan
4,982
2,225
6,561
3,056
1,378
1,074
4,920
2,133
6,430
2,804
1,330
1,033
9,902
4,358
12,991
5,860
2,708
2,107
133,83
234,81
187,14
85,22
57,81
94,53
5,299
6,962
7,880
6,150
2,712
9,920
1,586
744
3,291
63,820
4,998
6,942
8,068
6,277
2,731
9,532
1,333
627
3,172
62,280
10,297
13,904
15,948
12,377
5,443
19,452
2,919
1,371
6,463
126,100
117,83
209,21
619,10
492,13
133,87
169,50
198,17
124,41
126,26
171,10
II -
Tabel 2.3a
Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk 5 tahun
PROYEKSI PENDUDUK KAB. KEPULAUAN SANGIHE (JIWA)
Proyeksi 2011
Kecamatan
LakiLaki
Perempuan
Manganitu
Selatan
4857
4797
Tatoareng
2169
2079
Tamako
6396
6269
2979
2734
1343
1297
1047
1007
5166
4873
Manganitu
6787
6768
Tahuna
7682
7865
Tahuna Timur
5996
6071
Tahuna Barat
2644
2662
9671
9293
1546
1300
Kep. Marore
725
611
Kendahe
3208
3092
62218
60717
Tabukan
Selatan
Tabsel
Tengah
Tabsel
Tenggara
Tabukan
Tengah
Tabukan
Utara
Nusa
Tabukan
Kabupaten
Proyeksi 2012
Proyeksi 2013
4249
2115
2027
4142
2062
1976
4038
2010
1927
3937
1959
1878
3838
12665
6236
6111
12347
6079
5958
12037
5927
5808
11735
5778
5663
11440
5713
2905
2665
5570
2832
2598
5430
2761
2533
5293
2691
2469
5161
2640
1310
1264
2574
1277
1232
2509
1245
1201
2446
1214
1171
2385
2054
1021
982
2003
995
957
1952
970
933
1903
946
910
1856
10039
5036
4750
9787
4910
4631
9541
4787
4515
9301
4667
4401
9068
13555
6617
6598
13215
6451
6432
12883
6289
6271
12560
6131
6113
12244
15548
7489
7668
15157
7301
7476
14777
7118
7288
14406
6939
7105
14045
12066
5845
5918
11763
5698
5770
11468
5555
5625
11180
5416
5484
10900
5306
2578
2596
5173
2513
2530
5043
2450
2467
4917
2388
2405
4793
18964
9428
9059
18488
9192
8832
18024
8961
8610
17571
8736
8394
17130
2846
1507
1267
2774
1470
1235
2705
1433
1204
2637
1397
1174
2571
1337
707
596
1303
689
581
1270
672
566
1238
655
552
1207
6301
3128
3015
6143
3049
2939
5988
2973
2865
5838
2898
2793
5692
113908
56203
122935
60656
Perempuan
Jumlah
4676
9411
59193
119849
59134
Perempuan
Jumlah
4559
9175
LakiLaki
4500
Proyeksi 2015
9653
Jumlah
LakiLaki
4616
Proyeksi 2014
LakiLaki
4735
57707
116841
57650
Perempuan
Jumlah
4444
8945
LakiLaki
4387
56259
Perempuan
Jumlah
4333
8720
54847
111049
II -
II -
2.3
pusat-pusat kegiatan;
sistem jaringan prasarana utama; dan
sistem jaringan prasarana lainnya.
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten
II -
d.
II -
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) ditentukan oleh
Pemerintah Kabupaten.
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kepulauan Sangihe:
1. Marore, Kecamatan Marore;
2. Kahakitang, Kecamatan Tatoareng;
3. Kendahe, Kecamatan Kendahe;
4. Lapango, Kecamatan Manganitu Selatan;
5. Salurang, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah;
6. Pintareng, Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara;
7. Kuma, Kecamatan Tabukan Tengah; dan
8. Nusa, Kecamatan Nusa Tabukan
e.
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala antar desa. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) ditentukan oleh Pemerintah
Kabupaten.
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) di Kepulauan Sangihe:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Rencana pusta pelayanan di Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Peta 2.4
II -
Arahan pola ruang berdasarkan rencana tata ruang wilayah Provinsi Sulawesi Utara.
Analisis daya dukung pengembangan wilayah. terutama daya dukung lahan untuk berbagai kegiatan
budidaya dan sumberdaya air.
Pengelolaan Kawasan Lindung berdasarkan Kepres Nomor 32 Tahun 1990
Penetapan status hutan berdasarkan SK Menteri Kehutanan.
Penggunaan lahan eksisting.
Konsep struktur tata ruang yang akan diterapkan.
