sebagian besar lahan merupakan formasi batuan kapur yang keras, sehingga tidak
potensil dikembangkan sebagai lahan pertanian.
Menurut klasifikasi Schmidt-Fergusson, iklim di Kepulauan Wakatobi
termasuk tipe C, dengan dua musim yaitu musim kemarau (musim timur: April-
Agustus) dan musim hujan (musim barat: September–April). Musim angin barat
berlangsung dari bulan Desember sampai dengan Maret yang ditandai dengan
sering terjadi hujan. Musim angin timur berlangsung bulan Juni sampai dengan
September. Peralihan musim biasa disebut musim pancaroba terjadi pada bulan
Oktober-November dan bulan April-Mei.
19 Agustus 2002, terdiri dari 4 (empat) pulau besar (Pulau Wangi-Wangi, Pulau
Kaledupa, Pulau Tomia dan Pulau) yang terbagi menjadi 8 (delapan) kecamatan
dalam wilayah administratif Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara.
Taman Nasional Wakatobi (TNW) dikelola dengan sistem zonasi, yang ditetapkan
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam
No. 198/Kpts/DJVI/1997 tanggal 31 Desember 1997.
Carribean di Amerika Latin yang hanya memiliki 50 jenis terumbu karang dan
Laut Merah Mesir yang hanya memiliki 300 jenis terumbu karang .
2. Sebagai Cagar Biosfir Bumi mewakili Indonesia yang dideklarasikan oleh
UNESCO di kantor pusatnya di Paris pada tanggal 11 Juli 2012 dengan jaringan
117 negara.
3. Sebagai Jalur Utama Kapal Yacht Internatioanal dalam berbagai event
khususnya Sail Indonesia.
4. Wakatobi sebagai salah satu dari 10 Kawasan Destinasi Unggulan Pariwisata
Nasional dan telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
sesuai PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengembangan
Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS).
Kabupaten Wakatobi saat ini meiliki visi pemerintahan yang ada, yaitu
“Menjadi Kabupaten Maritim Yang Sejahtera dan Berdaya Saing” dengan tiga
leading sektor didalamnya yaitu Kelautan dan Perikanan, Perdagangan dan
Pariwisata. sebagaimanayang dijabarkan dalam Misi 2 yaitu “Membangun ekonomi
kemaritiman yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan” yang kemudian
diterjemahkan dalam Tujuan dan Sasaran 2 yaitu “Meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas dan terintegrasi, dengan sasaran : meningkatnya
produktivitas dan daya saing sector perdagangan antar pulau, kelautan dan
perikanan serta pariwisata; serta Tujuan dan Sasaran 3 yaitu “meningkatkan kualitas
lingkungan hidup dalam menjamin pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan, dengan sasaran : meningkatnya kualitas lingkungan hidup. Secara
umum misi pembangunan Kabupaten Wakatobi Tahun 2016-2021 sebagai berikut :
1. Mengembangkan kualitas sumberdaya manusia;
PROFIL SINGKAT PARIWISATA WAKATOBI
Sektor Pariwisata
Pariwisata sebagai salah sektor kehidupan telah mengambil peran penting dalam
pembangunan perekonomian bangsa-bangsa di dunia, khususnya dalam 2 (dua)
dekade terakhir. Kemajuan dan kesejahteraan yang makin tinggi telah menjadikan
pariwisata sebagai bagian pokok dari kebutuhan atau gaya hidup manusia, dan
menggerakkan jutaan manusia untuk mengenal alam dan budaya ke belahan atau
kawasan kawasan dunia lainnya. Pergerakan jutaan manusia selanjutnya
mengerakkan mata rantai ekonomi yang saling berkaitan menjadi industri jasa yang
memberikan kontribusi penting bagi perekonomian dunia, perekonomian bangsa-
bangsa, hingga peningkatan kesejahteraan ekonomi di tingkat masyarakat lokal.
didukung oleh kekayaan sumber daya Kelautan dan Budaya yang sangat melimpah.
Kabupaten Wakatobi sebagai daerah otonom dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) 2017-2021 menetapkan sektor Pariwisata, Perdagangan
dan Jasa Kemaritiman serta Perikanan/Kelautan sebagai sektor unggulan dengan
Visi “ Menjadi Kabupaten Maritim yang Sejahtera dan Berdaya Saing” Berangkat
dari dinamika diatas, dengan landasan potensi kelautan, perikanan dan khususnya
kepariwisataan baik bahari maupun kearifal lokal masyarakat pengelolanya, maka
Pemerintah Kabupaten Wakatobi melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
menetapkan Visi Kepariwisataannya yaitu ““Terwujudnya Wakatobi Sebagai
Destinasi Ekowisata Berkelas Dunia dan Berbasis Masyarakat”.
