Disusun oleh :
NPP : 30.1345
Kelas : F-3
Abseb : 15
Dosen pengampu :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa ucapan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan materi maupun pikirannya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, mengingat materi yang penulis angkat pada makalah
ini sangat berguna dan umum sekali dalam kehidupan sehari-hari. Dan semoga bisa memotivasi
pembaca untuk senantiasa menuntut ilmu.
Saya sebagai penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................4
2.1 Rumusan Masalah...........................................................................................................................5
3.1 Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
1.2 Potensi wilayah sulawesi tenggara..................................................................................................6
2.2 Potensi wisata..................................................................................................................................6
3.2 Potensi kuliner.................................................................................................................................7
4.2 Potensi kekayaan alam....................................................................................................................9
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................11
1.3 Kesimpulan....................................................................................................................................11
2.3 Saran..............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................12
BAB 1 PENDAHULUAN
Sulawesi tenggara merupakan daerah yang tidak kalah akan potensi dibandingkan
dengan provinsi prvinsi lain di Indonesia di antaranya yaitu potensi pariwisata, potensi kuliner
bahkan sampai potensi kekayaan alam. Semua itu menjadi ciri khas dan kebanggaan tersendriri
bagi kita rakyat sulawesi tenggara.
Pariwisata dalam beberapa dekade terakhir merupakan suatu sektor yang sangat
penting dalam pembangunan ekonomi bangsa-bangsa di dunia. Sektor pariwisata mempunyai
peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan program pembangunan
Pemerintah. Sebagai negara maritim dengan garis pantai yang panjang, Indonesia memiliki
potensi pengembangan kawasan pantai yang dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat dan
negara. Pemanfaatan kawasan pantai tentunya akan memberikan dampak yang berbeda baik
terhadap sumberdaya alam maupun bagi masyarakat. Sulawesi Tenggara yang terdiri dari 14
(empat belas) kabupaten/kota memiliki luas wilayah daratan ± 38.140 km2 dan wilayah perairan
laut ± 110.000 km2 . Sulawesi Tenggara memiliki potensi besar dalam bidang wisata bahari.
Salah satunya adalah wisata bahari di Kota Kendari dengan luas wilayah 295,89 km2 dan
memiliki garis pantai sepanjang 85,6 km, menyuguhkan potensi laut teluk dan pantai. Zona
pariwisata bahari wilayah Kota Kendari dengan luas kurang lebih 12,893 km2 terletak di Teluk
Kendari, Pantai Mayaria dan Pantai Nambo.
Selain itu wilayah Sulawesi tenggara juga memiliki potensi kekayaan alam yang cukup
melimpah. Sehingga para pecinta bisnis terpancing dan banyak berdatangan di berbagai daerah,
baik dari dalam Negeri maupun dari luar Negeri. Potensi – potensi itu antara lain pertambangan
emas di Bombana, petambangan di buton, dan masih banyak lagi potensi alam lainnya. Salah
satu daerah yang mempunyai potensi kekayaan alam tersebut adalah daerah wawonii. Daerah
ini merupakan sebuah pulau yang baru saja terbentuk menjadi satu kabupaten yakni Kabupaten
Konawe Kepulauan. Wilayah pulau Wawonii berada dalam provinsi Sulawesi Tenggara di
Kabupaten Konawe. Luas wilayah daratan pulau Wawonii seluruhnya 86,761 kilo meter bujur
sangkar. Wilayah tersebut terbagi dalam 4 (empat) kecamatan dan 50 (lima puluh)
desa/kelurahan. Letak Geografis pulau Wawonii berada di perairan Laut Banda, dengan batas-
batas wilayah bagian Utara : kompleks hutan Lasalimu, bagian Selatan : teluk Pasarwajo, bagian
Barat : kompleks hutan Sampolawa, dan bagian Timur : teluk Pasarwajo atau Laut Banda.
