OLEH:
NAMA: UUN WAHYUDI
NIM: S1A120090
KELAS: C
DOSEN: LA ODE HERMAN HALIKA, S.Ip., M.I.Kom
Kata Pengantar.........................................................................................................
Daftar isi....................................................................................................................
Bab I Pendahuluan...................................................................................................
A. Latar belakang................................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................
Bab II Pembahasan
1. Karakteristik Kecamatan maginti, Kab Muna Barat, Sulawesi tenggara….
2. Kependudukan ...............................................................................................
3. Pesona Pantai Pajala.......................................................................................
4. Masalah Lingkungan………………………………………………………
Bab III Penutup........................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
Daftar pustaka..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Indonesia untuk
peningkatan ekonomi daerah yang memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dan
penyedia lapangan pekerjaan yang banyak. Salah satu sektor pariwisata yang
berkembang di Indonesia adalah wisata pantai, wisata ini dapat menarik perhatian
banyak wisatawan karena keindahan alamnya. Pantai Pajala merupakan salah satu
wisata pantai yang terdapat di Kecamatan Maginti. Obyek wisata ini cukup
berpotensi untuk dapat dikembangkan sebagai wisata unggulan Kabupaten Muna
Barat yang dapat memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan asli
daerah.
2. Rumusan masalah
Latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka fokus yang
diangkat dalam penelitian ini adalah menganalisis obyek wisata pantai Pajala
dilihat dari permintaan wisatawan dan penawaran obyek wisata. Adapun masalah
yang terdapat adalah akses menuju objek wisata sangat sulit di sebabkan kondisi
jalan yang rusak serta belum didukung oleh kemudahan akses untuk mencapai
lokasi wisata tersebut, jumlah dan frekuensi keberangkatan transportasi umum
menuju obyek wisata Pantai Pajala sangat rendah dan jauh dari jalan utama,
sarana dan prasarana pendukung yang belum optimal, sarana maupun prasarana
belum optimal (seperti tidak ada lokasi parkir khusus, tidak ada permainan air,
dan lain sebagainya), kurangnya promosi pemasarannya, serta pengelolaan yang
belum baik, belum adanya program penanaman mangrove area untuk
mengantisipasi kerusakan lingkungan pantai. sehingga menjadi faktor yang
menyebabkan obyek wisata Pantai Pajala belum berkembang dengan baik.
3. Tujuan
Tujuan Penelitian adalah menganalisis kesesuaian permintaan (demand)
wisatawan dan penawaran (supply) obyek wisata pantai Pajala . Hasil penelitian
menunjukan bahwa obyek wisata pantai Pajala memiliki potensi dan keunikan
atraksi untuk di kembangkan. Namun, terjadi ketidaksesuaian antara permintaan
(demand) wisatawan dan penawaran (supply) obyek wisata pantai Pajala
disebabkan oleh belum ada travel agent, belum didukung ketersediaan fasilitas
penginapan, kurangnya angkutan wisata untuk menuju ke Obyek wisata, buruknya
kondisi jalan, buruknya kondisi fasilitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kependudukan
1. Desa Gala, luas 5,50 km2, penduduk 837 jiwa, kepadatan 152 jiwa/km2.
2. Desa Bangko, luas 4,50 km2, penduduk 1.557 jiwa, kepadatan 346
jiwa/km2.
3. Desa Abadi Jaya, luas 12,33 km2, penduduk 1.196 jiwa, kepadatan 97
jiwa/km2.
4. Desa Pajala, luas 12,01 km2, penduduk 1.125 jiwa, kepadatan 94 jiwa/km2.
5. Desa Maginti, luas 0,37 km2, penduduk 1.321 jiwa, kepadatan 3.570
jiwa/km2.
6. Desa Kangkunawe, luas 0,36 km2, penduduk 1.378 jiwa, kepadatan 3.828
jiwa/km2.
7. Desa Pasipadangan, luas 0,50 km2, penduduk 563 jiwa, kepadatan 1.126
jiwa/km2.
8. Desa Kembar Maminasa, luas 5 km2, penduduk 1.153 jiwa, kepadatan 231
jiwa/km2.
Bagi masyarakat setempat, pantai ini bernama Bone Kadea (Pasir Merah). Nama
tersebut berasal dari bahasa Muna. Bone yang berarti Pasir sedangkan Kadea
memiliki arti Merah.
Pesona pantai Bone Kadea adalah butiran pasirnya yang berwarna merah di
sepanjang bibir pantainya. Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan
terhadap destinasi wisata pantai Pajala.
Secara administrasi, pantai Pajala terletak pada Desa Pajala, Kecamatan Maginti,
Kabupaten Muna Barat. Pantai ini booming beberapa tahun terakhir di kalangan
wisatawan lokal.