II -
Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta
budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan lindung di Kabupaten
Kepulauan Sangihe dapat dikelompokkan menjadi :
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahnya : kawasan hutan lindung dan
kawasan resapan air;
Kawasan perlindungan setempat : sempadan pantai, dan sempadan sungai,
Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, serta kawasan cagar budaya
dan ilmu pengetahuan;
Kawasan rawan bencana alam: rawan gelombang pasang, rawan banjir, dan rawan tanah
longsor;
Kawasan lindung geologi: kawasan rawan bencana alam geologi (kawasan rawan gempa
bumi, kawasan rawan gerakan tanah, kawasan yang terletak di zona patahan aktif, kawasan rawan
tsunami, dan kawasan rawan abrasi), dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air
tanah (kawasan imbuhan air tanah dan sempadan mata air).
Rencana pola ruang Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Peta 2.5
II -
II -
1
2
3
TK
SDLB
SD
85
209
108
1,377
2,039
13,666
Jumlah
Guru/Dosen
Tingkat Pendidikan
Murid/Mahasisw Jumlah
a
No
Jumlah Kelas
Tabel 2.4
Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Kepulauan Sangihe
Jumlah
Sekolah/PT/Akd
2.4
99
1,449
II -
4
5
6
7
8
9
10
MI
12
SLTP
53
MTs
6
SMU
13
SMK
7
MA
5
PT atau Akademi
2
JUMLAH
392
Sumber : Sangihe dalam angka 2011
276
1,751
651
5,843
383
3,639
1,833
177
1,180
29,411
42
544
47
229
149
43
105
2,707
Jumlah guru di Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Tabel 2.6
Tabel 2.6. Jumlah Guru di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2010
No
Kecamatan
1
2
3
4
Manganitu Selatan
Tatoareng
Tamako
Tabukan Selatan
Tabukan Selatan
Tengah
Tabukan Selatan
Tenggara
Tabukan Tengah
Manganitu
Tahuna
Tahuna Timur
Tahuna Barat
Tabukan Utrara
Nusa Tabukan
Kep. Marore
Kendahe
Jumlah
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
SD
SLTP
SLTA
2
1
10
4
95
70
169
83
32
17
51
30
23
15
49
18
28
8
14
10
19
11
12
1
1
3
99
135
176
125
92
65
215
48
17
82
1.449
38
49
91
35
17
102
16
12
31
544
10
21
29
55
53
7
16
229
Kondisi Kesehatan
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah pembangunan dalam upaya mencapai
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi.
Pembangunan kesehatan dalam rangka terciptanya kualitas sumber daya manusia sebagai
insan harus dilakukan dalam keseluruhan proses kehidupannya mulai dari dalam kandungan bahkan
jauh sebelumnya, yaitu dengan memperhatikan tingkat kesejahteraan calon ibu, kemudian sebagai bayi,
balita, usia sekolah, remaja, pemuda, usia produktif, sampai kepada usia lanjut. Dengan demikian
pembangunan kesehatan juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam setiap tahap pembangunan.
Tabel 2.7
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten
II -
BP Swasta
RB Swasta
Manganitu Selatan
Tatoareng
Tamako
Tabukan Selatan
Tabukan Selatan
5
Tengah
Tabukan Selatan
6
Tenggara
7 Tabukan Tengah
8 Manganitu
9 Tahuna
10 Tahuna Timur
1
1
11 Tahuna Barat
12 Tabukan Utara
13 Nusa Tabukan
14 Kep. Marore
15 Kendahe
Jumlah
1
1
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe
Dokter
Praktek
Swasta
Bidan
Praktek
Swasta
Tukang Gigi
Swasta
1
2
-
1
20
4
2
1
31
6
6
Di Kabupaten Kepulauan Sangihe, pembangunan di bidang kesehatan juga tidak luput dari
perhatian pemerintah daerah maupun masyarakat. Berkenaan dengan derajat kesehatan di Kabupaten
Kepulauan Sangihe dapat dirinci berikut ini, antara lain:
2.5.1
Angka Kematian
Angka kematian bayi di Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2010 sebanyak 12 orang,
sementara persentase kematian bayi dibanding bayi lahir hidup sebesar 0,61%. Sedangkan jumlah
kematian ibu hamil pada tahun 2010 terdapat 4 kasus, yakni terjadi di Puskesmas Dagho Kecamatan
Tamako 1 kasus, Puskesmas Tahuna Timur 2 kasus dan Puskesmas Kalasuge di Kecamatan Tabukan
Utara 1 kasus.
Grafik 2.1
Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita
Menurut Puskesmas di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 20009
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten
II -
400
350
300
250
200
150
100
50
0
376
2
4
Lahir
2
180 Mati
150
1
22
95
184
338
263
Lahir Hidup
132
1
2 33
16
45
27 17
80
2.5.2
Angka Kesakitan
Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + dan Persentase
Balita dengan Pneumonia Ditangani
Penemuan kasus AFP pada tahun 2010 terdapat 2 kasus yang ditemukan di wilayah Puskesmas
Tamako dan Puskesmas Tahuna.
Angka penderita TB-paru sebanyak 229 orang dan kesembuhan penderita TB-paru yang
dihitung pada tahun 2010 sebanyak 151 orang (66%). Persentase ini mengalami sedikit penurunan
dibandingkan tahun 2009 yakni sebanyak 145 orang penderita dengan kesembuhan mencapai 127
orang (88%).