Adapun mengenai mata pencaharian masyarakat Wawonii yaitu berada pada pertanian 80% dan
nelayan 20 %, yang tersebar pada lima kecamatan dan kurang lebihnya lima puluh desa.
Tujuan saya mengangkat materi ini karena masing kurangnya orang paham akan potensi
yang dimiliki sulawesi tenggra. Bahkan yang menjadi penduduk sultra sendir
3.1 Tujuan
Agar pembaca mengetahui potensi apa saja yang ada di sultra
Agar pembaca mengetahui apa yang menjadi potensi wisata sultra
Agar pembaca mengetaui apa yang menjadi potensi kuliner sultra
Agar pembaca mengetahui apa yang menjadi potensi kekayaan sultra
BAB II PEMBAHASAN
Pantai Mayaria yang terletak ± 10 km ke arah timur pusat Kota Kendari merupakan
objek rekreasi pantai pertama di Kota Kendari dengan potensi berupa pemandangan laut dan
vegetasi tanaman pohon kelapa disepanjang pantai. Aksesibilitas menuju pantai Mayaria
termasuk cukup sulit dengan kondisi jalan belum beraspal serta berbukit yang menjadi salah
satu faktor kurangnya minat wisatawan untuk berkujung. Selain itu, kondisi pantai saat ini dari
segi lingkungan maupun dari fasilitas wisata tidak terawat akibat kurangnya perhatian dari pihak
masyarakat maupun dari pengelola itu sendiri. Status keberadaan pantai Mayaria masih
menunggu tindakan dari pihak Pemerintah maupun pihak swasta.
Selanjutnya Kota Kendari mengandalkan pantai Nambo sebagai salah satu obyek wisata
unggulan dengan luas areal saat ini 9 Ha. Dibanding dengan pantai Mayaria, pantai Nambo
memiliki penataan lebih baik dan dilengkapi fasilitas sarana prasarana untuk kenyamanan
wisatawan. Pemerintah memberikan perhatian besar dengan terus melakukan pembangunan
beberapa fasilitas dan infrastruktur yang dapat menunjang kawasan ini sebagai obyek wisata
unggulan. Berbagai sarana prasarana yang telah dibangun antara lain pintu gerbang, jalan masuk
kawasan, joging track dan beberapa gazebo untuk tempat istirahat. Pantai Nambo sebagai salah
satu destinasi unggulan di Kota Kendari menjadikannya sebagai tempat wisata utama bagi
masyarakat Kota Kendari bahkan sampai kabupaten lainnya. Jumlah wisatawan tercatat lebih
banyak dibandingkan pantai Mayaria. Keberadaan pantai Nambo sebagai wisata bahari tentunya
banyak menyentuh kehidupan masyarakat sekitar pantai. Pentingnya dukungan dan peran serta
masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan pantai akan membantu dalam menciptakan
suasana lingkungan yang kondusif bagi terselenggaranya kegiatan wisata. Pembangunan
pariwisata yang berhasil adalah pembangunan pariwisata yang dilakukan secara bersama
termasuk “membangun bersama masyarakat”, sehingga perkembangan pariwisata dapat
memberikan keuntungan ekonomi, sosial maupun budaya kepada masyarakat setempat serta
dapat menciptakan multiplayer effect.
1) Lapa-Lapa
Lapa-lapa adalah makanan khas Sulawesi Tenggara, tepatnya berasal dari daerah Buton.
Memiliki cita rasa gurih, kuliner tradisional Sulawesi Tenggara ini kerap muncul pada bulan
Ramadan.Agar lebih nikmat, biasanya masyarakat setempat menikmati makanan tradisional
ini bersama ikan asin atau lebih dikenal dengan nama Ikan Kaholeonarore oleh masyarakat
Sulawesi.
2) KabutoMakanan khas Sulawesi Tenggara selanjutnya yang wajib Toppers cicipi adalah
Kabuto. Kuliner tradisional asal daerah Muda dan Buton ini berbagan dasar ubi dan singkong
yang dikeringkan dan dibiarkan berjamur.Meskipun terdengar unik, cita rasa dari makanan
tradisional asal Sulawesi Tenggara ini cukup menarik untuk dicoba.