Terlebih lagi jaraknya tidak jauh dan mudah diakses bagi desa tetangga. Wisata
ini merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk berlibur, Pemerintah
Daerah mendorong kemajuan wisata ini dengan mengucurkan anggaran untuk
memperindahnya. Wisata ini juga masuk dalam daftar destinasi unggulan di
Kabupaten Muna Barat. Untuk menunjukan keseriusannya, Pemerintah daerah
mulai membuka akses dan menambah sarana dan prasarana pendukung. Ini
nampak terlihat dengan adanya beberapa Gazebo, tempat parkir kendaraan, tempat
sampah dan juga toilet umum. Ada hal unik dari gazebo di Pantai ini sebab
gazebo ini berbeda dengan gazebo pada umumnya. Pasalnya gazebo di pantai
Pajala berdiri diatas kolam ikan air tawar. Gazebo tersebut juga hanya memiliki
satu pintu masuk.
Sehingga gazebo ini menjadi salah satu spot yang bagus dan digunakan
pengunjung untuk berfoto.
Keberadaan fasilitas ini menjadi viral di sosial media. Sehingga menjadi daya
tarik bagi pengunjung dari desa lain dan juga dari kabupaten tetangga.
Terbukti pada momen tahun baru kemarin jumlah pengunjungnya meningkat. Dari
laporan Dinas Pariwisata Muna Barat, jumlah pengunjung mencapai sekitar 2.000
wisatawan. Angka tersebut diprediksi akan meningkat pada hari besar keagamaan
seperti idul fitri, idul adha dan hari keagamaan lainnya.
Pantai ini juga tidak hanya menyajikan pasirnya yang berwarna merah. Akan
tetapi pengunjung juga akan disuguhkan dengan pemandangan hijaunya pohon
mangrove. Hampir sepanjang garis pantai terdapat pohon bakau. Adapun akses
menuju pantai ini sangat mudah sebab keberadaannya dekat dengan pemukiman
warga. Jika pengunjung menempuh jalur darat maka mereka harus masuk di desa
Pajala sebab tidak ada akses darat yang lain. Sedangkan melalui jalur laut,
pengunjung juga hanya bisa mengaksesnya melalui selat Tiworo.
4. Masalah Lingkungan
Seperti banyak tempat wisata lainnya di Indonesia, masalah sampah adalah satu
hal yang selalu tak terpikirkan. Begitu pula yang saya rasakan saat berkunjung ke
pantai pasir merah ini.
Jika kesadaran ini tidak dimiliki oleh masing-masing pengunjung maka ini akan
membawa dampak buruk bagi pantai. Hal ini akan menurunkan tingkat
kenyamanan wisatawan dan menurunkan jumlah kunjungan pantai Pajala.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan
Indonesia untuk peningkatan ekonomi daerah yang memiliki pertumbuhan yang
sangat cepat dan penyedia lapangan pekerjaan yang banyak. Salah satu sektor
pariwisata yang berkembang di Indonesia adalah wisata pantai, wisata ini dapat
menarik perhatian banyak wisatawan karena keindahan alamnya. Pantai Pajala
merupakan wisata pantai yang terdapat di Kecamatan Maginti. Obyek wisata ini
cukup berpotensi untuk dapat dikembangkan sebagai wisata unggulan Kabupaten
Muna Barat yang dapat memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan asli
daerah.
B. Saran
Kritik dan saran sangat saya butuhkan dalam kesempurnaan makalah ini, jadi
saya memerlukan masukan-masukan yang membangun demi tercapainya kesempurnan
dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, John W. 2003. Research Design: Qualitative, quantitative, and mix methods
approaches. 2 nd Edition. Thousand Oaks: Sage. Dinas Pariwisata Kabupaten Muna. Data
kunjungan wisata Tahun 2011 Gunn, C. A. (1988). Tourism Planning, 2nd ed. New York,
NY: Taylor & Francis _________ (1993). Tourism Planning, 2nd ed. New York, NY: Taylor
& Francis Kodhyat, H. 1996 Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia :
Jakarta : Gramedia. Muljadi. A.J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta : Raja
Grafindo Persada. Analisis Kesesuaian Permintaan Muhammad Adgyl Richardy Teknik
PWK; Vol. 3; No. 3; 2014; hal. 519-531 531 Pearce, Douglass, C, 1983 Tourism
Development, Second Impression, Longman Group, London Suyitno. 1999. Perencanaan
Wisata. Kanisius ; Jakarta Undang-Undang Nomor 9, Tahun 1990, Tentang
Kepariwisataan (Pasal 3) UU No 10 Tahun 2009 tentang pariwisata Yoeti, Oka A. 2008 .
Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Ekonomi Pariwisata: Jakarta: Kompas. Yoeti,
Oka A. 1996. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.
Yoeti, Oka A. 1996. Pemasaran pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita. Yoeti, Oka A.
1982. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa. Wahab, Salah 1996 Manjemen
Kepariwisataan, Pt. Pradnya Paramita, Jakarta.