Penderita pnemonia balita pada tahun 2010 sebanyak 7 orang dengan prosentase
kesembuhan mencapai 100 %. Prosentase kesembuhan penderita TB paru dan pneumonia balita dapat
dilihat pada Grafik 2.2
Grafik 2.2
Persentase Penderita TB Paru dan Pnemonia Balita Ditangani
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten
II -
100%
80%
100
100
60%
74
80
87
81
92
40
40%
20%
0%
84
53
% Pnemonia Balita
Ditangani 0
0
% TB Paru Sembuh
Persentase HIV/AIDS, Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati dan Angka Kesakitan DBD
Angka kesakitan DBD pada tahun 2010 meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya.
Kasus DBD pada tahun 2010 sebanyak 156 kasus dibandingkan tahun 2009 sebanyak 67 kasus dan
tahun 2008 sebanyak 20 kasus. Namun pada tahun 2011 mengalami penurunan yang signifikan dengan
hanya 9 kasus, dan semuanya dapat ditangani. Prosentase penderita DBD dan yang ditangani dapat
dilihat pada Grafik 2.3
Grafik 2.3
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten
II -
10%
0%
II -
Grafik 2.4
Jumlah Kasus Diare pada Balita dan Ditangani Tahun 2010
443
5
4
16
12
57
38
21
14
11
10
86
10
7
64
42
30
52
37
120
323
9
8
6
0
91
7
6
3
0
Jumlah Kasus Diare pada Balita
Status Gizi
Persentase Kunjungan Neonatus, Persentase Kunjungan Bayi dan Persentase BBLR Ditangani
Jumlah Neonatus yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2011 mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2010. Pada tahun 2011 jumlah neonatus sebanyak 1499 orang
sedangkan pada tahun 2010 berjumlah 1577 orang, dan seluruh neonatus tersebut dapat dikunjungi
(KN2 100%).
Pada tahun 2010 seluruh bayi yang lahir di unit pelayanan kesehatan ditimbang. Dari hasil
penimbangan tersebut didapatkan jumlah bayi yang BBLR terdapat sebanyak 32 orang (1.65%).
Persentase kunjungan neonatus, dan BBLR dapat dilihat pada Grafik 2.5
II -
Grafik 2.5
Cakupan Kunjungan Noenatus, Bayi dan Bayi BBLR
yang Ditangani di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2010
2500
2356
2000
1851
1851
1577
1500
1000
88 199
145
340
20 157 90
172 128
372
145 22
199
500 197
94 14 30182
334
372
226
22
94
16
131
334143 35 245
33
87
182
107
16
131
247
33
199
Jumlah Bayi Lahir
Jumlah
Bayi
Lahir
Hidup
Ditimbang
154 25 KN2
249
49 41
344
45
14 76
202 45
154 27
0
80
17
95
249
27 17
80
49 15
BBLR
II -
Grafik 2.6
Status Gizi di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2011
6000
4791
5000
4000
3310
3000
2000
%balita ditimbang
1000
388
0 211
581
81
21
807 814
334
409 281
114 60
128 49
462
540
93
91
385
145 77
95
56
346
269
II -
Beberapa penyakit yang memiliki hubungan yang kuat terhadap penyehatan lingkungan yakni
diare, malaria dan demam berdarah. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Pojka
AMPL. Hasil ini menggambarkan bahwa semakin tinggi akses masyarakat terhadap penyehatan
lingkungan akan diikuti dengan semakin rendahnya insiden penyakit diare, malaria dan DBD. Sebaliknya
semakin rendah akses masyarakat terhadap penyehatan lingkungan, semakin tinggi insiden penyakit
diare, malaria dan DBD yang terjadi di tengah masyarakat. Hasil ini sekaligus juga mengklarifikasi fakta
lapangan yang menunjukkan bahwa di sebagian besar kecamatan dengan akses penyehatan
lingkungan yang rendah seperti Kecamatan Manganitu, Tahuna Timur, Tahuna Barat, dan Tabukan
Utara, insiden serangan ke tiga jenis penyakit tersebut lebih banyak terjadi dibandingkan kecamatan
lainnya.
Secara umum, penyebab tingginya insiden penyakit diare, malaria dan DBD pada ke empat
kecamatan tersebut dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu; (i) sebagian besar masyarakatnya belum
memiliki akses tempat pembuangan akhir tinja yang layak, tempat pembuangan sampah dan saluran air
limbah; dan (ii) sebagian masyarakat-nya belum memiliki perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang
memadai. Kedua faktor ini dengan telanjang diperlihatkan oleh hasil registrasi data yang
menginformasikan bahwa pada kecamatan-kecamatan tersebut, masyarakat-nya tidak banyak yang
membuang air besar di septik tank atau cubluk, namun di kebun, sungai dan rawa yang dijadikan
sebagai toilet terbuka. Juga tidak membuang sampah dan air limbah pada tempat yang semestinya.