3) SinonggiMakana tradisional Sulawesi Tenggara selanjutnya berasal dari Suku Tolaki yang
terbuat dari sari pati sagu yang diolah bersama kuah rempah yang menghasilkan rasa gurih
yang nikmat.Masyarakat Suku Tolaki sendiri memiliki tradisi menyantap Sinonggi ini
bersama-sama dan tradisi ini dinamakan Mosonggi. Makanan khas Sulawesi Tenggara ini
awalnya merupakan makanan pokok masyarakat setempat yang kini mulai langka karena
masyarakat mulai mengonsumsi nasi.
4) KasoamiPanganan tradisional Khas Sulawesi Tenggara selanjutnya yang terbuat dari ubi
adalah Kasoami. Kerap melengkapi sajian makanan khas Sulawesi Tenggara lainnya, Kasoami
paling pas disantap bersama ikan asin.
5) KapusuKapusu adalah bubur jagung yang diolah bersamaan dengan kacang merah. Tekstur
lembut dari makanan tradisional khas Sulawesi Tenggara ini memberikan pengalaman
kuliner yang nggak akan pernah bisa kamu lupakan.
6) Sate Gogos PokeaBuat penggemar seafood, makanan khas Sulawesi Tenggara, Sate gogos
pokea bisa jadi pilihanmu. Sate gogos pokea adalah sate yang berbahan kerang. Kadang sate
ini dibumbui bacem manis sehingga menjadikan rasanya makin nikmat untuk disantap.
7) KarasiKue khas Sulawesi Tenggara satu ini memang cukup familiar di berbagai daerah
nusatara lain namun dengan nama berbeda seperti roti jala ataupun kue rambut. Karasi
memiliki cita rasa manis dengan tekstur renyah yang menggoda. Meskipun terlihat
sederhana, ternyata proses pengolahan makanan khas Sulawesi Tenggara ini cukup sulit,
lho.
8) Ikan DoleIkan Dole adalah kuliner tradisional Sulawesi Tenggara tepatnya daerah Buton
yang berbahan dasar Ikan Tenggiri. Cara pembuatannya adalah dengan menggiling daging
ikan dan dicampir dengan kelapa muda parut sebelum akhirnya digoreng hingga
kecokelatan.Makanan khas Buton ini paling pas disantap bersama makanan khas Sulawesi
Tenggara lainnya seperti sate gogos dan lapa-lapa. Jika berkunjung ke hajatan masyarakat
setempat, kuliner khas Buton ini juga sangat mudah ditemui.
9) Jus PatikalaKenyang menyantap berbagai makanan khas Sulawesi Tenggara, saatnya
menikmati minuman khas Sulawesi Tenggara untuk melepas dahaga. Minuman herbal asli
Kolaka ini merupakan olahan dari buah patikala yang memiliki rasa kecut.Selain
menyegarkan, minuman ini juga memiliki manfaat untuk menurunkan kolesterol dan juga
berat badan sehingga sangat cocok untuk kamu yang tengah diet.
4.2 Potensi kekayaan alam
Melihat potensi sumber daya alam yang begitu besar dan cukup menjanjikan, maka
sudah seyogyanya kekayaan alam Sultra diolah dengan tepat untuk mensejahterakan penduduk
dan menopang perekonomian Sultra, serta demi kelangsungan sumber daya alam Sultra sendiri.