Potensi Dan Investasi / Peluang Perdagangan
Pariwisata
Sektor andalan Kabupaten Wakatobi selain perikanan dan kelautan adalah sektor
pariwisata berbasis alam. Jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan adalah
wisata bahari berupa panorama pantai dan laut, potensi terumbu karang, ombak
untuk olah raga air serta dinamika kehidupan nelayan, wisata alam (panorama
pegunungan, dan goa bawah tanah. ) seni dan wisata budaya serta atraksi buatan
lainnya. Pengembangan pariwisata tidak terlepas dari rencana yang telah disusun
dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) dan Rencana
Zonasi Laut yaitu:
1. Wisata Alam
Ini terbagi menjadi wisata bahari / bahari dan pegunungan / darat. Potensi
wisata panorama laut dan pantai diprioritaskan untuk dikembangkan di Pulau
Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, Binongko. Untuk pengembangan kegiatan
Intergrated Eco tourism, alokasi ruangnya ada di Pulau Tomia. Selain itu juga
telah dikembangkan kegiatan wisata alam di beberapa daerah, antara lain:
PROFIL SINGKAT PARIWISATA WAKATOBI
a. Kegiatan wisata bahari / bahari (panorama laut, dasar laut dan pantai)
dikembangkan di Kabupaten Wangi-wangi, Kaledupa, Kaledupa Selatan,
Tomia Timur, dan Togo Binongko.
b. Kegiatan wisata pegunungan / hutan (panorama bukit / hutan, goa alam
dan hutan bakau) dikembangkan di Kabupaten Wangi-wangi, Wangi-
wangi Selatan, Kaledupa, Kaledupa Selatan, Tomia, Tomia Timur,
Binongko dan Togo Binongko.
2. Wisata tirai
Antara lain atraksi seni budaya, atraksi seni budaya tari, upacara adat, situs
peninggalan (benteng, makam, masjid tua dan benda peninggalan lainnya)
kampung adat, serta kerajinan. Kegiatan wisata budaya tersebar di seluruh
Kabupaten Wangi-wangi, Wangi-wangi Selatan, Kaledupa, Kaledupa Selatan,
Tomia, Tomia Timur, Binongko dan Togo Binongko.
3. Potensi objek wisata yang dirancang dan dibangun antara lain pusat
penelitian bahari, pusat budaya, museum, taman rekreasi, olah raga dan
tempat lainnya. Pengembangan kegiatan wisata buatan tersebar di
Kecamatan Wangi-wangi, Wangi-wangi Selatan, Kaledupa, Kaledupa Selatan,
Tomia, Tomia Timur, Binongko dan Togo Binongko.
Konsep wisata yang dikembangkan adalah marien dan wisata alam dengan
semangat “back to nature” untuk memperkuat Visi Kabupaten Wakatobi yaitu
“Wujud Surga Nyata Bawah Air di Pusat Segitiga Terumbu Karang Dunia”
Dengan demikian, pengelolaan kawasan wisata terbantu untuk menjaga
keseimbangan ekosistem darat dan laut.
PROFIL SINGKAT PARIWISATA WAKATOBI
Wakatobi sebagai salah satu 16 Destinasi Wisata Indonesia yang paling menarik
mengarahkan pengembangan pariwisatanya ke dalam Konsep Ekowisata sebagai
berikut:
WISATA BAHARI
Wisata bahari merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang banyak
dikembangkan di Kepulauan Wakatobi. Hal ini bertujuan untuk mendukung
keberadaan Taman Nasional Laut Wakatobi dan Segitiga Terumbu Karang Dunia
dimana 6 negara telah sepakat untuk mencalonkan Wakatobi sebagai Pusatnya.
Keunggulan aset ini diberkahi dengan keberadaan sabana karang yang sangat luas
serta berbagai topografi bawah laut seperti lereng, datar, drop-off, atol dan gua
lengkap dengan keanekaragaman hayati bawah lautnya.
PROFIL SINGKAT PARIWISATA WAKATOBI
Wakatobi menjadi salah satu keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia yang
dimiliki oleh 942 spesies ikan dan 750 spesies terumbu karang dari 850 spesies
dunia. Pembangunan destinasi pariwisata diarahkan untuk mengakomodir dan
mengoptimalkan sumber daya alam dan budaya yang bertujuan untuk memberikan
manfaat baik bagi masyarakat maupun wisatawan. Peningkatan kualitas destinasi
pariwisata meliputi aksesibilitas, sumber daya manusia, kesadaran masyarakat dan
lain-lain.