2.5.4
Sarana Kesehatan
Pada tahun 2010 jumlah tenaga paramedis non perawatan
sebanyak 23 orang, perawatan sebanyak 254 orang dan non
medis sebanyak 17 orang, dokter umum sebanyak 28 orang,
sarjana kesehatan sebanyak 6 orang, sedangkan untuk dokter
ahli, dokter gigi dan apoteker tidak tersedia tenaga.
Tabel 2.8
Jumlah Tenaga Medis Menurut Kecamatan
di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2010
Dokter
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
Manganitu
Selatan
Tatoareng
Tamako
Tabukan
Apoteke
r
SAA
Sarjana
Kesehata
n
Umum/
swasta
Gigi
Ahli lain
2
2
2
1
-
II -
Selatan
Tabukan
5. Selatan
2
Tengah
Tabukan
6. Selatan
1
Tenggara
Tabukan
7.
2
Tengah
8. Manganitu
3
9. Tahuna
1
Tahuna
10
2
Timur
Tahuna
11
1
Barat
Tabukan
12
2
Utrara
Nusa
13
2
Tabukan
14 Kep. Marore
2
15 Kendahe
2
Jumlah 2010
28
2009
19
2008
17
Sumber : Sangihe Dalam Angka 2011
3
-
2
4
6
4
12
Pada tahun 2010 tercatat jumlah rumah sakit sebanyak 1 unit yakni RSU Liun Kendage dengan
jumlah 150 tempat tidur. Jumlah puskesmas di Kabupaten Kepulauan Sangihe berjumlah 17 unit,
puskesmas pembantu (Pustu) 58 unit, puskesmas keliling darat berjumlah 14 unit dan puskesmas
keliling laut berjumlah 4 unit.
Guna menunjang derajat kesehatan masyarakat, ternyata partisipasi pihak swasta juga sangat
besar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya balai pengobatan swasta sebanyak 1 unit, Dokter yang buka
praktek swasta hingga mencapai 31 orang, bidan praktek swasta sebanyak 6 orang.
Penyakit malaria merupakan penyakit yang memiliki jumlah kasus terbanyak selama 5 tahun
terakhir. Hal ini diakibatkan karena kurangnya kesadaran penduduk untuk menjaga kebersihan
lingkungannya serta ketersediaan prasarana dan sarana sanitasi yang tidak memadai. Data tentang 5
jenis penyakit dengan kasus terbanyak di Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Tabel 2.9
Tabel 2.9
5 (Lima) Penyakit Terbanyak di Wilayah
Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2010
No
1
2
3
Jenis Penyakit
TBC
Kusta
DHF DSS
Kasus
223
20
156
II -
4
Malaria
5
Rabies
Sumber : Sangihe Dalam Angka, 2011
Sosial Masyarakat
Keheterogenitas suatu masyarakat dalam suatu daerah memiliki keunggulan komperatif serta
berkorelasi positip terhadap pembangunan daerah. Keanekaragaman tingkat sosial, pekerjaan, tingkat
pendapatan serta agama dan kepercayaan yang dianut masyarakat justru membantu terbentuknya ide
dan kreasi baru, serta menjadi nilai tambah yang terakumulasi dalam terciptanya inovasi-inovasi baru
dalam dinamika kehidupan masyarakat.
Jumlah sarana peribadatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk umat Islam seperti mesjid
sebanyak 96 unit, Mushola 19 unit, tempat peribadatan umat Katolik terdiri dari 9 gereja dan 1 kapel
dan tempat peribadatan umat Kristen Protestan yang merupakan mayoritas penduduk Kepulauan
Sangihe berjumlah 306 buah gereja sedangkan tempat peribadatan untuk agama Hindu dan Budha
sampai saat ini belum ada.
Jumlah penduduk berdasarkan Tingkat Kemiskinan
Hasil pendataan yang dilakukan oleh BPS pada tahun anggaran 2010 terdapat 37.917 kepala
keluarga. Jumlah ini tidak terlalu signifikan dengan tahun 2009 sebesar 37.450 kepala keluarga. Dari
jumlah keluarga tahun 2010 ini terdiri dari Pra Sejahtera sebanyak 13.374 KK, KS I sebanyak 11.874
KK, KS II sebanyak 7.973 KK, KS III sebanyak 3.619 KK dan KS III + (plus) sebanyak 1.077 KK. Jumlah
penduduk berdasarkan tingkat kemiskinan dapat dilihat pada Tabel 2.10
1.054
692
2.150
1.010
296
1.476
745
1.866
473
266
428
108
206
265
163
141
32
15
113
119
43
0
8
18
37
Jumlah KK
Manganitu Selatan
Tatoareng
Tamako
Tabukan Selatan
Tabukan Selatan
KS III+
1.
2.
3.
4.
5.