Pengelolaan sumber daya alam Sultra memiliki tantangan tersendiri. Selama ini Sultra hanya
menjadi tempat menjual bahan baku, sementara negara lain menjadi tempat pengolahan ke
bahan jadi, perdagangan, dan distribusi. Hal ini merupakan bentuk eksploitasi sumber daya alam
yang sedang terjadi di Sultra. Beberapa wilayah di Sultra berpotensi dikembangkan menjadi
kawasan industri dengan keunggulan komoditas di kawasan tersebut. Selain itu, paradigma
keliru dalam pengelolaan sumber daya alam, menimbulkan ancaman terhadap kesinambungan
daya guna kawasan serta kelestarian lingkungan hidup. Beberapa perubahan fungsi lahan
menyebabkan timbulnya dampak negatif, antara lain semakin seringnya frekuensi kejadian
banjir, kekeringan, maupun gagal panen. Pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap menjaga
daya dukung ekologi alam secara komprehensif dan menyeluruh perlu mendapat perhatian
serius dalam rangka meminimalisasi kerusakan lingkungan serta penurunan kuantitas dan
kualitas sumber daya alam. Pengembangan komoditas unggulan, terutama komoditi pertanian
yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat ternyata masih dihadapkan oleh
berbagai kendala, yaitu:
1. Sebagian besar komoditi lokal masih berupa bahan baku yang diperuntukkan bagi
perdagangan antar pulau.
2. Minimnya akses pelaku agribisnis maupun agroindustri terhadap informasi pasar
internasional.
3. Sulit mendapatkan sumber pendanaan, mengakibatkan minimnya ketersediaan modal yang
dimiliki oleh para pelaku ekonomi.
4. Produk pertanian belum didukung oleh ketersediaan benih berkualitas tinggi dengan jumlah
yang memadai.
5. Sebagian besar produk masih bermutu rendah dan tidak tersedia secara kontinyu.
6. Pengembangan usaha belum didukung oleh sarana dan prasarana vital yang memadai.
7. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak sustainable, seperti illegal fishing dan illegal
logging, sehingga kerusakan yang terjadi, terutama hutan dan terumbu karang semakin
tidak terkendali.
8. Penggunaan bahan peledak ikan yang dapat merusak ekosistem laut.
9. Pengelolaan sumber daya alam yang masih cenderung dilakukan secara tradisional dan
kebanyakan kebayakan masih mengandalkan tenaga manusia serta belum didukung oleh
penggunaan teknologi canggih.
10. Terbatasnya ragam produk yang dapat dihasilkan oleh masyarakat di pulau-pulau kecil
akibat kelangkaan sumber air bersih.
11. Potensi jasa yang ramah lingkungan seperti agrowisata, pemanfaatan energi alternatif,
agroforestry, dan budi daya lahan kritis belum optimal dikelola.
12. Kepastian hukum kawasan masih banyak yang belum jelas dan tegas. 13. Terbatas power
plan untuk pembangunan smelter.
13. Eksploitasi sektor tambang rata-rata dikelola oleh investor berkantor di luar Provinsi
Sulawesi Tenggara.
1.3 Kesimpulan
Sulawesi tenggara terdiri dari banyak potensi wisata kuliner dan kekayaan alam
yang perlu dikembangkan dan di lestarikan, serta patut menjadi kebanggaan bagi kita
penduduk sultra karena memiliki potensi tersebut yang menjadi ciri khas kita. Serta
sebagai media bagi kita mendapat pemasukan jika kita pandai mengaksesnya dengan
baik
2.3 Saran
Banggalah dengan potensi wisata kuliner dan kekayaan aam yang dimmiliiki dan
jagalah apa yang sudah menjadi tanggung jawab kita sebagai pemilik nya deangan
melestarikan dan membudidayakan serta menjaga kebersihan dari komponen tersebut
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ipdn.ac.id/5384/2/
Analisi%2520Potensi%2520Wilayah
%2520Full.pdf&ved=2ahUKEwjpsfDV4q70AhUBH7cAHZlXBSIQFnoECDEQAQ&usg=AOvVaw00PH
sC__orNT--u3676ZDe
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://djpb.kemenkeu.go.id/
portal/images/file_artikel/file_pdf/kfr/
2019/28_kfr2019_sultra.pdf&ved=2ahUKEwj3jtbn6q70AhXn9nMBHT66D-
oQFnoECAoQAQ&usg=AOvVaw0k2oDoHLs4XTQni54r2wlt