Pulau Wakatobi diberkati dengan pantai berpasir putih dan perairan yang masih asli,
dengan gradasi warna yang jernih menandai perubahan kedalamannya. Dan
perairan ini sibuk dengan kehidupan. Menurut beberapa penelitian, terumbu karang
di kawasan ini menampung lebih dari 390 spesies karang keras dari 15 famili, yang
menopang ekosistem yang memberikan perlindungan dan makanan bagi 590
spesies ikan dari 52 famili. Taman ini juga merupakan rumah bagi hutan bakau yang
luas dan padang lamun.
Wangi-Wangi adalah pulau terbesar dari semua pulau, dan merupakan lokasi Wanci,
kota dengan bandara terdekat yang memiliki penerbangan harian ke dan dari Bau-
Bau dan Makassar. Akomodasi yang baik juga tersedia di sini. Ada beberapa lokasi
penyelaman di sekitar Wanci di mana penyelam dapat menemukan penyu di antara
awan ikan yang berenang di sekitar air sebening kristal.
Kaledupa kurang berkembang dibandingkan Wangi-Wangi dengan jumlah orang
yang lebih sedikit, dan bangunan yang lebih sedikit. Kaledupa memiliki nuansa
pedesaan - setiap rumah memiliki halaman depan dan belakangnya sendiri. Semua
rumah dibangun menurut prinsip arsitektur tradisional, dan berpadu apik dengan
PROFIL SINGKAT PARIWISATA WAKATOBI
alam sekitarnya. Ada juga kawasan hutan bakau yang rimbun di Kaledupa, serta
pemukiman suku Bajo yang masyarakatnya tinggal di rumah terapung.
Perairan yang dipenuhi ikan di sekitar Wakatobi menawarkan penyelaman santai di
atas dasar laut yang tertutup karang. Di sini, sinar matahari menembus sedalam 40
meter, sehingga warna-warni terumbu karang tampak cerah bahkan di kedalaman.
Ada juga penyelaman yang menantang dengan arus yang kuat, di mana penyelam
tingkat lanjut dihargai dengan pemandangan seperti barakuda sekolah di dekat
dinding di Kanal Hoga.
Bagi fotografer bawah air, pemandangan laut Wakatobi adalah tempat yang tepat
untuk bidikan sudut lebar. Terumbu karang Ali dan Table Coral di dekat pulau Tomia
adalah rumah bagi sejumlah besar karang foliose. Dasar laut tertutup karang keras
dan lunak, anthias sekolah dan karang staghorn yang penuh dengan damsels. Ikan
kakatua kepala bump, sotong, dan penyu semuanya mengunjungi terumbu yang
tumbuh subur ini dan secara teratur ditemui oleh penyelam.
Di atas permukaan air, kehidupan sehari-hari di Wakatobi memancarkan rasa damai
dan hari-hari berlalu dengan lambat. Mata pencaharian masyarakat lokal sangat
terkait dengan pola lautan. Di pagi hari, pelabuhan ramai dengan orang-orang yang
menurunkan barang dan nelayan yang kembali dari tamasya malam hari. Di malam
hari, anak-anak yang ceria memenuhi pantai berpasir putih, mengejar kepiting dan
udang untuk makan malam.
WISATA BUDAYA
Wakatobi tergolong dalam berbagai wisata budaya yang tersebar di setiap pulau di
sekitar wilayah tersebut. Banyaknya benteng sejarah peninggalan Kesultanan Buton,
kearifan dan tradisi lokal masih menjadi bagian dari nilai-nilai lokal yang dipegang
kuat oleh masyarakat Wakatobi hingga saat ini. Sejalan dengan keberhasilan
PROFIL SINGKAT PARIWISATA WAKATOBI
program pelestarian budaya, UNESCO meresmikan dua seni budaya kuno Wakatobi
yaitu Musik Tradisional Kabanti dan Lariangi sebagai Warisan Dunia.
4.1. Tujuan
4.2 Sasaran
Untuk mewujudkan tujuan sebagai mana disebut diatas maka perlu ditetapkan
sasaran yang harus dicapai secara spesifik, terukur, dan rasional dalam jangka
waktu 5 tahun kedepan. Adapun sasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi
adalah Meningkatnya Daya Saing Kepariwisataan Daerah dengan Indikator
Sasaran meliputi Jumlah Kunjungan Wisatawan dan rata-rata Lama Tinggal.
PROFIL SINGKAT PARIWISATA WAKATOBI
Hasil telaahan visi dan misi yang lebih lanjut dijelaskan dalam tujuan, sasaran
dan program prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Wakatobi Tahun 2017-2021, terdapat 2 hal pokok yang menjadi tugas
Dinas Pariwisata terkait pencapaian visi dan misi Kabupaten Wakatobi lima tahun
kedepan sebagaimana tercantum dalam RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2017-
2021 yaitu
Faktor Pendorong
1. Regulasi/peraturan untuk menyelenggarakan perencanaan dan koordinasi
dibidang perencanaan pembangunan, penelitian dan penanaman modal daerah.