KS III
Kecamatan
KS II
N
o
Sejahtera I Keluarga
Tabel 2.10
Jumlah Keluarga Miskin
Menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2009
Sejahtera Keluarga Pra
2.6
5.047
63
3.142
1.577
4.245
1.660
881
II -
Tengah
Tabukan Selatan
6.
393
142
Tenggara
7. Tabukan Tengah
1.172
657
8. Manganitu
981
1.547
9 Tahuna
987
888
10 Tahuna Timur
502
697
11 Tahuna Barat
316
587
12 Tabukan Utara
1.473
1.701
13 Nusa Tabukan
572
276
14 Marore
217
87
15 Kendahe
1.019
466
Jumlah
13.374 11.874
Sumber : Sangihe Dalam Angka 2011
69
41
651
640
1.438
1.100
1.012
516
1.501
73
64
390
7.973
280
265
826
695
167
756
26
17
126
3.619
7
83
309
281
8
268
0
0
9
1.077
3.296
4.314
4.110
3.187
1.594
5.699
947
385
2.010
37.917
Jumlah rumah per Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Tabel 2.11
Tabel 2.11
Jumlah rumah per kecamatan
Nama Kecamatan
Jumlah Rumah
Manganitu Selatan
2875
Tatoareng
1357
Tamako
3869
Tabukan Selatan
1477
Tabukan Selatan Tengah
721
Tabukan Selatan Tenggara
575
Tabukan Tengah
2507
Manganitu
3226
Tahuna
3550
Tahuna Timur
3000
Tahuna Barat
1490
Tabukan Utara
5543
Nusa Tabukan
852
Marore
338
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten
II -
Kendahe
Sumber : Sangihe dalam angka, 2011
1646
II -
2.7
II -
Gambar 2.3 Distribusi Persentase PDRB ADHB di Kab. Kepl. Sangihe, 2010
II -
Tabel 2.12
Ringkasan realisasi APBD 5 tahun terakhir
N
o
Anggaran
n-4
n-3
n-2
n-1
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g
)
Pendapatan
B
1
2
Pendapatan
Asli Daerah
29.945.513.792,04 26.019.707.249,09
(PAD)
Dana
384.362.840.215,0 310.121.932.800,0
Perimbanga
0
0
n (Transfer)
Lain-lain
Pendapatan
22.598.514783,80 37.479.828.444,40
yang Sah
Jumlah
436.906.868.790,8 373.621.468.493,4
Pendapatan
6
6
Belanja
Belanja
197.189.092.531,3
Tidak
227.112.199.310,00
1
Langsung
Belanja
231.544.760.426,3 207.024.335.145,5
Langsung
0
0
Jumlah
458.656.959.736,3 404.213.427.676,8
Belanja
0
1
Defisit
-21.750.090.945,44
-30.591.959.183
Anggaran
Ket : n = tahun penyusunan buku putih
Sumber : BAPPEDA Kab. Kepl. Sangihe
35.551.041.479,25
411.244.460.800,00
21.713.919.947,00
358.091.975.000,00
40.146.762.000,00
32.125.759.000,00
486.902.264.279,2
5
411.931.653.947,00
246.820.744.740,3
6
273.885.877.614,00
242.535.523.874,0
0
489.356.268.614,3
6
-2.454.004.335
148.253.877.283,00
422.139.754.897,00
-10.208.100.950,00
Realisasi APBD selama 5 tahun terakhir mengalami defisit anggaran sehingga untuk pengalokasian anggaran
untuk sanitasi mengalami kendala.
Tabel 2.13
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten
II -
No
(a)
A
1
2
3
4
B
C
D
G
H
I
J
Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir
Subsektor/SKPD
n-4
n-3
n-2
n-1
n
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
Air Limbah
DPU Pengairan
PU-CK
4.429.360.35 4.440.550.60 3.676.504.99 3.711.194.50 1.911.504.18
7
4
9
0
6
BLH
Dinas Tata kota
dan Damkar
Persampahan
850.329.400 903.586.000
99.758.750
625.313.540 812.474.000
Drainase
2.367.010.60 3.949.990.86 367.167.292 213.841.664
7
0
Aspek PHBS
(pelatihan,
sosialisasi,
komunikasi,
pendampingan)
Total Belanja
Modal Sanitasi
(A s/d D)
Total Belanja
Modal Sanitasi
dari APBD murni
(bukan
Pendamping)
Total Belanja
APBD
Proporsi Belanja
Modal Sanitasi
terhadap Belanja
Total
(9:10x100%)
Jumlah
Penduduk
Belanja Modal
Sanitasi per
Penduduk
II -
Tabel 2.14
Data mengenai ruang fiskal Kabupaten Kepulauan Sangihe 5 tahun terakhir
Tahun
n-4
n-3
n-2
n-1
n
Sumber :.....
No
(a)
1
Tabel 2.15
Data perekonomian umum daerah 5 tahun terakhir
(Juta Rp / Million Rps)
n-4
n-3
n-2
n-1
n
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
667.149,34
705.849,85
747.129,73
Deskripsi
(b)
PDRB harga
konstan
(Struktur
Perekonomia
n) (Rp.)
2
Pendapatan
Perkapita
Kabupaten
(Rp.)
3
Upah
Minimum
Regional
Kabupaten
(Rp.)
4
Inflasi (%)
5 Pertumbuhan
5,49
Ekonomi (%)
Ket : n = tahun penyusunan buku putih
Sumber : Sangihe dalam angka 2011
5,80
5,85
Peningkatan Perekonomian Kabupaten Kepulauan Sangihe, terlihat jelas dalam tiga tahun
berturut-turut, hal ini diindikasikan oleh PDRB, baik berdasarkan harga berlaku (ADHB) maupun harga
konstan (ADHK) yang terus meningkat. Data lengkap perbaikan perekonomian dalam tiga tahun terakhir
tersebut termuat pada tabel berikut.
II -
Tabel 2.16
Perkembangan PDRB Kabupaten Kepulauan Sangihe
Tahun 2008-2010
(Juta Rp)
N
o
Lapangan
Usaha
Pertanian
4
5
Pertamban
gan dan
Penggalian
Industri
dan
Pengolaha
n
Listrik, Gas
dan Air
Bersih
Bangunan
Perdagang
an, Hotel
dan
Restoran
Pengangku
tan dan
Komunikasi
Keuangan
dan Jasa
Perusahaa
n
Jasa-Jasa
Jumlah
Harga Berlaku
Harga Konstan
2008
2009
2010
2008
2009
2010
341.388,7
2
401.548,6
6
489.346,8
5
206.226,
38
212.505,
46
220.757,
86
37.481,79
40.923,84
43.972,67
23.209,9
3
24.901,9
4
26.251,6
2
66.255,80
72.334,92
77.854,07
38.013,7
0
38.644,7
3
39.705,8
3
5.262,56
5.547,40
5.941,86
4.361,27
4.531,79
4.649,48
99.482,25
119.646,1
1
140.679,8
9
54.697,1
3
59.876,9
4
63.015,0
6
170.086,4
0
203.589,2
0
238.219,0
6
117.298,
25
126.598,
73
135.641,
25
102.246,5
5
125.682,5
2
152.085,4
2
72.886,8
0
79.119,6
4
87.079,3
4
76.461,92
88.192,64
103.437,2
2
45.494,0
1
48.928,5
9
53.254,8
6
163.539,7
0
1.062.205
,69
188.783,5
4
1.246.248
,84
221.536,2
2
1.473.073
,28
104.961,
87
667.149,
34
110.742,
03
705.849,
85
116.774,
43
747.129,
7
18,20
5,49
5,80
5,85
%
Pertumbu
han
15,33
17,32
Ekonomi
(PE)
Sumber : Sangihe Dalam Angka 2011
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB-ADHB) dari
tahun ke tahun mengalami perkembangan, ini terlihat dalam tabel diatas bahwa PDRB ADHB meningkat
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gambaran Umum Kabupaten
II -
dari Rp. 1.062.205,69 pada tahun 2008 menjadi Rp. 1.473.073,28 pada tahun 2010. Sedangkan ADHK,
meningkat dari Rp. 667.149,34 pada tahun 2008 menjadi Rp. 747.129,73 pada tahun 2010. Peningkatan
ini terjadi oleh adanya perubahan dalam perubahan volume produksi atau perkembangan produktivitas
secara nyata dan cukup tajam.
Perhitungan atas dasar harga konstan adalah salah satu indikator untuk menilai pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan maupun sektoral.
Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Kepulauan Sangihe dari tahun
2007 2010 menggambarkan adanya peningkatan yang diperoleh melalui kontribusi sektor-sektor
pertumbuhan seperti : Sektor Pertanian, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Jasa-jasa, Angkutan dan
komunikasi, bangunan/konstruksi, keuangan, sewa dan jasa, industri dan pengelolaan,
pertambangan/penggalian serta listrik dan air bersih.
Terjadinya peningkatan nilai PDRB setiap tahun juga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan
perkapita masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe selang tahun 2007 s/d 2010.