2. Tugas pokok dan fungsi serta uraian tugas yang jelas sesuai Keputusan Bupati
Wakatobi Nomor 15 tahun 2006 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata Kerja Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi dan peraturan Daerah Nomor 5
Tahun 2016 tentang Kedudukan,Tugas Pokok,Fungsi dan Tata Kerja
Kelembagaan Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 18
tahun 2016.
3. Dukungan pemerintah pusat dan provinsi terhadap pelaksanaan perencanaan
pembangunan, pengembang Penanaman modal daerah dan penelitian.
4. Dukungan kerjasama pembangunan dengan Lembaga/Organisasi nasional
maupun internasional dalam pengembangan pembangunan daerah.
5. Pendanaan yang diperlukan untuk kepentingan perencanaan pembangunan dan
daerah tersedia dan cukup memadai.
6. Stabilitas politik, ekonomi, sosial dan keamanan daerah terjamin.
Faktor Penghambat
PROFIL SINGKAT PARIWISATA WAKATOBI
Visi yang lahir dengan mimpi untuk meningkatkan daya saing dengan
memanfaatkan potensi yang belum dikelola dengan baik serta pengembangan
pariwisata yang berdaya saing di pasar internasional, sekaligus memberi peluang
besar untuk meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor
pariwisata akan meningkatkan daya saing Indonesia, dengan memanfaatkan potensi
yang selama ini belum dikelola optimal, salah satunya adalah potensi maritim,
semata-mata untuk meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Dari
Visi Pembangunan Kementerian Pariwisata tersebut lahirlah 4 (Empat) Misi. Misi
tersebut antara lain :
1. Mengembangkan destinasi pariwisata yang berdaya saing, berwawasan
lingkungan dan budaya dalam meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan
mewujudkan masyarakat yang mandiri;
2. Mengembangkan produk dan layanan industri pariwisata yang berdaya saing
internasional, meningkatkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan alam dan sosial budaya;
PROFIL SINGKAT PARIWISATA WAKATOBI
salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN Wakatobi dan sekitarnya).
Peta sebaran daerah yang ditetapkan sebagai KSPN ada pada gambar di
bawah ini.
Gambar 3.2
Peta Sebaran Destinasi Pariwisata Yang Ditetapkan Sebagai KSPN (Sumbe:PP
50 Tahun 2011)
Sesuai dengan Instruksi Presiden, Wakatobi juga telah ditetapkan sebagai salah
PROFIL SINGKAT PARIWISATA WAKATOBI
Gambar 3.3
10 Destinasi Pariwisata Prioritas Nasional
Gambar 3.4
PROFIL SINGKAT PARIWISATA WAKATOBI
Gambar 3.5
Peta Zona Destinasi RIPPARDA Prov. Sultra (Sumber:Perda Prov. Sulawesi
Tenggara Nomor 3 Tahun 2004)
Selain menetapkan Kawasan Strategis Pariwisata, Disparekraf Prov. Sultra
juga telah menetapkan Zona Destinasi Pariwisata, cluster zona tersebut terbagi
menjadi tujuh zona dan Kabupaten Wakatobi ditetapkan sebagai Zona Destinasi I.
Dalam rangka mencapai sasaran “Terciptanya Diversifikasi Destinasi Pariwisata”
Disparekraf Provinsi melalui dokumen Renstranya menetapkan kebijakan yang akan
laksanakan yaitu “Peningkatan Kualitas Daerah Tujuan Wisata dan Industri
Pariwisata yang Berkelanjutan”, Hal ini sangat berdampak signifikan dalam
pembangunan kepariwisataan di Wakatobi mengingat fokus pengembangan
destinasi di Wakatobi adalah Pembangunan Pariwisata yang Berkelanjutan. Di
samping itu, dalam mencapai sasaran Meningkatnya Citra Kepariwisataan Daerah,
Disparekraf Prov. Sultra juga telah menetapkan kebijakan yaitu Penguatan
Sinergitas Keterpaduan Pemasaran dan Promosi Pariwisata antar Instansi
Pemerintah dengan Dunia Usaha, dalam implementasi kebijakan ini juga ikut
mendukung agenda-agenda promosi pariwisata yang produktif, efektif dan efisien
sejalan dengan kebijakan yang akan diformulasi oleh Dispar Kab. Wakatobi.
PROFIL SINGKAT PARIWISATA WAKATOBI