Tabel 2.17
Struktur Perekonomian Kabupaten Kepulauan Sangihe
Lapangan Usaha
2007
(%)
2008 (%)
2009 (%)
2010 (%)
Sektor Primer
31,78
32,14
32,22
33,22
Pertanian
29,92
31,78
32,14
33,22
19,65
19,64
19,13
18,23
2,88
2,9
3,62
3,58
6,6
6,24
5,8
5,29
0,53
0,5
0,45
0,4
Bangunan
9,02
9,37
9,6
9,55
48,55
48,24
48,65
48,55
15,5
16,01
16,34
16,17
9,66
9,63
10,08
10,32
7,19
7,2
7,08
7,02
Jasa-Jasa
16,2
15,4
100,00
15,15
100,00
15,04
100,00
Sektor Sekunder
Penggalian
Industri Pengolahan
Sektor Tersier
Jumlah
100,00
Sumber:SangiheDalamAngka,2010
II -
II -
2.8
2.8.1
2.8.2
II -
2.8.3
II -
IV.4
2.9.1
SEKRETARIAT
BIDANG
BIDANG
BIDANG
BIDANG
BIDANG
PENGENDALIAN
DAN EVALUASI
EKONOMI DAN SUMBER DAYA
ALAM
SOSIAL
BUDAYA
PENELITIAN
DAN
STATISTIK
SARANA DAN PRASARANA
SUB BIDANG
SUB BIDANG
SUB BIDANG
Ekonomi SDM dan Kebudayaan Infrastruktur
SUB BIDANG
Penelitian
SUB BIDANG
SUB BIDANG
SUB BIDANG
SUB BIDANG
Pemerintahan
dan Kemasyarakatan
Sumber Daya
Alam Penataan
Ruang, Lingkungan Hidup danStatistik
Pertanahan
SUB BIDANG
Pengendalian
SUB BIDANG
Evaluasi
II -
STRUKTUR ORGANISASI
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
II -
KEPALA
BADAN
SEKRETARIAT
BIDANG
BIDANG
BIDANG
BIDANG
KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
PEMANTAUAN DAN WAS.KONSERVASI
LINGK
PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
SUB BIDANG
SUB BIDANG
SUB BIDANG
SUB BIDANG
Pemantauan
dan PengawasanReklamasi
Pencemaran
danLingkungan
Pemulihan Kualitas
Operasional
Lingkungan
dan Peran Serta Masyarakat
Analisis Dampak
Lingkungan
SUB BIDANG
SUB BIDANG
SUB BIDANG
SUB BIDANG
KerusakanSDA
Lingkungan
dan Keanekaragaman
Sarana
Hayati
dan Prasarana
Pembinaan Pemantauan
dan Perizinandan PengawasanKonservasi
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
II -
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
BIDANG
CIPTA KARYA
BIDANG
BINA MARGA
SEKSI
Pembangunan
Jalan/Jembatan
SUB BAGIAN
UMUM
BIDANG
PENGAIRAN
SEKSI
SEKSI
Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Pengembangan Pengairan
SEKSI
Pemeliharaan Jalan/Jembatan
SEKSI
Lab dan Pengendalian Mutu
SEKSI
SEKSI
Pemeliharaan Pemukiman
Operasi dan Pemeliharaan Pengairan
SEKSI
Bangunan Gedung
SEKSI
Sumber Daya Air Bersih
UPTD
UPTD
UPTD
UPTD
UPTD
Kec. Sungailiat, Pemali, Kec.
Bakam
Kec. Merawang,
Belinyu,
Riau SilipMendo. Barat, Puding.Besar
Pemadam Kebakaran
Peralatan Workshop
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI
KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
II -
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
1. PPNS
2. PENGUJI KB
BIDANG
ANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN
LINGKUNGAN
BIDANG BIDANG
BINA
KESEHATAN MASYARAKAT DAN PROMOSI
KESEHATAN
BINA PROGRAM
PELAYANAN DAN FARMASI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
Bina Pelayanan
Kesehatan
RujukanGizi Masyarakat
Kesehatan
Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
Surveylan Epidemiologi Imunisasi
dan Kesehatan
MatraDasar dan
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
Keperawatan
KesehatanKesehatan
Lainnya IbuMonitoring
dan Anak dan Evaluasi Program Kesehatan
Pengendalian Penyakit Menular Bina
dan Penyakit
Tidakdan
Menular
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan
Promosi
Kesehatan dan Kesehatan Komunitas
Data dan Informasi
Penyehatan Lingkungan
UPTD
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
II -
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
BIDANG
BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN
LINGKUNGAN
BIDANG BIDANG
BINA
KESEHATAN MASYARAKAT DAN PROMOSI
KESEHATAN
BINA PROGRAM
PELAYANAN DAN FARMASI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
Bina Pelayanan
Kesehatan
RujukanGizi Masyarakat
Kesehatan
Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
Surveylan Epidemiologi Imunisasi
dan Kesehatan
MatraDasar dan
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
Keperawatan
KesehatanKesehatan
Lainnya IbuMonitoring
dan Anak dan Evaluasi Program Kesehatan
Pengendalian Penyakit Menular Bina
dan Penyakit
Tidakdan
Menular
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan
Promosi
Kesehatan dan Kesehatan Komunitas
Data dan Informasi
Penyehatan Lingkungan
UPTD
II -
Gambar 2.6 Sistematika Kinerja SKPD Sektor Persampahan, Air Bersih dan
Drainase Kabupaten Kepulauan Sangihe
PERSAMPAHAN
AIR BERSIH
DRAINASE
REGULATOR :
REGULATOR :
REGULATOR :
BAPPEDA
BAPPEDA
BAPPEDA
BADAN LINGKUNGAN HIDUP DINAS PEKERJAAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM
DINAS KESEHATAN
DINAS KESEHATAN
OPERATOR :
OPERATOR :
OPERATOR :
BADAN LINGKUNGAN HIDUPDINAS PEKERJAAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM
2.9.2
Matrik Tupoksi, Organisasi dan Tata Laksana SKPD Terkait Sektor Persampahan,
Air Bersih dan Drainase
TUPOKSI
Tugas
Fungsi
BAPPEDA
Melaksanakan
penyusunan
dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perencanaan pembangunan daerah
a. Perumusan
kebijakan
teknis
perencanaan pembangunan daerah
b. Pengkoordinasian
penyusunan
perencanaan pembangunan daerah
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di
bidang perencanaan pembangunan
daerah
d. Pelaksanaan
tugas
lain
yang
diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Organisasi
Tata Laksana
a.
Dalam
Kepala
a.
Dalam melaksanak
Kepala Dinas bert
II -
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
langsung
kepada
Bupati,
sedangkan
pertanggungjawaban
administratif melalui Sekretaris
Daerah
Sekretariat dipimpin oleh seorang
Sekretaris
yang
dalam
melaksanakan tugas berada di
bawah
dan
bertanggungjawab
kepada Kepala Badan
Setiap Bidang dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugas berada di
bawah
dan
bertanggungjawab
kepada Kepala Badan
Setiap Sub Bidang dipimpin oleh
seorang Kepala Sub Bidang yang
dalam melaksakan tugas berada di
bawah
dan
bertanggungjawab
kepada Sekretaris
Setiap Sub Bidang dipimpin oleh
seorang Kepala Sub Bidang yang
dalam melaksanakan tugas berada
di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Bidang masingmasing
Apabila Kepala Badan berhalangan
di dalam menjalankan tugasnya,
Kepala Badan dapat menunjuk
Sekretaris atau salah seorang
Kepala Bidang untuk mewakilinya
Hubungan antara Kepala Badan
dengan
bawahannya
atau
sebaliknya secara administratif
dilaksanakan melalui Sekretariat
Dalam melaksanakan tugas setiap
pimpinan unit organisasi dan
kelompok tenaga fungsional wajib
menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik
dalam lingkungan masing-masing
maupun antar satuan organisasi di
lingkungan Pemerintah Daerah
serta dengan instansi di luar
Pemerintah Daerah sesuai dengan
tugas masing-masing
Setiap pimpinan satuan organisasi
wajib mengawasi bawahannya
masing-masing dan bila terjadi
penyimpangan agar mengambil
langkah-langkah yang diperlukan
sesuai
dengan
Peraturan
Perundang-undangan
Setiap
pimpinan
organisasi
bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan
bawahan
masing-masing dan memberikan
bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahannya
Setiap pimpinan organisasi wajib
mengikuti dan mematuhi petunjuk
dan bertanggungjawab kepada
atasan
masing-masing
dan
menyiapkan laporan berkala tetap
pada waktunya
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
langsung
kepad
sedangkan
pertan
administratif melal
Daerah
Sekretariat dipimpin
Sekretaris
yan
melaksanakan tuga
bawah
dan
bert
kepada Kepala Dinas
Setiap Bidang d
seorang Kepala Bida
melaksanakan tuga
bawah
dan
bert
kepada Kepala Dinas
Setiap Sub Bidang
seorang Kepala Sub
dalam melaksakan tu
bawah
dan
bert
kepada Sekretaris
Setiap Sub Bidang
seorang Kepala Sub
dalam melaksanakan
di bawah dan bert
kepada Kepala Bi
masing
Apabila Kepala Dina
di dalam menjalan
Kepala Dinas dap
Sekretaris atau s
Kepala Bidang untuk
Hubungan antara
dengan
bawaha
sebaliknya secara
dilaksanakan melalui
Dalam melaksanaka
pimpinan unit or
kelompok tenaga fu
menerapkan prinsi
integrasi dan sink
dalam lingkungan m
maupun antar satua
lingkungan Pemeri
serta dengan inst
Pemerintah Daerah
tugas masing-masing
Setiap pimpinan sat
wajib mengawasi
masing-masing dan
penyimpangan aga
langkah-langkah ya
sesuai
dengan
Perundang-undangan
Setiap
pimpinan
bertanggungjawab m
mengkoordinasikan
masing-masing dan
bimbingan serta p
pelaksanaan tugas b
Setiap pimpinan or
mengikuti dan mem
dan bertanggungja
atasan
masing-m
menyiapkan laporan
pada waktunya
II -
m.
n.
bawahannya
wajib
diolah
dan
dipergunakan sebagai bahan untuk
penyusunan laporan lebih lanjut dan
untuk memberikan petunjuk kepada
bawahan
Dalam penyampaian laporan masingmasing kepada atasan, tembusan
laporan wajib disampaikan kepada
satuan organisasi lain yang secara
fungsional mempunyai hubungan
kerja
Dalam melaksanakan tugas setiap
pimpinan
satuan
organisasi
dibawahnya dan dalam rangka
pemberian
bimbingan
kepada
bawahan
masing-masing,
wajib
mengadakan rapat berkala
l.
m.
n.
II -
II -